Anda di halaman 1dari 32

BAGIAN 3

BAGIAN 3
PENYUSUTAN

AMORTISASI

REVALUASI
A. PENYUSUTAN
Definisi : menurut UU Pajak Penghasilan

“ konsep alokasi harga perolehan harta tetap


berwujud “
Harta yang dapat disusutkan
Harta berwujud

Memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun

Harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan


Harta berwujud yang bukan bangunan
terdiri dari :

Kelompok 1 kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai


masa manfaat 4 tahun

Kelompok 2 kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai


masa manfaat 8 tahun

Kelompok 3 kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai


masa manfaat 16 tahun

Kelompok 4 kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai


masa manfaat 20 tahun


Metode
Penyusutan

Metode Saldo
Menurun

Metode Garis
Lurus
TARIF PENYUSUTAN
Tarif Depresiasi
Kelompok Harta
Masa manfaat
Berwujud Garis Lurus Saldo Menurun

I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25 % 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
Tidak Permanen 10 tahun 10% -
SAAT PENYUSUTAN
 Pasal 11 ayat 3 UU No.36/2008

1. Dimulai pada bulan dilakukan pengeluaran


2. Kecuali, untuk harta yang masih dalam proses
pengerjaan, dimulai pada bulan selesainya
pengerjaan harta tsb
3. Dimulai pada bulan: harta tsb digunakan
untuk mendapatkan, menagih & memelihara
penghasilan atau pada bulan harta ybs mulai
menghasilkan  atas persetujuan Direktur
Jendral Pajak
Contoh soal
Kasus : Dibeli sebuah bangunan pada tanggal 6
Agustus 2000 dengan harga beli (nilai perolehan)
sebesar 1.2M dengan masa manfaat selama 20
tahun.
Soal : Hitunglah besar penyusutan per bulan dan
akumulasi penyusutan sampai dengan bulan
Desember 2004
Jawaban :
• Perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan manual
Pertama, kita hitung dahulu penyusutan per bulannya brp dengan rumus
= Harga Perolehan : Umur Ekonomis (hitungan per bulan, karena beban
penyusutan dihitung per bulan)
= 1.200.000.000 : (20×12) (angka 20 = 20 tahun, 1 tahun ada 12 bulan. Jadi 20
x 12 = 240 bulan)
= 1.2000.000.000 : 240 bulan
= 5.000.000 <<== Ini adalah nilai penyusutan per bulannya

Kedua. kita hitung Akumulasi Penyusutannya dari Agustus 2000


sampai Desember 2004
= Nilai penyusutan per bulan x (jumlah bulan dari Agustus 2000
sampai Desember 2004)
= 5.000.000 x 53 bulan
= 265.000.000
• PT Agry Jaya pada bulan Juli 2014
membeli sebuah alat pertanian yang
mempunyai masa manfaat 4 tahun
seharga Rp 1.000.000,00. Perhitungan
penyusutan atas harta tersebut adalah
sebagai berikut :
Alternatif I : Metode Garis Lurus
Penyusutan tahun 2014 :
6/12 x 25 % x Rp 1.000.000,00 = Rp 125.000,00
Penyusutan tahun 2015:
25 % x Rp 1.000.000,00 = Rp 250.000,00
Penyusutan tahun 2016:
25 % x Rp 1.000.000,00 = Rp 250.000,00
Penyusutan tahun 2017 :
25 % x Rp 1.000.000,00 = Rp 250.000,00
Penyusutan tahun 2018:
Sisanya disusutkan sekaligus = Rp 125.000,00
Alternatif II : Metode Saldo Menurun
Penyusutan tahun 2014:
6/12 x 50 % x Rp 1.000.000,00 = Rp 250.000,00
Penyusutan tahun2015:
50 % x ( Rp 1.000.000,00 – Rp 250.000,00 ) =
50 % x Rp 750.000,00 = Rp 375.000,00
Penyusutan tahun 2016:
50 % x ( 750.000,00 – Rp 375.000,00 ) =
50 % x Rp 375.000,00 = Rp 187.500,00
Penyusutan tahun 2017:
50 % x ( Rp 375.000,00 – Rp 187.500,00 ) =
50 %x Rp 187.500,00 = Rp 93.750,00
Penyusutan tahun 2018
50% x (187.500 – 93.750)= 46.875
di susutkan sekaligus.
• PT Nusantara mengeluarkan dana sebesar Rp
950.000.000,00 untuk pembangunan sebuah gedung.
Pembangunan dimulai sejak tanggal 10 Agustus Tahun 2013.
Gedung tersebut selesai dibangun dan langsung digunakan
pada bulan Mei 2014. Penyusutan atas bangunan tersebut
dimulai sejak bulan Mei 2014. Gedung mempunyai manfaat
20 Tahun, Hitung Penyusutanya.

• PT Sarimadu yang bergerak dalam bidang perkebunan tebu


membeli tractor Rp. 250.000.000, traktor termasuk dalam
kelompok 1, pada bulan Maret 2012. Perkebunan tersebut
dimulai memanen hasilnya pada bulan Juni 2014. Dengan
persetujuan Dirjen Pajak, penyusutan tractor dapat
dilakukan mulai bulan Juni 2014,
B. AMORTISASI
Definisi :
“Pembebanan biaya yg dilakukan thd
pengeluaran untuk memperoleh harta tak
berwujud & pengeluaran lainnya yang memiliki
masa manfaat lebih dari 1 tahun yg digunakan
untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan.”
Metode dan Tarif Amortisasi
Tarif Amortisasi

Kelompok Harta
Tak Berwujud Masa Manfaat
Garis Lurus Saldo Menurun

Kelompok 1 4 tahun 25% 50%


Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
• Kelompok metode, dan tarif amortisasi seperti di
atas berlaku juga untuk :
• Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya
pelunasan modal saham perusahaan. Pengeluaran ini
dapat juga dibebankan pada tahun terjadinya
pengeluaran.
• Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi
komersial, misalnya biaya studi kelayakan dan biaya
produksi percobaan, yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 tahun. Pengeluaran ini dikapitalisasikan
kemudian diamortisasikan sesuai table di atas. Satu
hal yang harus diperhatikan adalah bahwa biaya
operasional yang bersifat rutin, seperti biaya
rekening listrik dan telepon, gaji pegawai, dan biaya
kantor lainnya, tidak boleh dikapitalisasi tetapi
dibebankan sekaligus pada tahun pengeluaran.
• CONTOH PENGHITUNGAN AMORTISASI
PT. Asti Jaya pada tanggal 4 Januari 2014
mengeluarkan uang sebanyak Rp
100.000.000,00 untuk memperoleh hak
lisensi dari Phoenixcycle Ltd. Selama 4
tahun untuk memproduksi Sepeda
Phoenix. Penghitungan amortisasi atas hak
lisensi tersebut adalah sebagai berikut :
• CAlternatif l : Metode Garis Lurus
• Amortisasi tahun 2014 :
• 25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
• Amortisasi tahun 2015 :
• 25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
• Amortisasi tahun 2016 :
• 25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
• Amortisasi tahun 2017 :
• 25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
• Alternatif ll : Metode Saldo Menurun
• Amortisasi tahun 2014 :
• 50% x Rp 100.000.000,00 = Rp 50.000.000,00
• Amortisasi tahun 2015 :
• 50% x (Rp 100.000.000,00 – Rp 50.000.000,00)
• 50% x Rp 50.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
• Amortisasi tahun 2016 :
• 50% x (Rp 50.000.000,00 – Rp 25.000.000,00)
• 50% x Rp 25.000.000,00 = Rp 12.500.000,00
• Amortisasi tahun 2017 :
• Diamortisasikan sekaligus = Rp 12.500.000,00
Kelompok Harta tak Berwujud Metode Amortisasi

1. Hak Penambangan
2. Hak Pengusahaan Hutan Metoda satuan produksi setinggi-tingginya
20% setahun
3. Hak Pengusahaan Sumber dan Hasil
Alam Lainnya
• AMORTISASI BERDASARKAN METODE SATUAN PRODUKSI
• Hak/Pengeluaran di Bidang Penambangan Minyak dan Gas
Bumi
Amortisasi dengan metode satuan produksi diterapkan pada
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan
pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi. Dalam hal
ini, metode satuan produksi dilakukan dengan menerapkan
presentase tarif amortisasi yang besarnya setiap tahun sama
dengan prensentase perbandingan antara realisasi
penambangan minyak dan gas bumi pada tahun yang
bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak
dan gas bumi di lokasi yang dapat diproduksi.
Dira Oil mengeluarkan uangnya
sebesarnya Rp 1.000.000.000,00 untuk
memperoleh hak penambangan
minyak bumi. Kandungan minyak bumi
ditaksir sebesar 5.000.000 barel.
Produksi minyak bumi tahun 2014
mencapai 1.500.000 barel. Besarnya
amortisasi untuk tahun 2014 adalah :
Dira Oil mengeluarkan uangnya sebesarnya Rp
1.000.000.000,00 untuk memperoleh hak
penambangan minyak bumi. Kandungan minyak bumi
ditaksir sebesar 5.000.000 barel. Produksi minyak bumi
tahun 2014 mencapai 1.500.000 barel. Besarnya
amortisasi untuk tahun 2014 adalah :
Tarif amor = (realisasi penambangan : taksiran kandungan ) x
100%
= (1.500.000 : 5.000.000) x 100%
= 30%
Amortisasi 2014 = 30% x Rp 1.000.000.000,00
= Rp 300.000.000,00
Seandainya jumlah produksi yang sebenarnya lebih
kecil dari yang diperkirakan , sehingga masih terdapat
sisa pengeluaran yang belum di amortisasikan, maka
atas sisa tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam
tahap pajak yang bersangkutan.
Hak Penambangan Selain Minyak Bumi dan Gas Bumi,
Hak Pengusahaan Hutan, Hak Pengusahaan Sumber
dan Hasil Alam Lainnya.

Amortisasi dengan metode satuan produksi setinggi-


tingginya 20% setahun, diterapkan pada amortisasi atas
:
Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan
selain minyak dan gas bumi.
Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan
hutan
Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan
sumber dan hasil alam lainnya yang mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.
PT. Dira Wood mengeluarkan uang
Rp 1.000.000.000,00 untuk
memperoleh hak pengusahaan
hutan. Potensi hak pengusahaan
hutan adalah 200.000 ha. Jumlah
yang sudah dimanfaatkan pada
tahun 2014 adalah sebesar 80.000
ha.
Hak Penambangan Selain Minyak Bumi dan Gas Bumi, Hak Pengusahaan
Hutan, Hak Pengusahaan Sumber dan Hasil Alam Lainnya.
Amortisasi dengan metode satuan produksi setinggi-tingginya 20% setahun,
diterapkan pada amortisasi atas :
Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas
bumi.
Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan
Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan sumber dan hasil alam
lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

PT. Dira Wood mengeluarkan uang Rp 1.000.000.000,00 untuk memperoleh


hak pengusahaan hutan. Potensi hak pengusa hutan adalah 200.000 ha.
Jumlah yang sudah dimanfaatkan pada tahun 2014 adalah sebesar 80.000 ha.
Jumlah yang diamortisasi maksimum adalah 20% dari pengeluaran, maka
amortasi yang di perkenankan hanyalah sebesar 20% x Rp 1.000.000.000,00 =
Rp 2.000.000,00.
Contoh soal
PT MANTAB memperoleh hak penambangan gas
bumi, yang mempunyai potensi 10.000.000.000 barel,
dengan biaya sebesar Rp30.000.000.000,-. Pada tahun
2014 jumlah produksi mencapai 500.000.000 barel
yang berarti 20% dari potensi yang tersedia
Metode amortisasi yang digunakan adalah metode
satuan produksi. Besarnya beban amortisasi tahun
2014 adalah sebagai berikut:
20% x Rp30.000.000.000,- = Rp6.000.000.000,-
C. REVALUASI
Definisi :
“Penilaian kembali aktiva tetap yang diakibatkan adanya
kenaikan nilai aktiva tetap tersebut dipasaran atau karena
rendahnya nilai aktiva tetap dalam LK akibat devaluasi
atau sebab-sebab lain”

Tujuan :
“Agar dapat melakukan penghitungan penghasilan dan
biaya lebih wajar sehingga mencerminkan kemampuan
dan nilai perusahaan yg sebenarnya”
Contoh soal
PT. DMW membeli mesin dengan harga $50.000
pada 1 Jan 2010 dan menggunakan metode
revaluasi. Mesin tersebut disusutkan dengan
metode garis lurus 5 thn. Pada 31 Desember
2010 direvaluasi sebesar 48.000.

Ditanya : Buat jurnal untuk tahun 2010 dan 2011


?
Jawab :   
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Mesin / Aset Tetap $50.000 -
01/01/2010      Kas - $50.000
Beban Penyusutan $10.000 -
     Akm. Penyusutan - $10.000
31/12/2010 Akm. Penyusutan $10.000 -
     Mesin / Aset Tetap - $2.000
     Surplus Revaluasi - 8.000
Beban Penyusutan $12.000 -
     Akm. Penyusutan - $12.000
31/12/2011
Surplus Revaluasi $2.000 -
     Saldo Laba - $2.000
WP yang berhak melakukan Revaluasi
WP Badan DN yg telah memenuhi semua kewajiban pajaknya
sampai dgn masa pajak terakhir sebelum masa pajak
dilakukannya revaluasi

Jenis Aktiva Tetap yg dpt dinilai kembali


Semua aktiva berwujud dalam bentuk tanah, kelompok
bangunan dan bukan bangunan yg tidak dimaksudkan untuk
dijual

Pihak yg melakukan penilaian


Perusahaan penilai yg diakui oleh pemerintah. Berdasarkan nilai
pasar atau harga wajar yg berlaku pada saat dilakukan revaluasi
dgn metoda penilaian yg lazim berlaku di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai