Anda di halaman 1dari 24

Hasil Survei Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku serta Mapping Cepat

Program PMTS Paripurna di Sektor


Pelabuhan Muara Jati Cirebon
PELABUHAN MUARA JATI CIREBON
Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu cabang dari PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau
Pelindo II yang berada di wilayah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Pelabuhan Cirebon
merupakan pintu gerbang perekonomian Jawa Barat dan merupakan pelabuhan alternatif bagi
Pelabuhan Tanjung Priok, khususnya dalam melayani kegiatan perdagangan antar pulau.
Letak : Pantai Utara Jawa
Luas daerah kerja : 26 Ha, Luas wilayah : 129,8 Ha.
Status Pelabuhan Cirebon :
1) Pelabuhan Cirebon merupakan pelabuhan yang diusahakan untuk perdagangan
ekpsort dan import
2) Pelabuhan Kelas II ( dua )
3) Pelabuhan buatan ( bukan pelabuhan alam) Sebagai pintu gerbang propinsi Jawa
Barat
4) Perusahan dikawasan industri pelabuhan = 18
5) INSTANSI PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN YANG BERADA DI WILAYAH PELABUHAN
PERIKANAN NUSANTARA KEJAWANAN = 9
6) PERUSAHAAN PELAYARAN SAMUDERA YANG TERGABUNG DALAM ORGANISASI “ DPC
INSA “ CABANG CIREBON = 18
7) PERUSAHAAN EKSPEDISI MUATAN KAPAL LAUT ( EMKL ) YANG TERGABUNG DALAM
ORGANISASI “ DPC GAVEKSI ( GABUNGAN FORWADERS & EKPEDISI ) / INFA ( INDONESIA
FORWADERS ASSOCIATION ) “ CABANG CIREBON = 19
8) PERUSAHAAN BONGKAR MUAT YANG TERGABUNG DALAM ORGANISASI “ DPC
APBMI “ CABANG CIREBON = 20
9) PERUSAHAAN PELAYARAN RAKYAT YANG TERGABUNG DALAM “ DPC PELRA “
DATA UMUM
Pelabuhan Muara Jati Cirebon  pelabuhan penting di Jawa Barat
Tidak ada kapal nelayan dan penumpang sejak 2007
Kebijakan terkait dengan kesehatan di pelabuhan  UU No. 1 Tahun 1962
Tentang Karantina Laut dan Permenkes No. 356/Menkes/Per/IV/2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja KKP
Pendanaan program terkait kesehatan di pelabuhan  APBN Kemenkes melalui
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) seksi UKLW (Upaya Kesehatan dan Lintas
Wilayah)
Klinik terdekat yang biasa diakses  KKP, RSU Pelabuhan, RS Pertamina
Layanan kesehatan terkait dengan IMS, VCT dan pengobatan HIV-AIDS  belum
tersedia di KKP (dirujuk ke klinik Intan Puskesmas Gunung Sari / Puskesmas
Kesunean / klinik Seroja RSUD Gunung Jati)
Frekuensi kapal cargo bersandar  40 kapal / bulan (480 kapal / tahun)
Waktu rapat rutin unsur maritim pelabuhan sebulan sekali
Jarak antara pelabuhan dengan tempat transaksi seks komersil  cukup dekat
sekitar 10 menit seperti warung remang-remang sepanjang Jl. Kalibaru, Hotel
Melati, Ayano Karaoke, Panda Spa and karoke, dll
UNSUR MARITIM
1. Polsek KPC
2. Lanal
3. Direktorat Polair Polda Jawa Barat
4. PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Cirebon
5. KSOP
6. Kantor Penjagaan dan Penyelamatan ( Gamat )
7. Wilayah Kerja Karantina Tumbuhan Kelas I Cirebon
8. Karantina Laut
9. Kantor Bea dan Cukai
10. Kantor Imigrasi Cirebon
11. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Cirebon
12. Sarana Bantu Navigasi
13. Perusahaan Pelayaran
14. PerusahaanBongkar Muat
15. Perusahaan EMKL
DATA SUB POPULASI ABK
Estimasi kapal cargo yaitu 11-13 orang/kapal.
Rata-rata 40 kapal/bln  sekitar 440 ABK/kapal.
Tidak ada kapal nelayan dan penumpang sejak 2007
Data Jejaring Sosial ABK
Rerata on/off ABK
kapal bersandar di pelabuhan selama 2-4 hari
Jumlah waktu off berkunjung ke keluarga masing-masing.
Orang yang berpengaruh bagi ABK selama kapal bersandar yaitu
kapten kapal, agen pelayaran, perusahaan bongkar muat,
syahbandar, Pandu Pelindo, KKP
Kebiasaan ABK ketika bersandar yaitu berada di wilayah
pelabuhan/mengunjungi kerabat/jalan-jalan di luar wilayah
pelabuhan dll
DATA SUB POPULASI TKBM
Jumlah anggota  1800 orang
Jumlah mandor 700 orang
Rata-rata status pendidikan  SMA
Rata-rata status pernikahan  menikah
Jumlah staff management TKBM  14 orang
Waktu bekerja, istirahat dan libur  tergantung adanya pekerjaan bongkar
muat (30% menggunakan jasa TKBM krn lbh bnyk kapal batu bara asing)
Kebiasaan yang dilakukan ketika libur  bersama keluarga (warga Cirebon)
Sistem penggajian/upah  per sekali bongkar muat
Pendapatan rata-rata  sekitar 200 - 300 / bongkar muat
Pertemuan yang dilakukan di koperasi TKBM cukup rutin
Aktor yang berpengaruh pada TKBM  pimpinan koperasi TKBM,
pimpinan perusahaan-perusahaan
Rata-rata tempat tinggal  sekitar wilayah Cirebon
Tidak ada peraturan khusus yang mengatur tentang kesehatan pekerja
Aktivitas  bongkar muatan kapal cargo dan beristirahat di area sekitar
pelabuhan
DATA SUB POPULASI TRUCKERS
Organisasi Truckers  EMKL
Jumlah populasinya  600 supir dari 17 perusahaan
Rata-rata pendidikan SMA
Rata-rata status pernikahannya  menikah
Stakeholders yang berpengaruh organisasi EMKL  surat jalan
Mobilitas kerja  membawa barang dari Cirebon - Bandung,Cirebon
-Purwakarta dan Cirebon - karawang
Kebiasaan ketika senggang  menunggu arahan perusahaan untuk
membawa barang.
Pendapatan rata-rata 700-800 / rit
Dalam sehari, supir menunggu arahan dari perusahaan untuk mengirim
barang, setelah bongkar muat selesai, supir menghadap ke EMKL untuk
mengambil surat jalan pengiriman barang, supir membawa kiriman keluar
pelabuhan menuju daerah yang dituju (Kota Bandung,Karawang dan
Purwakarta). Setelah pengiriman selesai, supir diberikan waktu istirahat
sebelum kembali ke Pelabuhan Cirebon
Perusahan di Kawasan industri Pelabuhan:
Perusahaan besar dengan karyawan laki-laki dengan jumlah besar 
PT. Prima Lestari Segara Pratama bergerak di pelayaran =38 orang
Layanan kesehatan bekerjasama dengan PT. Jamsostek.
Demografi Dasar Pekerja
Usia rata-rata  22 - 58 tahun
Rata-rata status pernikahan  menikah
Tingkat pendidikan  SMA dan sarjana
Pendapatan rata-rata  Rp.5.000.000 / bulan
Mayoritas pekerja  penduduk Cirebon sebagian Sumatra Utara
Aktivitas Utama
1. Jam kerja dari jam 08.00 – 17.00 WIB
2. Di waktu senggang  mencari hiburan / mengunjungi sanak keluarga
Mobilitas Pekerja
Divisi perusahaan yang paling mobile  divisi operasional karena yang mengurus
perusahaan dan administrastif kapal. Jumlah orang yang mobile tidak menentu tergantung
kondisi situasi pelabuhan
Divisi operasional melakukan mobile  ke kantor imigrasi, KKP, dermaga, bea cukai, pellindo
(tapi masih di wilayah Cirebon)
Komunitas lain yang terkait dan ketergantungan baik secara ekonomi
dan sosial di pelabuhan
Pedangang kaki lima, warung makan, komunitas WPS yang beroperasi di
area sekitar pelabuhan, dll

Media yang sering diakses


Media cetak  Radar Cirebon, Kabar Cirebon  kolom olahraga
(mayoritas penggemar sepakbola) dan ekonomi (terkait pekerjaan)
Media elektronik  diantaranya Radar TV
Internet  website www.insa.or.id, www.maritim-database.com
www.cirebonport.com
Media KIE  tidak ada
Akses terhadap media  hanya sedikit
Belum ada sumber informasi HIV-AIDS yang diakses oleh komunitas laki-
laki di wilayah Pelabuhan Muara Jati Cirebon
SSP TRUCKERS
Karakteristik
Umur  36 - 62 tahun
Tingkat pendidikan  45% SD, 10% SLTPdan 45% SLTA
Domisili  70% berasal dari Cirebon, 30% berasal dari luar Cirebon
Status pernikahan  100% menikah
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mengenai HIV-AIDS  cukup baik
SSP TRUCKERS
Sikap
a. 60% responen pernah melakukan hubungan seks dengan WPS (rata-rata
pernah dengan 1 - 15 orang WPS) dengan tarif Rp. 20.000 - Rp. 500.000 per WPS
 25% nya menggunakan kondom,
b. 15 % responden memiliki pacar tetap/selingkuh  67% nya pernah
berhubungan seks dengan pacarnya dan tidak menggunakan kondom dengan
alasan mengurangi kenikmatan)
c. 25 % responden menyatakan pernah berhubungan seks dengan wanita lain
(selain istri, WPS dan pacar tetap)  60 % nya tidak menggunakan kondom
d. 100% responden tidak pernah melakukan hubungan seks anal/sodomi
e. 5% pernah mengalami luka/koreng di daerah sekitar kelamin
f. 100 % responden pernah mengkonsumsi minuman beralkohol  75% nya
pernah sampai mabuk
g. 5 % responden pernah mengkonsumsi narkotika (bukan jenis narkotika
suntik)
h. 100 % responden tidak pernah menghadiri pertemuan tentang IMS dan HIV-
AIDS
SSP KARYAWAN PERUSAHAAN
Karakteristik
Umur  23 - 65 tahun
Tingkat pendidikan  10% SLTP, 65% SLTA, 25% Perguruan Tinggi
Domisili  70% berasal dari Cirebon, 30% berasal dari luar Cirebon
Status pernikahan  90% menikah, 10% belum menikah
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mengenai HIV-AIDS  rendah (30 % menjawab tidak tahu, 70%
tahu)
SSP KARYAWAN PERUSAHAAN
Sikap
a. 100% responen menyatakan tidak pernah melakukan hubungan seks
dengan WPS
b. 100 % responden menyatakan tidak memiliki pacar tetap
c. 100 % responden menyatakan tidak pernah berhubungan seks dengan
wanita lain (selain istri, WPS dan pacar tetap)
d. 100% responden menyatakan tidak pernah melakukan hubungan seks
anal/sodomi
e. 100% responden menyatakan tidak pernah mengalami luka/koreng di
daerah sekitar kelamin
f. 45 % responden pernah mengkonsumsi minuman beralkohol  22% nya
pernah sampai mabuk
g. 10 % responden pernah mengkonsumsi narkotika (bukan jenis narkotika
suntik)  100% pasangan tidak mengkonsumsi narkotika
h. 45 % responden pernah menghadiri pertemuan tentang IMS dan HIV-
AIDS yang dilakukan oleh KPA, KKP, Syahbandar maupun oleh Perusahaan
 11% nya pernah melakukan tes IMS dan HIV
SSP ABK
Karakteristik
Umur  19 - 45 tahun
Tingkat pendidikan  5% SD, 15% % SLTP, 80% SLTA
Domisili  55% berasal dari Cirebon, 45% berasal dari luar Cirebon
Status pernikahan  35% menikah, 60% belum menikah, 5% duda
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mengenai HIV-AIDS  rendah (20 % menjawab tidak tahu,
80% tahu)
SSP ABK
Sikap
a. 60 % responden (yang belum menikah) menyatakan pernah melakukan hubungan seks
b. 20% responen menyatakan pernah melakukan hubungan seks dengan WPS. Tarif Rp
50.000 – Rp 100.000
c. 10 % responden menyatakan memiliki pacar tetap  semuanya pernah melakukan
hubungan seks, 5% menggunakan kondom, 5% tidak
d. 40 % responden menyatakan pernah berhubungan seks dengan wanita lain (selain
istri, WPS dan pacar tetap)  75% nya menggunakan kondom
e. 100% responden menyatakan tidak pernah melakukan hubungan seks anal/sodomi
f. 100% responden menyatakan tidak pernah mengalami luka/koreng di daerah sekitar
kelamin
g. 60 % responden pernah mengkonsumsi minuman beralkohol  50% nya pernah
sampai mabuk
h. 100 % responden tidak pernah mengkonsumsi narkotika (bukan jenis narkotika
suntik) demikian juga pasangannya
i. 15 % responden pernah menghadiri pertemuan tentang IMS dan HIV-AIDS yang
dilakukan oleh KPA, KKP, Syahbandar maupun oleh Perusahaan  semuanya belum
pernah melakukan tes IMS dan HIV
SSP TKBM
Karakteristik
Umur  26 - 67 tahun
Tingkat pendidikan  35% SD, 5% % SLTP, 45% SLTA, 15% perguruan tinggi
Domisili  80% berasal dari Cirebon, 10% berasal dari luar Cirebon
Status pernikahan  95% menikah, 5% belum menikah
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mengenai HIV-AIDS  cukup tahu (20 % menjawab tidak tahu,
80% tahu)
SSP TKBM
Sikap
a. 89% responden (yang sudah menikah) tidak pernah menggunakan kondom
dengan istrinya, 11% menyatakan kadang2
b. 15% responen menyatakan pernah melakukan hubungan seks dengan WPS 
rata-rata2 pernah dengan 1 - 5 WPS  75%nya menggunakan kondom
c. 100 % responden menyatakan tidak memiliki pacar tetap
d. 45 % responden menyatakan pernah berhubungan seks dengan wanita lain (selain
istri, WPS dan pacar tetap)  22% nya menggunakan kondom
e. 100% responden menyatakan tidak pernah melakukan hubungan seks anal/sodomi
f. 100% responden menyatakan tidak pernah mengalami luka/koreng di daerah sekitar
kelamin
g. 60 % responden pernah mengkonsumsi minuman beralkohol  50% nya pernah
sampai mabuk
h. 95 % responden tidak pernah mengkonsumsi narkotika demikian juga pasangannya,
5% tidak tahu
i. 5 % responden pernah menghadiri pertemuan tentang IMS dan HIV-AIDS yang
dilakukan oleh KPA, KKP, Syahbandar maupun oleh Perusahaan  dan pernah
melakukan tes IMS dan HIV
SSP NELAYAN
Karakteristik
Umur  17 - 62 tahun
Tingkat pendidikan  40% SD, 30% SLTP, 25% SLTA, 5% perguruan tinggi
Domisili  60% berasal dari Cirebon, 40% berasal dari luar Cirebon
Status pernikahan  70% menikah, 25% belum menikah, 5% duda
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mengenai HIV-AIDS  cukup tahu (20 % menjawab tidak tahu,
80% tahu) tapi pemahamannya masih kurang
SSP NELAYAN
Sikap
a. 25% responen menyatakan pernah melakukan hubungan seks dengan
WPS  rata-rata2 pernah dengan 1 - 6 WPS  80%nya menggunakan kondom
b. 15% responden menyatakan memiliki pacar tetap  68% menggunakan
kondom
c. 50% responden menyatakan pernah berhubungan seks dengan wanita lain
(selain istri, WPS dan pacar tetap)  50% nya menggunakan kondom
d. 100% responden menyatakan tidak pernah melakukan hubungan seks
anal/sodomi
e. 100% responden menyatakan tidak pernah mengalami luka/koreng di
daerah sekitar kelamin
f. 70 % responden pernah mengkonsumsi minuman beralkohol  71% nya
pernah sampai mabuk
g. 20% responden pernah mengkonsumsi narkotika (non suntik)  75%
menyatakan pasangannya tidak mengkonsumsi narkotika pasangannya, 25%
tidak tahu
h. 15 % responden pernah menghadiri pertemuan tentang IMS dan HIV-AIDS
yang dilakukan oleh KPA, KKP, Syahbandar maupun oleh Perusahaan
SSP MANAGEMEN PELABUHAN
Karakteristik
Umur  28 - 56 tahun
Tingkat pendidikan  50% SLTA, 50% perguruan tinggi
Domisili  30% berasal dari Cirebon, 70% berasal dari luar Cirebon
Status pernikahan  100% menikah
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mengenai HIV-AIDS  cukup baik (100% menjawab tahu)
SSP MANAGEMEN PELABUHAN
Sikap
b. 30% responen menyatakan pernah melakukan hubungan seks dengan WPS
33%nya menggunakan kondom
c. 100% responden menyatakan tidak memiliki pacar tetap
d. 10% responden menyatakan pernah berhubungan seks dengan wanita lain
(selain istri, WPS dan pacar tetap) dan tidak menggunakan kondom
e. 100% responden menyatakan tidak pernah melakukan hubungan seks
anal/sodomi
f. 100% responden menyatakan tidak pernah mengalami luka/koreng di daerah
sekitar kelamin
g. 60 % responden pernah mengkonsumsi minuman beralkohol  33% nya pernah
sampai mabuk
h. 95% responden menyatakan tidak pernah mengkonsumsi narkotika (non suntik)
 75% menyatakan pasangannya tidak mengkonsumsi narkotika pasangannya,
25% tidak tahu
i. 15 % responden pernah menghadiri pertemuan tentang IMS dan HIV-AIDS yang
dilakukan oleh KPA, KKP, Syahbandar maupun oleh Perusahaan
KESIMPULAN
1. Aktifitas kegiatan di Pelabuhan Muara Jati Cirebon tidak lagi padat seperti 7
tahun silam, di mana dulu masih beroperasi kapal penumpang dan kegiatan
bongkar. Kini, keiatan bongkar muat mulai sepi. Aktifitas di Pelabuhan Muara
Jati Cirebon meliputi aktifitas pelayaran kapal-kapal cargo (angkutan barang
berupa batu bara, dan minyak).
2. Respon pemerintah, unsur maritim dan komunitas yang berada di wilayah
Pelabuhan Muara Jati belum menyadari penuh bahwa wilayah Pelabuhan
sebagai wilayah sektor kerja yang berisiko tertular HIV-AIDS karena
terdapatnya aktifitas tinggi pekerja laki-laki berisiko tinggi di wilayah
tersebut.
3. Belum adanya pemahaman mendalam di lingkungan pemerintah dan unsur
maritim (trucker, ABK, nelayan, TKBM, karyawan perusahaan, management
perusahaan) di wilayah Pelabuhan Muara Jati terkait dengan HIV-AIDS.
4. Aktifitas perilaku kelompok laki-laki dalam minum minuman alkohol cukup
tinggi di wilayah pelabuhan.
5. Berdasarkan hasil survei, ditemukan adanya aktifitas hubungan seksual
bukan dengan istrinya atau pasangan tetap sehingga menjadi potensi risiko
adanya penularan HIV-AIDS di lingkungan pelabuhan.
Terima Kasih........

Anda mungkin juga menyukai