Target RPJMD
AKI 2017 : 117
2018 : 116
Target
Reali
sasi
32
Jumlah Kematian Bayi Jawa Tengah
Tahun 2018
Peumonia
122 Diare
Diare; 122; 102
11%
10% 9%
Pneumonia
Kelainan Kel.Sal.Cerna
; 148; 12%
Saluran 48
Cerna; 41; 4%
3%
Tetanus
Tetanus; 0; 0
0% 0%
Lain-Lain; Kelainan
Lain-lain Kelainan Saraf
923; 74% Saraf; 17;
848 3
1%
76% 0%
Penyebab Kematian Balita
Tahun Tahun
ISPA2018 Diare
2017 30 58
Malaria
0
5% 10% 0%
Diare; 81;
10% Campak
0
ISPA; 46; Malaria; 0;
0%
0%
6%
Campak; 0;
0%
DBD
8
Lain-lain 1%
DBD; 32; 501
Lain-Lain;
4%
666; 80% 84%
Penyebab Kematian Lain-lain
pada Neonatus Tahun 2018
BBLSR,Hypoglikemi, Labioskizis, Distensia abdomen, Labio palato
Hiperbilirubin, Susp shiziz, Atresia ani, Atresia Duodenum,
Linfangohemangioma, deukosit Hidrochephalus, ikterus 4, kelainan
tinggi, anemia, gangguan nafas, tulang, Gastritis, sindrome edward,
talasemia, bibir sumbing, ikterus polidaktili, polihidramnion,
neinatorum, ikterus krimer 3, aspirasi perdarahan kepala,
Paru,
Anenchephalus, Aspirasi mekonion,
omsifalokel, apneu, infeksi lambung,
atresia eusophagus, tersedak, ambigu
genetalia, kelainan pencernaan, HIV
Penyebab Kematian Lain-lain pada Bayi
Tahun 2018
Meningo enchephalitis, Hidrocephalus, tumor, labio
kolestasis intra nepatal, palato shiziz, obs.febris
leukemia, kel. Jamhtung, konvulsis, ileus, jantung bocor,
perdarahan otak, respirasis, colitus, down syndrom,
tersedak makanan, kelainan bronchopneumania, infeksi
kongenital, atresia bilier, otak, hysprung, piere robin
megacolon, hiperglikemia, syndrome, ikterik krimer V,
colitis, toxoplasmosis,omfalokel,
Penyebab Kematian Lain-lain pada Balita
Tahun 2018
Bronkitis, Enchephalitis, Meningitis, cerebal palsy,
Megacolon, tersedak makanan, demam rubela, gagal ginjal,
kejang, tenggelam di kolam, tersengat, jatuh dari babiwolker,
kecelakaan lalu lintas, brain atropi, thypus, talacemia,
Leukemia,, tumor abdomen, Stenosis Pyloris, hepato
kanker mata, down syndrom, blastoma,
gizi buruk, sublukatio shoulder
jantung dextra, retino blastoma,
Jumlah KN1 dan KNlengkap
Jawa Tengah Tahun 2018
DO Cakupan KN-lengkap
Cakupan neonatus yang telah memperoleh pelayanan Kunjungan
Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1
kali pada 8-28 hari sesuai standar di satu wilayah kerja pada satu tahun.
Kunjungan Neonatal
NO KET WAKTU KET WAKTU
1. KF 1 6 jam – 3 hari setelah KN 1 2 hari pertama sejak
persalinan lahir
2. KF 2 4 – 28 hari KN 2 3 – 7 hari
3. KF 3 29 – 42 hari KN 3 8 – 28 hari
• Lakukan pemeriksaan menggunakan acuan pedoman MTBM : pemberian
imunisasi, kesehatan tali pusat, denyut jantung bayi, suhu, masalah
pemberian ASI, periksa kulit bayi, diare? , kejang?, dll.
PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL
SETELAH LAHIR
Perawatan neonatal esensial setelah bayi lahir meliputi:
Menjaga Bayi Tetap Hangat
Pemeriksaan Setelah Lahir Menggunakan MTBS (termasuk
penilaian dan pengklasifikasian berdasarkan berbagai penyakit,
tindakan dan pengobatan, rujukan, dan edukasi ibu mengenai
pemberian ASI)
Pelayanan Tindak Lanjut dan Kunjungan Ulang
MENJAGA BAYI TETAP HANGAT
Setelah bayi dilahirkan dan berhasil melalui adaptasi dari intra ke
ekstra uterin, bayi harus dijaga tetap hangat. Beberapa hal yang
harus diperhatikan untuk menjaga bayi tetap hangat adalah:
Jelaskan kepada ibu bahwa menjaga bayi tetap hangat adalah sangat
penting untuk menjaga bayi tetap sehat
Bayi memakai pakaian yang lembut, hangat, kering dan bersih. Bayi
memakai tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki
Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti
MENJAGA BAYI TETAP HANGAT
setelah lahir
Pemeriksaan ini menggunakan formulir bayi baru lahir seperti
dijelaskan
pada bab sebelumnya.
PEMERIKSAAN SETELAH LAHIR
Pada saat kunjungan ulang
Pengertian kunjungan ulang juga terbagi menjadi 2 pengertian, yaitu:
Apabila bayi dibawa oleh keluarga ke fasilitas kesehatan karena suatu
masalah
Sesuai jadwal kunjungan neonatus
Amati kembalinya
sangat lambat (> 2 detik)
lambat
segera
Memeriksa dan Mengklasifikasikan Ikterus
Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi
kekuningan sebagian besar(80%) akibat penumpukan bilirubin (hasil
pemecahan sel darah merah) sebagian lagi karena ketidak cocokan
gol.darah ibu dan bayi
Ikterus dapat berupa fisiologik dan patologik (hiperbilirubin
mengakibatkan gangguan saraf pusat)
Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak
memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus muncul
setelah 14 hari berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran
bilirubin pada empedu. Lihat tinja pucat seperti dempul menandakan
adanya sumbatan aliran bilirubin pada sistem empedu.
Memeriksa dan Mengklasifikasikan Ikterus
Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode KRAMER
Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke
atas)
Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki
Memeriksa dan Mengklasifikasikan Kemungkinan Berat Badan
Rendah dan/atau Masalah Memberian ASI
Tanyakan : apakah IMD dilakukan, apakah ada kesulitan menyusui,
apakah bayi diberi ASI dan berapa kali dalam 24 jam, apakah bayi diberi
selain ASI.
Lihat : apakah ada bercak putih dimulut, adakah celah bibir /dilangit-
langit
Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai standar
WHO 2005 yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Bayi muda
dengan berat badan rendah yang memiliki BB menurut umur < -3 SD
(dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada pita kuning),
>-2 SD (tidak ada masalah BB rendah)
Untuk mengetahui masalah pemberian ASI, lakukan penilaian tentang
cara menyusui jika terdapat kondisi di bawah ini:
Ada kesulitan pemberian ASI ATAU
Diberi ASI kurang dari 8 kali dalam 24 jam ATAU
Diberi makanan/minuman lain selain ASI ATAU
Berat badan rendah menurut umur
DAN
Tidak ada indikasi dirujuk
Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna maka semua bayi yang berisiko untuk mengalami
perdarahan (HDN= haemorrhagic Disease of the Newborn).
Perdarahn bisa ringan atau berat berupa perdarahan pada kejadian
ikutan pasca imunisasi ataupun perdarahan intrakranial dan untuk
mencegah diatas maka semua bayi diberikan suntikan vit K1
setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hb O
Memeriksa Status Imunisasi
Hipotermi sedang
14 hari
Berat Badan Rendah menurut umur
PELAYANAN TINDAK LANJUT
Pada saat bayi dibawa untuk kunjungan ulang, periksalah bayi untuk
melihat perkembangan penyakitnya, apakah membaik, tidak ada
perubahan atau memburuk. Kemungkinan anda menemukan masalah
atau klasifikasi penyakit yang baru.
Apabila ditemukan: klasifikasi kuning berubah menjadi hijau, artinya
keadaan bayi muda membaik. Klasifikasi yang tetap kuning berarti
keadaan bayi muda tetap. Jika klasifikasi kuning menjadi merah, keadaan
bayi muda memburuk.
PELAYANAN TINDAK LANJUT
Puerperium dini
Puerperium intermedial
Remote Puerperium
TAHAPAN MASA NIFAS
Puerperium dini
yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
Puerperium intermedial
kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu
Remote puerperium
waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan
TUJUAN MASA NIFAS
a. Mendeteksi adanya perdarahan masa
nifas.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
c. Melaksanakan skrining secara
komprehensif.
d. Memberikan pendidikan kesehatan diri.
e. Memberikan pendidikan tentang laktasi
dan perawatan payudara.
f. Konseling tentang KB.
PERUBAHAN FISIK
MASA NIFAS
1) Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat
penciutan rahim (involusi)
2) Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
3) Kelelahan krn proses melahirkan.
4) Pembentukan ASI shg payudara membesar.
5) Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
6) Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan
bokong)
7) Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
PERUBAHAN PSIKIS (MENTAL)
Tidak normal
Hari Warna Normal
hipotermi
4-28 hari setelah persalinan
Pastikan involusi uterus, uterus, fundus, tidak ada
perdarahan abnormal
Nilai ada/tdk tanda-tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal
Pastikan ibu cukup mengkonsumsi nutrisi yang
baik
Pastikan ibu menyusui dengan baik
konseling pada ibu -- asuhan neonatus
29-42 hari setelah persalinan
Memastikan rahim sudah kembali normal
dengan mengukur dan meraba bagian
rahim.