Anda di halaman 1dari 90

Disampaikan oleh :

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH


Pada Pertemuan Evaluasi Implementasi KN dan KF
di Kab/Kota Jawa Tengah
Latar belakang
AKI dan AKB merupakan Indikator Status Kesehatan di
suatu daerah.
Kecenderungan kematian bayi menurun namun jumlah
absolutnya masih cukup besar
Kematian ibu lebih banyak terjadi pada masa Nifas
(59,6%) th 2018.
Perlu memberikan pelayanan kesehatan KF dan KN sesuai
Standard
TREN ANGKA KEMATIAN IBU JAWA TENGAH
TAHUN 2013 – 2018

Target RPJMD
AKI 2017 : 117
2018 : 116

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018


602
DATA JML KEMATIAN IBU JAWA TENGAH
PER 31 DESEMBER 2018
TH 2017 : 475 KS
TH 2018 : 421 KS
SEBAB KEMATIAN LAIN2 (berdasarkan laporan kab/ kota) :
1.Gangguan Peredaran Darah : Penyakit Jantung (36 ks), Stroke (3 ks)
2.Gangguan Metabolisme : DM (1 ks), Gagal Ginjal (7 ks)
3.Gangguan pernafasan : Sesak Nafas (9 ks), Asma (2)
4.Gangguan pada Hepar :Hepatomegali (1 ks), Hiperbilirubin (2 ks), Faty Liver (1 ks)
5.Lain-lain diluar ketentuan diatas :
Severa hepalgia/ gangguan otak :(1 ks), HIV (2 ks), Aspirasi Post Anastesi Umum (1
ks), KPD (2 ks), Emboli air ketuban (11 ks), Cancer (3 ks - Abdomen, KGB Leher,
Hepar), Hypertiroid (2 ks), Ileus Obstructive (2 ks), Typoid (2 ks), Abdominal
Bleeding (1 ks), Nyeri Abdomen (1 ks), HEG Kronis (1 ks), gangguan lambung (1), TB
Paru (3 ks), Broncho Pneumonia (1 ks), kelainan darah (3 ks), Malaria (1 ks), oligivia
Syndrome (1 ks) Gemeli (2 ks), Placenta Previa (2 ks), CPD (1 ks), HELLP Syndrome
(1 ks), Meningitis (1 ks)
6.Tanpa keterangan yang jelas dr kab/ kota = 28 kasus
TREN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)
DI JAWA TENGAH th. 2014 S. D. 2018

Target

Reali
sasi

32
Jumlah Kematian Bayi Jawa Tengah
Tahun 2018

Jumlah kematian bayi Januari s/d Desember th 2018 = 4.481 kasus


Jumlah kematian bayi Januari s/d Desember th 2017 = 4.791 kasus
Jumlah Kematian Balita Jawa Tengah
Tahun 2018

Jumlah kematian balita Januari s/d Desember th 2018 = 5.078 kasus


Jumlah kematian balita Januari s/d Desember th 2017 = 5.616 kasus
Angka Kematian Bayi (AKB)
Jawa Tengah Tahun 2018

Jumlah Angka kematian bayi 2018 = 8,37/1000KH


Jumlah Angka kematian bayi 2017 = 8,93/1000KH
Angka Kematian Balita (AKABA)
Jawa Tengah Tahun 2018

Jumlah Angka kematian bayi 2018 = 9,48/1000KH


Jumlah Angka kematian bayi 2017 = 10,47/1000KH
PERBANDINGAN JUMLAH KEMATIAN BAYI
DI KABUPATEN/KOTA PROV. JATENG TAHUN 2017 DAN 2018

Jumlah kematian bayi Januari s/d Desember th 2018 = 4.481 kasus


Jumlah kematian bayi Januari s/d Desember th 2017 = 4.791 kasus
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL
JATENG 2018
PENYEBAB KEMATIAN BAYI JATENG 2018
Penyebab Kematian Neonatal
Tahun 2017 Tahun 2018

Lain- Lain-lain BBLR


995 1228
Lain;
30% 36%
1023; BBLR;
29% 1234;
34%
Ikterus;
Ikterus
24; 1% 23
1%
Kelainan
Kongenit Kel. Kongenital
al; 452; Asfiksia; 401
Sepsis; TN; 2; Sepsis
Asfiksia
13% 714; 20%
12% TN 637
91; 3% 0% 73 1 19%
2% 0%
Penyebab Kematian Bayi
Tahun 2017 Tahun 2018

Peumonia
122 Diare
Diare; 122; 102
11%
10% 9%
Pneumonia
Kelainan Kel.Sal.Cerna
; 148; 12%
Saluran 48
Cerna; 41; 4%
3%
Tetanus
Tetanus; 0; 0
0% 0%

Lain-Lain; Kelainan
Lain-lain Kelainan Saraf
923; 74% Saraf; 17;
848 3
1%
76% 0%
Penyebab Kematian Balita

Tahun Tahun
ISPA2018 Diare
2017 30 58
Malaria
0
5% 10% 0%
Diare; 81;
10% Campak
0
ISPA; 46; Malaria; 0;
0%
0%
6%
Campak; 0;
0%
DBD
8
Lain-lain 1%
DBD; 32; 501
Lain-Lain;
4%
666; 80% 84%
Penyebab Kematian Lain-lain
pada Neonatus Tahun 2018
 BBLSR,Hypoglikemi, Labioskizis,  Distensia abdomen, Labio palato
Hiperbilirubin, Susp shiziz, Atresia ani, Atresia Duodenum,
Linfangohemangioma, deukosit Hidrochephalus, ikterus 4, kelainan
tinggi, anemia, gangguan nafas, tulang, Gastritis, sindrome edward,
talasemia, bibir sumbing, ikterus polidaktili, polihidramnion,
neinatorum, ikterus krimer 3, aspirasi perdarahan kepala,
Paru,
 Anenchephalus, Aspirasi mekonion,
omsifalokel, apneu, infeksi lambung,
atresia eusophagus, tersedak, ambigu
genetalia, kelainan pencernaan, HIV
Penyebab Kematian Lain-lain pada Bayi
Tahun 2018
Meningo enchephalitis, Hidrocephalus, tumor, labio
kolestasis intra nepatal, palato shiziz, obs.febris
leukemia, kel. Jamhtung, konvulsis, ileus, jantung bocor,
perdarahan otak, respirasis, colitus, down syndrom,
tersedak makanan, kelainan bronchopneumania, infeksi
kongenital, atresia bilier, otak, hysprung, piere robin
megacolon, hiperglikemia, syndrome, ikterik krimer V,
colitis, toxoplasmosis,omfalokel,
Penyebab Kematian Lain-lain pada Balita
Tahun 2018
Bronkitis, Enchephalitis, Meningitis, cerebal palsy,
Megacolon, tersedak makanan, demam rubela, gagal ginjal,
kejang, tenggelam di kolam, tersengat, jatuh dari babiwolker,
kecelakaan lalu lintas, brain atropi, thypus, talacemia,
Leukemia,, tumor abdomen, Stenosis Pyloris, hepato
kanker mata, down syndrom, blastoma,
gizi buruk, sublukatio shoulder
jantung dextra, retino blastoma,
Jumlah KN1 dan KNlengkap
Jawa Tengah Tahun 2018

Jumlah KN1 Januari s/d Desember th 2018 = 98,44 %


Jumlah KN1 Januari s/d Desember th 2017 = 98,58 %
Jumlah Knlengkap Januari s/d Desember th 2018 = 96,30 %
Jumlah Knlengkap Januari s/d Desember th 2017 = 96,26 %
DO Cakupan KN-1
Cakupan neonatus yang telah memperoleh 1 kali pelayanan Kunjungan
Neonatal pada 6-48 jam, setelah lahir sesuai standar di satu wilayah
kerja pada satu tahun.

DO Cakupan KN-lengkap
Cakupan neonatus yang telah memperoleh pelayanan Kunjungan
Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1
kali pada 8-28 hari sesuai standar di satu wilayah kerja pada satu tahun.
Kunjungan Neonatal
NO KET WAKTU KET WAKTU
1. KF 1 6 jam – 3 hari setelah KN 1 2 hari pertama sejak
persalinan lahir
2. KF 2 4 – 28 hari KN 2 3 – 7 hari
3. KF 3 29 – 42 hari KN 3 8 – 28 hari
• Lakukan pemeriksaan menggunakan acuan pedoman MTBM : pemberian
imunisasi, kesehatan tali pusat, denyut jantung bayi, suhu, masalah
pemberian ASI, periksa kulit bayi, diare? , kejang?, dll.
PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL
SETELAH LAHIR
Perawatan neonatal esensial setelah bayi lahir meliputi:
Menjaga Bayi Tetap Hangat
Pemeriksaan Setelah Lahir Menggunakan MTBS (termasuk
penilaian dan pengklasifikasian berdasarkan berbagai penyakit, 
tindakan dan pengobatan, rujukan, dan edukasi ibu mengenai
pemberian ASI)
Pelayanan Tindak Lanjut dan Kunjungan Ulang
MENJAGA BAYI TETAP HANGAT
Setelah bayi dilahirkan dan berhasil melalui adaptasi dari intra ke
ekstra uterin, bayi harus dijaga tetap hangat. Beberapa hal yang
harus diperhatikan untuk menjaga bayi tetap hangat adalah:
Jelaskan kepada ibu bahwa menjaga bayi tetap hangat adalah sangat
penting untuk menjaga bayi tetap sehat
Bayi memakai pakaian yang lembut, hangat, kering dan bersih. Bayi
memakai tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki
Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti
MENJAGA BAYI TETAP HANGAT

Bayi harus dirawat gabung dengan ibunya sehingga ibu mudah


menjangkau bayinya
Apabila bayi harus dipisah dengan ibunya, yakinkan bayi
menggunakan pakaian yang hangat dan diselimuti
Raba telapak kaki bayi, bila teraba dingin bisa dilakukan kontak
kulit ke kulit, atau ditambah selimut dan lakukan penilaian ulang
Jaga ruangan tetap hangat
PEMERIKSAAN SETELAH LAHIR
Pada prinsipnya waktu yang sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan setelah bayi lahir adalah:
Sebelum bayi dipulangkan
Pengertian bayi dipulangkan dibagi menjadi 2, yaitu:
 Apabila bayi lahir di rumah, pengertian dipulangkan berarti pada saat petugas
meninggalkan rumah tempat ibu bersalin. Petugas meninggalkan rumah
tempat bersalin minimal 2 jam setelah lahir.
 Apabila bayi lahir di fasilitas kesehatan, bayi dipulangkan minimal 24 jam

setelah lahir
Pemeriksaan ini menggunakan formulir bayi baru lahir seperti
dijelaskan
pada bab sebelumnya.
PEMERIKSAAN SETELAH LAHIR
Pada saat kunjungan ulang
Pengertian kunjungan ulang juga terbagi menjadi 2 pengertian, yaitu:
 Apabila bayi dibawa oleh keluarga ke fasilitas kesehatan karena suatu
masalah
 Sesuai jadwal kunjungan neonatus

Pemeriksaan yang dilakukan mengacu pada Manajemen Terpadu


Balita Sakit khususnya pada kelompok umur kurang dari 2 bulan.
KUNJUNGAN NEONATAL
 Kontak neonatus dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan
 Di dalam gedung maupun di luar gedung puskesmas, termasuk
bidan di desa, polindes dan kunjungan ke rumah
 Mengetahui sedini mungkin kelainan/masalah pada neonatus
PEMERIKSAAN NEONATUS MENGGUNAKAN MTBM
Dalam setiap kunjungan rumah petugas harus mampu :
Menanyakan ke ibu masalah yang dihadapi oleh bayinya
Apabila menemukan bayi sakit, harus mampu mengklasifikasikan penyakit bayi
untuk:
 Kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri
 Diare
 Ikterus
 Kemungkinan berat badan rendah
Menangani masalah pemberian ASI
Menentukan status imunisasi
Menentukan masalah atau keluhan lain
Menentukan tindakan dan memberikan pengobatan bila diperlukan
Bila perlu, merujuk bayi muda dan memberi tindakan pra rujukan
Melakukan konseling bagi ibu
Memberikan pelayanan tindak lanjut
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
Jika seorang anak atau bayi muda dibawa ke klinik, petugas kesehatan
menggunakan keterampilan komunikasi yang baik untuk:
Menanyakan kepada ibu tentang masalah anaknya
Memeriksa adakah tanda bahaya umum yang menunjukkan
kondisi yang mengancam jiwa. Pada bayi muda, petugas kesehatan
memeriksa apakah ada tanda penyakit sangat berat dan infeksi
bakteri lokal.
Memeriksa bayi muda untuk tanda dan gejala, pemberian vitamin
K1 dan imunisasi
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
Membuat klasifikasi berdasarkan algoritma pada buku bagan:
Dalam buku bagan terdapat 3 warna
Merah muda : bayi sakit berat dan harus dirujuk segera setelah
diberi pengobatan pra rujukan
Kuning : Bayi dapat berobat jalan dan membutuhkan pengobatan
medis spesifik dan nasihat
Hijau : bayi sakit ringan dan cukup diberi nasihat sederhana
tentang penanganan di rumah
Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut :
Periksa Bayi Muda untuk kemungkinan PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU
INFEKSI BAKTERI.Selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda
dan gejalanya yang ditemukan
Menanyakan pada ibu apakah bayinya DIARE, jika diare periksa tanda dan
gejalanya yang terkait. Klasifikasikan Bayi Muda untuk DEHIDRASI nya
dan klasifikasikan juga untuk diare persisten dan kemungkinan disentri
Periksa semua Bayi Muda untuk IKTERUS dan klasifikasikan berdasarkan
gejala yang ada
Periksa bayi untuk kemungkinan BERAT BADAN RENDAH DAN ATAU
MASALAH PEMBERIAN ASI. Selanjutnya klasifikasikan Bayi Muda
berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan
Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut :
Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di IMUNISASI?. Tentukan
status imunisasi Bayi Muda
Menanyakan status pemberian Vit K1
Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti KELAINAN KONGENITAL,
TRAUMA LAHIR, PERDARAHAN TALI PUSAT dan sebagainya.
Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan
kesehatan bayinya.
Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan pemeriksaan
secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan
memperlambat rujukan
Menilai dan Mengklasifikasikan untuk Kemungkinan Penyakit
Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat
Infeksi pada Bayi Muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. Infeksi
sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan
fungsi organ seperti : gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan
napas, bayi malas minum, tidak bisa minum atau muntah, diare,
demam atau hipotermi
Pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak,
merah. Infeksi lokal yang sering terjadi pada Bayi Muda adalah infeksi pada
tali pusat, kulit, mata dan telinga
Menilai dan Mengklasifikasikan untuk Kemungkinan Penyakit
Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat

Periksalah untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi


bakteri untuk semua bayi yang dibawa ke tempat pelayanan
kesehatan atau setiap melakukan kunjungan rumah dengan
memeriksa tanda dan gejala di bawah ini.
Seorang bayi akan diklasifikasikan apabila didapatkan salah satu
tanda pada lajur yang sesuai.
Memeriksa dan Mengklasifikasikan Diare
Berak encer dan sering, merupakan hal biasa pada bayi muda yang
mendapat ASI saja. Ibu akan mengenali bayi yang diare karena
perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan
frekuensi beraknya lebih sering dibanding biasanya.
Tanyakan kepada ibu apakah bayinya menderita diare. Apabila bayi
menderita diare klasifikasikan berdasarkan derajat dehidrasinya
dengan menggunakan tanda dan gejala di bawah ini.
Seorang bayi muda akan diklasifikasikan sesuai derajat dehidrasinya
apabila terdapat 2 atau lebih tanda dan gejala pada lajur yang sesuai.
Cara memeriksa cubitan kulit :
Cubit kulit perut bayi (di tengah-tengah antara pusar dan
sisi perut bayi) dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk. Jangan menggunakan ujung jari, karena dapat
menimbulkan rasa sakit. Letakkan tangan anda sedemikian
rupa sehingga lipatan cubitan kulit sejajar dengan tubuh
bayi (memanjang dari atas ke bawah -tidak melintang tubuh
bayi). Angkat semua lapisan kulit dan jaringan di bawahnya
dengan mencubit kulit perut untuk mengetahui turgor.

Amati kembalinya
sangat lambat (> 2 detik)
lambat
segera
Memeriksa dan Mengklasifikasikan Ikterus
Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi
kekuningan sebagian besar(80%) akibat penumpukan bilirubin (hasil
pemecahan sel darah merah) sebagian lagi karena ketidak cocokan
gol.darah ibu dan bayi
Ikterus dapat berupa fisiologik dan patologik (hiperbilirubin
mengakibatkan gangguan saraf pusat)
Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak
memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus muncul
setelah 14 hari berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran
bilirubin pada empedu. Lihat tinja pucat seperti dempul menandakan
adanya sumbatan aliran bilirubin pada sistem empedu.
Memeriksa dan Mengklasifikasikan Ikterus
Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode KRAMER
Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke
atas)
Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki
Memeriksa dan Mengklasifikasikan Kemungkinan Berat Badan
Rendah dan/atau Masalah Memberian ASI
Tanyakan : apakah IMD dilakukan, apakah ada kesulitan menyusui,
apakah bayi diberi ASI dan berapa kali dalam 24 jam, apakah bayi diberi
selain ASI.
Lihat : apakah ada bercak putih dimulut, adakah celah bibir /dilangit-
langit
Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai standar
WHO 2005 yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Bayi muda
dengan berat badan rendah yang memiliki BB menurut umur < -3 SD
(dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada pita kuning),
>-2 SD (tidak ada masalah BB rendah)
Untuk mengetahui masalah pemberian ASI, lakukan penilaian tentang
cara menyusui jika terdapat kondisi di bawah ini:
Ada kesulitan pemberian ASI ATAU
Diberi ASI kurang dari 8 kali dalam 24 jam ATAU
Diberi makanan/minuman lain selain ASI ATAU
Berat badan rendah menurut umur
DAN
Tidak ada indikasi dirujuk
Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna maka semua bayi yang berisiko untuk mengalami
perdarahan (HDN= haemorrhagic Disease of the Newborn).
Perdarahn bisa ringan atau berat berupa perdarahan pada kejadian
ikutan pasca imunisasi ataupun perdarahan intrakranial dan untuk
mencegah diatas maka semua bayi diberikan suntikan vit K1
setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hb O
Memeriksa Status Imunisasi

Penularan Hepatitis pada bayi dapat terjadi secara vertikal (ibu ke


bayi pada saat persalinan) dan horizontal (penularan orang lain).
Dan untuk mencegah terjadi infeksi vertikal bayi harus diimunisasi
HB sedini mungkin.
Imunisasi HB 0 diberikan (0-7 hari) di paha kanan selain itu bayi
juga harus mendapatkan imunisasi BCG di lengan kiri dan polio
diberikan 2 tetes oral.
Memeriksa masalah/keluhan Lain

1.Memeriksa kelainan bawaan/kongenital


Adalah kelainan pada bayi baru lahir bukan akibat trauma lahir dan
untuk mengenali jenis kelainan lakukan pemeriksaan fisik
(anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel dll)
2.Memeriksa kemungkinan Trauma lahir
Merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada proses
persalinan (kaput suksedanium, sefal hematome dll)
3.Memeriksa Perdarahan Tali pusat
Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat longgar setelah
beberapa hari dan bila tidak ditangani dapat syok
Memeriksa masalah ibu
Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memanfaatkan
kesempatan waktu kontak dengan Bayi Muda untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada ibu. Masalah yang mungkin berpengaruh
kepada kesehatan bayi :
Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misalkan : demam,
sakit kepala, pusing, depresi)
Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu istirahat,
kebiasaan BAK dan BAB)
Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perineum
Apakah ASI lancar
Apakah ada kesulitan merawat bayi
Apakah ibu minum tablet besi, vit A dan menggunakan alat
kontrasepsi
TINDAKAN DAN PENGOBATAN
Tentukan tindakan dan beri pengobatan untuk setiap klasifikasi
sesuai dengan yang tercantum dalam kolom tindakan/pengobatan
pada buku bagan, kemudian catat dalam Formulir Pencatatan.
Jenis pengobatan yang mungkin akan diberikan:
Memberi tindakan pra-rujukan untuk anak sakit yang dirujuk.
Memberi dosis pertama dari obat yang sesuai kepada anak yang
membutuhkan pengobatan khusus, dan mengajari ibu cara
meminumkan obat, cara pemberian makan dan cairan selama anak
sakit, dan cara menangani infeksi lokal di rumah.
Memberi nasihat tentang penatalaksanaan anak sakit di rumah.
TINDAKAN DAN PENGOBATAN
Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah muda memerlukan
rujukan segera ke fasilitas pelayanan yang lebih baik. Sebelum
merujuk lakukan tindakan/pengobatan pra rujukan. Jelaskan kepada
orang tua bahwa tindakan/pengobatan pra rujukan diperlukan untuk
menyelamatkan kelangsungan hidup anak. Minta persetujuan orang
tua (informed consent) sebelum melakukan tindakan/pengobatan
pra rujukan.
Bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan
rujukan. Lakukan tindakan/pengobatan dan nasihat untuk ibu
termasuk kapan harus segera kembali serta kunjungan ulang, sesuai
dengan buku bagan.
TINDAKAN DAN PENGOBATAN
Menentukan Perlunya Rujukan Bagi Bayi Muda
Bayi muda yang membutuhkan rujukan adalah yang mempunyai
klasifikasi berat (berwarna merah muda) seperti:
Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
Ikterus berat
Diare dehidrasi berat

Tindakan dan Pengobatan Pra Rujukan


Berikan semua tindakan pra rujukan yang sesuai dengan klasifikasinya
sebelum merujuk bayi muda. Beberapa tindakan yang memperlambat
rujukan dan tidak sangat mendesak tidak diberikan sebelum rujukan,
seperti mengajari ibu mengobati infeksi lokal.
TINDAKAN DAN PENGOBATAN
Tindakan/Pengobatan Pada Bayi Muda Yang Tidak Memerlukan
Rujukan
Tentukan tindakan/pengobatan untuk setiap klasifikasi bayi muda yang
berwarna kuning dan hijau, yaitu:
Infeksi bakteri lokal
Mungkin bukan infeksi
Diare dehidrasi ringan/sedang
Diare tanpa dehidrasi
Ikterus
Berat badan rendah menurut umur dan/atau masalah pemberian ASI
Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI
Catat semua tindakan/pengobatan yang diperlukan, termasuk nasihat
kapan kembali segera dan kunjungan ulang pada Formulir Pencatatan.
TINDAKAN DAN PENGOBATAN
Dibawah ini beberapa tindakan /pengobatan pada Bayi Muda yang tidak
memerlukan rujukan :
Menghangatkan tubuh bayi segera
Mencegah gula darah tidak turun
Memberi antibiotik per oral yang sesuai
Mengobati infeksi bakteri lokal
Melakukan rehidrasi oral baik diklinik maupun dirumah
Mengobati luka atau bercak putih di mulut
Melakukan asuhan dasar Bayi Muda (mencegah infeksi, menjaga bayi
tetap hangat, memberi ASI sesering mungkin, imunisasi
KONSELING BAGI IBU
Konseling diberikan pada Bayi Muda dengan klasifikasi kuning dan
hijau
Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat, dosis,
cara pemberian )
Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata /salep
tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan bahan
penyerap, luka dimulut dengan gentian violet)
Mengajari pemberian oralit
Menasehati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI eksklusif,
cara meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar saat meneteki,
cara memerah ASI, cara menyimpan ASI, cara pemberian minum dg
cangkir
KONSELING BAGI IBU

Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal


pemberian imunisasi
Menasehati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas
kesehatan dan kapan kunjungan ulang
Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya
KONSELING BAGI IBU
Menasihati Ibu Kapan Harus Segera Membawa Bayi ke Petugas
Kesehatan dan Kapan Kunjungan Ulang
Setiap ibu yang bayinya sakit perlu diberitahu kapan harus segera
dibawa ke petugas kesehatan dan kapan harus membawa bayinya untuk
kunjungan ulang sebagai berikut:
SEGERA MEMBAWA bayinya ke petugas kesehatan jika timbul
tandatanda penyakitnya bertambah parah.
MEMBAWA bayinya untuk kunjungan ulang pada kurun waktu
tertentu untuk mengecek kemajuan pengobatan dengan antibiotik
ATAU untuk pemberian imunisasi berikutnya (kunjungan bayi sehat)
KONSELING BAGI IBU
Menasihati Ibu kapan Kembali Segera
Di bawah ini adalah daftar gejala yang menjadi petunjuk kapan ibu
harus membawa bayinya segera ke petugas kesehatan :
Gerakan bayi berkurang atau tdk normal
Nafas cepat
Sesak nafas
Perubahan warna kulit ( kebiruan, kuning)
Malas/tidak bisa menyusu atau minum
Badan terasa dingin atau panas
Jika kulit kuning bertambah
Bertambah parah
KONSELING BAGI IBU
Menasihati Ibu kapan Kunjungan Ulang
Setelah anda selesai memberikan konseling, sampaikan kepada ibu
kapan harus kembali untuk kunjungan ulang, yaitu :
Dua hari
 Infeksi bakteri lokal
 Gangguan pemberian ASI

 Luka atau bercak putih di mulut

 Hipotermi sedang

 Diare dengan dehidrasi ringan /sedang

 Ikterus fisiologik jika tetap kuning

14 hari
 Berat Badan Rendah menurut umur
PELAYANAN TINDAK LANJUT

Pada saat bayi dibawa untuk kunjungan ulang, periksalah bayi untuk
melihat perkembangan penyakitnya, apakah membaik, tidak ada
perubahan atau memburuk. Kemungkinan anda menemukan masalah
atau klasifikasi penyakit yang baru.
 Apabila ditemukan: klasifikasi kuning berubah menjadi hijau, artinya
keadaan bayi muda membaik. Klasifikasi yang tetap kuning berarti
keadaan bayi muda tetap. Jika klasifikasi kuning menjadi merah, keadaan
bayi muda memburuk.
PELAYANAN TINDAK LANJUT

RUJUKLAH BAYI MUDA KE RUMAH SAKIT jika:


Keadaan bayi memburuk ATAU
Keadaan bayi tetap dan obat pilihan kedua tidak tersedia ATAU
Anda khawatir tentang keadaan bayi muda ATAU
Anda tidak tahu harus berbuat apa dengan bayi muda
Cara Pengisian Formulir Pencatatan
Petugas kesehatan harus menuliskan hasil pemeriksaannya di
formulir pencatatan. Berikut ini adalah Formulir Pencatatan Bayi
Muda Umur Kurang dari 2 Bulan yang terdiri dari 2 halaman. Baris
atas berisi identitas, berat badan, suhu badan, keluhan dan jenis
kunjungan/kontak dengan bayi muda. Bagian selanjutnya merupakan
catatan penilaian dan klasifikasi bayi muda.
Petunjuk cara pengisian formulir pencatatan
Jawablah pertanyaan dengan cara menulis apabila tidak ada
pilihannya
Apabila terdapat pilihan lingkari jawaban yang anda pilih
Berikan tanda centang (v) di belakang ya atau tidak pada
pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak
Pada kolom penilaian lingkari tanda atau gejala yang anda temukan
pada pemeriksaan
Tulislah klasifikasi sesuai dengan buku bagan MTBS pada kolom
klasifikasi
Tulislah tindakan atau pengobatan yang diperlukan pada kolom
Tindakan/Pengobatan
Petunjuk cara pengisian formulir pencatatan
Tulislah waktu kunjungan ulang terdekat pada baris yang berisi
Kunjungan ulang pada bagian akhir halaman ke-2
Untuk imunisasi berikan tanda centang (v) pada imunisasi yang
sudah diberikan atau tulis tanggal pemberian. Lingkari imunisasi
yang dibutuhkan. Apabila pada saat itu memberikan imunisasi
tulislah jenis imunisasi yang diberikan di bagian
tindakan/pengobatan dan di buku KIA
Untuk bayi yang memerlukan rujukan segera tidak perlu dilakukan
penilaian pemberian minum, tidak perlu diberikan imunisasi bila
diperlukan
PENGERTIAN NIFAS
1. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 minggu atau  40 hari (Prawirohardjo, 2002).
2. Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas
ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
3. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-
kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
4. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary
cunningham,Mac Donald,1995:281).
TAHAPAN MASA NIFAS

Puerperium dini

Puerperium intermedial

Remote Puerperium
TAHAPAN MASA NIFAS
Puerperium dini
yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
Puerperium intermedial
kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu

Remote puerperium
waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan
TUJUAN MASA NIFAS
a. Mendeteksi adanya perdarahan masa
nifas.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
c. Melaksanakan skrining secara
komprehensif.
d. Memberikan pendidikan kesehatan diri.
e. Memberikan pendidikan tentang laktasi
dan perawatan payudara.
f. Konseling tentang KB.
PERUBAHAN FISIK
MASA NIFAS
1) Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat
penciutan rahim (involusi)
2) Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
3) Kelelahan krn proses melahirkan.
4) Pembentukan ASI shg payudara membesar.
5) Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
6) Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan
bokong)
7) Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
PERUBAHAN PSIKIS (MENTAL)

1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya,


berlangsung stlh melahirkan sampai
hari ke 2 (Fase Taking In)
2) Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak
mampuan merawat bayi, muncul
perasaan sedih (Baby Blues disebut
Fase Taking Hold (hari ke 3 – 10)
3) Ibu merasa percaya diri utk merawat
diri dan bayinya disebut Fase Letting
Go.
(hari ke 10-akhir masa nifas)
Perubahan Warna Darah Lochea

Tidak normal
Hari Warna Normal

berbentuk bekuan, Jumlah bekuan sgt byk,


1–3 Merah pengeluaran meningkat bila berbau pembalut basah
menyusui merata

Darah encer Berbau, pembalut basah


4-9 Pink merata
Putih kekuning-kuningan, Berbau, basah merata,
>9 Putih jumlah sedikit warna pink atau merah
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM MASA
NIFAS
 Memberikan dukungan secara
berkesinambungan selama masa nifas.
 Sebagai promotor hubungan antara ibu
dan bayi serta keluarga.
 Mendorong ibu untuk menyusui bayinya
dengan meningkatkan rasa nyaman.
 Membuat kebijakan, perencana program
kesehatan yang berkaitan ibu dan anak.
 Mendeteksi komplikasi dan perlunya
rujukan.
Next....
Memberikan informasi dan konseling untuk ibu
dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan
kebersihan yang aman.
Melakukan manajemen asuhan kebidanan
Memberikan asuhan kebidanan secara
professional.
Mendukung pendidikan kesehatan termasuk
pendidikan dalam peranannya sebagai orang
tua.
Tujuan kunjungan masa nifas yaitu:
Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan
adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi
pada masa nifas.
Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan
mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL MASA NIFAS

Kebijakan program nasional pada masa nifas


paling sedikit 3 kali kunjungan yang
dilakukan.
Kunjungan masa nifas...

 6 jam – 3 hari setelah persalinan (Kf-1)


 4-28 hari setelah persalinan (Kf-2)
 29-42 hari setelah persalinan (Kf-3)
PERAWATAN IBU NIFAS
SETELAH 6JAM-3 hr MELAHIRKAN
 Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri.
 Mendeteksi dan merawat penyebab lain

perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut.


 Memberikan konseling pada ibu atau salah satu

anggota keluarga bagaimana mencegah


perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
 Pemberian ASI awal.

 Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

 Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermi
4-28 hari setelah persalinan
Pastikan involusi uterus, uterus, fundus, tidak ada
perdarahan abnormal
Nilai ada/tdk tanda-tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal
Pastikan ibu cukup mengkonsumsi nutrisi yang
baik
Pastikan ibu menyusui dengan baik
konseling pada ibu -- asuhan neonatus
29-42 hari setelah persalinan
Memastikan rahim sudah kembali normal
dengan mengukur dan meraba bagian
rahim.

• Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit


yang ia atau bayi alami
• Memberikan konseling untuk KB secara dini.
6 minggu setelah persalinan

Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit


yang ia atau bayi alami
Memberikan konseling untuk KB secara dini.
Positif
KN dan KF sudah dilakukuan terintegrasi
KN dan KF menggunakan format MTBM, kohort dan buku KIA
Petugas ramah dalam melakukan kunjungan ke rumah ibu bayi
Petugas menjelaskan maksud tujuan kunjungan
Petugas menginformasikan hasil pemeriksaan
Petugas melakukan konseling kepada ibu
Yang masih perlu diperhatikan :
Kunjungan ada yang belum sesuai jadwal kunjungan
Kepatuhan dalam membawa Peralatan ( kit ) KN dan KF
Kepatuhan bidan cuci tangan sebelum pelayanan
Tidak dilakukan pemeriksaan NHI
Masih ada Bidan dalam KN KF tdk membawa algoritma MTBM dan tidak
melihat catatan di buku KIA sbg awal pelayanan KNKF
Pemeriksaaan yang dilakukan ada yang belum menyeluruh, bahkan ada yang
hanya melihat cara menyusui saja
Konseling perlu ditingkatkan, agar keberhasilan menyusui bisa lebih berhasil
Pemeriksaan KN KF yang dilaksanakan oleh bidan ada yang masih kurang teliti
Kepatuhan dalam mencatat hasil KN KF di buku KIA dan kohort perlu
ditingkatkan
Rekomendasi
KN KF untuk dilakukan sesuai jadwal
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh (pedoman di
buku KIA, MTBM)
Bidan desa/wilayah untuk melakukan kunjungan ulang
apabila KN KF dilakukan di Fasilitas kesehatan
Dokumentasi hasil pekerjaan (KN KF) segera dilakukan
Fasyankes yang melakukan Pelayanan KN KF untuk
menuliskan hasil di lembar KN KF Buku KIA, Formulir
MTBM dan Kohort
INDIKATOR
Out put meningkat:
- Cakupan KF meningkat
- Cakupan KN meningkat
- Cakupan Neonatal Komplikasi yang ditangani (NK) meningkat 
sebagai deteksi dini / kewaspadaan penyakit/kematian pada bayi
- Cakupan ASI Eksklusif meningkat
- Cakupan imunisasi meningkat

Anda mungkin juga menyukai