Konseling Dalam Praktik Kebidanan
Konseling Dalam Praktik Kebidanan
PRAKTIK KEBIDANAN
By :
Cut Intan Fanny, SKM
Definisi Konseling Kebidanan
Peserta.
Umumnya berjumlah
minimal 2 orang (bidan dan
klien), bisa juga
berkelompok, dengan
peranan atau afiliasi
profesional khusus yaitu
bidan yang memiliki
Tujuan. pengetahuan di bidangnya.
Diperlukan untuk dapat
menyesuaiakan diri ke
arah yang lebih baik dan
berfungsi meningkatkan
perubahan perilaku
maupun pengetahuan
klien. Hasil belajar.
Setiap konseling kebidanan diharapkan
menghasilkan perubahan pada klien untuk
mencapai kemandirian baik sebagai individu,
sosial, spiritual,dan kultural
TUJUAN
Membantu memecahkan masalah/menfasilitasi koping Meningkatkan rasa percaya diri. Klien yang mengalami
(fasilitating coping), meningkatkan keefektifan individu permasalahan kesehatan reproduksi biasanya cenderung
dalam pengambilan keputusan secara tepat. Lebih lanjut, menutup diri dari masyarakat dan keluarga. Konseling dapat
tujuannya adalah menfasilitasi pengembangan koping yang membantu menguatkan klien agar bisa lebih menerima
konstruktif pada klien yang mengalami masalah tubuhnya secara positif.
kehidupan, khususnya yang berhubungan dengan penyakit,
kondisi sakit, atau cacat yang dialami. Fasilitasi tidak Efektifitas personal dimana akar masalah seksualitas dan
hanya terbatas pada klien tapi juga keluarganya. kesehatan reproduksi (SKR) sangat kompleks, bukan sekedar
masalah medis tetapi sabanyak permasalahan sosial yang
Membantu pemenuhan kebutuhan klien, meliputi ada. Konsekuensi masalah SKR (sosial dan medis) tidak
menghilangkan perasaan yang menekan/mengganggu dan hanya berdapak pada klien itu sendiri, namun juga pada
mencapai kesehatan mental yang positif. anak-anaknya, pasangannya dan mungkin masyarakatnya.
Tujuan konseling adalah menginformasikan klien mengenai
Mengubah sikap dan perilaku yang negatif menjadi positif hak-hak dan pilihannya, serta memberdayakan klien untuk
dan dari yang merugikan kien jadi menguntungkan klien. membuat keputusan. Konselor juga dapat menjangkau
Banyak klien yang tidak menyadari bahwa mereka masyarakat serta mengajarkan mereka mengenai akar
memiliki perilaku yang berisiko. Konseling diharapkan masalah, keterbatasan, dan konsekuensi yang berkaitan
bisa membantu klien untuk mengubah perilaku rentan dengan pengobatan
mereka sehingga dapat mengurangi mereka dari
keterpaparan terhadap risiko.
Konseling dengan fungsi pencegahan merupakan upaya mencegah
Fungsi Pencegahan timbulnya masalah kesehatan yang berkaitan dengan kebidanan dari
tingkat pertama, tingkat kedua dan tingkat ketiga.
Bersedia dan dapat hadir bersama klien dalam pengalaman hidupnya, entah suka maupun duka.
Menyadari dan menerima kelebihannya bukan dengan maksud untuk menguasai atau mendominasi orang lain atau
mengecilkan orang lain.
Menggunakan metode dan gaya berkonseling yang sesuai dengan kepribadiannya sendiri.
Bersedia menanggung risiko, rela menjadi contoh, dalam hal ini bagi kliennya. Bersedia disentuh secara emosional dan
menyampaikannya kepada klien pada saat itu diperlukan.
Menghargai diri sendiri sehingga mampu berhubungan dengan orang lain. Menggunakan kelebihannya dalam hal berhubungan
dengan orang lain.
Bersedia menjadi contoh bagi klien dan tidak menuntut klien melakukan sesuatu yang ia sendiri tidak mampu lakukan.
Dituntut kejujuran, keterbukaan, dan kesediaan mengoreksi diri sendiri.
Berani mengambil risiko untuk membuat kekeliruan dan berani mengakuinya pula. Bersedia belajar dari kekeliruan itu tanpa
mencela diri sendiri.
1 Tanggung Jawab Profesional Menjadi Diri Sendiri (Autentik Dan Membuka Diri)
2
• Konselor harus bersedia merujuk konselor lain untuk klien • Adakalanya terapis ingin menekankan persahabatan. Hati-hati! Jika
apabila ia merasa tidak mampu menangani seorang klien hanya menekankan persahabatan, kita tidak dapat menekankan sesuatu
yang datang kepadanya. kepada si klien. Jika kita sedikit menjaga jarak, tekanan itu akan lebih
• Dengan keahlian yang ada, kita bisa melihat bahwa klien ini efektif. Hindari berbasa-basi, seperti mengatakan, "Kita kan teman,
sebaiknya kita "refered" ke orang lain. Itu tindakan jangan segan-segan."
profesional. Misalnya, jika saya melihat klien ini tidak bisa • Pelihara bobot pertemanan dan profesionalitas kita. Jangan mengobral
maju-maju sepanjang konseling dengan saya (konseling kalimat, "Anggap saja kita berteman." Juga hati-hati, jangan berjanji
juga menyangkut soal kecocokan) atau sukses konseling itu kepada klien "Saya tidak akan meninggalkan engkau", "Saya tidak akan
kecil, saya wajib mengarahkan dia ke konselor lain. Ini marah kepadamu" sebab dengan berbuat demikian kita sudah membatasi
adalah bentuk pertanggungjawaban seorang konselor. diri kita sendiri.
• Setiap konselor harus memprediksi sukses suatu konseling, • Sikap membuka diri juga berkaitan dengan gejala pemindahan. Kita akan
hingga sejauh mana bisa berhasil. Kita harus membangun lebih suka berbicara dengan klien tertentu, namun berbicara seperlunya
sikap profesional, bukan semata-mata karena keinginan dengan klien kita yang lain. Adakalanya kita berbicara melucu dengan
untuk membantu atau tertarik. klien tertentu. Ini adalah gejala "transference" pada diri konselor. Gejala
ini perlu disadari dan ditanyakan pada diri sendiri: demi kepentingan
siapa saya berbicara melantur seperti ini? Apakah itu berfaedah bagi
klien? Ini menolong kita untuk lebih menguasai diri.
• Sebaliknya, jangan menjadi profesional canggung, kaku, dan tidak bisa
bercanda (kecuali jika kita berkarakter demikian). Bercanda pun jangan
demi kepentingan diri kita, tetapi demi kepentingan si klien.
3 4
Hati-hati, jangan menyentuh klien Dalam Hal Berdoa
• Tidak semua orang suka disentuh. • Apakah doa yang kurang etis (karena tidak
• Tetapi, jika dia yang ingin memeluk kita, tanggapi dia secara terapeutik) dalam konseling? Amati motivasi kita
tepat (sejenis). mendoakan klien: untuk apa? Ada waktunya kita
• Namun, terhadap lawan jenis, jika kita tidak bisa, sampaikan tidak perlu mendoakan klien.
secara terus terang kepada klien. Bisa dengan cara lain, • Misalnya dia, sedang marah kepada Tuhan.
misalnya Anda mengatakan, "Mau enggak jari (jari kelingking)
kita berpelukan sebagai tanda kita saling menguatkan satu
terhadap yang lain." Tindakan ini akan dikenang lama oleh
klien.
Prinsip Dasar Konseling
an
Bagian yang kedua mencakup
konseli untuk merumuskan penyebab
ulu
kegiatan mencari jalan keluar,
masalah, dan menentukan jalan
ah
Inti
memilih salah satu jalan keluar yang
nd
keluar. tepat bagi konseling, dan
Pe
Prinsip Dalam melaksanakan jalan keluar tersebut.
Kegiatan
Konseling
Bagian Akhir
Konseling umum
Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas
lapangan keluarga berencana atau PLKB. Konseling
umum meliputi berbagai metode kontrasepsi untuk
mengenalkan.