Tugas 3 Elemen Mesin
Tugas 3 Elemen Mesin
Nim : 17.10.002.21201.015
Prodi : Teknik Mesin
Tugas 3 Elemet Mesin
Universitas Muhammadiyah
Sumatera Barat
Pelumas adalah substansi atau material yang
dapat menurunkan gesekan dan keausan serta
memberikan “smooth runing “ dan umur yang
memuaskan untuk suatu elemen mesin
A. Karakteristik Pelumas
Karakteristik Minyak Pelumas Beberapa karakteristik dari minyak pelumas yang utama
adalah sebagai berikut :
1. Viskositas ( viscocity ) dan Index Viskositas
Viskositas adalah sifat kekentalan yang dimiliki oleh minyak pelumas yang berguna untuk
menahan laju alirannya atau antara minyak dan permukaan, makin kental minyak maka
laju aliran dekat permukaan akan makin lambat atau gaya geser antara minyak dan
permukaan makin besar.
Index viskositas adalah angka yang menunjukan kemampuan minyak untuk bertahan/
mempertahankan kekentalannya terhadap perubahan temperatur yang diderita oleh
minyak pelumas. Makin tinggi nilai index viskositas minyak, makin stabil tingkat
kekentalannya terhadap perubahan temperature dan juga sebaliknya.
b. Berat Jenis / Density
Diukur pada temperature 15 0C dengan satuan kg/l . Makin kental minyak pelumas makin
tinggi berat jenisnya . Besarnya berat jenis pelumas < 1,0 kg/l.
c. Flash point dan pour point
Diukur dalam 0C, flash point (titik siap terbakar) rata-rata diatas 2000C, pour point untuk
kondisi rata-rata Indonesia kurang diperhatikan karena temperatur udara cukup tinggi.
d. Total Base Number (TBN) Menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan minyak pelumas
terhadap pengaruh pengasaman, biasanya pada minyak pelumas baru (fresh oil). S
e. Total Acid Number ( TAN )
Parameter ini menunjukan tingkat keasaman organic yang dimiliki minyak pelumas
tersebut.
f. Detergency dan Dispersancy
Detergency dimaksud adalah kemampuan minyak pelumas untuk membersihkan
dinding dari kotoran yang timbul dari hasil pembakaran
g. Demulsibility
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk memisahkan diri dari air. Batasan kandungan
air dalam minyak pelumas maksimal adalah 0,2 % volume. Umumnya digunakan pada
minyak pelumas diesel putaran sedang atau atas dasar permintaan dari pabrikan mesin.
h. Oxidation Stability
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk melindungi diri dari proses kerusakannya dini
akibat terjadinya reaksi kimia antara oksigen dan komponen minyak yang menimbulkan
kotoran dan asam.
i. Wear Control
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk mempertahankan komposisi kimianya jika
digunakan dalam jangka waktu yang panjang dan pada temperatur yang tinggi agar tidak
berubah menjadi “sludge“ atau polimer yang dapat mengurangi kemampuan minyak itu
sendiri .
j. Anti Foaming
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk tidak membentuk busa dan sekaligus dapat
memisahkan diri dari udara atau mengurangi tingkat oksidasi minyak.
k. Spreadability
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk menyebar kedaerah-daerah yang sering
terjadi gesekan atau butuh pelumasan. Kemampuan minyak pelumas ini penting
terutama untuk pelumasan silinder.
B. PEMILIHAN PELUMAS
Cara memilih pelumas Kalau kita dihadapkan pada sebuah mesin yang tidak ada petunjuk
pemakaian pelumasnya, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Beban kerja atau tekanan kontak dan putaran mesin. Dari dua parameter ini kita bisa
memilih jenis pelumas liquid, semiliquid atau solid, hal ini dijelaskan dalam gambar 3.
Dari gambar 3. terlihat bahwa semakin tinggi putaran mesin pelumas yang digunakan
adalah jenis liquid, sedangkan untuk putaran yang rendah menggunakan jenis solid atau
semiliquid.
2. Langkah berikutnya dipertimbagkan temperatur kerja, hal ini sangat berpengaruh
terhadap umur pemakaian. Gambar 4.
Dan gambar 5.menunjukkan hubungan antara temperatur kerja dengan umur pakai
beberapa jenis pelumas cair dan grease.
3. JENIS PELUMAS SERTA KEGUNAANNYA
Secara umum bahan pelumas diklasifikasikan berdasarkan wujud dari materialnya, yakni
liquid (cair), semi liquid (grease), dan padat. Berikut penjelasannya :
a. Pelumas Cair Sebagian besar pelumas oli yang beredar di pasaran dan paling banyak
penggunaannya terbuat dari bahan dasar minyak bumi
Oli mineral dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu :
Oli Paraffinic (parafin) diproduksi melalui proses pemecahan molekul hidrokarbon minyak
bumi atau biasa dikenal dengan hydrocracking. Oli parafin sangat baik digunakan pada
mesin manufaktur, untuk pelumas mesin industri, serta pada proses produksi industri
karet, tekstil, dan kertas.
Oli Naphtenic diproduksi dari minyak bumi melalui proses distilasi atau penyulingan.
Sebagian besar molekul oli naphtenic memiliki struktur cincin hidrokarbon jenuh.
oli naphtenic lebih cocok digunakan pada kondisi temperatur kerja rendah, terutama untuk
pendingin trafo industri, serta pendingin pada proses permesinan.
Aromatic oil merupakan hasil dari proses pemurnian lebih lanjut dari oli parafin. Melalui
proses pemurnian tersebut didapatkan oli dengan struktur hidrokarbon cincin-tak-jenuh.
Pelumas oli aromatik berwarna hitam dan sangat lazim digunakan sebagai
bahan seal manufaktur, serta sebagai perekat dan pengencer produksi aspal.
Perpaduan antara oli mineral dengan oli sintetis biasa disebut dengan oli semi-sintetis.
Dengan campuran maksimal sebanyak 30% oli sintetis, diharapkan akan didapatkan
pelumas dengan kualitas tidak jauh berbeda dengan oli murni sintetis, namun dengan harga
yang lebih terjangkau.
Banyak produk dari Prestasi Lubricants yang merupakan jenis pelumas cair, seperti oli
motor, minyak rem, air radiator, dan lain sebagainya.
Kelebihan grease:
Bertahan di hanya satu titik pelumasan yang diperlukan.
Tidak mudah rusak karena cat ataupun partikel-partikel debu atmosfer.
Tidak memerlukan pemberian grease yang terlalu sering.
Cocok digunakan pada poros tegak/vertikal.
Membantu proses sealing karena tidak mudah ditembus partikel debu.
Tahan air.
Cocok digunakan pada mesin dengan beban kejut, kecepatan rendah, serta beban tinggi.
Kekurangan grease:
Karena wujudnya yang semi-solid, maka sifatnya tidak dapat menjadi pendingin.
Sekali saja pengotor debu masuk dan bercampur dengan grease, ia tidak dapat
dibersihkan. Sehingga partikel tersebut akan menjadi gangguan nagi performa grease.
c. Pelumas Padat
Pelumas padat atau juga dikenal dengan pelumas kering memiliki bentuk fase padat.
Karakter gesekan kecil pada permukaan bahan pelumas padat tersebut terjadi karena
struktur molekul berlapis dengan ikatan lemah antar lapisan molekulnya