Anda di halaman 1dari 16

Adab Bertetangga

Akidah Akhlak II
Defisini Tetangga
Tetangga adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita. Dalam
Islam, tetangga memiliki hak-hak tertentu sebagaimana disebutkan dalam
beberapa hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

Selain itu, ada sejumlah adab bagi tetangga sebagaimana disebutkan Imam
Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû'ah
Rasâil al-Imam al-Ghazâli (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th.,
halaman 444)
Pertama, mendahului menyampaikan
salam
Orang-orang yang bertetangga dianjurkan saling
menyapa ketika bertemu dengan mengucapkan salam.
Tentu saja pihak yang mendahului mengucapkan salam
secara akhlak lebih baik dan karenanya mendapatkan
kebaikan yang lebih banyak. 
Kedua, tidak lama-lama berbicara

Hidup bertetangga tidak bisa lepas dari berbicara


satu sama lain. Namun pembicaraan itu sebaiknya
tidak kelewat lama. Hal ini demi kebaikan seperti
menghindari ghibah atau menggunjing pihak lain
yang bisa menimbulkan fitnah dan sebagainya. 
Ketiga, tidak banyak bertanya
Mengajukan pertanyaan seperti, “Mau kemana?” merupakan
salah satu cara menyapa yang sudah umum. Jika pertanyaan
tersebut dijawab, ” Mau ke pasar”, maka tidak harus diajukan lagi
pertanyaan yang lebih detail seperti, “Mau beli apa?”, sebab hal
ini bisa berarti terlalu ingin mengetahui urusan orang lain.
Cukuplah diikuti dengan ungkapan,  ”Silakan” atau dalam bahasa
Jawa, “Monggo, nderekaken.”
Keempat, menjenguk yang sakit

Ketika tetangga ada yang sakit, ia berhak dikunjungi.


Artinya, tetangga yang tidak sakit berkewajiban
mengunjunginya tanpa memandang status sosial pihak yang
sakit. Bertetangga pada dasarnya adalah berteman sehingga
kesetaraan di antara mereka harus dijaga dengan baik.  
Kelima, berbela sungkawa kepada yang
tertimpa musibah
Seorang tetangga juga berhak dikunjungi ketika sedang
tertimpa musibah terutama kematian anggota
keluarganya. Hal yang sebaiknya dilakukan dalam
kunjungan takziah adalah ikut berbela sungkawa dengan
menunjukkan rasa duka dan mendoakan kebaikan
terutama bagi si mayit dan keluarga yang ditinggalkan. 
Keenam, ikut bergembira atas
kegembiraannya
Tidak sebaiknya seseorang merasa tidak senang atas keberhasilan
tetangganya disebabkan iri. Hal yang justru dianjurkan adalah
saling mengucapkan selamat atas keberhasilan sesama tangga.
Dengan cara ini perasaan iri atas keberhasilan tetangga bisa
dihindarkan dan pertemanan sesama tetangga dapat terjaga. 
Ketujuh, berbicara dengan lembut kepada
anak tetangga dan pembantunya
Anak-anak tetangga dan pembantunya merupakan kelompok
orang-orang lemah secara sosial sehingga harus dibesarkan
hatinya. Salah satu caranya adalah dengan menghindari cara
bicara yang bisa membuat mereka merasa takut
Kedelapan, memaafkan kesalahan ucap

Memberikan maaf kepada tetangga yang terselip lidah sangat


dianjurkan sebab bisa jadi suatu ketika seseorang juga berbuat
hal yang sama. Dengan kata lain saling memaafkan di antara
orang-orang yang bertetangga sangat dianjurkan. 
Kesembilan, menegur secara halus ketika
berbuat kesalahan
Menegur tetangga yang berbuat salah adalah baik
terutama jika kesalahan itu menyangkut kepentingan
orang banyak. Namun demikian teguran itu harus
dilakukan dengan cara yang baik sehingga diterima
dengan baik
Kesepuluh, menundukkan mata dari
memandang istrinya
Memandang istri orang lain, terutama tetangga, harus
dengan pandangan yang minimalis, yakni misalnya
dengan menundukkan kepala. Hal ini untuk menghindari
fitnah, atau timbulnya godaan-godaan yang bersumber
dari setan
Kesebelas, memberikan pertolongan ketika
diperlukan
Jika terjadi apa-apa pada seseorang seperti sakit, tertimpa
musibah, dan sebagainya, tetanggalah yang lebih dulu
mengatahui. Oleh karena itu, menjadi penting
memberikan pertolongan segera atas kesulitan yang
dialami tetangga
Kedua belas, tidak terus menerus memandang
pembantu perempuannya
Banyak hal negatif bermula dari pandangan mata. Maka
penting untuk meminimalisir pandangan terhadap
pembantu perempuan. Posisinya yang lemah rentan
terhadap kekerasan oleh orang-orang di sekitarnya
Sumber: 
https://islam.nu.or.id/post/read/86994/12-adab-bertetangga-menurut-imam-al
-ghazali
Kesimpulan
Demikianlah kedua belas adab bertetangga sebagaimana nasihat
Imam Al-Ghazali. Jika disarikan, maka kedua belas adab tersebut
pada intinya menekankan bahwa hidup bertetangga harus saling
menghargai, tolong-menolong dan menjaga keharmonisan.
Namun demikian diperlukan sikap hati-hati dalam berinteraksi
dengan lawan jenis agar terhindar dari fitnah. 

Anda mungkin juga menyukai