Anda di halaman 1dari 20

Dr. H.

Utari, PA
FK UNISSULA
Merupakan komunikasi verbal yang memberikan
stimulus bagi seseorang untuk tersugesti.
Pengertian : suatu proses mempengaruhi seseorang
agar berperilaku atau berbuat seperti yang diinginkan
pemberi sugesti tanpa paksaan dan diikuti dengan
penerimaan yang diberi sugesti tanpa kritik atau
terpaksa
Sugesti dalam praktek sehari-hari sangat diperlukan
untuk kemajuan pasien
Amati dan perhatikanlah pasien
Gunakan bahasa non verbal Anda
Gunakanlah volume, nada, dan kecepatan suara yang
lembut, tenang tetapi pasti dan berwibawa
Tidak perlu panjang lebar
Perhatikan hubungan Anda dengan pasien tetap
sederajat
 Bahwa kesembuhan pasien tidak hanya tergantung dari
dokter, obat, tapi juga keinginan sembuh pasien itu
sendiri. Doronglah pasien agar mengikuti nasehat,
petunjuk Anda.
Sebagai contoh : "Bapak Martoyo, penderitaan Bapak akan
berkurang dan syukur sembuh bila Bapak mengikuti saran
dan nasehat yang telah saya berikan". "Selain obat dan
nasehat, Bapak hams yakin akan sembuh. Percayalah,
kalau Bapak mempunyai keyakinan kuat akan sembuh dan
Bapak patuh akan nasehat serta saran dokter, Bapak akan
segera sembuh" (tapi harus diingat tidak semua penyakit
dapat sembuh).
Beberapa penyakit kronis ataupun degeneratif
memerlukan kesabaran dan kepatuhan pasien. Pasien
perlu diberikan dorongan untuk mengikuti terapi
yang diberikan.
"Ada kemungkinan obat ini akan memberikan akibat
sampingan berupa rambut rontok. Namun Ibu Sosro
jangan kuatir, setelah obat tidak dibutuhkan lagi,
rambut dapat tumbuh kembali. Yang penting saat ini
Ibu rajin minum obat agar segera sembuh. Percayalah,
saat ini penyakit Ibu sudah mulai dapat diatasi, karena
keberhasilan pengobatan ini sudah dibuktikan”
Contoh-contoh kasus yang dapat disembuhkan atau
sembuh dapat diberikan sebagai sugesti. Namun
jangan dilupakan bahwa kasus yang sembuh
dikarenakan juga kepatuhan pasien pada terapi dan
saran dokter.
Berikanlah dorongan pada pasien bahwa di dalam
dirinya terdapat kekuatan yang besar, yaitu keinginan
untuk tetap hidup dan sembuh.
Pemberian sugesti harap memperhatikan bukti yang
nyata, jangan hanya memberikan janji yang tidak
pasti. Saat ini sudah menjadi keinginan para pasien
untuk mengetahui dengan jelas penyakit yang
diderita. Penderita sebqaiknya jangan dibohongi.
Informasi mengenai diagnosis pasien adalah salah
satu hak pasien. Jujur dan apa adanya, namun jangan
lupa memberikan sugesti.
 Beberapa penyakit yang sulit disembuhkan menurut
beberapa penelitian dapat sembuh karena kemauan hidup
dan keyakinan untuk sembuh dari pasien, dengan disertai
perilaku yang sehat (olah raga, makan makanan bergizi,
menghindari junk food). Penelitian tentang pasien yang
menderita kanker menunjukkan hal ini.
 Sugesti juga diberikan pada kasus prognosis buruk agar
pasien siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk
mempersiapkan kecacatan atau kematian. Ingat bahwa
beberapa penyakit sudah diketahui secara pasti
prognosisnya. Adalah hak pasien untuk mengetahui segala
kemungkinan tentang penyakitnya
Sebelum memberi nasehat
Memberi nasehat
Penyampaian berita buruk
sebaiknya setelah melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, seorang dokter menjelaskan
masalah/penyakit yang sedang dihadapi pasien. Saat
ini sebaiknya diagnosis diberitahukan pada pasien,
kecuali diagnosis penyakit parah ataupun diagnosis
yang prognosisnya jelek, diberitahukan pada
keluarganya
 Gunakan bahasa yang sederhana, hindarilah penggunaan
istilah kedokteran,
 kecuali istilah tersebut sudah mulai populer dan dikenal
masyarakat.
 Perhatikanlah latar belakang pasien, jika pasien
berpendidikan rendah, gunakan
 bahasa yang betul-betul sederhana.
 Jelaskan dengan singkat masalah yang terjadi,
kemungkinan penyebabnya, demikian pula prognosisnya.
Untuk prognosis yang buruk, hati-hati dalam
menjelaskannya. Dapat dengan bahasa yang halus, namun
jangan menyesatkan dan menjanjikan
 Hindarilah untuk berkata : "Oh, ini tidak apa-apa Pak,
tenang saja", padahal Anda tahu prognosisnya sudah agak
buruk, atau "Wah, penyakit Bapak tidak dapat sembuh",
walaupun hal itu benar, gunakan bahasa yang halus.
 Sebagai contoh : "Begini Pak, penyakit Bapak sebetulnya
tidak terlalu berbahaya dan sering dialami oleh banyak orang
yang selalu bekerja dalam keadaan duduk. Selama ini
penyakit ini memang sulit disembuhkan, namun kalau Bapak
rajin minum obat dan kontrol, serta menghindari sikap
duduk yang salah, rasa sakit yang dirasakan Bapak akan
berkurang. Apalagi kalau Bapak mau melakukan olah raga
yang teratur dengan bimbingan instruktur yang tahu tentang
tubuh, percayalah, hal tersebut akan sangat menolong".
 Untuk prognosis yang tidak begitu baik atau dapat
dikatakan buruk, lihatlah kesiapan pasien dalam
menerima. Pasien sudah siap atau belum. Kalau belum
sebaiknya keluarganya saja yang diberi tahu.
 Penjelasan untuk terapi obat hams betul-betul jelas. Kapan
harus diminum, berapa kapsul/tablet yang hams diminum.
Jangan lupa menjelaskan kalau terjadi akibat yang tidak
diinginkan setelah minum obat, harap segera datang
kembali. Selain itu jangan lupa tanyakan pada pasien,
apakah pasien tersebut alergi terhadap suatu obat. Kalau
pasien tidak tahu, jangan dilupakan peringatan untuk
datang kembali bila terjadi sesuatu setelah minum obat.
Penjelasan juga berlaku untuk segala hal yang boleh
dan tidak boleh dilakukan oleh pasien selama dalam
pengobatan atau pengawasan dokter.
Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya, bila ada
hal-hal yang kurang jelas.
 Anda harus jelas dengan pertanyaan yang diajukan, jangan
segan untuk menanyakan bila Anda sendiri belum jelas
dengan pertanyaannya.
 Dengarkanlah baik-baik yang ditanyakan.
 Pahamilah pertanyaan yang diajukan.
 Jawablah dengan singkat dengan bahasa yang mudah
dipahami
 Berikanlah penjelasan tanpa terkesan menggurui
 Situasi tetap santai tapi formal dan jangan lupa sederajat
 Nada suara jangan terlalu keras, lembut tapi berwibawa
Sikap harus tetap sama pada scat anamnesis
Jagalah hubungan yang baik dengan pasien
Mulailah memberikan nasehat yang relevan
dengan penyakit yang diderita. Berilah nasehat
dengan lafal dan isi yang jelas.
Sebagai contoh : "Sebaiknya Ibu Marto mengurangi kegiatan keluarnya.
Banyak istirahat di rumah dan cobalah untuk menambah jam tidur".
Gunakanlah bahasa sesuai dengan latar belakang
ataupun usia penderita. Untuk pasien anak-anak,
nasehat dapat diberikan langsung pada anak
dengan bahasa yang sesuai.
Sebagai contoh :"Nah dik Rudi, nanti kalau sampai di rumah mainnya
sedikit dikurangi. Tangan adik ini belum boleh banyak bergerak dulu".
Pengetahuan tentang faktor resiko suatu penyakit
berikut pencegahannya baik primer, sekunder, tersier
sangat diperlukan dalam memberikan nasehat.
Karena nasehat ditujukan untuk mencegah keparahan
penyakit, memberikan kesembuhan yang lebih cepat,
dan memberikan dukungan secara moral
Perhatikan-pertimbangkan pengetahuan usaha-usaha
pengobatan yang dilakukan oleh pasien/keluarga
Jangan menggurui
Penyampaian berita buruk yang tidak diharapkan
oleh pasien yaitu tentang kesembuhan penyakit
sering dirangkaikan dengan pemberian nasehat dan
sugesti. Berita-berita tentang proses penyakit, proses
pengobatan, hasil dari perawatan dan pengobatan
sering tidak sesuai dengan harapan dokter dan pasien
Untuk menyampaikan berita yang buruk ini tentu saja
diawali dengan sambung rasa yang terbina dulu,
dilanjutkan penjelasan yang sesuai. Apabila dirasakan
telah siap menerima, kemudian baru disampaikan
berita tersebut dilanjutkan dan disertai dengan
nasehat dan sugesti. Nasehat dan sugesti ini penting
dengan harapan pasien atau keluarga dapat menerima
kenyataan dan melanjutkan langkah-langkah
selanjutnya yang harus dilakukan. Kekecewaan dan
keterpakuan pada berita yang disampaikan akan dapat
mengganggu dan menghambat langkah selanjutnya
TERIMA KASIH

WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai