Anda di halaman 1dari 381

PEMERIKSAAN PAJAK

Drs. Danny Wibowo, MM, Ak., BKP, CA, CMA, CPAI


Konsultan Pajak Terdaftar dan Akuntan

1
UNDANG-UNDANG KUP
UU Nomor 6 Tahun 1983
+

UU Nomor 9 Tahun 1994


+

UU Nomor 16Tahun 2000


+

UU Nomor 28 Tahun 2007


+

UU Nomor 16 Tahun 2009


2
PEMBERLAKUAN UU 28 TAHUN 2007

1 Januari 2008

UU 28/2007 Hak & kewajiban 2001-


Pengecualian: Pasal II 2007 yg belum diselesaikan
Peralihan →UU 16/2000

Hak & kewajiban 2001- Pengecualian untuk 13 hal


2007 yg belum diselesaikan Diberlakukan UU 28 tahun
→UU 16/2000 2007 & PP 74 Tahun 2011

Daluwarsa penetapan
paling lama akhir 2013

MEMBACA PEMBERLAKUAN DAN KETENTUAN PERALIHAN


UU 28 TAHUN 2007 3
HAK & KEWAJIBAN TERTENTU YANG BERLAKU
UU 28 TAHUN 2007 & PP 74 TAHUN 2011

Penyelesaian permohonan penghapusan


NPWP & pencabutan PKP

Penyelesaian permohonan pengembalian Untuk


kelebihan pembayaran pajak yg seharusnya Permohonan yg
tidak terutang melalui verifikasi Diterima setelah
31 Desember 2007
Batas waktu bagi Dirjen Pajak untuk Yg belum selesai
menerbitkan SK Pembetulan s.D
31 Desember 2011

Proses penyelesaian keberatan sebagaimana


dimaksud dalam Ps. 26 & 26A UU KUP

Pasal 64 4
HAK DAN KEWAJIBAN TERTENTU YANG BERLAKU
UU 28 TAHUN 2007 & PP 74 TAHUN 2011

Untuk penerbitan SKIB


Pembetulan terhadap SKPIB setelah
31 Desember 2007

Tata cara pemeriksaan & permohonan


Untuk pemeriksaan yg
pembatalan pemeriksaan (Ps. 31 & 36 (1) dimulai setelah
huruf d) 31 Desember 2007

Pengajuan gugatan terhadap penerbitan skp Untuk pengajuan keberatan


yg tidak sesuai prosedur SK Keberatan yg yg diterima setelah
Penerbitnya tidak sesuai Prosedur 31 Desember 2007& belum
diselesaikan

Persyaratan & prosedur pembetulan SPT Untuk pembetulan SPT yg


Disampaikan setelah tanggal
Ps. 8 (1), (1a), & (6) UU KUP 31 Desember 2011

Pasal 64 5
HAK DAN KEWAJIBAN TERTENTU YANG BERLAKU
UU 28 TAHUN 2007 & PP 74 TAHUN 2011

Untuk pengungkapan
Persyaratan & prosedur pengungkapan ketidakbenaran perbuatan yg
ketidakbenaran perbuatan Ps. 7 PP 74/2011 disampaikan setelah
31 Deember 2011

Persyaratan & prosedur pengungkapan Untuk pengungkapan


ketidakbenaran pengisisan SPT ( Ps. 8 (4) UU ketidakbenaran Pengisian
KUP) SPT yg disampaikan setelah
31 Desember 2011
Permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi
administrasi, permohonan pengurangan/ Untuk tahun Pajak 2007 &
pembatalan skp, permohonan pengurangan/ sebelumnya yg diajukan
pembatalan SPT setelah 31 Desember 2011
Permintaan keterangan/ bukti kepada pihak -3 yg
mempunyai hubungan dgn WP yg dilakukan
pemeriksaan/ pemeriksaan Bukper/ penyidikan/
Yang dilakukan setelah
penagihan pajak/ proses keberatan
31 Desember 2011
(Ps. 55 PP 74 2011)

Pasal 64 6
NPWP dan Pengukuhan PKP
Persyaratan Persyaratan
Subjektif Objektif
Persyaratan bagi subjek Pajak yg
Persyaratan yg sesuai WAJIB menerima/ memperoleh
dengan ketentuan penghasilan/ diwajibkan untuk
PAJAK melakukan pemotongan/
mengenai subjek Pajak pemungutan sesuai dgn
dalam UU PPH ketentuan UU PPH

Bukan Pengusaha Pengusaha

NPWP NPWP & Pengukuhan

7
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Kewajiban Mendaftarkan Diri

BADAN ORANG PRIBADI

Syarat Objektif

Syarat Subjektif

Wilayah tempat Wilayah tempat


kedudukan tinggal
KANTOR
PELAYANAN
PAJAK

Pasal 2 8
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Wanita Kawin
Wanita Kawin yg Memiliki Penghasilan

Penghasilan Isteri Hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau


Digabung dgn suami dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian
pemisahan penghasilan & harta

NPWP isteri = NPWP


suami (Hak & kewajiban
Perpajakan digabung TIDAK
YA
Bila telah memiliki
Ingin melaksanakan hak &
NPWP sebelum kawin
memenuhi kewajiban perpajakan
maka harus mengajukan
terpisah dari hak & kewajiban
penghapusan
perpajakan suami
Bila telah memiliki
NPWP sebelum kawin
maka tidak perlu
mendaftarkan diri lagi
Isteri & Suami masing-masing memiliki NPWP
( Hak & kewajiban perpajakan terpisah ) 9
Pasal 2
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK PP 74/2
Anak yang Belum Dewasa

Anak yg belum Sesuai UU PPh 1984 dan perubahannya


dewasa

Belum berumur 18 tahun


&
Belum pernah menikah
Kewajiban Perpajakan
digabung dgn orang
tuanya

NPWP ikut dgn


orang tuanya

Pasal 2 10
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK PP 74/2011
Warisan Yang Belum Terbagi

Warisan yg belum terbagi sebagai satu


kesatuan menggantikan yg berhak

Menggunakan

NPWP dari orang pribadi yg


meninggalkan warisan

Diwakili oleh

Salah seorang ahli waris;


Pelaksana wasiat; atau
Pihak yg mengurus harta
peninggalan
11
Penghapusan NPWP
Diajukan oleh WP dan/ ahli warisnya

WP badan dilikuidasi karena


penghentian atau penggabungan usaha
Penghapusan
NPWP
WP BUT menghentikan kegiatan
usahanya di Indonesia

Dianggap perlu oleh Dirjen Pajak

Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas


permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 bulan untuk WPOP atau 12 bulan
untuk WP badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap
Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan pencabutan pengukuhan PKP dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal
permohonan diterima secara lengkap 12
PENGHAPUSAN NPWP DAN/ PENCABUTAN PKP
PP 74/2011
Jabatan Permohonan WP Catatan:
Verifikasi dapat
juga untuk
penerbitan
NPWP secara
jabatan
DIREKTUR JENDRAL PAJAK
WP
TERTENTU

Pemeriksaan Verifikasi

Penghapusan NPWP dan/


Pencabutan Pengukuhan PKP

Pasal 4 13
WP TU
E RTEN
T
a. OP telah meninggal dunia & tidak meninggalkan warisan;
b. Bendahara pemerintah yg tidak lagi memenuhi syarat sebagai WP;
c. OP yg telah meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;
d. WP memiliki lebih dari 1 NPWP untuk menentukan NPWP yg dapat digunakan sebagai
sarana administratif dlm pelaksaan hak & pemenuhan kewajiban perpajakan;
e. WP badan kantor perwakilaN perusahaan asing yg tidak mempunyai kewajiban PPh
Badan yg telah menghentikan kegiatan usahanya;
f. Warisan yg belum terbagi dalam kedudukan sebagai subjek pajak sudah selesai dibagi;
g. Wanita yg sebelumnya telah memiliki NPWP & menikah tanpa membuat perjanjian
pemisahan harta & penghasilan serta tidak ingin melaksanakan hak & memenuhi
kewajiban perpajakannya terpisah dari suaminya;
h. WP BUT yg telah menghentikankegiatan usahanya di Indonesia;
i. PKP yg telah dipusatkan tempat terutangnya PPN di tempat lain;
j. PKP yg pindah alamat ke wilayah kerja kantor DJP lainnya; atau
k. PKP yg sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai PKP.
l. WP lain yang diatur dalam PMK.
14
Pengertian Verifikasi
Pemenuhan kewajiban
Serangkaian Pajak Subjektif & Objektif
Kegiatan
Pengujian Penghitungan &
pembayaran pajak

Permohonan Wajib Pajak


Data & informasi
Berdasarkan Perpajakan yg dimiliki/
diperoleh Direktur Jenderal
Pajak

Menerbitkan skp
Menerbitkan/ menghapus
Dalam rangka NPWP
Mengukuhkan/ mencabut
pengukuhan PKP
PMK-146/PMK.03/2012 15
Pengertian
Surat yang berisi tentang:
Surat
Hasil Verifikasi
Pemberitahuan Koreksi atas kewajiban Perpajakan WP
Hasil Verifikasi Dasar koreksi
Perhitungan sementara pokok Pajak
(SPHV)
Pemberian Hak kepada WP untuk hadir dalam PAHV

Pembahasan antara Wajib Pajak dan Petugas Verifikasi atas


Hasil Verifikasi
Pembahasan Akhir
Hasil Verifikasi Dituangkan dalam berita acara mengenai PAHV
(PAHV) Ditandatangani oleh kedua belah pihak
Berisi koreksi baik yang disetujui maupun yang tidak

Laporan Hasil Laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil Verifikasi
Verifikasi Disusun oleh petugas Verifikasi
Ringkas, jelas, sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan Verifikasi
(LHV)
16
Tujuan Verifikasi
Menerbitkan NPWP Sacara jabatan

Menghapus NPWP Secara jabatan Permohonan WP

Mengukuhkan PKP Secara jabatan


Verifikasi
Mengukuhkan PKP Permohonan WP

Mencabut PKP Secara jabatan Permohonan WP

Menerbitkan surat
ketetapan Pajak

17
Verifikasi Untuk Menerbitkan NPWP secara Jabatan

WP OP tidak WP OP yang WP sesuai hasil; Mengaktifka


menjalankan menjalankan kegiatan ekstensifikasi n kembali
usaha/ usaha/ yg dilakukan secara NPWP Yg
pekerjaan pekerjaan massal (termasuk telah dihapus
bebas bebas hasil SPN)

Menentukan kebenaran pemenuhan


Persyaratan Subjektif & Objektif

Kegiatan

Pengujian kebenaran Pengukian kebenaran


Konfirmasi lapangan tempat
Konfirmasi kpd formulir isian data hasil data/informasi yg
kedudukan/kegiatan usaha
pemberi kerja ekstensifikasi massal/SPN diperoleh
Pengujian apakah
Pengujian apakah penghasilan diatas Percocokan data dgn Percocokan data dgn
penghasilan PTKP basis data perpajakan basis data perpajakan
diatas PTKP
Analisa Angsuran PPh
Pasal 25
18
Verifikasi Untuk Menghapus NPWP secara Jabatan/
berdasarkan permohonan WP

A. OP telah meninggal dunia & tidak meninggalkan warisan;


B. Bendahara Pemerintah yg tidak lagi memenuhi syarat sebagai WP;
C. OP yg telah meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;
D. WP memiliki lebih dari 1 NPWP untuk menentukan NPWP yg dapat digunakan sebagai sarana administratif dlm pelaksanaan hak
& pemenuhan kewajiban Perpajakan;
E. WP OP yg telah diberikan NPWP melalui pemberi kerja/bendahara dan penghasilan netonya tidak melebihi PTKP
F. WP badan kantor perwakilan perusahaan asing yg tidak mempunyai kewajiban PPh Badan yg telah menghentikan kegiatan
usahanya;
G. Warisan yg belum terbagi dlm kedudukan sebagai Subjek Pajak sesudah selesai dibagi;
H. Wanita yg sebelumnya telah memiliki NPWP & menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta & penghasilan serta tidak
ingin melaksanakan Hak & memenuhi kewajiban Perpajakannya terpisah dari suaminya;
I. Wanita kawin yg memiliki NPWP berbeda dgn NPWP suami & pelaksanaan Hak & kewajiban Perpajakannya digabung dgn suami
J. Anak belum dewasa yg belum memiliki NPWP
K. WP BUT yg telah menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia;
L. WP Badan tertentu selain PT dgn status non efektif yg tidak memiliki kewajiban PPh & secara nyata tidak menunjukkan adanya
kegiatan usaha

Menentukan apakah WP
sudah tdk lagi memenuhi Apabila diperoleh data/informasi yg
syarat Subjektif & menunjukkan adanya Hak & Kewajiban
Objektif perpajakan, terhadap WP dapat diterbitkan
skp dan/ STP
Pencocokan Konfirmasi
data/informasi dat/informasi
19
Verifikasi Untuk Mengukuhkan PKP
Atas Permohonan WP
Secara Jabatan
WP OP sebagai
WP OP WP OP sebagai Pengusaha Pengusaha
sesuai hasil kegiatan WP Badan
sebagai (termasuk WP sebagai
ektensifikasi yang dilakukan
Pengusaha secara massal OPPT) Pengusaha
( termasuk hasil SPN)

Menentukan kebenaran pemenuhan persyaratan subjektif dan


objektif sebagai PKP

Pengujian Pemenuhan Persyaratan


Pengujian pemenuhan persyaratan subjektif
objektifif

Pengujian kelengkapan dokumen terkait dengan identitas Pengujian Kelengkapan dokumen izin usaha
pengusaha ( surat izin usaha perdagangan, surat izin
(KTP Pengusaha, KTP Pengurus, akta pendirian, surat usaha konstruksi)
keterangan domisili)
Pengujian kesesuaian dokumen izin
Pengujian kebenaran status pengusaha, kebenaran usaha dengan kegiatan usaha yang
alamat, kebenaran keberadaan, (Peta lokasi dilakukan (gambaran kegiatan usaha,
kegiatan usaha, foto tempat kegiatan usaha) 20
data peredaran usaha, daftar harga)
Verifikasi Untuk Mencabut Pengukuhan PKP
Secara Jabatan ATAU Atas permohonan WP

1. PKP OP meninggal dunia


Hasil SPN 2. PKP telah dipusatkan tempat terutang PPN
3. PKP pindah wilayah kerja KPP lainya
4. PKP yang peredaran usaha/ penerimaan bruto untuk 1 tahun
Hasil Konfirmasi buku tidak melebihi batas peredaran usaha pengusaha kecil
dan tidak memilih menjadi PKP
Lapangan 5. PKP selain PT Dengan ststus non efektif dan secara nyata tidak
menunjukan adanya kegiatan usaha
6. PKP yang tidak menyampaikan SPT Masa PPN Jan sd Des
Hasil Kegiatan Lain 7. PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN yang PK dan PM nya
nihil untuk Jan sd Des
8. PKP BUT yang telah Menghentikan kegiatan usahanya di
indonesia

Untuk tertib administrasi dan atau menguji pemenuhan persyaratan subjektif dan objektif sebagai PKP

Pencocokan data/informasi Pengujian terhadap jumlah nilai peredaran


bruto atas penyerahan BKP atau JKP yang
Konfirmasi lapangan terhadap tempat dilakukan oleh WP yang telah melampaui batas
kedudukan/ kegiatan usaha pengusaha kecil 21
Dilakukan oleh petugas Verifikasi

Pegawai Negeri Sipil di lingkungan DJP yang diberi tugas,


wewenang dan tanggungjawab untuk melakukan verifikasi

Tanpa Penyampaaian SPHV dan PAHV

Dituangkan dalam LHV

Penugasan Verifikasi Verifikasi


dalam
Verifikasi Idenitas Wajib Pajak
dalam rangka
rangka Mengukuhk
Menerbitkan Tujuan Verifikasi an
/ menghapus mencabut
NPWP Uraian Hasil Verifikasi PKP

Simpulan dan Usul petugas Verifikasi

Pengungkapan Informasi lain yang Terkait 22


Penerbitan NPWP dan Pengukuhan PKP
JABATAN

Adalah kewenagan Direktur


Jendral Pajak

Apabila Wajib Pajak tidak


melaksanakan kewajibanya
mendaftarakan diri dan atau
Pengusaha Kena Pajak tidak
melaporkan usahanya
23
JANGKA WAKTU PENERBITAN SKP DAN/ATAU STP
PP 74/2011
Daftar NPWP Hapus
PKP

Data/ informasi Diterbitkan skp/STP


kewajiban perpajakan dalam jangka 5 tahun
kecuali pidana
Data/
informasi Diterbitkan skp/STP
Kewajiban Perpajakan dalam jangka 5 tahun
kecuali pidana

Pasal 24 24
MENGISI DAN MENYAMPAIKAN SPT

Adalah KEWAJIBAN

Bagi setiap WAJIB PAJAK yang sudah mendaftarkan


diri

Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk


MELAPORKAN penghitungan dan atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta
dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
25
SPT
Hak WP berkaitan dengan
penyampaian SPT

[1] Memperpanjang jangkan waktu penyampaian SPT ;


(Pasal 3 ayat 4 UU KUP )

[2] Membetulkan SPT;


(Pasal 8 ayat 1 dan ayat 6 UU KUP)

[3] Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian


SPT ;
( Pasal 8 a3 dan ayat 4 UU yat KUP)
26
Memperpanjang Jangka Waktu
SPT Penyampaian SPT 1
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebagimana dimaksud pada ayat (3)
untuk paling lama 2(dua) bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan
secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jendral Pajak Yang
Ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Mentri Keuangan.
( Pasal 3 ayat (4) UU KUP)
Apabila WP baik orang pribadi maupun bandan ternyata tidak dapat menyampaikan
SPT dalam jangka waktunya karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah
teknis penyusunan laporan keuangan, atau sebab lainya sehingga sulit untuk
memenuhi batas waktu penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari batas waktu
yang telah ditentukan, WP dapat memperpanjang penyampaian SPT Tahunan PPh
dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain
misanya dengan cara lain misalnya dengan pemberitahuan secara elektronik kepada
Dirjen Pajak

Pemberitahuan harus disertai dengan perhitungan sementara pajak yang terutang


dalam 1(satu) Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan
kekurangan pembayaran pajak yang terutang,yang ketentuanya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Mentri Kuuangan. (Pasal 3 ayat 5 UU KUP) 27
Akibat administratif penundaan
SPT Penyampaian SPT 1

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian


Surat Pemberitahuan dan ternyata penghitungan sementara pajak
yang terutang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5)
kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang atas
kekurangan pembayaran pajak tersebut, dikenai bunga sebesar
2%(dua persen) perbulan yang dihitungdari saat berakhirnya batas
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b dan huruf c sampai dengan tanggal
dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari
bulan dihitung penuh 1(satu ) bulan

( Pasal 19 ayat 3 UU KUP)


28
Membetulkan
SPT 2

Wajib Pajak dgn kemauan sendiri dapat membetulkan surat


Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan
tertulis, dgn syarat Direktur Jendral Pajak belum melakukan tindakan
pemeriksaan.
(Pasal 8 ayat 1 UU KUP Perubahan)
Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lambat 2
(dua) tahun sebelum daluwarsa penetapan.
(Pasal 8 ayat 1a UU KUP Perubahan)

Pada saat Surat Oemberitahuan


Pemeriksaan Pajak disampaikan Pasal 13 angka (1) “ Dalam jangka waktu 5 (lima)
kepada wajib Pajak, wakil, kuasa, tahun setelah saat terutangnya Pajak atau
pegawai, atau anggota keluarga berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
yg telah dewasa dari Wajib Pajak Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
29
Akibat Administratif Pembetulan SPT Tahunan

Dalam hal Wajib Pajak memebetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yg


mengakibatkan utang Pajak lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah Pajak yg kurang
dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai
dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
(Pasal 8 ayat 2 UU KUP)

CONTOH

PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh Tahun 2008 pada tanggal 20
Februari 2010, yg semula menyatakan jumlah Pajak terutang sebesar Rp. 100 juta
& kredit Pajak sebesar Rp. 80 juta, dibetulkan seharusnya jumlah Pajak Terutang
sebesar Rp. 130 juta dan kredit Pajak tetap. Kekurangan pembayaran Pajak sebesar
Rp. 30 juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2010.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar:
2% x 10 x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 6.000.000,00
Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 – 18 Februari 2010 = 10 bulan

30
Akibat Administratif Pembetulan SPT Tahunan

Dalam hal; Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang
mengakibatkan utang Pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan atas jumlah Pajak
yang kurang bayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
(Pasal 8 ayat 2a UU KUP)

CONTOH
PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPN Masa Maret 2012 pada tanggal 20
November 2012, yg semula menyatakan jumlah Pajak Keluaran yg harus dipungut
sendiri sebesar Rp. 100 juta & kredit Pajak sebesar Rp. 80 juta, dibetulkan
seharusnya jumlah Pajak Keluaran sebesar Rp. 130 juta dan kredit Pajak tetap.
Kekurangan pembayaran Pajak sebesar Rp. 30 juta dibayar pada tanggal 18
November 2012.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar:
2% x 7 x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 4.200.000,00
Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2012 – 18 November 2012 = 7 bulan

31
PEMBETULAN SPT WP Membetulkan SPT dgn
PP 74/2011 Menyampaikan pernyataan tertulis

Beri tanda di SPT

Syarat, belum dilakukan:


Verifikasi dlm rangka menerbitkan
skp;
Pemeriksaan; atau
Pemeriksaan bukti permulaan

Rugi atau lebih bayar

TIDAK YA

Paling lama 2 (dua)


Sampai
tahun
Daluwarsa
Pasal 5 Sebelum daluwarsa
32
PEMBETULAN SPT
Kompensasi Kerugian PP 74/2011
WP menerima:
skp Yg menyatakan rugi fiskal yg berbeda
dg rugi fiskal yg telah dikompensasikan
SK Keberatan dalam SPT Tahunan

SK Pengurangan
Ketetapan Pajak
WP membetulkan SPT WP tidak membetulkan SPT
SK Pembatalan
Ketetapan Pajak
Jangka waktu
3 bulan
SK Pembetulan
Sejak tanggal
 Stempel Pos pengiriman Dirjen Pajak
Putusan Banding  Diterima secara langsung Memperhitungkan Rugi
Fiskal
Putusan PK

Atas Tahun Pajak sebelumnya/


beberapa Tahun Pajak sebelumnya

Pasal 6 33
PEMBETULAN SPT
Kompensasi Pembetulan PP 74/2011

j en P ajak
Dir
i tu ngkan
perh
Mem i Fiskal
rug

1. Dirjen Pajak Menghitung kembali kompensasi kerugian pada saat proses:


a. Pemeriksaan,
b. Pemeriksaan ulang,
c. Verifikasi dalam rangka penerbitan skp,
d. Penyelesaian keberatan,
e. Penyelesaian pengurangan atau pembatalan ketetapan Pajak,
f. Penerbitan SK Pembetulan

2. Dalam hal proses Banding & Peninjauan Kembali Dirjen Pajak menyampaikan
rugi fiskal tersebut ke badan peradilan Pajak

Pasal 6 34
Mengungkapkan Ketidakbenaran Pengisian SPT
3

Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan


penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yg dilakukan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut
tidak akan dilakukan Penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri
mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannyatersebut dengan disertai pelunasan
kekurangan pembayaran jumlah Pajak yg sebenarnya terutang beserta sanksi
administrasi berupa denda sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah Pajak
yg kurang dibayar.
(Pasal 8 ayat 3 UU KUP)

“Setiap orang yg karena kealpaannya:


a. Tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan; atau
b. Menyampaikan Surat Pemberitahuan,
tetapi isinya tidak benar/ melampirkan
keterangan yg isinya tidak benar”

35
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN (1)
PP 74/2011
Wajib
Pengungkapan Pajak
Ketidakbenaran
Perbuatan
Tidak sesuai
dgn keadaan
Usulan Penyidikan
yg
sebenarnya

Dirjen Pemeriksaan
Pajak Bukper Terbuka
tetap dilanjutkan Sesuai dgn
keadaan yg
≥ Dengan temuan
pemeriksaan Bukper
sebenarnya
Pemeriksaan
Bukper
Terbuka Laporan Pemberitahuan
Hasil Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penyidikan
Bukper
Pemeriksaan Terdapat
Bukper data lain
Pasal 7 36
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN (2)
PP 74/2011

Tidak menyampaikan SPT


Alpa/
sengaja
Menyampaikan SPT tidak benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yg isinya tidak benar

Syarat:

Kemauan sendiri
Ditandatangani WP
Pernyataan tertulis
Penghitungan kekurangan Pajak
dalam format SPT
Sepanjang mulainya penyidikan
belum diberitahukan kpd SSP kurang Bayar
penuntut umum
SSP denda sebesar 150%

Dirjen Pajak
37
Mengungkapkan Ketidakbenaran Pengisian SPT

Walaupun Direktur Jendral Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat


Direktur Jendral Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak
dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yg telah disampaikan sesuai
keadaan yg sebenarnya, yg dapat mengakibatkan:
a. Pajak-pajak yg masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil; b. rugi
berdasarkan ketentuan Perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar; c.
jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau d. jumlah modal
menjadi lebih besar atau lebih kecil dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan
(Pasal 8 ayat 4 UU KUP)

Pajak yg kurang dibayar yg timbul sebagai akibat dari pengungkapan ketidakbenaran


pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) beserta sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak yang kurang
dibayar, harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri dimaksud
disampaikan
(Pasal 8 ayat 5 UU KUP)

38
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PENGISIAN SPT
PP 74/2011

Dirjen Wajib Pemeriksaan


Pajak Pajak Tetap
skp
dilanjutkan
Pengungkapan
Ketidakbenaran
Pengisian SPT

Syarat: Ditandatangani WP

Kesadaran sendiri Penghitungan


kekurangan Pajak
Laporan tertulis
SSP Kurang Bayar
Sepanjang SPHP belum Dikreditkan
disampaikan SSP Kenaikan sebesar
50 %

Catatan untuk SPT Masa PPN:


PM yg tidak dilaporkan dalam SPT → tidak dapat diperhitungkan dalam
pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT

Pasal 8 39
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK
PP 74/2011
Wajib Pajak

Menggunakan

SSP Sarana Administrasi lain

•Pembayaran secara
elektronik
•Pembayaran melalui
anjungan Tunai Mandiiri, atau
•Media lainnya

Kas Negara
Pasal 9
40
MENYELENGARAKAN PEMBUKUAN

Adalah KEWAJIBAN

Bagi setiap Wajib Pajak orang pribadi yang


melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas*) dan Wajib Pajak badan Indonesia, yang
telah mendaftarkan diri

*) kecuali yang sesuai dengan ketentuan UU PPh


diperbolehkan menghitung penghasilan Neto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto

41
MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

Adalah KEWAJIBAN

Bagi setiap Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan


kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai
dengan ketentuan UU PPh diperbolehkan menghitung
penghasilan Neto dengan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto dan Wajib Pajak orang
pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.

42
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur


untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
p;enyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak
tersebut.
(Pasal 1 angka 29 UU KUP)

Pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang


peredaran atau penerimaan bruto dan/ atau penghasilan bruto sebagai
dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang termasuk penghasilan
yang bukan objek pajak dan/ atau yang dikenai pajak yang bersifat final.
(Pasal 28 angka 9 UU KUP)

43
YANG WAJIB PEMBUKUAN
pasal 28 angka 1 dan 2 UU KUP

Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan


usaha atau pekerjaan bebas, kecuali yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan
neto dengan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto

44
PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH
(Per. Menkeu No: 196/PMK. 03/2007 sttd No. 24/PMK.011/2012

Dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak:

Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing

Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya yang beroprasi berdasarkan kontrak
dengan Pemerintah RI sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan pertambangan selain pertambangan minyak dan gas bumi;

Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang beroprasi berdasarkan ketentuan
peraturan Perundang-undangan pertambangan minyak dan gas bumi;

Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang memerlukan reksa dana dalam denominasi satuan mata
uang Dollar Amerika Srikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan
Pendaftaran dari Badan Pengawas Pasar Modal – Lembaga Keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundang-undangan pasar modal;

45
PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH
(Per. Menkeu No: 196/PMK. 03/2007 sttd No. 24/PMK.011/2012

Dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak:

u s ah a tetap
Bentuk
WP yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di
bursa efek LN

WP yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri,


yaitu perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan/atau
dikuasai oleh perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang
mempunyai hubungan istimewa

Wajib Pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang


fungsionalnya menggunakan satuan mata uang Dollar Amerika Srikat sesuai
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonsia

46
PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH
(Per. Menkeu No: 196/PMK. 03/2007 sttd No. 24/PMK.011/2012

Penyelenggaraan pembukuan dgn menggunakan bahasa Inggris & satuan mata uang Dollar AS
oleh WP harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan, kecuali bagi WP
dlm rangka Kontrak Karya atau WP dlm rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sama;

Izin tertulis diperoleh WP dgn mengajukan Surat Permohonan kepada Kepala Kanwil, paling
lambat 3 (tiga) bulan:
Sebelum tahun buku yang diselenggarakan dgn menggunakan bahasa Inggris & satuan Mata
Uang Dollar AS tersebut dimulai; atau
Sejak tanggal pendirian bagi WP baru untuk Bagian Tahun Pajak / Tahun Pajak Pertama
** paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal 2 feb 2012

Kepada Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan atas
permohobab dimaksud paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan dari WP diterima secara
lengkap;

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan belum ada keputusan maka permohonan
dianggap diterima & Kepala Kantor Wilayah atas nama Menkeu menrbitkan keputusan
pemberian izin
47
KETENTUAN MENGENAI PENCATATAN
Pasal 28 UU KUP
₍1 ₎
Harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya

₍2₎Harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab,


satuan mata Uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa
asing yg diizinkan oleh Menteri Keuangan

₍3Pencatatan
₎ terdiri dari data yg dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau
penerimaan bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung
jumlah Pajak yg Terutang, termasuk penghasilan yg bukan objek Pajak dan atau yg
dikenakan Pajak yg bersifat final.

48
YANG TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI WAJIB
MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
Pasal 28 angka 2 UU KUP
₍1 ₎
Wajib Pajak orang pribadi melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yg sesuai
dgn ketentuan perundang-undangan Perpajakan diperbolehkan menghitung
penghasilan neto dgn menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

(Pasal 14 ayat 2 UU PPh)


Wajib Pajak orang pribadi yg melekukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yg
peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari Rp. 4.800.000.000,00 (empat
miliar delapan ratus juta rupiah) boleh menghitung penghasilan neto dgn
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, dgn syarat memberitahukan
kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun
Pajak yg bersangkutan.
₍2₎
Wajib Pajak orang pribadi yg tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

49
PENYIMPANAN DOKUMEN
Buku, catatan, & dokumen

Dokumen lain termasuk


hasil pengolahan data dari
pembukuan yg dikelila
secara elektronik atau
secara program aplikasi
online 10 Tahun
Dasar
pembukuan
/pencatatan
Dokumen dan/atau Di Indonesia
informasi tambahan untuk
mendukung bahwa
transaksi yg dilakukan dgn
pihak yg mempunyai
hubungan istimewa telah
sesuai dgn prinsip
kewajaran dan kelaziman
usaha
50
MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAJAK

Adalah HAK*)

Bagi DIREKTUR JENDERAL PAJAK


Untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban Perpajakan Wajib Pajak dan untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Perpajakan

*) Hak ini bersifat terbatas dengan nama KEWENANGAN

51
KEWENANGAN dan TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK
KEWENANGAN

Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan


pemenuhan kewajiban Perpajakan
Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan Perpajakan.

TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK

₍₎1
Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

₍2₎ Tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diantaranya mengatur
tentang pemeriksaan ulang, jangka waktu pemeriksaan, kewajiban menyampaikan surat
pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak, dan hak Wajib Pajak untuk hadir
dalam pembahasan akhir pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan

Peraturan Menkeu Nomor 17/PMK. 03/2013


52
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan:
 menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
Yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
Berdasarkan suatu standar pemeriksaan
Untuk menguji kepatuhan pemenuhan Kewajiban Perpajakan dan/ atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan Perpajakan.

PMK-17/PMK. 03/2013

TUJUAN PEMERIKSAAN

1 Dan/
2
atau

Tujuan lain dalam rangka


Menguji kepatuhan
melaksanakan ketentuan
pemenuhan kewajiban
perundang-undangan
Perpajakan
Perpajakan

53
RUANG LINGKUP

Jenis Pajak:
Satu, beberapa, atau seluruh jenis Pajak
Pemeriksaan untuk
menguji kepatuha
pemenuhan Kewajiban Masa / Tahun Pajak:
Perpajakan Satu atau beberapa Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun
lalu maupun tahun brajalm

54
Kriteria Pemeriksaan

Harus WP mengajukan permohonan pengembalian kelebihan


dilakukan pembayaran Pajak (pasal 17N UU KUP)

SPT LB selain Pasal 17B UU KUP

WP telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan Pajak

Pemeriksaan
SPT Rugi
Menguji
Kepatuhan
Penggabungan,
Penggabungan, peleburan,
peleburan, pemekaran,
pemekaran, likuidasi,
likuidasi, pembubaran,
pembubaran, atau
atau akan
akan meninggalkan
meninggalkan Indonsia
Indonsia
untuk
untuk selama-lamanya
selama-lamanya

Wajib
Wajib Pajak
Pajak melakukan
melakukan perubahan
perubahan tahun
tahun buku/
buku/ metode
metode pembukuan/
pembukuan/ karena
karena dilakukannya
dilakukannya
penilaian
penilaian kembali
kembali aktiva
aktiva tetap
tetap

Dapat
dilakukan Tidak
Tidak menyampaikan/
menyampaikan/ menyampaikan
menyampaikan SPT
SPT melampaui
melampaui jangka
jangka waktu
waktu dalam
dalam Surat
Surat Teguran
Teguran yang
yang
terpilih untuk
terpilih untuk dilakukan
dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan berdasarkan
berdasarkan analisis
analisis risiko
risiko

Wajib
Wajib Pajak
Pajak menyampaikan
menyampaikan Surat
Surat Pemberitahuan
Pemberitahuan yg
yg terpilih
terpilih untuk
untuk dilakukan
dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan
berdasarkan
berdasarkan analisis
analisis risiko
risiko

55
Jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan Pemeriksaan
Resitusi Pasal Selain Pasal
17B UU KUP 17B UU KUP

Pemerisaan Pemerisaan Pemerisaan


Rutin Rutin Khusus

Pemerisaan Pemeriksaan Pemerisaan Pemerisaan Pemerisaan


Kantor Lapangan Kantor Lapangan Lapangan

PENENTUAN JENIS
PEMERIKSAAN DIATUR OLEH
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
56
Pemeriksaan Restitusi Pasal 17B UU KUP

Dilakukan dengan pemeriksaan kantor dalam hal:

laporan keuangan Wajib Pajak untuk Tahun Pajak


yang diperiksa diaudit oleh akuntan publik atau
1 laporan keuangan salah satu Tahun Pajak dari (2)
dua Tahun Pajak sebelum Tahun Pajak yg diperiksa
telah diaudit oleh akuntan publik, dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian
…………………………………………………………………………………

Wajib Pajak tidak sedang dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan,


2 penyidikan atau penuntutan tindak pidana Perpajakan, dan/atau
Wajib Pajak dalam 5 (lima) tahun terakhir tidak pernah dipidana
karena melakukan tindak pidana di bidang Perpajakan
…………………………………………………………………………………

57
Standar Pemeriksaan

Standar Pemeriksaan digunakan


sebagai ukuran mutu
Pemeriksaan yang diatur oleh
Direktur Jendral Pajak yang
merupakan capaian minimum
yang harus dicapai Pemeriksaan
dalam melaksanakan
Pemeriksaan

58
STANDAR PEMERIKSAAN

Standar Umum a. a.Telah mendapat pendidikan dan


Telah mendapat pendidikan dan
pelatihan
pelatihanteknis yang
teknis cukup
yang serta
cukup serta
memiliki
memilikiketerampilan
keterampilansebagai
sebagai
Pemeriksa
Pemeriksa Pajak
Pajak
Standar b. b.Menggunakan
Menggunakan keterampilannya
keterampilannya
secara cermat
secara cermat& seksama
& seksama
Pelaksanaan
c. c.Jujur dandan
Jujur bersih dari
bersih tindakan-
dari tindakan-
tindakan
tindakantercela, mengutamakan
tercela, mengutamakan
kepentingan
kepentingan negara
negara
d. d.Taat terhadap
Taat terhadapberbagai ketentuan
berbagai ketentuan
Standar peraturan
peraturan perundang-undangan
perundang-undangan di di
bidang
bidangPerpajakan
Perpajakan
Pelaporan

59
STANDAR PEMERIKSAAN
a) Persiapan yg baik, sesuai dg tujuan Pemeriksaan
b) Pemeriksaan dilaksanakan dg melakukan pengujian
berdasarkan metode & teknik Pemeriksaan sesuai dg
Standar Umum program Pemeriksaan (audit program) yg telah disusun
c) Temuan pemeriksan harus didasarkan pada bukti
kompeten yg cukup berdasarkan ketentuan per UU
Perpajakan
d) Dilakukan oleh suatu tim pemeriksa Pajak yg terdiri dari
seorang supervisor, seorang ketua tim, dan seorang atau
Standar lebih anggota tim, dan dalam keadaan tertentu ketua tim
dapat merangkap sebagai anggota tim
Pelaksanaan e) Dapat dibantu oleh seorang atau lebih yg memiliki
keahlian tertentu, baik yg berasal dari Direktur Jenderal
Pajak, maupun yg berasal dari Instansi diluar Direktorat
Jenderal Pajak yg telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Pajak, sebagai tenaga ahli
f) Dapat dilakukan secara bersama-sama dg tim pemeriksa
Standar dari Instansi lain
g) Dapat dilaksanakan di kantor Direktorat Jenderal Pajak,
Pelaporan tempat tinggal/ tempat kedudukan Wajib Pajak, tempat
kegiatan usaha/ pekerjaan bebas Wajib Pajak,
dan/tempat lain yg dianggap perlu oleh Pemeriksa Pajak
h) Dilaksanakan pada jam kerja & apabila diperlukan dapat
dilanjutkan di luar jam kerja
i) Pelaksanaan Pemeriksaan didokumentasikan dalam
bentuk Kertas Kerja Pemeriksaan

60
STANDAR PEMERIKSAAN
a) LHP disusun ringkas & jelas, memuat ruang lingkup
atau pos-pos yg diperiksa sesuai dgn tujuan
Standar Umum Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa Pajak yg
didukung temuan yg kuat tentang ada atau tidak
adanya penyimpangan terhadap peraturan
perundang-undangan Perpajakan, dan memuat pula
pengungkapan informasi lain yg terkait dgn
pemeriksaan.
Standar b) Laporan hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban Perpajakan antara lain
Pelaksanaan mengenai:
1. Penugasan Pemeriksaan
2. Identitas Wajib Pajak
3. Pembukuan/ pencatatan Wajib Pajak
4. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
5. Data/ informasi yg tersedia
6. Buku & Dokumen yg dipinjam
Standar 7. Materi yg diperiksa
Pelaporan 8. Uraian hasil Pemeriksaan
9. Ikhtisar hasil Pemeriksaan
10. Penghitungan Pajak Terhutang
11. Simpulan & Usul Pemeriksaan Pajak.

61
Kewajiban Pemeriksa

Kewajiban Pemeriksa
1.
1. Menyampaikan
Menyampaikan SuratSurat Pemberitahuan
Pemberitahuan 5. Menuangkan hasil pertemuan dengan Wajib
Pemeriksaan
Pemeriksaan (Pemeriksaan lapangan)
(Pemeriksaan lapangan) atau
atau surat
surat Pajak dalam bentuk Berita Acara hasil Pertemuan
panggilan (Pemeriksaan Kantor) kepada
panggilan (Pemeriksaan Kantor) kepada Wajib Wajib 6. Menyampaikan SPHP
Pajak
Pajak 7. Memberikan hak hadir kepada WP dalam rangka
2.
2. Memperlihatkan
Memperlihatkan TandaTanda Pengenal
Pengenal Pemeriksa
Pemeriksa Pajak
Pajak Pembahasan Hasil Akhir Pemeriksaan pada waktu
& surat Perintah Pemeriksaan
& surat Perintah Pemeriksaan yg telah ditentukan
3.
3. Memperlihatkan
Memperlihatkan SuratSurat yg
yg berisi
berisi perubahan
perubahan Tim Tim 8. Menyampaikan Kuesioner pemeriksaan kepada
Pemeriksa
Pemeriksa Pajak
Pajak kepada
kepada WPWP apabila
apabila susunan
susunan tim
tim Wajib Pajak
Pemeriksa
Pemeriksa Pajak
Pajak mengalami
mengalami perubahan
perubahan 9. Melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam
4.
4. Melakukan
Melakukan pertemuan
pertemuan dgn dgn Wajib
Wajib Pajak
Pajak dalam
dalam memenuhi Kewajiban Perpajakannya sesuai
rangka
rangka memberikan
memberikan penjelasan
penjelasan mengenai:
mengenai: dengan ketentuan Peraturan Perundang-
•• Alasan dan tujuan pemeriksaan
Alasan dan tujuan pemeriksaan undangan Perpajakan dengan menyampaikan
•• Hak
Hak && Kewajiban
Kewajiban Wajib
Wajib Pajak
Pajak selama
selama & & saran secara tertulis
setelah pelaksanaan Pemeriksaan
setelah pelaksanaan Pemeriksaan 10. Mengembalikan Buku atau catatan, dokumen
•• Hak
Hak Wajib
Wajib Pajak
Pajak untuk
untuk mengajukan
mengajukan yang dipinjam dari WP
permohonan
permohonan untuk dilakukan pembahasan
untuk dilakukan pembahasan 11. Merahsiakan kepada Pihak lain yg tidak berhak
dgn tim Quaility Assurance Pemeriksaan segala sesuatu yg diketahui atau diberitahukan

Kewajiban Pemeriksa
dgn tim Quaility Assurance Pemeriksaan
dalam
dalam hal
hal nterdapat
nterdapat hasil
hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan yg yg WP dalam rangka Pemeriksaan
belum
belum disepakati
disepakati antara
antara pemeriksa
pemeriksa Pajak
Pajak
dgn
dgn Wajib
Wajib Pajak
Pajak pada
pada saat
saat Pembahasan
Pembahasan
akhir
akhir Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
•• Kewajiban
Kewajiban dari WP
dari WP untuk
untuk memenuhi
memenuhi
permintaan
permintaan buku, catatan, dan/atau
buku, catatan, dan/atau
dokumen
dokumen yg menjadi dasar pembukuan/
yg menjadi dasar pembukuan/
pencatatan,
pencatatan, dan dokumen lainnya, yg
dan dokumen lainnya, yg akan
akan
dipinjam dari
dipinjam dari WPWP
62
Hak Wajib Pajak

1. Meminta kepada pemeriksa Pajak untuk 5. Menerima Surat Pemberitahuan Hasil

Hak WP
memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksaan
Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah 6. Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan pada waktu yg telah
2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk ditentukan
memberikan Surat pemberitahuan 7. Mengajukan permohonan untuk
Pemeriksaan sehubungan dengan dilakukan pembahasan dgn Tim Quality
Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan Assurance Pemeriksaan, dalam hal
3. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk masih terdapat hasil Pemeriksaan yg
Memperlihatkan Surat yg berisi belum disepakati antara Pemeriksa
Perubahan tim Pemeriksa Pajak apabila Pajak dengan Wajib Pajak pada saat
susunan tim Pemeriksa mengalamai Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Perubahan 8. Memberikan pendapat atau penilaian
Hak WP
4. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh
memberikan penjelasan tentang alasan Pemeriksa Pajak melalui pengisian
& tujuan Pemeriksaan Kuesioner Pemeriksaan.

63
Wewenang Pemeriksa

Pemeriksaan Lapangan
1. Melihat/ meminjam buku atau catatan,
dokumen
2. Mengakses dan/ atau mengunduh data 1. Memanggil WP untuk datang ke kantor
yang dikelola secara elektronik DJP
3. Memasuki & memeriksa tempat atau 2. Melihat/ meminjam buku atau catatan,
ruang, yang diduga digunakan untuk dokumen
menyimpan buku/ catatan/ dokumen/ 3. Meminta kepada Wajib Pajak untuk
uang/ barang memberi bantuan guna kelancaran
4. Meminta Kepada Wajib Pajak untuk Pemeriksaan
memberi bantuan guna kelancaran 4. Meminta keterangan lisan dan/atau
Pemeriksaan tertulis drai wajib Pajak
5. Melakukan penyegelan tempat atau 5. Meminjam kertas kerja pemeriksaan

Pemeriksaan Kantor
ruang tertentu serta barang bergerak yang dibuat oleh Akuntan Publik
dan/atau tidak bergerak melalui Wajib Pajak
6. Meminta keterangan lisan dan/atau 6. Meninta keterangan dan/atau bukti
tertulis dari Wajib Pajak yang diperlukan dari pihak ketiga yg
7. Meminta keterangan dan/atau bukti yg mempunyai hubungan dengan WP
diperlukan dari pihak ketiga yg melalui Kepala UP2
mempunyai hubungan dengan WP
melalui kepala UP2

64
Kewajiban Wajib Pajak

Pemeriksaan Lapangan
1. Memperlihatkan/ meminjamkan buku, 1. Memenuhi panggilan untuk datang
catatan, dokumen menghadiri pemeriksaan
2. Memberi kesempatan Pemeriksa untuk 2. Memperlihatkan/ meminjamkan
mengakses/ mengunduh data elektronik catatan/ dokumen
3. Memberi kesempatan pemeriksa untuk 3. Memberi bantuan guna kelancaran
memasuki tempat/ ruang yg patut pemeriksaan
diduga digunakan sebagai tempat 4. Menyampaikan tanggapan secara
menyimpan buku/ catatan/ dokumen/ tertulis atas SPHP
uang/ barang 5. Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan
4. Memberi bantuan guna kelancaran yang dibuat oleh Akuntan Publik

Pemeriksaan Kantor
pemeriksaan 6. Memberikan lisan/ tertulis yang
5. Menyampaikan tanggapan secara diperlukan
tertulis atas SPHP
6. Mmberikan keterangan lisan/ tertulis
yang diperlukan

65
Jangka Waktu Pemeriksaan
SPHP
7 Hari
Tanggapan Tertulis

Perpanjangan 3 Hari
Jangka waktu sejak Penyampaian
Surat Pemberitahuan Jangka waktu sejak Tanggapan tertulis
Pemeriksaan 3 Hari
tanggal SPHP
disampaikan/sejak WP Undangan Pembahasan
datang memenuhi
disampaikan sampai
Akhir
panggilan s.d. tgl SPHP dengan tanggal LHP
disampaikan
Pembahasan Akhir
2 Bulan
JANGKA WAKTU JANGKA WAKTU PEMBAHASAN Risalah
PENGUJIAN AKHIR & PELAPORAN Pembahasan
3 Hari
KANTOR LAPANGAN Permohonan
4 Bulan+ 2 6 Bulan+ 2 2 BULAN Pembahasan
Bulan Bulan
Dgn QA
Pembahasan
WP K3S MIGAS WP GRUP Tim QA
Panggilan
INDIKASI TRANSFER Penandatanganan BA
PRICING/TRANSAKSI 3 Hari
KHUSUS LAIN
(2 BULAN) Penandatangan BA

KANTOR LAPANGAN
4Bulan+3x 6 Bulan+3x6
6 Bulan Bulan LHP 66
Jangka Waktu Pemeriksaan
PERPANJANGAN JANGKA
WAKTU PEMERIKSAAN
LAPANGAN

Alasan
Apabila terkait dengan:
a. Pemeriksaan Lapangan diperluas ke
Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak lainnya WP K3S MIGAS WP GRUP
b. Terdapat konfirmasi atau permintaan
data dan/atau keterangan pihak ketiga
c. Ruang lingkup Pemeriksaan meliputi INDIKASI TRANSFER PRICING/
TRANSAKSI KHUSUS LAIN
seluruh jenis Pajak
d. Berdasarkan pertimbangan Kepala
UP2

2 BULAN 3X6 BULAN

67
Jangka Waktu Pemeriksaan
PERPANJANGAN JANGKA
WAKTU PEMERIKSAAN KANTOR

Alasan:
Apabila dalam Pemeriksaan Kantor
ditemukan Indikasi transaksi yang
a. Pemeriksaan Kantor diperluas ke Masa terkait dengan transfer Pricing
Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun dan/atau transaksi khusus lain yang
Pajak lainnya berindikasi adanya rekayasa transaksi
b. Terdapat konfirmasi atau permintaan keuangan, pelaksanaan Pemeriksaan
data dan/atau keterangan pihak ketiga Kantor diubah menjadi Pemeriksaan
c. Ruang lingkup Pemeriksaan meliputi Lapangan
seluruh jenis Pajak
d. Berdasarkan pertimbangan Kepala
UP2
Dalam hal dilakukan
perpanjangan jangka waktu
pengukujian Pemeriksaan
Lapangan atau Pemeriksaan
Kantor Kepala UP2 harus
menyampaikan Pemberitahuan
2 BULAN secara tertulis Kepada Wajib Pajak

68
Penyelesaian Pemeriksaan

PENYELESAIAN
PEMERIKSAAN

Membuat LHP
Menghentikan Sebagai dasar
Pemeriksaan penerbitan surat
Dengan membuat ketetapan Pajak dan
LHP SUMIR atau STP

69
Penyelesaian Pemeriksaan Dengan Membuat LHP Sumir
A WP Tidak ditemukan/ tidak memenuhi panggilan

WP tidak ditemukan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat
Pemeriksaan Lapangan
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan diterbitkan

WP tidak memenuhi panggilan Pemeriksaan dalam jangka waktu 4 (empat) bulan


Pemeriksaan Kantor
sejak tanggal Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan diterbitkan

Pemeriksaan ditangguhkan, karena ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Bukper terbuka dan Pemeriksaan Bukper
B tersebut:C

Tidak dilanjutkan Penyidikan karena WP mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya


(Pasal 8 ayat 3 UU KUP)
Tidak dilanjutkan penyidikan tetapi diselesaikan dengan menerbitkan SKPKB
(Pasal 13A UU KUP)
Dilanjutkan Penyidikan namun penyidikan dihentikan karena tidak dilakukan penuntutan
(Pasal 44B UU KUP)

Pemeriksaan ditangguhkan karena ditindaklanjuti dengan penyidikan sebagai tindak lanjut pemeriksaan
C Bukti Permulaan tertutup dan penyidikan tersebut dihentikan karena memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam (Pasal 44B UU KUP)

D Pemeriksaan Ulang tidak mengakibatkan adanya tambahan atas jumlah Pajak yang telah ditetapkan dalam
Surat Ketetapan Pajak Sebelumnya

E Terdapat keadaan tertentu berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak


70
Penyelesaian Pemeriksaan Dengan Membuat LHP

A WP tidak ditemukan/ tidak memenuhi panggilan (Pemeriksaan Restitusi Pasal 17B)

WP tidak ditemukan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
Pemeriksaan Lapangan
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan diterbitkan

WP tidak memenuhi Panggilan Pemeriksaan dalam jangka waktub 4 (empat) bulan


Pemeriksaan Kantor
sejak tanggal Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan diterbitkan

B WP ditemukan dan pemeriksaan dapat diselesaikan dalam jangka waktu pemeriksaan

WP ditemukan dan pemeriksaan belum dapat diselesaikan s.d berakhirnya jangka waktu atau perpanjangan
C jangka waktu pengujian

D Pemeriksaan ditangguhkan, karena ditindaklanjuti dengan pemeriksaan Bukper terbuka dan pemeriksaan
Bukper tersebut:

Dihentikan karena WP meninggal dunia

Dihentikan karena tidak ditemukan bukti permulaan tindak pidanan Perpajakan

Dilanjutkan penyidikan namun penyidikan dihentikan karena memenuhi ketentuan Pasal 44A UU KUP
Dilanjutkan penyidikan dan penuntutan serta telah terdapat putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap

E Pemeriksaan ditangguhkan, ditindaklanjuti dengan Penyidikan sbd tindak lanjut Bukper tertutup, dan
penyidiknya …………………

Dihentikan karena memenuhi ketentuan Pasal 44A UU KUP

Dilanjutkan penentuan serta telah terdapat Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum 71
Penyelesaian Pemeriksaan

Pengujian yang belum dapat


diselesaikan harus diselesaikan
dengan menyampaikan SPHP Dan melanjutkan tahapan
dalam jangka waktu paling lama
7 (tujuh) hari kerja sejak
Pemeriksaan sampai
berakhirnya perpanjangan dengan pembuatan LHP
jangka waktu pengujian

72
Penyelesaian Pemeriksaan

Penyelesaian dengan LHP SUMIR

Pemeriksaan dapat dilakukan kembali


apabila dikemudian hari Wajib Pajak
ditemukan

Wajib Pajak yang tidak ditemukan


(Restitusi Pasal 17B)
Pajak Terutang terhadap Wajib Pajak
ditetapkan secara jabatan

73
Surat Perintah Pemeriksaan (SP2)

1 SP2 diterbitkan untuk:

 Satu atau beberapa Masa Pajak dalam satu Bagian


Tahun Pajak atau Tahun Pajak yang sama
 Satu Bagian Tahun Pajak
 Tahun Pajak

2 Jika terjadi perubahan tim pemeriksa:

Kepala UP2 harus menrbitkan Surat yang berisi perubahan


Tim Pemeriksa Pajak

3 Bantuan dari tenaga ahli

Tenaga ahli tersebut bertugas berdasarkan Surat tugas yang


diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak

74
Alur Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan

Penugasan/ Penerbitan SP2


Perencanaan
persetujuan/ dan Peminjam
pemeriksan dan
instruksi pemberitahuan ke Dokumen
Audit Program
pemeriksaan WP

Surat Ketetapan
Nota Hitung Pajak (SKPKB, Pelaksanaan
SKPN, SKPLB) Pengujian
(Metode & Teknik
Pemeriksaan)

Laporan Hasil Pembahasan


Pemeriksaan dengan Tim QA
(LHP) Pembahasan Akhir Pemberitahuan
dengan WP Hasil Pemeriksaan
(ClosingConference) (SPHP)

Berita Acara Hasil


Pembahasan
Akhir 75
SURAT PEMBERITAHUAN
PEMERIKSAAN LAPANGAN

• Wajib diberitahukan kepada WP


• Dapat disampaikan secara langsung kepada
Wajib Pajak pada saat dimulainya Pemeriksaan
Lapangan atau disampaikan melalui faksimili,
pos dengan bukti pengiriman surat, atau jasa
pengiriman lainnya dengan bukti pengiriman
• Dapat disampaikan kepada Wakil atau Kuasa
WP atau pihak yang mewakili (pegawai WP/
anggota keluarga yang telah dewasa dari WP/
pihak lain yang dapat mewakili) dalam hal WP
tidak berada ditempat

Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan

76
SURAT PANGGILAN DALAM
RANGKA
SURAT PEMERIKSAAN
PANGGILAN DALAM
RANGKA PEMERIKSAAN

• Disampaikan melalui faksimili, pos


dengan bukti pengiriman surat, atau jasa
pengiriman lainnya dengan bukti
pengiriman

Pemangilan Wajib Pajak


(Pemeriksaan Kantor)

77
Pemeriksaan wajib melakukan pertemuan
dengan Wajib Pajak/ Wakil atau Kuasa WP
untuk menjelaskan:
• Alasan dan tujuan pemeriksaan
• Hak & Kewajiban Wajib Pajak selama &
setelah pelaksanaan Pemeriksaan
• Hak Wajib Pajak mengajukan Permohonan
untuk dilakukan pembahasan dgn Tim
Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal
terdapat hasil Pemeriksaan yg belum
disepakati antara tim pemeriksa Pajak
dengan Wajib Pajak dalam pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan
• Buku , catatan, dan/atau dokumen yg
menjadi dasar pembukuan/ pencatatan, dan
dokumen lainnya, yg akan dipinjam dari
Wajib Pajak
Pertemuan Dengan Wajib Berita Acara Pertemuan Dengan Wajib Pajak
Pajak
WP Menolak ttd

Membuat catatan mengenai


penolakan pada BA

78
Peminjaman Dokumen

PEMERIKSAAN LAPANGAN: Bukti Peminjaman Dan Pengembalian


Dokumen yang diperlukan dan Buku, Catatan dan Dokumen
ditemukan pada saat pelaksanaan
pemeriksan dipinjam saat itu juga

PEMERIKSAAN KANTOR: Dokumen belum


Dokumen yang dibawa saat Wajib Pajak dipinjamkan
datang memenuhi panggilan

Surat Permintaan Peminjaman Buku, Harus dipenuhi WP dalam


catatan, & Dokumen yg Wajib jangka waktu 1 bulan
dipinjamkan)

Data WP dikelola secara elektronik

Minta Bantuan WP Atas Biaya WP

Minta Bantuan Tenaga Ahli Surat Permintaan


Bantuan Tenaga Ahli

Dokumen WP berupa Fotocopy/ Surat Pernyataan bahwa Fotocopy/


elektronik Elektronoik sesuai aslinya
79
Peminjaman Dokumen

WP wajib menyerahkan buku,


Jangka Waktu catatan & dokumen yg dipinjam
Pemenuhan pemeriksa maks 1 bulan sejak
Pinjaman Surat Permintaan Peminjaman
disampaikan

1
1 bulan
2
3 minggu
3 2 minggu

Tidak atau hanya sebagian


saja yg diserahkan Diserahkan seluruhnya

Surat Permintaan Surat Peringantan 1 Surat Peringatan 2


Peminjaman Buku,
Catatan, Dokumen
disampaikan ke WP Dilampiri dengan daftar Buku, catatan &
Dokumen yang belum dipinjamkan
BA tidak dipenuhinya Berita Acara
Permintaan Pemenuhan Seluruh
Peminjaman Buku, Peminjaman uku,
Catatan & Dokumen Catatan, Dokumen
Pemeriksaan harus menetukan dapat tidaknya
melakukan pengujian dalam rangka menghitung Dilampiri dgn Daftar buku,
besarnya penghasilan kena Pajak berdasar bukti yang catatan, dokumen 80
kompeten yg cukup & standar pemeriksaan
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK YANG DIPERIKSA

Pasal 29 UU KUP Wajib Pajak yang diperiksa Wajib:

a. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya, dan
dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas
Wajib Pajak, atau Objek yang terutang Pajak
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan
guna kelancaran pemeriksaan dan/atau
c. Memberikan keterangan yang lain yang diperlukan

Buku, catatan dan dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain tersebut wajib dipenuhi oleh
Wajib Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permintaan disampaikan

Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta,
WP terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban untuk merahasiakan itu
ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.

Dalam hal WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tidak memenuhi
ketentuan tersebut dapat dihitung secara jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-
undangan Perpajakan

81
Peminjaman Dokumen
WP tidak atau hanya
menyerahkan sebagian dari,
buku, catatan, dan dokumen
yang wajib dipinjamkan

pemeriksaan harus dapat menentukan


dapat tidaknya melakukan pengujian untuk
menghitung penghasilan kena Pajak

Tidak
Tidak dapat
dapat dihitung
dihitung Dapat
Dapat dihitung
dihitung
berdasarkan
berdasarkan bukti
bukti berdasarkan
berdasarkan bukti
bukti
kompeten
kompeten yang
yang cukup
cukup kompeten
kompeten yang
yang cukup
cukup

WP OP yang melakukan
kegiatan usaha
atau pekerjaan
bebas
Pemeriksaan Pajak datap meminjam
Penghasilan Kena Penghasilan Kena
Tindak tambahan buku, catatan dan/atau
Pajak Dihitung secara Pajak dihitung secara
Lanjut Dokumen serta keterangan lain selain
jabatan jabatan yang sudah dipinjam
82
Dokumen yang Dipinjam Pada Saat Pemriksaan

Dalam hal buku, catatan, dan/atau dokumen,


termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain yang yg diminta pleh Pemeriksa Pajak
tidak dimiliki atau dikuasai oleh Wajib Pajak, wajib
Pajak harus membuat Surat pernyataan yang
menyatakan bahwa buku, catatan, dan/atau dokumen,
termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain yang diminta oleh Pemeriksa Pajak
tidak dimiliki atau dikuasai oleh Wajib Pajak

Dalam hal buku, catatan, dokumen, termasuk data


yang dikelola secara elektronik serta keterangan lain
perlu dilindungi kerahasiaannya, Wajib Pajak dapat
mengajukan permintaan agar pelaksanaan
Pemeriksaan dapat dilakukan ditempat Wajib Pajak
dengan menyediakan ruang khusus

83
Penyegelan

WP/Wakil/Kuasa tidak memberi


kesempatan untuk memasuki tempat atau
ruang serta barang bergerak, yang diduga
atau patut diduga digunakan untuk
menyimpan buku, catatan, dan/atau
dokumen

Penyegelan
Dilakukan Penyegelan
WP/Wakil/Kuasa menolak memberi
bantuan guna kelancaran Pemeriksaan

Kondisi Dilakukan
WP/Wakil/Kuasa tidak berada ditempat
Pemeriksa
Pemeriksa Pajak
Pajak berwenang
berwenang melakukan
melakukan penyegelan
penyegelan dan tidak ada pihak yang mempunyai
untuk
untuk memperoleh atau mengamankan buku, catatn,
memperoleh atau mengamankan buku, catatn, kewenangan untuk bertindak selaku yang
dokumen termasuk data yang dikelola
dokumen termasuk data yang dikelola secara secara mewakili Wajib Pajak, sehingga diperlukan

Kondisi
elektronik,
elektronik, dan
dan benda-benda
benda-benda lainlain yang
yang dapat
dapat upaya pengamanan Pemeriksaan sebelum
memberi
memberi petunjuk tenteng kegiatan usaha atau
petunjuk tenteng kegiatan usaha atau Pemeriksaan ditunda
pekerjaan
pekerjaan bebas
bebas Wajib
Wajib Pajak
Pajak yang
yang diperiksa
diperiksa agar
agar
tidak
tidak dipindahkan,
dipindahkan, dihilangkan,
dihilangkan, dimusnahkan,
dimusnahkan,
diubah,
diubah, dirusak,
dirusak, ditukar,
ditukar, atau
atau dipalsukan
dipalsukan WP/Wakil/Kuasa tidak berada ditempat
dan pihak yang mempunyai kewenangan
untuk bertindak selaku yang mewakili
Wajib Pajak menolak memberi bantuan
guna kelancaran pemeriksaan

84
Penyegelan
Penyegelan dilakukan dengan
menggunakan tanda segel

Dilakukan oleh Pemeriksa Pajak dengan disaksikan


sekurang-kurangnya 2 orang dewasa selain anggota
tim Pemeriksa

Berita Acara Penyegelan

Ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak dan 2


orang saksi dewasa

Dalam hak saksi menolak menandatangani berita


acara penyegelan, Pemeriksaan Pajak membuat
catatan tentang penolakan tersebut dalam berita
acara penyegelan

Dibuat 2 (dua) rangkap dan rangkap kedua diserahkan kepada Wajib


Pajak, Wakil, Kuasa, Pegawai, atau Anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak yang diperiksa

Dalam melakukan penyegelan, Pemeriksa Pajak dapat


meminta bantuan Kepolisian Negara Republik Indonesia
dan/atau Pemerintah daerah setempat 85
Pembukaan Segel

Wajib Pajak telah memberikan


izin kepada Pemeriksa Pajak
untuk membuka atau memasuki Terdapat permintaan dari
tempat atau ruangan, barang Berdasarkan pertimbangan penyidik yang seddang
bergetak atau tidak bergerak Pemeriksa, penyegelan tidak melakukan penyidikan tindak
yang disegel, dan/atau telah diperlukan lagi pidana
memberi bantuan guna
kelancaran Pemeriksaan

Pembukaan segel harus dilakukan oleh Dalam hal tanda segel yang
Pemeriksa Pajak dengan disaksikan oleh 2 digunakan untuk melkukan
orang saksi dewasa penyegelan rusak atau hilang

berita Acara pembukaann segel yang


ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak & berita Acara mengenai kerusakan
saksi atau kehilangan
Dalam hak saksi menolak menandatangani berita
acara penyegelan, Pemeriksaan Pajak membuat
catatan tentang penolakan tersebut dalam berita
acara penyegelan
Melaporkan kepada Kepolisian
dibuat 2 (dua) rangkap dan rangkap kedua Negara Republik Indonesia
diserahkan kepada Wajib Pajak, Wakil, Kuasa,
Pegawai, atau Anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak yang diperiksa 86
Tindak Lanjut Penyegelan

Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal penyegelan atau
jangka waktu lain dengan mempertimbangkantujuan penyegelan

Wajib Pajak, Wakil, atau Kuasanya tetap tidak


memberi izin untuk membuka atau memasuki
tempat atau ruangan, barang bergerak atau tidak Wajib Pajak dianggap menolak
bergerak yang disegel, dan/atau tidak melakukan Pemeriksaan
memberikan bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan

menandatangani Surat
Pernyataan Penolakan
Pemeriksaan
Dapat dijadikan dasar
untuk penetapan
Pajak secara jabatan Menolak menandatangani
atau usul pemeriksaan
bukti permulaan

Berita Acara Penolakan


Pemeriksaan
87
Penolakan Pemeriksaan
WP menolak untuk dilakukan
Pemerisaan dalam hal:

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor

WP memenuhi panggilan
WP menyatakan menolak namun menolak dilakukan
untuk dilakukan Pemeriksaan pemeriksaan
termasuk menolak menerima
Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan

WP harus menandatangani Surat


Pernyataan Penolakan Pemeriksaan

Dapat dijadikan dasar


WP tidak mau? untuk penetapan
Pajak secar jabatan
atau diusulkan
pemeriksaan bukti
Pemeriksa membuat BA Penolakan permulaan
Pemeriksaan
88
Penolakan Pemeriksaan Lapangan
WP TIDAK ADA
DITEMPAT

ADA TIDAK
Ada pihak yang Surat Pernyataan
dapat mewakili? Penolakan Membantu
Kelancaran
Pemeriksaan tetap Pemeriksaan Menolak Pemeriksaan
dapat dilakukan ditunda membantu
Menolak lagi?

Sebatas
Penyegelan BA penolakan membantu
kewenangan Kelancaran Pemeriksaan
dari pihak
yang Pemeriksaan
mewakili dilanjutkan Dapat dijadikan dasar
untuk penetapan
Pajak secara jabatan
atau usul
Wajib Pajak Pemeriksaan bukti
permulaan
Wakil/Kuasa
TETP TIDAK ADA
Pemeriksa meminta Pegawai/Anggota
keluarga yg telah dewasa untuk
membantu kelancaran Pemeriksaan 89
Penolakan Pemeriksaan Lapangan

1 bulan sejak Surat Panggilan Dalam Rangka


Pemeriksaan diterima, WP sama sekali tidak
memenuhi panggilan dan surat tidak kempos

BA tidak dipenuhinya
Panggilan oleh WP

Dapat dijadikan dasar untuk


penetapan Pajak secara
jabatan atau usul
pemeriksaan bukti permulaan

90
Penjelasan Wajib Pajak
Untuk memperoleh penjelasan yang lebih rinci, Pemeriksa Pajak melalui Kepala UP2
dapat memanggil Wajib Pajak, Wakil, Kuasa dari Wajib Pajak, Pegawai atau anggota
keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak

Permintaan penjelasan dapat dilakukan pada saat pelaksanaan Pemeriksaan ditempat


Wajib Pajak

Penjelasan yang diberikan kepada


Pemeriksa Pajak, dituangkan dalam berita
acara mengenai pemberian penjelasan
Wajib Pajak yang ditandatangani oleh tim
Pemeriksa Pajak, wakil, kuasa dari Wajib
Pajak, pegawai atau anggota keluarga
yang telah dewasa dari Wajib Pajak

Dalam hal Wajib Pajak, wakil, kuasa Wajib Pajak, pegawai atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak menolak menandatangani berita acara, Pemeriksa Pajak membuat
catatan penolakan tersebut dalam berita acara
91
Permintaan Keterangan dan/atau bukti Kepada pihak ketiga

Pemeriksa Pajak melalui Kepala UP2, dapat


meminta keterangan dan/atau bukti kepada
pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 Undang-undang KUP secara tertulis
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
yang mengatur mengenai tata cara permintaan
keterangan kepada pihak ketiga

92
Permintaan Keterangan dan/atau bukti Kepada pihak ketiga
Secara
langsung/faksimili Lembar
7 HARI KERJA Pernyataan
SPHP SEJAK Persetujuan
Tanggapan Hasil
DITERIMANYA
tertulis Pemeriksaan
SPHP

Setuju

Menolak Perpanjangan
Menerima SPHP Tidak setuju
Surat 3 HARI
DAFTAR Pemberitahuan sebagian/sel
TEMUAN KERJA uruhnya
Perpanjangan
WP ttd Surat
Pernyataan
Penolakan
Menerima SPHP Surat
Tidak Sangahan
menyampaikan
Menolak lagi tanggapan

BA pernyataan BA tidak
Penolakan disampaikannya
Menerima SPHP tanggapan tertulis
atas SPHP 93
Undangan Pembahasan Akhir

Undangan Pembahasan Hasil Akhir Dal


Pemeriksaan a
Pem m ran
Harus disampaikan kepada WP Wa baha gka m
dalam jangka waktu paling lama 3 und jib Pa san A elaksa
an jak khi na
(tiga) hari kerja terhitung sejak: me gan se harus r, kep kan
n a
tan cantu cara te diberi da
gga mk rtu kan
l
pem lak d i a n li s
h ya
bah sana ari da ng
asa k n
n a annya
khi
r

 Diterimanya tanggapan tertulis


dari Wajib Pajak
 Berakhirnya jangka waktu
perpanjangan penyampaian
tanggapan tertulis dalam hal Wajib
Pajak tudak menyampaikan
tanggapan tertulis

94
Bagian Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
TANGGAPAN TERTULIS

Tidak setuju sebagian/ Tidak menyampaikan


Setuju seluruhnya tanggapan

Undangan Undangan Undangan


Pembahasan Akhir Pembahasan Akhir Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Hadir Tidak hadir Hadir Tidak hadir Hadir Tidak hadir

Risalah Risalah Risalah Risalah


Risalah pembahasan
Risalah pembahasan pembahasan pembahasan
pembahasan
Pembahasan
BA BA BA
BA Pembahasan Pembahasan Beda Pembahasan
Pembahasan Akhir Hasil Beda Akhir Hasil Pendapat Akhir Hasil
Akhir Hasil Pemeriksaan Pendapat Pemeriksaan Pemeriksaan
Pemeriksaan BA ketidakhadiran
BA ketidakhadiran BA ketidakhadiran
WP dalam WP dalam WP dalam
Pembahasan Akhir Tim
Pembahasan Akhir Quality Pembahasan Akhir
Tim Hasil Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan Assurance Hasil Pemeriksaan
Quality
Pembahasan Akhir Assurance Pembahasan Akhir Pembahasan Akhir
dianggap telah dianggap telah dianggap telah
95
dilakukan dilakukan dilakukan
Tim Quality Assurance
Tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal Pajak dalam rangka membahas hasil
pemeriksaan yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak dalam
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan guna Pemeriksaan yang berkualitas

Tugas Tim Quality Assurance


Pemeriksaan

a. Membahas perbedaan pendapat antara Wajib


Pajak dengan Pemeriksa Pajak pada saat
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
b. Memberikan simpulan dan keputusan atas
perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dan
c. Membuat risalah Tim Quality Assurance
Pemeriksan yang berisi simpulan dan keputusan
hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada
huruf b dan bersifat mengikat

96
Workflow Pembahasan Dengan Tim Quality Assurance
WP MENGAJUKAN
PEMBAHASAN Pembahasan Dengan
DENGAN TIM Tim Quality
QUALITY Assurance
ASSURANCE

MASIH BA
RISALAH Risalah Tim
TERDAPAT Pembahasan
PEMBAHASAN Quality
PERBEDAAN Akhir Hasil
Assurance
PENDAPAT Pemeriksaan

WP TIDAK BA Ditandatangani
MENGAJUKAN Pembahasan pemeriksa dan WP
PEMBAHASAN Akhir Hasil
DENGAN TIM Pemeriksaan
QUALITY
ASSURANCE WP Menolak
Menandatangani

Membuat catatan
penolakan dalam BA
Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan
97
Workflow Pembahasan Dengan Tim Quality Assurance

Risalah Tim Ditandatangani


Quality Tim QA, Tim
Assurance Pemeriksa, WP

Undangan
Pembahasan
Pembahasan WP menolak
dengan Tim QA
Dengan Tim QA menandatangani

Dihadiri minimal Ketua, Membuat catatan


Sekretaris, 1 dan 2 mengenai penolakan tsb
Pemeriksa dan WP pada Risalah Tim QA
Surat
permohonan
(langsung/ fax) WP tidak hadir dalam
pembahasan

SYARAT PENGAJUAN:
•Risalah pembahasan telah di BA ketidakhadiran
ttd oleh Tim Pemeriksa dan WP WP+Risalah Tim QA
Max. 3 hari kerja •BA Pembahasan Akhir Hasil
Sejak Pemeriksaan belum di ttd
Penandatanganan Pembhasan dengan Tim
WP pemeriksa dan WP
Risalah QA dianggap telah
Pembahasan
dilakukan
98
Penandatanganan Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan

WP tidak setuju sebagian/ seluruhnya

Tidak
Mengajukan
mengajukan
pembahasan pembahasan
dengan Tim dengan Tim
QA QA

WP
WP
Menolak Surat Pernyataan
Menerima
Menerima Penolakan Menerima
Surat Panggilan
WP Menolak
Surat Panggilan untuk
menandatangani
menandatangani BA Pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan
BA Penolakan Menerima
WP hadir dan bersedia tanda surat panggilan
tangan
Jika waktu untuk hadir
adalah 3 hari kerja sejak WP hadir tapi menolak tanda Catatan pada BA PAHP mengenai
tanggal Surat Panggilan tangan penolakan penandatanganan BA
diterima
Catatan pada BA PAHP mengenai
WP tidak hadir 99
tidak dipenuhinya panggilan
Dokumen yang dapat dipertimbangkan dalam Pembahasan Akhir

Dalam hal terdapat Wajib Pajak dilakukan penetapan


secara jabatan, buku, catatan, dan/atau dokumen,
termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain yang dapat dipertimbangkan oleh
Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan terbatas pada:

Penghitungan
peredaran usaha
atau penghasilan Kredit Pajak sebagai
bruto dalam rangka Pengurangan Pajak
penghitungan Penghasilan
penghasilan secara
jabatan

100
Pelaporan Hasil Pemeriksaan dan Pengembalian Dokumen

Risalah Pembahasan Pajak yang terutang dalm SKP/ STP

Sesuai dengan Pembahasan Akhir Hasil


Risalah Tim QA
Pemeriksaan
Kecuali

BA Pembahasan Akhir Hasil


Pemeriksaan Wajib Pajak tidak hadir dalam pembahasan akhir
tetapi menyampaikan tanggapan tertulis

Pajak yang terutang berdasarkan SPHP dengan


Pajak yang tidak disetujui sesuai tanggapan
tertulis dari WP
Bagian Tak
terpisahkan dari LHP Wajib Pajak tidak hadir dalam pembahasan akhir
dan tidak menyampaikan tanggapan tertulis

Pajak yang terutang berdasarkan SPHP dan WP


dianggap menyetujui

101
Pelaporan Hasil Pemeriksaan dan Pengembalian Dokumen

•Prosedur
•Pengujian Ditelaah oleh Supervisor
•Bukti yang Dituangkan dalam
dikumpulkan Kertas Kerja
•Simpulan Pemeriksaan (KKP)

Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP)

Maks. 7 hari kerja


sejak tanggal LHP Nota Penghitungan
(Nothit)

Pengembalian
buku, dokumen
dan catatan SKP/ STP
yang dipinjam

102
Pembatalan Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tanpa Pemeriksaan tanpa Pembahasan
penyampaian SPHP Akhir Hasil Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan Atau


Surat ketetapan Pajak

Dibatalkan

Proses Pemeriksaan harus dilanjutkan dengan


melaksanakan prosedur penyampaian SPHP
dan/atau Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan

Catatan:
Untuk pemeriksaan dalam rangka restitusi Ps. 17B (1) UU KUP
dilanjutkan dengan penerbitan:
1. Skp sesuai PAPH apabila jangka waktu 12 bulan belum terlewati
2. SPKLB sesuai SPT apabila jangka waktu 12 bulan terlewati
103
Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian SPT Selama Pemeriksaan

Pemeriksaan
KPP Wajib
Pajak
tetap SKP
dilanjutkan
Pengungkapan
Ketidakbenaran
Pengisian SPT

Syarat:
Ditandatangani WP
Kesadaran sendiri
Penghitungan
kekurangan Pajak
Laporan tertulis
Dikreditkan
Sepanjang SPHP belum SSP Kurang Bayar
disampaikan SSP kenaikan sebesar
50 %

Apabila pengungkapan kebenaran pengisian Surat Pemberitahuan tidak mengakibatka kekurangan


pembayaran Pajak maka pengungkapan tersebut tidak perlu dilampiri dengan Surat Setoran Pajak

Catatan untuk SPT Masa PPN:


PM yang tidak dilaporkan dalam SPT → tidak dapat diperhitungkan dalam pengungkapan
ketidakbenaran pengisian SPT 104
Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan

Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan


kewajiban Perpajakan dapat diusulkan Pemeriksaan
Bukti Permulaan secara terbuka apabila

Ditemukan adanya indikasi tindak pidana bidang


Perpajakan

Wajib Pajak menolak untuk dilakukan pemeriksaan


dan terhadap Wajib Pajak tersebut tidak dilakukan
penghitungan penghasilan kena Pajak secara jabatan

Dalam hal Pemeriksaan yang dilakukan merupakan Pemeriksaan atas permohonan


pengembalian pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B Undang-
undang KUP, usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka harus
memperhatikan jangka waktu penyelesaian permohpnan pengembalian kelebihan
pembayaran Pajak tersebut

105
Penagguhan Pemeriksaan

Pemeriksaan
ditangguhkan

Harus diberitahukan secara tertulis


kepada Wajib Pajak

Disampaikan bersamaan dengan


disampaikannya SP2 Bukper secara
terbuka

Buku, catatan, dan dokumen yang


terkait dengan Pemeriksaan
diserahkan kepada Pemeriksa Bukti
Permulaan

Berita Acara (Kopi BA diserahkan ke WP)


serah terima
dokumen
106
Tindak Lanjut Pemeriksaan Yang Ditangguhkan
(Bukper Terbuka)

Pemeriksaan
WP meninggal dunia dilanjutkan

Tidak ditemukan bukti Pemeriksaan


Tidak permulaan dilanjutkan
Dilanjutkan
Penyidikan Penerbitan SKP
Ps. 13A UU KUP LHP SUMIR

Pengungkapan ketidakbenaran
Ps. 8 (3) KUP LHP SUMIR
Dilakukan
Pemeriksaan
Bukper Karena PS. 44A Pemeriksaan
Terbuka UU KUP dilanjutkan
Tidak Dilanjutkan
Penuntutan
Karena Ps. 44B
LHP SUMIR
UU KUP
Dilanjutkan
Pemeriksaan
Penyidikan
ditangguhkan
Terdapat putusan
pengadilan yang
Dilanjutkan berkekuatan Pemeriksaan
Penuntutan hukum tetap dan dilanjutkan
salinan putusan
Membuat laporan sudah diterima DJP
kemajuan pemeriksaan 107
Tindak Lanjut Pemeriksaan Yang Ditangguhkan
(Bukper Tertutup)

Pemeriksaan
Karena PS. 44A UU KUP
Dilanjutkan dilanjutkan
Penuntutan
Terdapat putusan
pengadilan yang
berkekuatan hukum
Dilakukan tetap dan salinan Pemeriksaan
Pemeriksaan putusan sudah diterima dilanjutkan
Bukper Tertutup DJP
dan dilanjutkan
dengan
penyidikan

Tidak
Dilanjutkan Karena Ps. 44B UU KUP LHP SUMIR
Pemeriksaan Penyidikan
ditangguhkan

Membuat laporan
kemajuan pemeriksaan 108
Tindak Lanjut Pemeriksaan Yang Ditangguhkan

Pemeriksaan yang dilanjutkan

Jangka waktu pengujian/ perpanjangan pengujian


diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 4
(empat) bulan

Pemeriksaan yang dihentikan

Pemeriksa Pajak harus menyampaikan surat


pemberitahuan penghentian Pemeriksaan kepada
Wajib Pajak

Pemeriksaan yang dihentikan masih dapat dilakukan


kembali apabila terdapat data selain yang
diungkapkan dalam Pasal 8 ayat (3) Undang-undang
KUP atau Pasal 44B Undang-undang KUP

109
Pemeriksaan Ulang

Dasar Alasan

●Persetujuan Dirjen Pajak ●
●Terdapat data baru, termasuk data
Instruksi Dirjen Pajak

● yang semula belum terungkap

HASIL

Tidak Tidak mengakibatkan


Adanya tambahan mengakibatkan adanya tambahan atas
atas jumlah Pajak adanya tambahan jumlah Pajak yang
yang telah atas jumlah Pajak telah ditetapkan dalam
ditetapkan dalam yang telah Surat ketetapan Pajak
surat ketetapan ditetapkan dalam sebelumnya tetapi
Pajak sebelumnya Surat ketetapan terdapat perubahan
Pajak sebelumnya Jumlah Rugi Fiskal

Keputusan mengenai
SKPKBT LHP Sumir
Rugi Fiskal
Kepada Wajib Pajak diberitahukan Digunakan sebagai dasar untuk
mengenai penghentian tersebut memperhiyungkan rugi fiskal ke
tahun Pajak berikutnya 110
OUTLINE
PEMERIKSAAN TUJUAN LAIN

Ruang Lingkup, Kriteria, Jenis Pemeriksaan Surap Perintah Pemeriksaan (SP2)

Standar Pemeriksaan Pemberitahuan/ Panggilan Pemeriksaan

Kewajiban dan Kewenangan Pemeriksa Peminjaman Dokumen

Hak dan Kewajiban Wajib Pajak Penolakan Pemeriksaan

Jangka Waktu Pemeriksaan Penjelasan WP dan Pihak Ketiga

111
RUANG LINGKUP

Pemeriksaan untuk tujuan lain


dalam rangka melaksanakan Penentuan, pencocokan, atau pengumpulan
ketentuan peraturan materi yang berkaitan dengan Tujuan
Perundang-undangan pemeriksaan
Perpajakan

112
KRITERIA PEMERIKSAAN
1. Pemberian NPWP selain jabatan selain verifikasi
2. Penghapusan NPWP selain verifikasi
3. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak selain verifikasi
4. Wajib Pajak mengajukan keberatan
5. Pengumpulan bahan guna menyusun Norma Penghitungan
Penghasilan Neto
6. Pencocokan data dan/atau alat keterangan
Pemeriksaan
7. Penentuan Wajib Pajak berlokasi didaerah terpencil
Tujuan lain
8. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
9. Pemeriksaan dalam rangka penagihan Pajak
10. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang
jangka waktu kompensasi kerugian sehubungan dengan
pemberian fasilitas Perpajakan
11. Memenuhi permintaan informasi dari nrgara mitra P3B

113
STANDAR PEMERIKSAAN
Standar Umum

a. Telah mendapat pendidikan dan pelatihan


teknis yang cukup serta memiliki
Standar keterampilan sebagai pemeriksa Pajak
Pelaksanaan b. Menggunakan keterampilannya secar
cermat dan seksama
c. Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan
tercela, mengutamakan kepentingan
negara
d. Taat terhadap berbagai ketentuan
Standar peraturan Perundang-undangan di bidang
Pelaporan Perpajakan

114
STANDAR PEMERIKSAAN
a) Persiapan yg baik, sesuai dg tujuan Pemeriksaan
dan dapat pengawasan yang seksama
Standar Umum b) Luas pemeriksaan disesuaikan dengan kriteria
dilakukannya pemeriksaan
c) Dilakukan oleh suatu tim Pemeriksa Pajak yang
terdiri dari seorang supervisor, seorang ketua tim,
dan seorang atau lebih anggota tim, dan dalam
keadaan tertentu ketua timn dapat merangkap
Standar sebagai anggota tim
Pelaksanaan d) Dapat dilaksanakan dikantor Direktorat Jenderal
Pajak, tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak, tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas Wajib Pajak, dan/atau tempat
lain yang dianggap perlu oleh Pemeriksa Pajak
e) Dilaksanakan pada jam kerja dan apabila
Standar diperlukan dapat dilanjutkan di luar jam kerja
Pelaporan f) Pelaksanaan Pemeriksaan didokumentasikan
dalam bentuk Kertas Kerja Pemeriksaan

115
STANDAR PEMERIKSAAN
a) LHP disusun ringkas & jelas, memuat ruang lingkup
atau pos-pos yg diperiksa sesuai dgn tujuan
Standar Umum Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa Pajak,
dan memuat pulan pengungkapan informasi lain
yang terikat
b) Laporan hasil pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban Perpajakan
antara lain mengenai:
1. Identitas Wajib Pajak
Standar
2. Penugasan Pemeriksaan
Pelaksanaan 3. Dasar (tujuan) pemeriksaan
4. Buku dan dokumen yang dipinjam
5. Materi yg diperiksa
6. Uraian hasil Pemeriksaan
7. Simpulan & Usul Pemeriksaan Pajak.

Standar
Pelaporan

116
Kewajiban Pemeriksa

Kewajiban Pemeriksa
1.
1. Menyampaikan
Menyampaikan Surat
Surat
Pemberitahuan 5. Menyampaikan Kuesioner
Pemberitahuan Pemeriksaan
Pemeriksaan
(Pemeriksaan pemeriksaan kepada Wajib Pajak
(Pemeriksaan Lapangan)
Lapangan) atau
atau surat
surat
panggilan 6. Mengembalikan Buku atau catatan,
panggilan (Pemeriksaan
(Pemeriksaan Kantor)
Kantor)
kepada dokumen yang dipinjam dari WP
kepada Wajib
Wajib Pajak
Pajak
2. 7. Merahasiakan kepada Pihak lain yg
2. Memperlihatkan
Memperlihatkan Tanda
Tanda Pengenal
Pengenal
Pemeriksa tidak berhak segala sesuatu yg
Pemeriksa Pajak
Pajak dan
dan surat
surat Perintah
Perintah
Pemeriksaan diketahui atau diberitahukan WP
Pemeriksaan
3. dalam rangka Pemeriksaan
3. Memperlihatkan
Memperlihatkan Surat
Surat yg
yg berisi
berisi
perubahan
perubahan Tim
Tim Pemeriksa
Pemeriksa Pajak
Pajak
kepada
kepada WP
WP apabila
apabila susunan
susunan timtim
Pemeriksa
Pemeriksa Pajak
Pajak mengalami
mengalami Kewajiban Pemeriksa
perubahan
perubahan
4.
4. Menjelasjan
Menjelasjan alasan
alasan dan
dan tujuan
tujuan
Pemeriksaan
Pemeriksaan

117
Hak Wajib Pajak

1. Meminta kepada pemeriksa

Hak WP
Pajak untuk memperlihatkan 5. Meminta kepada Pemeriksa Pajak
Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak untuk Memperlihatkan Surat yg
dan Surat Perintah Pemeriksaan berisi Perubahan tim Pemeriksa
2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak Pajak apabila susunan tim
untuk memberikan Surat Pemeriksa mengalamai
pemberitahuan Pemeriksaan Perubahan
sehubungan dengan Pelaksanaan 6. Memberikan pendapat atau
Pemeriksaan Lapangan penilaian atas pelaksanaan
3. Meminta kepada Pemeriksa Pajak Pemeriksaan oleh Pemeriksa

Hak WP
untuk memberikan penjelasan Pajak melalui pengisian
tentang alasan dan tujuan Kuesioner Pemeriksaan.
Pemeriksaan

118
Wewenang Pemeriksa

Pemeriksaan Lapangan
1. Melihat/ meminjam buku atau
1. Melihat/ meminjam buku atau
catatan, dokumen
catatan, dokumen
2. Mengakses dan/ atau
2. Meminta keterangan lisan
mengunduh data yang dikelola
dan/atau tertulis dari wajib Pajak
secara elektronik
3. Meminta keterangan dan/atau
3. Memasuki & memeriksa tempat
data yang diperlukan dari pihak
atau ruang, yang diduga
ketiga yg mempunyai hubungan
digunakan untuk menyimpan
dengan WP melalui Kepala UP2
buku, catatan, dokumen,
4. Meminta Kepada Wajib Pajak

Pemeriksaan Kantor
untuk memberi bantuan guna
kelancaran Pemeriksaan
5. Meminta keterangan dan/atau
data yg diperlukan dari pihak
ketiga yg mempunyai hubungan
dengan WP melalui kepala UP2

119
Kewajiban Wajib Pajak

Pemeriksaan Lapangan
1. Memperlihatkan/ meminjamkan
buku, catatan, dokumen
2. Memberi kesempatan Pemeriksa
untuk mengakses/ mengunduh 1. Memperlihatkan/ meminjamkan
data elektronik catatan/ dokumen
3. Memberi kesempatan pemeriksa 2. Memberikan keterangan lisan/
untuk memasuki tempat/ ruang tertulis serta data/keterangan
yg patut diduga digunakan lain yang diperlukan
sebagai tempat menyimpan

Pemeriksaan Kantor
buku/ catatan/ dokumen
4. Memberikan keterangan lisan/
tertulis serta data/keterangan
lain yang diperlukan

120
JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN
Paling lama 4 Paling lama 14
bulan hari

Sejak tanggal surat


pemberitahuan Pemeriksaan Pemeriksaan Sejak tanggal WP
pemeriksaan Lapangan Kantor atau Wakil, Kuasa,
disampaikan Pegawai, atau
kepada WP atau Anggota keluarga
Wakil, Kuasa, yang telah dewasa
Pegawai, atau dari WP, datang
keluarga yang telah memenuhi surat
dewasa dari WP, Dalam hal jangka waktu terlampaui, panggilan sampai
sampai dengan Pemeriksaan harus diselesaikan. dengan tanggal LHP
tanggal LHP

Pemeriksaan dalam rangka permohonan


penghapusan NPWP, harus memperhatikan
jangka waktu penyelesaian permohonan

Pemeriksaan dalam rangka permohonan


pencabutan peengukuhan PKP, harus
memperhatikan jangka waktu penyelesaian
permohonan

121
Ketentuan mengenai hal tersebut dibawah ini mengacu pada ketentuan
Pemeriksaan Menguji Keputusan

SP2 dan Tanda Pengenal

Pemberitahuan/ pemanggilan
Pemeriksaan

Peminjaman Dokumen

Penjelasan Wajib Pajak dan Pihak


Ketiga

122
PENOLAKAN PEMERIKSAAN

WP menolak untuk diperiksa


Pemeriksaan termasuk menolak menerima Surat
Lapangan Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan WP harus menandatangani Surat
Pernyataan Penolakan Pemeriksaan

Pemeriksa membuat BA Penolakan


Pemeriksaan Memenuhi Panggilan, namun Pemeriksaan
Kantor menolak untuk diperiksa

123
KONSEKUENSI PENOLAKAN PEMERIKSAAN

Surat
Pernyataan
BA Penolakan
Penolakan
Pemeriksaan
Pemeriksaan

a. Penentuan WP berlokasi didaerah terpencil


Tidak dapat diproses/ tidak
b. Penentuan saat mula berproduksi atau dapat dipertimbangkan
memperpanjang jika waktu kompensasi kerugian
Konsekuensi

Diterbitkan NPWP/
a. Pemberian NPWP secara jabatan dikukuhkan sebagai PKP
b. Pengukuhan PKP secara jabatan secara jabatan

a. Penghapusan NPWP
Tidak dikabulkan
b. Pencabutan pengukuhan
124
Penyampaian Formulir Kuesioner

Kuesioner
Tim pemeriksaan
Wajib Pajak
Pemeriksa

Jika pemeriksaan
Kuesioner Pemeriksaan oleh Kanwil/KPP
disampaikan pada saat
pertemuan dengan Wajib Pajak

Kuesioner Pemeriksaan Kakanwil


disampaikan pada saat
penyampaian Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan atau saat WP datang PENGAWAS DAN PENGAWAS DAN
memenuhi panggilan dalam EVALUASI EVALUASI
rangka pemeriksaan 125
Ketentuan Lain-lain

Pemeriksaan Pajak tidak dikenai sanki dalam hal


Pemeriksaan yang dilakukan telah sesuai dengan
standar Pemeriksaan , serta dilaksanakan
berdasarkan itikad baik dan sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundang-undangan
Perpajakan

Jenis dan bentuk surat, dokumen dan/atau daftar


yang diperlukan dalam pelaksanaan Pemeriksaan
menggunakan contoh formulir sebagaimana
ditetapkan dalam lampiran Peraturan Menteri
Keuangan ini

126
Ketentuan Peralihan

Terhadap SP2 yang diterbitkan sebelum


berlakunya Pereturan Menteri ini dan
Pemeriksaan belum selesai, proses penyelesaian
selanjutnya dilakukan berdasarkan ketentuan
sebagaiman diatur dalam Peraturan Menteri ini

Terhadap Pemeriksaan yang ditindaklanjuti


dengan Pemeriksaan Bukti Permulaan dan telah
dibuat LHP Sumir, dapat dilakukan Pemeriksaan
dalam rangka penerbitan surat ketetapan Pajak
sepanjang hasil Pemeriksaan Bukti Permulaan
tidak terdapat indikasi tindak pidana dibidang
Perpajakan

127
Ketentuan Penutup

PMK 191/PMK.03/2007
Tentang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Atas
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak terhadap Wajib Pajak yang sedang dilakukan
pemeriksaan Bukti Permulaan tidak pidana dibidang
Perpajakan

PMK 198/PMK.03/2007
Tentang tata cara penyegelan dalam rangka
pemeriksaan di bidang Perpajakan

PMK 199/PMK.03/2007
Tentang tata cara pemeriksaan Pajak

PMK 82/PMK.03/2007
Tentang perubahan atas PMK 199/PMK.03/2007
tentang tata cara Pemeriksaan Pajak

128
PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN DAN SKP
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib pajak dapat memebatalkan hasil
pemeriksaan Pajak atau surat ketetapan Pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa: 1.
penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau 2. Pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan
Wajib Pajak
(Pasal 36 ayat 1 huruf d)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 1 (satu) kali.
(Pasal 36 ayat 1b)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, harus memeberi keputusan atas permohonan yang diajukan
(Pasal 36 ayat 1c)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memeberi suatu keputusan,
permohonan WP dianggap dikabulkan

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi
dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat 1c
(Pasal 36 ayat 1e)

129
PEMBATALAN SKP PP 74/2011

Skp berdasarkan Pemeriksaan/ verifikasi yang dilaksanakan tanpa prosedur

Penyampaian SPHP atau SPHV

PAHP atau PAHV

Dibatalkan Dirjen Pajak dengan Ps. 36 (1) d UU KUP

Dilanjutkan dengan melaksanakan prosedur yang belum dilaksanakan

Catatan:
Untuk pemeriksaan dalam rangka restitusi Ps. 17B (1) UU KUP dilanjutkan dengan
penerbitan :
1. Skp sesuai PAPH apabila jangka waktu 12 bulan belum terlewati
2. SKPLB sesuai SPT apabila jangka waktu 12 bulan terlewati

130
Pasal 13
PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN IDLP

Pemberitahuan tertulis kepada WP


Terbuka
Wewenang Pejabat Pemeriksa Bukper
Bukper Jenis terbuka:
a. Meminjam & memeriksa buku/
Tertutup catatan/ dokumen dasar pembukuan
b. Mengakses/ mengunduh data
elektronik
Tindak lanjut c. Memesuki & memeriksa tempat/
ruang / barang bergerak atau tidak
a. Penyidikan bergerak yang diduga atau patut
b. Pemberitahuan tertulis WP tidak diduga untuk menyimpan buku/
•Tanpa catatan/ dokumen
dilakukan penyidikan → WP pemberitah
(pengungkapan ketidakbenaran d. Melakukan penyegelan tempat/ ruang
uan tertulis ttt/ barang bergerak atau tidak
perbuatan)
kepada WP bergerak
c. Penerbitan SPKPKB ps. 13A KUP
•WP e. Meminta keterangan/ bukti pihak ke 3
d. Penghentian → WP OP meninggal
dunia berhak Ps. f. Memintz keterangan kepada pihak
e. Penghentian → tidak ditemukan 8 (1) UU berkaitan & dituangkan dalam BA
bukti prmulaan tindak pidana KUP permintaan keterangan
Perpajakan g. Melakukan tindaklan lain yang
diperlukan
131
Pasal 60
Ketentuan Umum (Pengertian)
Keadaan , perbuatan, dan/atau bukti berups
krtrrangan, tertulis, atau benda

Yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan


Bukti
kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak
Permulaan pidana dalam bidang Perpajakan

Yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat


menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara

Pemeriksaan yang dilakukan untuk


Pemeriksaan
mendapatkan bukti permulaan tentang
Bukti
adanya dugaan telah terjadi tidak pidana di
permulakan
bidang Perpajakan

132
IDLP Pasal 2
Keterangan baik yang disampaikan secara lisan maupun tulisan yang dapat
dikembangkan dan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya bukti
permulaan tindak pidana di bidang Perpajakan

Kumpulan angka, huruf,


Informasi angka, atau cerita yang
bentuknya dapat berupa
surat, dokumen, buku
atau catatan, baik dalam
Pemberitahuan bentuk elektronik
mengenai dugaan maupun bukan
Pengaduan Data
tindak pidana di
elektronik, yang dapat
bidang Perpajakan IDLP dikembangkan dan
oleh pihak yang
berkepentingan dianalisis untuk
kepada pejabat yang mengetahui ada tidaknya
berwenang bukti Permulaan tindak
pidana di bidang
Laporan Perpajakan, yang
menjadi Dasar pelaporan
yang belum dianalisis

Pemberitahuan yang disampaikan oleh orang atau institusi karena hak atau
kewajiban berdasarkan Undang-undang kepada Pejabat yang berwenang
tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya tindak pidana di
bidang Perpajakan 133
Ruang Lingkup Pasal 2
IDLP

DIRJEN PAJAK

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS IDLP

Intelijen Bagian Tahun Pengamatan


Masa Pajak Tahun Pajak
Pajak

Apakah
telah
diterbitkan
Belum SKP?
Sudah

Apakah ada
dugasn
Tidak
tidak Pidana Pemeriksaan/
Pemeriksaan ulanh
YA dalam rangka
Penerbitan SKPKBT
Pemeriksaan Verifikasi/
134
Bukper Pemeriksaan
Perluasan Ruang Lingkup Pasal 3
Dugaan perbuatan tindak pidana di bidang
1 Perpajakan dan modus operandinya
Ruang
lingkup
pemerik- 2 Jenis Pajak
saan
bukper
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun
3 Pajak

Terdapat data lain


PEMERIKSAAN diluar
BUKPER pengembangan
dan analisis IDLP

Tanpa melakukan
pengembangan dan
Ruang Lingkup analisis IDLP
Pemeriksaan
Bukper
diperluas Dengan melakukan
pengembangan dan
analisis IDLP

135
Jenis Pemeriksaan Bukper Pasal 4

Pemeriksaan Bukper

Terbuka Tertutup

Dengan pemberitahuan Tanpa pemberitahuan


secara tertulis kepada secara tertulis kepada
Wajib Pajak Wajib Pajak

Apabila terkait:

Permohonan Pasal 17B


Undang-Undang KUP
Tindak lanjut dari pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban
Perpajakan

136
Standar Pemeriksaan Bukper Pasal 5

Standar
UMUM

Standar
Standar
PELAKSAAN
PELAPORAN

137
Standar Pemeriksaan Bukper Pasal 6

Standar Umum a. Merupakan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di


lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang
diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab
untuk melaksanakan Pemeriksaan Bukti
Permulaan
b. Telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan
teknis yang cukup serta memiliki keterampilan
sebagai pemeriksa Bukti Permulaan
c. Menggunakan keterampilannya secara cermat
dan seksama
d. Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan tercela
serta senantiasa mengutamakan kepentingan
negara; dan
e. Taat terhadap berbagai ketentuan peraturan
Perundang-undangan di bidang Perpajakan

138
Standar Pemeriksaan (1) Pasal 7

Didahului dengan persiapan yang baik, sesuai dengan tujuan Pemeriksaan


Bukper, dan mendapat pengawasan yang seksama

Tim pemeriksa Bukper terdiri atas beberapa orang pemeriksa Bukper

Dapat dilaksanakan dikantor DJP, tempat tinggal atau tempat kedudukan WP,
tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas WP, dan/atau ditempat lain yang
dianggap perlu oleh Pemeriksa Bukper
STANDAR
PELAKSANAAN
Temuan Pemeriksaan Bukper didasrkan pada bukti yang sah, cukup dan sesuai
dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan

Dilaksanakan pada jam kerja dan apabila diperlukan dapat dilanjutkan di luar jam
kerja

Didokumentasikan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan Bukti Permulaan

139
Standar Pemeriksaan (2) Pasal 7

FUNGSI MEMBERI GAMBARAN

Prosedur formal Perpajakan yang telah dilakukan


terhadap Wajib Pajak
Bukti bahwa Pemeriksa
Bukti Permulaan telah
melaksanakan tugas
Pemeriksaan Bukti Unsur-unsur pidana yang disangkakan
Permulaan sebagaimana
KERTAS KERJA mestinya berdasarkan
PEMERIKSAAN keahlian dan pengalaman Penjelasan terhadap unsur-unsur yang
BUKTI yang dimilikinya disangkakan
PERMULAAN
Penjelasan besarnya kerugian pada pendapatan
negara atau besarnya Pajak terutang
Dasar pembuatan Laporan
Pemeriksaan Bukti
Permulaan Penjelasan mengenai tindak lanjut Pemeriksaan
Bukti Permulaan
140
Standar Pelaporan Pasal 8

Disusun secara ringkas dan jelas


Memuat ruang lingkup sesuai dengan tujuan Pemeriksaan Bukti
STANDAR Permulaan
Memuat simpulan mengenai ada atau tidaknya Bukti Permulaan
PELAPORAN
dan
Memuat pengungkpan informasi lain yang terkait

1. Identitas Wajib Pajak


5. Pelaksanaan Pemeriksaan
MEMUAT
SEKURANG-KURANGNYA MEMUAT

Bukti Permulaan
2. Instruksi Pemeriksaan bukti Permulaan
SEKURANG-KURANGNYA

3. Surat Perintah Pemeriksaan Bukti


Laporan 6. Analisis kasus
Permulaan
Pemeriksaan
Bukper 4. Pemenuhan kewajiban Perpajakan yang
dilakukan pemeriksa bukti permulaan 7. Analisis yuridis
sesuai dengan hasil pengembangan dan
analisis informasi, data, lapangan dan
pengaduan 8. Simpulan dan usul
141
Surat Perintah Pemeriksaan Bukper Pasal 9 & 10

SURAT PERINTAH PEMERIKSAAN BUKPER

TIM PEMERIKSA BUKPER SATU WAJIB PAJAK

Seorang ketua kelompok SATU, BEBERAPA/ SELURUH


JENIS PAJAK
Seorang ketua tim
SATU ATAU BEBERAPA MASA
Seorang atau beberapa anggota tim PAJAK BAGIAN TAHUN PAJAK,
ATAU TAHUN PAJAK

Bukan pemeriksa bukti permulaan


Satu atau lebih
oleh
dibantu oleh

Memiliki keahlian tertentu


pegawai DJP
Dapat dibantu

Disertai surat tugas

Bukan Pemeriksa Bukti Permulaan


Dapat

Sayu atau lebih Memiliki keahlian tertentu

Ahli diluar DJP Berasal dari luar DJP


142
Ditunjuk oleh Dirjen Pajak
Perubahan Pemeriksaan Bukper Pasal 10

Unit Pelaksana Pemeriksaan A Unit Pelaksana Pemeriksaan B

Pemeriksa Mengalami
Bukper Perubahan Kepala Unit
PEMERIKSAAN BUKPER

Mengalami
Perubahan
LAPORAN PEMERIKSAAN
BUKPER
(Perkembangan
SP2 Bukper
Kepala Unit
Pelaksana Pemeriksaan Bukper)

Surat yang berisi


Perubahan
Pemeriksa Bukper
Perubahan Anggota Perubahan Unit

Wajib Pajak
143
Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan Secara Terbuka

Kepala Unit Surat Pemberitahuan


Pelaksana Pemeriksaan Bukper

Pos dengan Perusahaan jasa


Langsung BPS Faksimili
ekspedisi/ jasa kurir
Dengan BPS

Wajib Pajak

Dalam hal tdk


Ada ditwmpat
Dalam hal
tdk Dapat
ditemui
Kuasa dari Wajib Pajak

Pihak yang dapat mewakili WP:


a. Pegawai WP
b. Anggota Keluarga WP
c. Pihak Lain 144
Penolakan Pemeriksaan Bukper

WP menolak untuk dilakukan


pemeriksaan Bukper

BA Penolakan Pemeriksaan
Bukper

Ditanda tangani oleh USUL


pemeriksa Bukti Permulaan
dan Wajib Pajak, dengan PENYIDIKAN
disaksikan oleh sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang yang
telah dewasa

WP tidak mau tandatangan

Pemeriksa membuat BA Penolakan


Penandatanganan

145
Jangka Waktu Pemeriksaan Bukper Terbuka Pasal 13

Sejak tanggal penyampaian


surat pemberitahuan Dilampiri
pemeriksaan Bukper kepada dengan laporan
WP s.d tanggal Laporan perkembangan
Pemeriksaan Bukti Permulaan pemeriksaan
bukti
permulaan

JANGKA WAKTU
PEMERIKSAAN BUKPER
PERPANJANGAN

Lama perpanjangan
6 BULAN oleh kepala unit
pelaksana

146
Kewajiban Dan Kewenangan Pemeriksa Bukti Permulaan
Dalam Pemeriksaan Bukper Secara Terbuka

1. Menyampaikan surat pemberitahuan Bukper secara tertulis tentang akan dilakukan pemeriksaan
Bukper kepada WP
2. Memperlihatkan kartu tanda pengenal pemeriksa Bukper kepada WP pada waktu melakukan
pemeriksaan Bukper
3. Memperlihatkan surat tugas penggantian Pemeriksa Bukper kepada WP apabila terdapat
KEWAJIBAN perubahan susunan tim pemeriksa Bukper dan diminta oleh WP
4. Mengembalikan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan,
PEMERIKSA dan dokumen lainnya yang dipinjam dari WP dalam hal pemeriksaan Bukper tidak ditindaklanjuti
BUKPER dengan penyidikan
5. Merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang diketahui atau
diberitahukan kepadanya oleh WP dalam rangka pemeriksaan Bukper
6. Mengamankan barang bukti yang ditemukan dalam pemeriksaan Bukper apabila pemeriksaan
bukper ditindaklanjuti dengan penyidikan dan
7. Membuat laporan kejadian, dalam hal pemeriksaan Bukper ditindaklanjuti dengan penyidikan
1. Meminjam dan memeriksa buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang Pajak
2. Mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik
3. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak dan/atau tidak bergerak yang diduga
atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan, dokumen lain, uang dan/atau barang yang dapat memberi petunjuk
KEWENANGAN tentang penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang
PEMERIKSA terutang Pajak
4. Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau barang tidak
BUKPER
bergerak
5. Meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan
dengan Wajib Pajak yang dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan melalui Direktur Jenderal Pajak
6. Meminta keterangan kepada pihak lain yang berkaitan dan dituangkan dalam berita acara permintaan
keterangan dan
7. Melakukan tindakan lain yang diperlukan dalam rangka Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka 147
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Dalam Pemeriksaan Bukper Secara Terbuka

1. meminta kepada pemeriksa bukti permulaan untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis
mengenai pelaksanaan pemeriksaan bukti permulaan
2. Meminta kepada pemeriksa bukti permulaan untuk memperlihatkan kartu tanda pengenal
HAK WAJIB pemeriksa bukti permulaan dan surat perintah pemeriksaan bukti permulaan dan
PAJAK 3. Meminta kepada pemeriksa bukti permulaan untuk memperlihatkan surat tugas penggantian
pemeriksaan bukti permulaan apabila terdapat perubahan susunan tim pemeriksa bukti
permulaan

1. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan
usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang Pajak kepada pemeriksa Bukper
2. Memberikan kesempatan kepada pemeriksa Bukper untuk mengakses dan/atau mengunduh data yang
dikelolah secara elektronik
3. Memberikan kesempatan kepada Pemeriksa Bukper untuk memasuki dan memeriksa tempat atau
ruang, barang bergerak dan/atau barang tidak bergerak yang diduga atau patutu diduga digunakan
untuk menyimpan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan,
KEWAJIBAN dokumen lain, uang, dan/atau barang yang dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang Pajak
WAJIB PAJAK 4. Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan Bukper yang antara lain berupa:
a. Menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila dalam mengakses
data yang dikelola secara elelktronik memerlukan peralatan dan/atau keahlian khusus
b. Memberi kesempatan kepada pemeriksa Bukper untuk membuka barang bergerak
dan/atau tidak bergerak; dan/atau
c. Menyediakan ruang khusus untuk dilakukannya pemeriksaan Bukper dalam hal jumlah
buku, catatan, dan dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawah ke kantor
Direktorat Jenderal Pajak
5. Memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan
148
PeminjamanDokumen
Peminjaman Dokumen

Dokumen yang diperlukan dan


ditentukan pada saat
pelaksanaan pemeriksaan
Bukti Peminjaman
Bukper dipinjam saat itu juga

Dokumen belum
diperoleh/ ditemukan
Surat Permintaan
Harus dipenuhi WP dalam
Peminjaman jangka waktu 7 hari

Dokumen WP berupa Surat pernyataan bahwa Fotocopi/


Fotokopi/ elektronik elektronik sesuai aslinya

WP harus membuat surat


Dokumen tidak dimiliki
pernyataan
atau dikuasai oleh WP

149
PeminjamanDokumen
Peminjaman Dokumen
WP wajib menyerahkan buku,
Jangka Waktu catatan & dokumen yg
Pemenuhan dipinjam pemeriksa maks 1
Pinjaman bulan sejak Surat Permintaan
Peminjaman disampaikan

7 Hari
7 Hari

WP menyatakan sudah
menyerahkan
seluruhnya

Surat Peringatan I Surat Peringatan II


Surat Permintaan
Peminjaman

Dilampiri dengan daftar buku,


catatan, dan dokumen yang
dipinjamkan BA pemenuhan seluruh
Peminjaman buku, catatan
dan diokumen
Jika WP tidak memenuhi permintaan peminjaman, sehingga
pemeriksaan bukti permulaan tidak dapat dilaksanakan, WP
dianggap menolak dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan 150
PermintaanKeterangan
Permintaan KeteranganDalam
DalamBentuk
BentukBAPK
BAPK

Pemeriksaan Bukti Permulaan dapat meminta keterangan kepada pihak lain yang berkaitan dan
keterangan tersebut dituangkan dalam berita acara permintaan keterangan

Permintaan keterangan dapat dilakukan dengan memanggil pihak lain dengan mengirimkan surat
panggilan pertama

Dalam hal lain yang dipanggil tidak hadir, Pemeriksa Bukti Permulaan mengirimkan surat panggilan
kedua

Dalam hal pihak lain yang dipanggil tidak


hadir memenuhi panggilan tetapi dapat
memberikan alasan yang patut dan wajar
mengenai ketidakhadirannya, Pemeriksa
Bukti Permulaan dapat meminta
keterangan di tempat pihak lain tersebut
berbeda

Dalam hal keterangan dari pihak lain tidak diperoleh, Pemeriksa Bukti Permulaan membuat berita
acara tidak terpenuhinya permintaan keterangan

151
PermintaanKeterangan
Permintaan KeteranganSecar
SecarTertulis
Tertulis

Pemeriksaan Bukti Permulaan melalui


kepala unit pelaksana Pemeriksaan Bukti
Permulaan dapat meminta keterangan
atau bukti kepada pihak ketiga secara
tertulis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 UU KUP jo Pasal 60 PP 74/2011

152
Penyegelan
WP/Wakil/Kuasa tidak memberi kesempatan
memasuki tempat atau ruang serta barang bergerak
dan/atau tidak bergerak, yang diduga atau patut
diduga digunakan untuk menyimpan buku, catatan,
dan/dokumen

WP/Wakil/Kuasa menolak memberi bantuan guna


kelancaran Pemeriksaan Bukper

Pemeriksa Bukti Permulaan WP/Wakil/Kuasa serta pihak yang dapat mewakili


berwenang melakukan penyegelan Wajib Pajak tidak berada ditempat atau pemeriksaan
untuk memperoleh atau bukti permulaan akan dilanjutkan pada hari
mengamankan buku, catatan, berikutnya
dan/atau dokumen, termasuk data
yang dikelola secara elektronik, dan
benda-benda lain yang dapat WP/ Wakil/Kuasa tidak berada ditempat dan pihak
memberi petunjuk tentang adanya yang dapat mewakili Wajib Pajak menolak memberi
dugaan tindak pidana dibidang bantuan guna kelancaran Pemeriksaan Bukti
Perpajakan yang dilakukan oleh Wajib Permulaan
Pajak agar tidak dipindahkan,
dihilangkan, dimusnahkan, diubah,
dirusak, ditukar, atau dipalsukan Pertimbangan Pemeriksaan Bukper
153
Penyegelan
Penyegelan dilakukan dengan
menggunakan tanda segel

Dilakukan oleh Pemeriksa Bukper dengan


disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 orang
dewasa selain anggota tim Pemeriksa Bukper

Berita acara penyegelan

Ditandatangani oleh Pemeriksa Bukper


dan 2 orang saksi dewasa

Dalam hal ini saksi menolak menandatangani berita


acara penyegelan, Pemeriksaan Bukper membuat
catatan tentang penolakan tersebut dalam berita
acara penyegelan

Dibuat 2 (dua) rangkap dan rangkap kedua


diserahkan kepada Wajib Pajak, wakil, kuasa,
Pegawai, atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak yang diperiksa

Dalam melakukan penyegelan, Pemeriksa Bukper dapat


meminta bantuan Kepolisian Negara republik Indonesia
dan/atau pemerintah daerah setempat 154
Pembukaan Segel

Wajib Pajak telah memberikan


izin kepada Pemeriksa Bukper
untuk membuka atau memasuki Terdapat permintaan dari
tempat atau ruangan, barang Berdasarkan pertimbangan penyidik yang seddang
bergetak atau tidak bergerak Pemeriksa Bukper, penyegelan melakukan penyidikan tindak
yang disegel, dan/atau telah tidak diperlukan lagi pidana
memberi bantuan guna
kelancaran Pemeriksaan

Pembukaan segel harus dilakukan oleh Dalam hal tanda segel yang
Pemeriksa Bukper dengan disaksikan oleh digunakan untuk melakukan
2 orang saksi dewasa penyegelan rusak atau hilang

berita Acara pembukaann segel yang


ditandatangani oleh Pemeriksa Bukper & berita Acara mengenai kerusakan
saksi atau kehilangan
Dalam hak saksi menolak menandatangani berita
acara pembukaan segel, Pemeriksa Bukper membuat
catatan tentang penolakan tersebut dalam berita
acara pembukaan segel
Melaporkan kepada Kepolisian
dibuat 2 (dua) rangkap dan rangkap kedua Negara Republik Indonesia
diserahkan kepada Wajib Pajak, Wakil, Kuasa,
Pegawai, atau Anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak yang diperiksa 155
Tindak Lanjut Penyegelan

DISEGEL SETELAH 7 HARI/JANGKA Dianggap menolak


WAKTU LAIN TIDAK MEMBERI dilakukan Pemeriksaan
Wajib Pajak IZIN MEMASUKI TEMPAT ATAU Bukper
RUANGAN

OK
Surat Pernyataan
Menandatangani
Penolakan
Pemeriksaan
USUL
PENYIDIKAN
Berita Acara
MENOLAK Penolakan
Penandatanganan
156
Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan

Tidak menyampaikan SPT


Alpa &
sengaja
Menyampaikan SPT tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan
keterangan yang isinya tidak benar

Syarat:

Kemauan sendiri Ditandatangani WP

Pernyataan tertulis Penghitungan kekurangan Pajak


dalam format SPT
Sepanjang mulainya penyelidikan
belum diberitahukan kepada SSP Kurang Bayar
penuntut umum
SSP denda sebesar 150%/ 20%

Tanda Terima
YA
Meneliti
kelengkapan
KPP lampiran TIDAK WP dianggap belum
mengungkapkan 157
ketidakbenaran
Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan

Pengungkapan
Ketidakbenaran
perbuatan

Bukper
Pemeriksaan Bukper
Tidak sesuai
Wajib Pajak dengan Usul Penyidikan
keadaan yg

Laporan Pemeriksaan
Pemeriksaan sebenarnya
Bukper
terbuka
tetap

Konsep Laporan
dilanjutkan Sesuai
Surat
pemberitahuan dengan ≥ dengan temuan

Konsep
SP2 Bukper dimulainya keadaan yg Pemeriksaan Bukper
Disampaikan penyidikan sebenarnya
belum ke
penuntut umum
Pemberitahu
Laporan
an tidak
Pemeriksaan Bukper Terbuka Hasil
Dilakukan
Pemeriksaan
Penyidikan

Pemeriksaan
Bukper Terdapat
data lain 158
Jangka Waktu Pemeriksaan Bukper Tertutup

Sejak tanggal surat Permohonan


Perpanjangan paling Dilampiri dengan
perintah pemeriksaan laporan
lambat 7 (tujuh) hari
diterima oleh Pemeriksa perkembangan
sebelum jangka waktu Pemeriksaan Bukti
Bukper 6 bulan berakhir Permulaan

JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN


BUKPER PERPANJANGAN

Lama perpanjangan
6 BULAN ditetapkan oleh kepala
unit pelaksana

159
Kewajiban Dan Kewenangan Pemeriksa Bukti Permulaan
Dalam pemeriksaan Bukper Secara terbuka

1. Merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang diketahui
atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka Pemeriksaan Bukti
KEWAJIBAN Permulaan
PEMERIKSA 2. Mengamankan barang bukti yang ditemukan dalam Pemeriksaan Bukti Permulaan
BUKPER apabila Pemeriksaan Bukti Permulaan ditindaklanjuti dengan penyidikan dan
3. Membuat laporan kejadian, dalam hal Pemeriksaan Bukti Permulaan ditindaklanjuti
dengan Penyidikan

1. Melakukan teknik-teknik Pemeriksaan Bukti Permulaan secara tertutup sesuai


dengan kebutuhan, seperti kegiatan pengamatan (observasi), pembuntutan
(surveillance), penyamaran (undercover) atau kegiatan intelijen lainnya
2. Meminta keterangan dari pihak lain yang berkaitan dan dituangkan dalam berita
KEWENANGAN
acara permintaan keterangan
PEMERIKSA
3. Meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang
BUKPER mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang dilakukan Pemeriksaan bukti
Permulaan secara tertutup dan
4. Melakukan tindakan lain yang diperlukan dalam rangka Pemeriksaan Bukti
Permulaan secara tertutup

160
Pemeriksa Bukti Permulaan Secara Tertutup
Bersama Dengan Pemeriksaan Dan Verifikasi

PEMERIKSAAN
BUKPER TERTUTUP PENYIDIKAN?
YA TIDAK

PEMERIKSAAN Pemeriksaan ditangguhkan sampai dengan: Pemeriksaan diselesaikan

1. Penyidikan dihentikan sesuai dengan ketentuan


Pasal 44A atau 44B Undang-undang KUP atau

2. Putusan pengadilan yang telah memiliki


kekuatan hukum tetap dan salinan putusan
pengadilan telah diterima oleh DP

Pemeriksaan dilanjutkan apabila: Pemeriksaan dihentikan apabila:


1. Penyidikan dihentikan karena Pasal 44A Undang-
undang KUP 1. Penyidikan dihentikan sesuai dengan ketentuan
44B Undang-undang KUP
2. Putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap dan salinan putusan pengadilan telah
diterima oleh DP

PEMERIKSAAN
BUKPER TERTUTUP PENYIDIKAN?
YA TIDAK

Verifikasi Verifikasi dihentikan Verifikasi diselesaikan 161


Pembetulan SPT Oleh Wajib Pajak

Pemeriksaan Bukper
dilanjutkan dengan
mempertimbangkan
pembetulan Surat
Pemberitahuan

DJP SEDANG MELAKUKAN


PEMERIKSAAN BUKPER
SECARA TERTUTUP

WP
Membetulkan
SPT
Wajib Pajak KPP
berhak untuk
melakukan
pembetulan
surat
pemberitahuan
162
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan

Hasil Pemeriksaan Bukti Permulaan


harusn dituangkan dalam Laporan
Pemeriksaan Bikti Permulaan

Berdasarkan kertas kerja pemeriksaan


Bukti Permulaan

163
Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan
Tindak Lanjut

Penyidikan tindak pidana di bidang Perpajakan

Pemberitahuan secara tertulis kepada WP bahwa tidak Bukper berasal dari


dilakukan penyidikan karena pengungkapan ketidakbenaran Pemeriksaan
perbuatan Wajib Pajak telah sesuai dengan keadaan yang Pemeriksaan Bukper
sebenarnya mengirimkan data dan/atau
Laporan Pemeriksaan Bukper
Penerbitan SKPB Pasal 13A Undang-undang KUP ke unit pelaksana
(Pemeriksaan Bukper Terbuka) Pemeriksaan yang
mengusulkan Pemeriksaan
Penghentian Pemeriksaan Bukper karena WP meninggal Bukper

Penghentian Pemeriksaan Bukper karena:


Bukper Bukan Berasal
1. Tidak ditemukan adanya bukti permulaan tindak pidana
dari pemeriksaan
2. Wajib Pajak dan penanggung Pajak tidak ditemukan
Pemeriksaan Bukper
mengirimkan data dfan/atau
Apabila ditemukan data lain dapat dilakukan Pemeriksaan laporan Pemeriksaan Bukper ke
Bukti Permulaan kembali sepanjang belum diterbitkan suratv kantor Pelayanan Pajak tempat
ketetapan skp dan Pemeriksaan Bukper tersebut bukan Wajib Pajak terdaftar
Pemeriksaan Bukper ulang 164
Buku, Catatan, Dokumen WP terkait Tindak Lanjut Bukper

Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukper Secara terbuka

PENYIDIKAN TIDAK PENYIDIK


Berlaku ketentuan: Berlaku ketentuan:

Terkait dengan bahan bukti


diserahkan kepada penyidik Dikembalikan kepa Wajib
Pajak

Buku/ Tidak terkait dengan bahan Buku/


Catatan/ bukti dikembalikan kepada Catatan/
Dokumen Wajib Pajak Dokumen Kecuali pemeriksaan bukper
Kecuali pemeriksaan Bukper secara terbuka merupakan
secar terbuka merupakan tindak tindak lanjut dari
l;anjut dari pemeriksaan Pemeriksaan diserahkan
diserahkan kepada Pemeriksa kepada Pemeriksa Pajak
Pajak

165
Indikasi tindak Pidana di Bidang Perpajakan Oleh Pegawai DJP & WP Lain

PEMERIKSA
BUKPER

TERDAPAT
TERDAPAT
INDIKASI PIDANA
INDIKASI PIDANA
OLEH WAJIB PAJAK
OLEH PEGAWAI DJP
LAIN
Terdapat
cukup bukti
adanya
indikasi
Kepala unit
pelaksana

Kepala Unit
Pelaksana
Dirjen Pajak Pemeriksaan
Bukper yang
membawahi KPP
WP terdaftar
MENTERI
KEUANGAN 166
Peraturan Pelaksanaan

Ketentuan lebih lanjut mengenai:

Tata cara Pemeriksaan Bukper Diatur dengan


terhadap Pegawai DJP yang Peraturan Direktur jenderal Pajak
terindikasi tersangkut tindak atau Peraturan bersama Direktur
pidana di bidang Perpajakan yang Jenderal Pajak dengan Inspektur
dilakukan oleh WP Jenderal Kementrian Keuangan

Petunjuk Pelaksanaan
pengembangan dan analisis IDLP

Diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Petunjuk pelaksanaan kegiatan
intelijen atau pengamatan dalam
rangka pengembangan dan
analisis IDLP

167
Ketentuan Peralihan

Terhadap Pemeriksaan yang


Terhadap surat perintah
ditindaklanjuti dengan
Pemeriksaan Bukti Permulaan
Pemeriksaan Bukti Permulaan
yang diterbitkan sebelum
dan telah dibuat Laporan
berlakunya Peraturan Menteri
Hasil Pemeriksaan Sumir,
ini dan Pemeriksaan Bukti
dapat dilakukan Pemeriksaan
Permulaan belum selesai,
dalam rangka penerbitan
proses penyelesaian
surat ketetapan Pajak
selanjutnya dilakukan
sepanjang hasil Pemeriksaan
berdasarkan ketentuan
Bukti Permulaan tidak
sebagaimana diatur dalam
terdapat indikasi tindak
Peraturan Menteri ini
pidana di bidang Perpajakan

168
Ketentuan Penutup

PMK ini berlaku pada tanggal 1


Februari 2013

PMK Nomor 202/PMK.03/2007


Dan aturan pelaksanaannya dicabut
dan dinyatakan tidak belaku

169
PENYIDIKAN

Penyidik (PPNS DJP) dapat meminta Penegak huku lain


bantuan penegak hukum lain
Bantuan Teknis
Bantuan Taktis
Harus memberikan
Bantuan Upaya Paksa
Bantuan Konsultasi dalam bantuan yang diminta
rangka Penyidikan

PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Meminta penghentian
WP melunasi jumlah kerugian pada Menteri Jaksa
pendapatan negara sebesar: Keuangan Agung
a. Pajak yang tidak/ kurang dibayar/
seharusnya tidak dikembalikan Menghentikan
b. Jumlah Pajak dalam faktur Pajak/ Penyidikan paling
bukti potput/ bukti setoran Pajak lama 6 bulan sejak
c. Ditambah denda 4 kali Dihitung berdasarkan BA surat permintaan
pemeriksaan ahli sebelum Menkeu
dilakukan pelunasan

Pasal 61 & 62 170


PERMINTAAN INFORMASI

Permintaan informasi secara


tertulis

Dirjen Pajak/
Wajib Pajak Pejabat ditunjuk

Informasi kerugian negara beserta besarnya


sanksi administrasi

Kerugian negara berupa:


a. Jumlah Pajak yang tidak atau kurang dibayar atau
Jumlah yang dibuatkan
yang seharusnya tidak dikembalikan atau
escrow account
b. Jumlah Pajak dalam faktur Pajak, bukti pemungutan
Pajak, bukti pemotongan Pajak , dan/atau bukti
setoran Pajak
Berdasarkan Berita Acara pemeriksaan ahli

171
ESCROW ACCOUNT

BANK

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK


Perjanjian pengelolaan escrow account

Paling sedikit memuat:


a. Identitas para pihak dan bank pembuka escrow account
b. Waktu dan tempat perjanjian
c. Jumlah jaminan pelunasan
d. Biaya escrow account
e. Prosedur pencairan jaminan dan
f. Penyelesaian perselisihan

172
PERMOHONAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN

MENTERI
KEUANGAN

1. Permohonan penghentian Penyidikan Pasal


44B UU KUP
2. Pernyataan tertulis yang berisi pengakuan
WAJIB PAJAK bersalah
3. Bukti tertulis penyerahan jaminan
pelunasan (escrow account)

DIRJEN PAJAK

173
PENDAPAT DIRJEN PAJAK

MENTERI
Teliti dan pendapat!
DIRJEN PAJAK
KEUANGAN
Hasil penelitian dan pendapat

Berisi:
•Nama Wajib Pajak
•NPWP
•Nama tersangka
•Kedudukan/ jabatan tersangka
•Masa Pajak dan/atau Tahun Pajak
•Tindak pidana dibidang Perpajakan yang disangkakan
•Tahapan perkembangan Penyidikan
•Jumlah kerugian pada pendapatan negara
•Jaminan pelunasan dalam bentuk escrow account dan
•Pendapat dari Direktur Jenderal Pajak

174
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN

Pemberitahuan
tertulis
TIDAK

MENTERI Setuju? DIRJEN WAJIB


KEUANGAN PAJAK PAJAK
Pemberitahuan Perintah
tertulis Pencairan
Escrow account
YA

SSP pencairan escrow account

Permintaan
Penghentian JAKSA AGUNG
Penyidikan 175
KEPUTUSAN JAKSA AGUNG

Lengkapi/ perbaiki

6 bulan dari surat permintaan


penghentian 44B atau surat permintaan
Penghentian 44B yang diperbaiki
MENTERI JAKSA
KEUANGAN AGUNG
KEPUTUSAN

Melengkapi/ memperbaiki

176
KETENTUAN PERALIHAN

1. Permohonan penghentian Penyidikan yang telah diajukan oleh


Peraturan Menteri ini:

Wajib Pajak kepada Menteri Keuangan berdasarkan PMK-


berlakunya
Dengan berlakunya

130/PMK.03/2009 sttd. 189/PMK.03/2011 dan belum


ditindaklanjuti dengan penyampaian permintaan penghentian
Penyidikan oleh Menteri Keuangan kepada Jaksa Agung,
permohonan tersebut dikembalikan kepada Wajib Pajak dan dapat
Peraturan

diajukan kembali sesuai dengan prosedur PMK ini.


Dengan

2. Permintaan penghentian Penyelidikan yang telah disampaikan oleh


Menteri Keuangan kepada Jaksa Agung, berlaku ketentuan
sebagaiman dimaksud dalam Pasal 8 PMK ini.

177
KETENTUAN PERALIHAN

PMK 130/PMK.03/2009
PMK 189/PMK.03/2011
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

PMK ini diundangkan

PMK ini berlaku pada tanggal


diundangkan

178
PENETAPAN
Setiap Wajib Pajak membayar Pajak yang terutang sesuai
dengan
ketentuan peraturan Perundang-undangan Perpajakan, dengan
tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan Pajak.

(Pasal 12 ayat 1 UU KUP)

Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat


Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak
yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
Perundang-undangan Perpajakan

(Pasal 12 ayat 2 UU KUP)

179
PENETAPAN

PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-barang


PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang diperoleh selama tahun 2008 dan kredit
Pajaknya dalam SPT PPh Badan tahun 2008, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto: Rp. 1.000.000.000,00
PPh terutang Rp. 282.500.000,00
Kredit Pajak Rp. 202.500.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp. 80.000.000,00

Jumlah Pajak yang terutang Pembayaran oleh WP tanpa didahului dengan


sesuai dengan ketentuan surat ketetapan Pajak, yaitu melalui
peraturan Peundang- pemotongan/ pemungutan pihak ketiga dan
undangan dibayar sendiri

180
KETETAPAN

Apabila Direktur jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah Pajak


yang terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak
menetapkan jumlah Pajak yang terutang.

(Pasal 12 ayat 3 UU KUP)

KETETAPAN Berdasarkan hasil


pemeriksaan atau
keterangan lain
Surat Ketetapan
Pajak

181
SURAT KETETAPAN PAJAK

Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang


meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,
Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar

(Pasal 1 angka 15 UU KUP)

182
PENERBITAN SKPKB Pasal 13 (1) UU KUP

Dalam jangka waktu 5 (lima tahun) setelah saat terutangnya Pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak atau tahun Pajak , Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal-hal sebagai berikut:

a. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain Pajak terutang tidak atau kurang
dibayar
b. Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya
sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran

c. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan PPn BM
ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih Pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif
0 % (nol persen)
d. Apabila kewajiban sebagaiman dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi,
sehingga
tidak dapat diketahui besarnya Pajak yang terutang

e. Apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan
sebagaiman dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a)

183
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR PP 74/2011
Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya Pajak

Pemeriksaan
Verifikasi Pemeriksaan Bukti Permulaan

Keterangan lain merupakan data 1. SPT


konkriet, berupa: 2. Kewajiban Perpajakan WP WP yang melakukan perbuatan
karena : dalam Ps. 13A UU KUP
1. Hasil klarifikasi/ konfirmasi  Tidak mmenyampaikan SPT
faktur Pajak dalam jangka waktu sesuai
2. Bukti pemotongan PPh Data dengan Ps. 3 (3) UU KUP)
Perpajakan terkait WP: dan
 Tidak menyampaikan SPT  Setelah ditegur secara
dalam jangka waktu sesuai tertulis SPT tidak
Ps. 3 (3) UU KUP dan disampaikan dalam jangka
 Setelah ditegur secara waktu sesuai dalam jangka
tertulis SPT tidak waktu sesuai Surat teguran
disampaikan dalam jangka
waktu sesuai Surat Teguran
4. Bukti transaksi atau data Dirjen Pajak dapat menerbitkan SKPKB berdasarka putusan Pengadilan
Perpajakan yang dapat yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap terhadap WP yang
digunakan menghitung dipidana karena tindak pidana dibidang Perpajakan atau tindak
kewajiban Perpajakan WP Pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara

Pasal 14 184
VERIFIKASI DALAM RANGKA MENERBITKAN SURAT
KETETAPAN PAJAK

1 Ruang Lingkup dan Kriteria

2 Alur dan Tata Cara

Kewajiban dan Kewenangan


3
Petugas Verifikasi

4 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak

5 Pembatalan skp Hasil Verifikasi


185
Ruang Lingkup dan Kriteria

Satu atau beberapa jenis Pajak


Ruang Lingkup Baik untuk satu atau beberapa Masa
Pajak, bagian Tahun Pajak, Tahun
Pajak

Kriteria:
Keterangan lain

Dalam rangka penerbitan Putusan Pengadilan yang didalamnya


SKPKB memuat data konkret Tanpa
SPHV
Keterangan tertulis dari WP dan
PAHV
Data baru hasil klarifikasi/ konfirmasi
Dalam rangka penerbitan FP
SKPKBT
Putusan Pengadilan yang memuat
data baru FP
Tanpa
Dalam rangka penerbitan Terdapat permohonan kelebihan SPHV
pembayaran Pajak yang seharusnya dan
SKPLB tidak terutang (Pasal 17 ayat 2 UU PAHV186
KUP)
Keterangan Lain

Bukti transaksi/ data


Perpajakan
4 1
Yang dapat digunakan Hasil klarifikasi/
untuk menghitung konfirmasi FP
kewajiban Perpajakan

Data Perpajakan

Terkait WP yang tidak


Bukti Pemotongan PPh
menyampaikan SPT dalam 3 2
jangka waktu sebagaimana
diatur dalam Pasal 3 ayat (3) UU
KUP dan setelah ditegur secara
tertulis WP tidak
menyampaikan SPT
sebagaimana ditentukan dalam
Surat Teguran
187
Alur dan Tata Cara
Penelitian Pemanggilan Klarifikasi atas
Keterangan lain WP Keterangan lain

BA tidak
dipenuhi
Berita Acara
panggilan
Klarifikasi
dalam rangka
verifikasi

Berita Acara
LHV Pembahasan Akhir Pembahasan Akhir SPHV
hasil verifikasi hasil verifikasi

Berisi koreksi Undangan


yang disetujui
maupun tidak

Menolak ttd WP tidak hadir

Catatan tentang Keterangan


penolakan dalam BA ketidakhadiran WP
dalam BA

PAHV dianggap telah


PAHV dianggap telah dilakukan dan WP
dilakukan dianggap menyetujui 188
hasil verifikasi
Laporan Hasil Verifikasi
disusun ringkas dan jelas, memuat ruang lilngkup
dan tujuan verifikasi, simpulan yang didukung
temuan yang kuat tentang ada atau tidaknya Pajak
yang tidak atau kurang dibayar

Dilampiri BA Klarifikasi , BA tidak dipenuhi


panggilan dalam rangka Verifikasi, SPHV, BA
Pembahasan Akhir hasil Verifikasi

1 Penugasan Verifikasi Uraian hasil verifikasi


6

2 Identitas Wajib Pajak


memuat:
LHV memuat:

7 Pengukian yang telah dilakukan

3 Pemenuhan Kewajiban Perpajakan 8 Penghitungan Pajak yang terutang


LHV

4 Data/ informasi yang tersedia 9 Simpulan dan usul

5 Materi yang diverifikasi

189
Kewajiban dan Kewenangan Petugas Verifikasi

KEWAJIBAN

1. Memberi kesempatan WP untuk memberikan


klarifikasi terkait keterangan lain yang dimiliki DJP
2. Menyampaikan SPHV kepada WP
3. Memberikan kesempatan WP untuk melakukan
Pembahasan Akhir Hasil Verifikasi

KEWENANGAN

Memanggil WP dengan surat panggilan melalui kepala


kantor untuk meminta klarifikasi secara lisan dan/atau
tertulis

190
Kewajiban dan Hak Wajib Pajak

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
Memenuhi panggilan dalam rangka verifikasi
untuk memberikan klarifikasi secara lisan
dan/ atau tertulis

1. Memberikan klarifikasi secara lisan dan/


atau tertulis terkait keterangan lain
2. Meinta penjelasan tentang alasan dan
HAK

tujuan verifikasi
3. Menerima SPHV
4. Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil
Verifikasi

191
Hasil Kegiatan Verifikasi

Tidak ada Pajak yang


Membuat LHV tanpa usulan
kurang atau tidak
penerbitan skp
bayar

Membuat LHV tanpa usulan penerbitan


skp apabila pembetulan sudah sesuai
dengan keterangan lain
WP membetulkan
SPT sebelum SPHV Membuat LHV dengan usulan
penerbitan skp berdasarkan PAHV
apabila pembetulan SPT belum sesuai
dengan keterangan lain

Tidak terdapat
Membuat LHV tanpa usulan
kelebihan
penerbitan skp
pembayaran Pajak

192
Pembatalan Hasil Verifikasi

Dalam rangka penerbitan


Keterangan tertulis dari WP
SKPLB Tanpa
SPHV
Terdapat permohonan kelebihan
dan
Dalam rangka penerbitan pembayaran Pajak yang PAHV
SKPLB seharusnya tidak terutang (Pasal
17 ayat 2 UU KUP)

Selain itu:

Verifikasi yang dilakukan tanpa Verifikasi tanpa Pembahasan


penyampaian SPHV Akhir Hasil Verifikasi

Pembatalan skp hasil


verifikasi

Proses verifikasi harus dilakukan dengan melaksanakan


prosedur penyampaian SPHV dan/atau Pembahasan Akhir
Hasil Verifikasi 193
PENERBITAN SKP

Verifikasi Pemeriksaan Pemeriksaan Ulang Pemeriksaan Bukper

Lap. Hasil Verifikasi Lap. Hasil Pemeriksaan Lap. Hasil Pemeriksaan Ulang Lap. Pemeriksaan Bukper

Nota Penghitungan

DIRJEN PAJAK
Dapat menerbitkan:

Surat Ketetapan Pajak


Untuk suatu Masa Pajak, bagian tahun Pajak, atau Tahun Pajak

194
PENERBITAN SKP (TAHUN PAJAK 2007 DAN SEBELUMNYA )

Saat terutangnya/
berakhirnya Masa Pajak
/ Bagian Tahun Pajak/
Tahun Pajak 31 Desember 2013
10 Tahun

DIRJEN PAJAK
Dapat menerbitkan:

SKPKB SKPKBT SKPKB SKPKBT

Terhadap WP yang
dipidana
karena melakukan tindak
pidana Perpajakan atau
pidana lainnya berdasarkan
Putusan Pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap

195
PENERBITAN SKP (TAHUN PAJAK 2008 DAN SETELAHNYA )

Saat terutangnya/
berakhirnya Masa Pajak
/ Bagian Tahun Pajak/
Tahun Pajak
5 Tahun

DIRJEN PAJAK
Dapat menerbitkan:

SKPKB SKPKBT SKPKB SKPKBT

Terhadap WP yang
dipidana
karena melakukan tindak
pidana Perpajakan atau
pidana lainnya berdasarkan
Putusan Pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap

196
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR

SKPKB

Dalam hal terdapat Pajak yang tidak atau kurang dibayar berdasarkan

Hasil Verifikasi Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Bukper

Berupa: Terhadap: Terhadap:


Hasil klarifikasi/ konfirmasi Perbuatan sebagaimana dimaksud
Surat Pemberitahuan dalam Pasl 13A KUP
Faktur Pajak
Kewajiban Perpajakna WP yang
Bukti Pemotongan PPh tidak menyampaikan SPT dan
Data Perpajakan WP yang tidak setelah ditegur secara tertulis WP
menyampaikan SPT dan setelah tidak menyampaikan SPT sesuai
ditegur secara tertulis WP tidak surat teguran
menyampaikan SPT sesuai Surat Putusan Pengadilan terhadap WP
Teguran yang dipidana karena melakukan
tindak Pidana perpajakan/ Pidana
Data konkret dalam Putusan Pengadilan
lainnya yang dapat menimbulkan
terhadap WP yang telah dipidana karena
melakukan tindak pidana Perpajakan /
kerugian pada pendapatan negara,
pidana lainnya yang dapat menimbulkan dan tidak diverifikasi
kerugian pada pendapatan negara

Bukti transaksi atau data


Perpajakan 197
SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR
DAN SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL

SKPN
Diterbitkan berdasarkan
Hasil Pemeriksaan terhadap SPT sesuai
Pasal 17A ayat (1) KUP

SKPLB
Diterbitkan berdasarkan

Hasil Verifikasi Hasil Pemeriksaan

Terhadap : Terhadap:
SPT yang lebih bayar sesuai Pasal
Kebenaran atas permohonan pengembalian 17 ayat (1) KUP
kelebihan Pajak yang seharusnya tidak terutang permohonan pengembalian kelebihan
sesuai Pasal 17 ayat (2) KUP pembayaran Pajak sesuai Pasal 17B KUP

SKPLB masih dapt diterbitkan apabila terdapat data baru, termasuk data yang semula belum terungkap, apabila
Pajak yang lebih dibayar jumlahnyalebih besar dari pada kelebihan pembayaran Pajak yang telah ditetapkan
198
CARA PENYAMPAIAN SURAT KETETAPAN PAJAK

SECARA
Tanda terima
Surat ketetapan LANGSUNG
Pajak
Bukti
DIRJEN WAJIB
POS pengiriman
PAJAK PAJAK
surat
PERUSAHAAN
Bukti
JASA
EKSPEDISI/
pengiriman
JASA KURIR surat

199
PENERBITAN SKP

Verifikasi Pemeriksaan Pemeriksaan Ulang Pemeriksaan Bukper

Lap. Hsil Verifikasi Lap. Hasil Pemeriksaan Lap. Hasil Pemeriksaan ulang Lap. Pemeriksaan Bukper

Nota Penghitungan

DIRJEN PAJAK
Dapat menerbitkan:

Surat Ketetapan Pajak


Untuk suatu Masa Pajak, bagian tahun Pajak, atau Tahun Pajak

200
PENERBITAN SKP (TAHUN PAJAK 2007 DAN SEBELUMNYA )

Saat terutangnya/
berakhirnya Masa Pajak
/ Bagian Tahun Pajak/
Tahun Pajak 31 Desember 2013
10 Tahun

DIRJEN PAJAK
Dapat menerbitkan:

SKPKB SKPKBT SKPKB SKPKBT

Terhadap WP yang
dipidana
karena melakukan tindak
pidana Perpajakan atau
pidana lainnya berdasarkan
Putusan Pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap

201
PENERBITAN SKP (TAHUN PAJAK 2008 DAN SETELAHNYA )

Saat terutangnya/
berakhirnya Masa Pajak
/ Bagian Tahun Pajak/
Tahun Pajak
5 Tahun

DIRJEN PAJAK
Dapat menerbitkan:

SKPKB SKPKBT SKPKB SKPKBT

Terhadap WP yang
dipidana
karena melakukan tindak
pidana Perpajakan atau
pidana lainnya berdasarkan
Putusan Pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap

202
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR

SKPKB

Dalam hal terdapat Pajak yang tidak atau kurang dibayar berdasarkan

Hasil Verifikasi Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Bukper

Berupa: Terhadap: Terhadap:


Hasil klarifikasi/ konfirmasi Perbuatan sebagaimana dimaksud
Surat Pemberitahuan dalam Pasl 13A KUP
Faktur Pajak
Kewajiban Perpajakna WP yang
Bukti Pemotongan PPh tidak menyampaikan SPT dan
Data Perpajakan WP yang tidak setelah ditegur secara tertulis WP
menyampaikan SPT dan setelah tidak menyampaikan SPT sesuai
ditegur secara tertulis WP tidak surat teguran
menyampaikan SPT sesuai Surat Putusan Pengadilan terhadap WP
Teguran yang dipidana karena melakukan
tindak Pidana perpajakan/ Pidana
Data konkret dalam Putusan Pengadilan
lainnya yang dapat menimbulkan
terhadap WP yang telah dipidana karena
melakukan tindak pidana Perpajakan /
kerugian pada pendapatan negara,
pidana lainnya yang dapat menimbulkan dan tidak diverifikasi
kerugian pada pendapatan negara

Bukti transaksi atau data


Perpajakan 203
SURAT KETETAPAN PAJAK

SKPKBT

Dalam hal terdapat penambahan jumlah Pajak yang terutang berdasarkan

Hasil Verifikasi Hasil Pemeriksaan

Terhadap : Terhadap:
Data baru termasuk data yang semula belum
Keterangan tertulis dari WP atas kehendak sendiri
terungkap sesuai Pasal 15 (1) KUP
sesuai Pasal 15 ayat (3) KUP

Data baru berupa hasil klarifikasi/ konfirmasi Data baru dalam Putusan Pengadilan terhadap
Faktur Pajak WP yang dipidana karena melakukan tindak
pidana Perpajakan/ pidana lainnya yang dapat
Data baru berupa Faktur Pajak dalam putusan menimbulkan kerugian pada pendapatan negara,
pengadilan terhadap WP yang dipidana karena dan tidak dilakukan verifikasi
melakukan tindak pidana Perpajakan/pidana lainnya
yg dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara
204
CARA PENYAMPAIAN SURAT KETETAPAN PAJAK

SECARA
Tanda terima
Surat ketetapan LANGSUNG
Pajak
Bukti
DIRJEN WAJIB
POS pengiriman
PAJAK PAJAK
surat
PERUSAHAAN
Bukti
JASA
EKSPEDISI/
pengiriman
JASA KURIR surat

205
PENERBITAN STP Pasal 14 (1) UU KUP
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila:

a Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar

Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran Pajak sebagai akibat salah satu tulis dan/atau
b salah hitung

c Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/ atau bunga

d Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat Faktur Pajak,
tetapi tidak tepat waktu

e Pengusaaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi Faktur Pajak secara lengkap
sebagaiman dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984 dan perubahannya, selain 1. identitas
pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau 2.
identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b
dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran

f PKP melaporkan Faktur Pajak tidak sesuai dengan Masa penerbitan Faktur Pajak ; atau

PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam
g Pasal
9 ayat (6a) UUU PPN 1984 dan perubahannya
206
PENERBITAN STP (TAHUN PAJAK 2007 DAN SEBELUMNYA)

DIRJEN PAJAK

Setelah melakukan verifikasi,


Setelah meneliti data administrasi pemeriksaan, pemeriksaan ulang, atau
Perpajakan pemeriksaan bukper dlm rangka
penerbitan skp

Dalam hal Surat Tagihan Pajak

PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar Ditambah dengan sanksi bunga
2%/bulan max 24 bulan, sejak saat
Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran Pajak sebagai akibat salah terutang atau berakhirnya
tulis/ salah hitung masa/Bagian Tahun/Tahun Pajak s.d.
diterbitkan STP
WP dikenai sanksi administrasi berupa denda/ bunga

Pengusaha yang telah dikukuhkan PKP tidak membuat Faktur Pajak atau membuat
faktur Pajak tidak tepat waktu
Pengusaha yang telah dikukuhkan PKP tidak mengisi FP secara lengkap, selain
1. Identitas pembeli sesuai Pasal 13 ayat (5) huruf b PPN; atau
2. Identitas pembeli serta nama dan tanda tangan sesuai Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Selain wajib menyetor Pajak yang
PPN, dalam hal penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran
terutang, dikenal sanksi denda 2%
dari DPP
PKP yang mengalami gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian PM 207
PENERBITAN STP (TAHUN PAJAK 2008 DAN SETELAHNYA)

DIRJEN PAJAK

Setelah melakukan verifikasi,


Setelah meneliti data administrasi pemeriksaan, pemeriksaan ulang, atau
Perpajakan pemeriksaan bukper dlm rangka
penerbitan skp

Dalam hal Surat Tagihan Pajak


Ditambah dengan sanksi bunga
PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar 2%/bulan max 24 bulan, sejak saat
terutang atau berakhirnya
Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran Pajak sebagai akibat salah masa/Bagian Tahun/Tahun Pajak s.d.
tulis/ salah hitung diterbitkan STP

WP dikenai sanksi administrasi berupa denda/ bunga Termasuk denda 50%dan 100%
(keberatan/banding)
Pengusaha yang telah dikukuhkan PKP tidak membuat Faktur Pajak atau membuat
faktur Pajak tidak tepat waktu Selain wajib menyetor Pajak yang
terutang, dikenal sanksi denda 2%
Pengusaha yang telah dikukuhkan PKP tidak mengisi FP secara lengkap, selain dari DPP
1. Identitas pembeli sesuai Pasal 13 ayat (5) huruf b PPN; atau
2. Identitas pembeli serta nama dan tanda tangan sesuai Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g
PPN, dalam hal penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran
Sanksi bunga 2%/bulan dari Pajak
yanng ditagih kembali, dihitung dari
PKP yang mengalami gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian PM penrbitan SKBKPP s.d. tanggal
208
penerbitan STP
PENERBITAN SKP/STP SEBELUM NPWP/PKP DITERBITKAN
DAN SETELAH NPWP/PKP DIHAPUS

Daftar NPWP Hapus


PKP

•Kecuali WP dipidana karena


•Kecuali WP dipidana karena
melakukan tindak pidana di
melakukan tindak pidana di bidang bidang Perpajakan atau tindak
Diperoleh data dan/atau informasi
Perpajakan atau tindak pidana pidana lainnya
yang menunjukkan adanya
lainnya •Untuk Masa/Bagian Tahun/
kewajiban Perpajakan yang belum
•Untuk Masa/Bagian Tahun/ Tahun Tahun Pajak 2007 dan
dipenuhi oleh WP
Pajak 2007 dan sebelumnya, jangka sebelumnya, jangka waktu
waktu menjadi 10 tahun menjadi 10 tahun
Diterbitkan
Terlebih dahulu mengaktifkan
kembali NPWP yang telah dihapus

Surat ketetapan Pajak/ Surat Tagihan Pajak 209


SKP/ STP DALAM US $

b i tkan
ner
Me
Skp/STP dalam US $
DIRJEN PAJAK (kecuali STP Pasal 7 KUP) WAJIB PAJAK yang
memperoleh izin
untuk
menyelenggarakan
pembukuan dan
diwajibkan untuk
menyampaikan SPT
dalam US $

210
PENERBITAN SKPBT Pasal 15 UU KUP

Ayat 1

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan dalam jangka waktub 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya Pajak atau
berakhirnaya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak apabila ditemukan
data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah Pajak yang terutang setelah
dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan

Apabila skp terdahulu terbit berdasarkan


Termasuk data baru
Sudah pernah pemeriksaan maka dilakukan pemeriksqaan
adalah data yang
diterbitkan surat ulang. Apabila skp terbit berdasarkan
semula belum
ketetapan Pajak keterangan lain maka dilakukan pemeriksaan,
terungkap
bukan pemeriksaan ulang

211
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN PP 74/2011

Data Baru

Dimiliki Dirjen Pajak Pengakuan WP

Verifikasi/
Pemeriksaan/
Pemeriksaan/ Verifikasi Verifikasi
Pemeriksaan Ulang
Pemeriksaan Ulang

Dat baru selain Putusan Putusan Pengadilan yang


Hasil klarifikasi/ konfirmasi Keterangan tertulis dari WP
Pengadilan, hasil klarifikasi dapat menimbulkan kerugian
Faktur Pajak atas kehendak sendiri
faktur Pajak, keterangan
pada pendapatan negara
tertulis dari WP atas
kehendak sendiri

SKPKBT (5 tahun setelah saat terutangnya Pajak atau berakhirnya Masa Pajak/
Bagian Tahun/ Tahun Pajak )

Sanksi 100%→bila terbuit Sanksi kenaikan


Sanksi kenaikan 100% Sanksi 0%
dalam jangka waktu 5 tahun 100%
Dirjen Pajak dapat menerbitkan SKPKBT
lebih dari 5 tahun dengan sanksi bunga 212
Pasal 15 48%
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN

SKPKB

Dalam hal terdapat Pajak yang tidak atau kurang dibayar berdasarkan

Hasil Verifikasi Hasil Pemeriksaan/Pemeriksaan Ulang

Terhadap: Terhadap:

Keterangan tertulis dari WP atas kehendak sendiri Data baru termasuk data yang semula belum
sesuai Pasal 15 ayat (3) KUP terungkap sesuai Pasal 15 ayat (1) KUP

Data baru berupa hasil klarifikasi/ konfirmasi


Faktur Pajak Data baru dalam putusan Pengadilan terhadap WP
yang dipidana karena melakukan tindak pidana
Data baru berupa Faktur Pajak dalam Putusan Perpajakan/ atau pidana lainnya yg dapat
pengadilan terhadap WP yang dipidana karena menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dan
melkaukan tindak pidana Perpajakan/ pidana tidak dilakukan verifikasi
lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara

213
SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL

Pemeriksaan

SPT

Jumlah kredit Pajak atau jumlah Pajak


yang dibayar sama dengan jumlah Pajak
yang terutang, atau Pajak tidak terutang &
tidak ada kredit Pajak atau tidak ada
pembayaran Pajak

SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL

214
Pasal 17
SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR PP 74/2011

Verifikasi Pemeriksaan

Kelebihan pembayaran Pajak yang Terhadap SPT terdapat jumlah kredit


seharusnya tidak terutang Ps. 17 (2) Pajak atau jumlah Pajak yang dibayar
UU KUP lebih besar daripada jumlah Pajajk
yang terutang (Ps. 17 (1) UU KUP)

Terhadap permohonan pengembalian


kelebihan pembayaran Pajak (Ps. 17B
UU KUP)

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar

Diterbitkan lagi Data baru, termasuk data yang


semula belum terungkap

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar


215
Pasal 18
SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR
DAN SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL

SKPN
Diterbitkan berdasarkan
Hasil Pemeriksaan terhadap SPT sesuai
Pasal 17A ayat (1) KUP

SKPLB
Diterbitkan berdasarkan

Hasil Verifikasi Hasil Pemeriksaan

Terhadap : Terhadap:
SPT sesuai Pasal 17 ayat (1) KUP
Kebenaran atas permohonan pengembalian
kelebihan Pajak yang seharusnya tidak terutang permohonan pengembalian kelebihan
sesuai Pasal 17 ayat (2) KUP pembayaran Pajak sesuai Pasal 17B KUP

SKPLB masih dapt diterbitkan apabila terdapat data baru, termasuk data yang semula belum terungkap, apabila
Pajak yang lebih dibayar jumlahnyalebih besar dari pada kelebihan pembayaran Pajak yang telah ditetapkan
216
PROSES PENERBITAN SKP PP 74/2011
Verifikasi Pemeriksaan Pemeriksaan ulang Pemeriksaan Bukper

Pembahasan Akhir Pembahasan Akhir Pembahasan Akhir


Hasil Verifikasi Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Kecuali
1. SKPKBT Ps. 15
ayat (3) UU
KUP;dan
2. SKPLB Ps. 17 ayat
(2) UU KUP

Laporan Hasil Laporan


Laporan Hasil
Hasil Laporan Hasil Laporan Hasil
Verifikasi Pemeriksaan
Pemeriksaan Pemeriksaan Ulang Pemeriksaan Bukper

Nota Penghitungan

Surat Ketetapan Pajak


217
Pasal 19 & 20
SURAT KETETAPAN PAJAK YANG RUSAK, HILANG
DAN TIDAK TERBACA PP74/2011

Ketetapan dan/atau keputusan

Keadaan diluar kekuasaan

Rusak Hilang atau tidak dapat ditemukan lagi Tidak terbaca

Dapat diterbitkan kembali

Ketetapan dan/atau keputusan

Mempunyai
kedudukan hukum
yang sama

218
Pasal 22
KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

DALAM SURAT PEMBERITAHUAN TERDAPAT PEMBAYARAN PAJAK YANG


SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG
PAJAK YANG TERUTANG < KREDIT PAJAK

Pajak yang telah dibayar oleh WP yang bukan


Kredit Pajak untuk PPh adalah Pajak yang dibayar sendiri merupakan objek Pajak yang terutang atau kesalahan
oleh WP (+) pokok Pajak yang terutang dalam STP karena pemotongan atau pemungutan yang mengakibatkan
PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar (+) Pajak pajak yang dipotong atau dipungut lebih besar
yang dipotong atau dipungut (+) ditambah dengan Pajak atas daripada Pajak yang seharusnya dipotong atau
Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri (-) dipungut berdasarkan ketentuan Peraturan
pengembalian pendahuluan kelebihan Pajak Perundang-undangan Perpajakan atau bukan
merupakan objek Pajak

Kredit Pajak untuk PPN adalah Pajak Masukan yang dapat


dikreditkan setelah dikurangi dengan pengembalian Pembayaran dapat diminta
pendahuluan kelebihan Pajak atau setelah dikurangi dengan dengan mengajukan
Pajak yang telah dikompensasikan permohonan

Permohonan restitusi dilakukan melalui SPT

Pasal 17B, Pasal 17C, dan Pasal 17D UU KUP Pasal 17 ayat 2 UU KUP

219
Ruang Lingkup

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK


Permohonan Pengembalian atas
kelebihan pembayaran Pajak yang
seharusnya tidak terutang

Terdapat pembayaran Pajak oleh WP yang bukan objek Pajak yang terutang atau yang
seharusnya tidak terutang
TERKAIT
PEMBAYARAN
Terdapat kelebihan pembayaran Pajak oleh WP yang terkait dengan Pajak-pajak dalam
rangka impor

Terdapat kesalahan pemotongan/ pemungutan yang mengakibatkan Pajak yang dipotong/


TERKAIT
dipungut lebih besar dapipada Pajak yang seharusnya dipotong atau dipungut
PEMOTONGA
N/ P
EMUNGUTAN Terdapat kesalahan pemotongan / pemungutan yang bukan merupakan objek Pajak

220
PMK-10/PMK.03/2013
TERDAPAT PEMBAYARAN PAJAK OLEH WP YANG BUKAN OBJEK PAJAK YANG
1 TERUTANG ATAU YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG

4 1
Pembayaran Pajak terkait Pembayaran Pajak > Pajak
Pasal 44B UU KUP tidak yang terutang
disetujui

Pembayaran Pajak yang Pembayaran Pajak atas


seharusnya tidak dibayar transaksi yang dibatalkan
3 2

BACK
221
TERDAPAT KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK OLEH WP YANG TERIKAT
2 DENGAN PAJAK-PAJAK DALAM RANGKA IMPOR

SPTNP atau SPKTNP

SPKPBM, SPTNP, atau SPP yang telah diterbitkan keputusan keberatan

SPKPBM, SPTNP, atau SPP yang telah diterbitkan keputusan keberatan dan
Meliputi: putusan banding
PPh Pasal 22 Impor ,
PPN Impor, dan/atau SPKPBM, SPTNP, atau SPP yang telah diterbitkan keputusan keberatan,
PPnBM Impor putusan banding, dan putusan peninjauan kembali
Yang telah dibayar
SPKTNP yang telah diterbitkan putusan banding
dan tercantum dalam
SPKTNP yang telah diterbitkan putusan banding dan putusan peninjauan
kembali

Dokumen yang berisi pembatalan impor yang telah disetujui oleh pejabat
yang berwenang

BACK 222
TERDAPAT KESALAHAN POT/ PUT YANG MENGAKIBATKAN PAJAK YANG
3 DIPOT/PUT LEBIH BESAR DARIPADA PAJAK YANG SEHRUSNYA DIPOT/ PUT

1
Potput PPh yg mengakibatkan
Pemungutan PPnBM PPh yg dipotput>PPh yg
terhadap PKP/ non PKP> seharusnya dipotput
Pajak yang seharusnya termasuk yg diatur dalam P3B
terutang

Potput PPh atas penghasilan


Pemungutan PPN terhadap b yg diterima oleh bukan
ukan PKP>Pajak yang subjek Pajak
seharusnya dipungut 3 2

BACK
223
TERDAPAT KESALAHAN PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN YANG BUKAN
4 MERUPAKAN OBJEK PAJAK

Potput PPh yang seharusnya tidak


dipotput

Pemungutan PPN yang


Pemungutan PPnBM yang seharusnya tidak dipungut
seharusnya tidak dipungut
3 2

BACK
224
PEMOHON DAN TEMPAT PENGAJUAN PERMOHONAN
PEMOHON TEMPAT PERMOHONAN

Wajib Pajak Badan


KPP TERDAFTAR
Terkait dengan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pembayaran
OP atau Badan yg tidak KPP DOMISILI
diwajibkan memiliki NPWP

Wajib Pajak yang dipotong/


dipungut
PPh
PPh

WPLN melalui BUT-nya

Terkait
dengan
KPP TERDAFTAR
PPN
PPN

pemoto- Non PKP yang dipungut


ngan/
Pemun-
gutan
PPnBM

PKP yang dipungut


PPnBM

Non-PKP yang dipungut

225
PENGECUALIAN PEMOHON DAN TEMPAT PENGAJUAN PERMOHONAN
(TERKAIT PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN)

PEMOHON TEMPAT PERMOHONAN

Tidak Wajib WP pemotong/pemungut


NPWP atau PKP pemungut

WPLN tanpa BUT WP pemotong/pemungut

KPP PEMOTONG/
PEMUNGUT TERDAFTAR
Dalam hal WP
pemotong/
pemungut atau PKP
Pihak yang dipotong/
pemungut tidak
ditemukan antara
dipungut
lain karena
pembubaran usaha

226
PERSYARATAN PERMOHONAN DAN CARA PENYAMPAIAN
Cara Penyampaian:

Langsung (bukti penerimaan surat)

Pos (bukti pengiriman surat)

Perusahaan jasa ekspedisi/ jasa kurir


(bukti pengiriman surat)

Suarat DIRJEN PAJAK


WAJIB PAJAK
Permohonan

Persyaratan:

Secara tertulis dalam bahasa indonesia

Diajukan atas suatu bukti pembayaran, bukti


pot/put Pajak, faktur Pajak atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan Faktur Pajak

Harus ditandatangani oleh Wajib Pajak yang


mengajukan permohonan

Surat kuasa khusus dalam ha permohonan


ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak harus
dilampiri dengan surat kuasa khusus

227
DOKUMEN YANG HARUS DILAMPIRKAN DALAM PERMOHONAN (1)

M
Dalam hal permohonan Asli bukti pembayaran Pajak berupa SSP atau sarana administrasi lain yang
E
karena terdapat L dipersamakan dengan SSP
A
pembayaran Pajak oleh M
WP yg bukan objek P Perhitungan Pajak yang seharusnya tidak terutang
I
Pajak yg terutang atau R
yg seharusnya tidak K
Alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran Pajak yang seharusnya
A
terutang N tidak terutang

Fotokopi bukti pembayaran Pajak berupa SSPCP atau sarana administrasi lain yang
dipersamakan dengan SSCP
M
Dalam hal permohonan E
karena terdapat L Fotokopi keputusan keberatan, putusan banding, dan putusan peninjauan kembali
A terkait dengan SPTNP, SPKTNP, SPKPBM, SSP, atau dokumen yang berisi pembatalan
kelebihan pembayaran M impor yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang
Pajak oleh WP yang P
I
terkait dengan Pajak- R Perhitungan Pajak yang seharusnya terutang
pajak dalam rangka K
A
impor N Alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran Pajak yang seharusnya
tidak terutang

228
DOKUMEN YANG HARUS DILAMPIRKAN DALAM PERMOHONAN (2)

Untuk permohonan M
yang diajukan E • Asli bukti pemotongan/ pemungutan Pajak; atau
WP/PKP/non PKP yang • Asli Faktur Pajak atau dokumen lain yang dipersamakan
L
dipotong/ dipungut dengan Faktur Pajak
A
dan WPLN melalui M
BUT P
Untuk permohonan I Perhitungan Pajak yang seharusnya tidak terutang
Dalam hal yang diajukan oleh R
permohonan OP/ badan yang tidak K
wajib NPWP atau A Alasan permohonan pengembalian
karena terdapat WPLN tanpa BUT N
kesalahan
Pemotongan/
M • Asli bukti pemotongan/ pemungutan Pajak; atau
Pemungutan E • Asli Faktur Pajak atau dokumen lain yang dipersamakan
terkait PPh, PPN L dengan Faktur Pajak
dan PPnBM A
Untuk permohonan Perhitungan Pajak yang seharusnya tidak terutang
M
yang diajukan Wajib
P Surat permohonan dari pihak yang dipotong atau dipungut
Pajak Pemotong atau
pemungut I kepada Wajib Pajak
R
Surat kuasa dari pihak yang dipotong atau dipungut kepada
K
Wajib Pajak
A
N Alasan permohonan pengembalian

229
PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN
(TERKAIT PEMBAYARAN)

Dapat meminta
LHV
dokumen
tambahan
an Terdapat Pajak
hon D
P
mo I yang seharusnya
Per A tidak terutang?
R VERIFIKASI
J
WAJIB PAJAK J
A
E
K
N
YA
TIDAK SKPLB
Pemberitahuan
tertulis

Pengembalian Pajak yang seharusnya tidak terutang dilakukan dengan ketentuan

Terkait dengan pembayaran Pajak Terkait dengan pembayaran Pajak dalam hal impor

telah dibayar/ disetor ke kas negara Telah dibayar/ disetor ke kas negara
tidak dikreditkan dalam SPT Dalam hal PPh Pasal 22 impor, tidak dikreditkan
Dalam hal PPN Impor, tidak dikreditkan, tidak dibebankan
sebagai biaya, atau tidak dikapitalisasi
Dalam hal PPnBM impor tidak dibebankan sebagai
biaya, atau tidak dikurangkan 230
PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN
(TERKAIT PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN)

LHV
Dapat meminta
o nan dokumen
h tambahan
er mo D
P I P Terdapat Pajak
R A yang seharusnya
WAJIB PAJAK J J VERIFIKASI
tidak terutang?
E A
N K
Pemberitahuan TIDAK YA SKPLB
tertulis

Pengembalian Pajak yang seharusnya tidak terutang dilakukan dengan ketentuan

Terkait dengan pot/put PPh Terkait Put PPN Terkait Put PPnBM
telah dibayar/ disetor ke kas negara tidak
Telah dibayar/ disetor ke kas negara Telah dibayar/ disetor ke kas negara
dikreditkan dalam SPT
Tidak dikreditkan, tidak dibebankan, Tidak dibebankan sebagai biaya,
(dalam hal tidak FINAL) sebagai biaya, atau tidak dikapitalisasi atau tidak dikapitalisasi
Telah dilaporkan oleh
Telah dilaporkan oleh pemungut Telah dilaporkan oleh pemungut
Pemungut/ pemotong
Tidak diajukan keberatan Tidak diajukan keberatan Tidak diajukan keberatan

Dalam hal diajukan oleh WPLN harus memenuhi ketentuan: telah dibayar/disetor ke kas negara dan telah
dilaporkan oleh pemungut/ pemotong 231
PENERBITAN SKPLB TERHADAP WP YANG TIDAK WAJIB

WAJIB PAJAK
DIRJEN PAJAK
(OP/ Badan yang TIDAK WAJIB NPWP)

SKPLB

Pengembalian Pajak yang


seharusnya tidak terutang

Diterbitkan dengan mengisi kolom NPWP


Dengan ketentuan:

01=Badan Diisi angka 0 Kode Kantor Diisi angka 0


04= OP

232
PERMOHONAN RESTITUSI dalam SPT

SELAIN WP dengan WP MEMENUHI


WP DENGAN KRITERIA
kriteria tertentu dan WP PERSYARATAN
TERTENTU
memenuhi persyaratan TERTENTU
(Pasal 17C)
tertentu; (Pasal 17D)
(Pasal 17B)

PEMERIKSAAN PENELITIAN
Paling lambat: 3 bulan sejak permohonan
Paling lambat 12 bulan sejak surat
diterima untuk PPh dan 1 bulan untuk
permohonan diterima, harus diterbitkan:
PPN, diterbitkan

Surat Ketetapan Pajak Surat Keputusan Pengembalian


Pendahuluan Kelebihan Pajak
Tidak berlaku terhadap WP yang sedang (SKPPKP)
dilakukan Pemeriksaan bukti permulaan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk menilai kelengkapan
Apabila setelah lewat jangka waktu tsb
pengisian SPT dan lampiran-
Dirjen Pajak tidak memberi suatu
keputusan, permohonan restitusi dianggap lampirannya termasuk penilaian
dikabulkan dan SKPLB harus diterbitkan tentang kebenaran penulisan dan
dalam waktu paling lambat 1 bulan setelah penghitungannya
jangka waktu tersebut berakhir

233
Dalam hal diperiksa
Skema Restitusi PPN Kriteria
Resiko
Kriteria Wajib
Pajak
Proses
Pengambilan
Jangka
waktu
Produk
Hukum
terdapat KB
Sanksi Dasar Hukum

Pengembalian
Pengembalian Psl
Psl 17C
17C (5)
(5)
Kenaikan
Kenaikan
pendahuluan (Psl
pendahuluan (Psl atau
atau 17D
17D
PKP juga 1
1 bulan
bulan SKPPKP
SKPPKP 100%
100%
17C/17D
17C/17D UU
UU (5)
(5) UU
UU
berstatus WP SKPKB
SKPKB
KUP)
KUP) KUP
KUP
Patuh (17C)
Restitusi akhir tahun buku, selain atau WP Kecil
PKP (17D) Kenaikan
Kenaikan
Pemeriksaan
Pemeriksaan (Psl
(Psl 12
12 Psl
Psl 15
15 (2)
(2)
1. Eksportir SKPLB
SKPLB 100%
100%
17B
17B (1)
(1) UU
UU KUP)
KUP) bulan
bulan UU
UU KUP
KUP
KOMPENSASI 2. Penyerahan kpd pemungut SKPKBT
SKPKBT
PM>PK 3. Penyerahan yg PPN-nya tidak
dipungut
4. Ekspor JKP/BKP tidak berwujud PKP tidak
Kenaikan
Kenaikan
(Psl 9 ayat (4)) 5. Belum berproduksi berstatus WP Pemeriksaan
Pemeriksaan (Psl
(Psl 12
12 SKPLB 100%
Psl
Psl 15
15 (2)
(2)
17B SKPLB 100%
Patuh (17C) 17B (1)
(1) UU
UU KUP)
KUP) bulan
bulan SKPKBT
UU
UU KUP
KUP
SKPKBT
atau WP kecil
(Psl 9 ayat (4a)) (17D)

PKP tidak
Bunga
Bunga 2%
2%
berstatus WP Pengembalian
Pengembalian perbulan Psl
Patuh (17C) pendahuluan perbulan Psl 9
9 (4f)
(4f)
pendahuluan (Psl
(Psl 1
1 bulan
bulan SKPPKP
SKPPKP max
17C max 24
24 UU
UU PPN
PPN
atau WP Kecil 17C UU
UU KUP)
KUP) bulan
bulan
(17D)
Resiko
rendah
Restitusi setiap Masa Pajak, PKP
PKP tidak
tidak Bunga
Bunga 2%
2%
Pengembalian
Pengembalian
oleh PKP: berstatus
berstatus WP
WP perbulan
perbulan Psl
Psl 9
9 (4f)
(4f)
pendahuluan
pendahuluan (Psl
(Psl 1
1 bulan
bulan SKPPKP
SKPPKP
Patuh
Patuh (17C)
(17C) max
max 24
24 UU
UU PPN
PPN
17C
17C UU
UU KUP)
KUP)
atau bulan
1. Eksportir atau WP
WP Kecil
Kecil bulan
2. Penyerahan kepada (17D)
(17D)
pemungut
3. Penyerahan yg PPN-
nya tidak dipungut PKP tidak
Kenaikan
Kenaikan
4. Ekspor JKP/BKP tidak berstatus WP Pemeriksaan
Pemeriksaan (Psl
(Psl 12
12 Psl
Psl 15
15 (2)
(2)
SKPLB
SKPLB 100%
100%
Patuh (17C) 17B
17B (1)
(1) UU
UU KUP)
KUP) bulan
bulan UU
UU KUP
KUP
berwujud SKPKBT
SKPKBT
atau WP Kecil
Non (17D)
Pengembalian
Pengembalian Psl
Psl 17C
17C (5)
(5)
Resiko pendahuluan
Kenaikan
Kenaikan
5. Belum berproduksi pendahuluan (Psl
(Psl atau
atau 17D
17D
rendah 17C/17D
1
1 bulan
bulan SKPPKP
SKPPKP 100%
100%
PKP juga 17C/17D UU
UU SKPKBT
(5)
(5) UU
UU
KUP) SKPKBT KUP
berstatus WP KUP) KUP
Patuh (17C)
(Psl 9 ayat (4b)) atau WP Kecil Kenaikan
Kenaikan
Pemeriksaan
Pemeriksaan (Psl
(Psl 12
12 Psl 15
Psl 15 (2)
(2)
(17D) SKPLB
SKPLB 100% 234 UU KUP
100%
17B
17B (1)
(1) UU
UU KUP)
KUP) bulan
bulan UU KUP
SKPKBT
SKPKBT
SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIANA PENDAHULUAN
KELEBIHAN PAJAK PP 74/2011

Permohonan WP

Penelitian

Pasal 17C (1) UU KUP Pasal 17D (1) UU KUP Pasal 9 (4c) UU PPN

PPh & PPN PPh & PPN PPN

PPh 3 bulan PPN 1 bulan


SKPPKP

Diperhitungkan dengan utang Pajak Ps. 11 (1) UU KUP


Ps. 26 PP 74

SKPKPP

Pasal 25 & 26 1 bulan sejak tanggal SKPPKP 235


Alur Restitusi PPN

Penelitian SKPPKP
•TPT 1 bln
SPT LB •KP2KP
•Pos/ Kurir 17C KUP, 17D KUP, 9 UTANG PAJAK
•e-filing (4c) PPN

Cara permohonan:
•Menggunakan SPT Pemeriksaan SKPLB
•Surat tersendiri 1 bln
12 bln

Selain 17C KUP, 17D


KUP, 9 (4c) PPN
SKPKPP

236
Permohonan RESTITUSI oleh WP SELAIN WP dengan kriteria tertentu dan WP (Pasal 17B
yang memenuhi persyaratan tertentu; UU KUP)

Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan pengembalian kelebihan


pembayaran Pajak, selain permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak, selain
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17C dan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17D, harus menerbitkan
surat ketetapan Pajak paling lama 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan diterima
secara lengkap

Ketentuan ini tidak berlaku terhadap Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan tindak pidana di bidang Perpajakan

Abalila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana dibidang Perpajakan tersebut, tidak
dilanjutkan dengan penyidikan; dilanjukkan dengan penyidikan ; tetapi tidak dilanjutkan
dengan penuntutan tindak pidana di bidang Perpajakan; atau dilanjutkan dengan
penyidikan dan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan, tetapi diputus bebas atau
lepas dari segala tuntutan hukum berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatanhukum tetap, dan dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan SKPLB, kepada WP
diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan, dihitung sejak berakhirnya jangka 12 (dua belas) bulan sebagaiman
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan saat diterbitkan SKPLB, dan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan

237
(Pasal 17C
WP dengan kriteria tertentu UU KUP)

Meliputi :

a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan


b. Tidak mempunyai tunggakan Pajak untuk semua jenis Pajak, kecuali tunggakan Pajak yang
telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran Pajak
c. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan
pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-
turut ; dan
d. Tidak pernah dipidana karena melakukan pidana di bidang Perpajakan berdasarka putusan
pengadilan yang mempunyai kekuuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
terakhir

Pasal 17C angka 2 UU KUP

WP tersebut tidak dapat diberikan pengembalian pendahuluan pembayaran Pajak apabila:

a. Terhadap WP tersebut dilakukan tindakan penyidikan tindak pidana di bidang Perpajakan


b. Terlambat menyampaikan SPT Masa untuk satu jenis Pajak tertentu 2 (dua) Masa Pajak
berturut-turut
c. Terlambat menyampaikan SPT Masa untuk satu jenis Pajak tertentu 3 (tiga) Masa Pajak
dalam 1 (satu) tahun kalender; atau
d. Terlambat menyampaikan SPT tahunan

238
PENCABUTAN WAJIB PAJAK KRITERIA TERTENTU PP 74/ 2011

WP dengan kriteria tertentu


17C (3) UU KUP

Dicabut penetapannya dalam hal:

1. Dilakukan Pemeriksaan Bukper secara


terbuka atau tindakan penyidikan
pidana Pajak
2. Terlambat menyampaikan SPT Masa
untuk suatu jenis Pajak tertentu 2 Masa
Pajak berturut-turut
3. Terlambat menyampaikan SPT Masa
untuk suatu jenis Pajak tertentu 3 Masa
Pajak dalam 1 tahun kalender; atau
4. Terlambat menyampaikan SPT Tahunan

Pasal 27 239
PMK- 74 / PMK.03/2012
TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN PENETAPAN WAJIB
PAJAK DENGAN KRITERIA TERTENTU DALAM RANGKA
PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
PAJAK

240
PERSYARATAN WAJIB PAJAK DENGAN KRITERIA TERTENTU
Syarat untuk ditetapkan
sebagai Wajib Pajak

1 Tepat waktu dalam menyampaikan SPT

SPT tahunan selama 3 Tahun Pajak terakhir yang wajib disampaikan sampai dengan akhir
tahun sebelum tahun penetapan WP dengan kriteria tertentu dilakukan tepat waktu
SPT Masa yang terlambat dalam tahun terakhir sebelum tahun penetapan WP dengan kriteria tertentu
untuk Masa Januari sampai November tidak lebih dari 3 Masa Pajak untuk setiap jenis Pajak & tidak
berturut-turut
Seluruh SPT Masa dalam tahun terakhir sebelum tahun penetapan WP dengan kriteria
tertentu untuk Masa Pajak Januari sampai November telah disampaikan

SPT Masa yang terlambat telah disampaikan lewat dari batas waktu penyampaian SPT
Masa Pajak berikutnya

2 Tidak mempunyai tunggakan untuk semua jenis Pajak, kecuali terdapat izin mengangsur/ menunda

Keadaan WP tanggal 31 desember tahun sebelum penetapan sebagai WP dengan


kriteria tertentu

3 LK diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat WTP
3 tahun berturut-turut

LK yang dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh yang wajib disampaikan selama 3 tahun
berturut-turut s.d. akhir tahun sebelum tahun penetapan WP dengan kriteria tertentu

4 Tidak pernah dipidana di bidang Perpajakan Berdasarkan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap, 5 tahun terakhir 241
PERSYARATAN WAJIB PAJAK DENGAN KRITERIA TERTENTU
(BERDASARKAN PERMOHONAN )

onan
Permoh

Paling lambat tanggal 10 Januari pada tahun penetapan

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

Meneliti pemenuhan
PERSYARATAN
Pemberitahuan TIDAK MEMENUHI
penolakan
PERSYARATAN Keputusan paling lambat tgl
20 Februari
Pada tahun penetapan
Keputusan WP dengan kriteria tertentu

Berlaku 2 tahun terhitung sejak 1 MEMENUHI


januari PERSYARATAN

Tidak memberikan keputusan, pemotongan WP dianggap disetujui dan Dirjen Pajak


menerbitkan keputusan paling lambat 5 hari kerja sejak berakhirnya jangka waktu 242
PERSYARATAN WAJIB PAJAK DENGAN KRITERIA TERTENTU
(SECARA JABATAN )

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

SECARA
JABATAN

Meneliti pemenuhan
PERSYARATAN Keputusan WP dengan kriteria tertentu
MEMENUHI
PERSYARATAN Berlaku 2 tahun terhitung sejak 1 Januari

243
PENGUJIAN PERMOHONAN
PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

WAJIB PAJAK DENGAN


KRITERIA TERTENTU

Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Dalam hal tidak memberi tanda pada SPT,
Pajak secara tertulis dengan memberi tanda pada SPT SPT diproses dengan Pasal 17 (1) UU KUP

Diproses dengan Pasal 17C Diproses sesuai permohonan Catatan:


apabila WP dengan kriteria WP (dengan Pasal 17B) apabila Wajib Pajak dengan kriteria tertentu
tertentu ditetapkan WP dengan kriteria tertentu (baik permohonan maupun jabatan )
berdasarkan permohonan ditetapkan secara jabatan juga memenuhi PKP Risiko rendah,
permohonan diproses dengan Pasal 9
(4c) UU PPN

DIRJEN PAJAK

Kelengkapan SPT dan lampiran


Kebenaran penulisan dan penghitungan Pajak
PENELITIAN
Kebenaran Kredit Pajak atau Pajak Masukan berdasarkan hasil
konfirmasi dalam sistem aplikasi Direktorat Jenderal Pajak
atau konfirmasi dengan surat
Kebenaran pembayaran Pajak yang telah dilakukan oleh
WP 244
PENGUJIAN PERMOHONAN
PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

DIRJEN PAJAK

Berdasarkan hasil penelitian

Tidak memenuhi Memenuhi


Kriteria pengembalian Kriteria pengembalian

PPN PPh
Tidak diterbitkan
(Jangka Waktu 1 (jangka waktu 3
SKPPKP
bulan) Bulan)

Diterbitkan
jika kriteria yang tidak dipenuhi
a. SPT tidak lengkap atau
b. Kesalahan penulisan dan
penghitungan Pajak SKPPKP

Jangka waktu terlewati


dianggap dikabulkan dan
WP WP tidak harus menerbitkan SKPPKP,
Membetulkan membetulkan paling lama 7 hari setelah
SPT SPT jangka waktu bearkhir

Diproses
dengan 17C WP dianggap tidak mengajukan permohonan,
dan PEMBERITAHUAN TERTULIS ke WP bahwa
KUP
SPT menjadi SPTLB tanpa permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran Pajak 245
CAKUPAN SPT YANG DAPAT DIAJUKAN PENGEMBALIAN
PENDAHULUAN

Perode penetapan Perode setelah penetapan


1 januari 31 Desember
2 tahun

SPT yang diberikan pengembalian pendahuluan meliputi:

SPT yang mencakup Masa/Bagian Tahun/Tahun Pajak dalam 2


tahun penetapan WP
SPT pembetulan atas Masa/Bagian Ahun/Tahun Pajak dalam 2
tahun penetapan WP yang disampaikan dalam periode WP
masih berstatus WP dengan kriteria tertentu
Dalam hal Wajib Pajak dalam periode penetapan atau setelah periode penetapan:
a. Dilakukan pemeriksaan Bukper secara terbuka/Penyidikan
b. Terlambat menhyampaikan SPT Masa untuk suatu jenis Pajak 2 Masa pajak berturut-turut
c. Terlammbat menyampaikan SPT Masa untuk suatu jenis Pajak 3 Masa Pajak dalam 1 tahun
d. Terlambat menyampaikan SPT Tahunan

Penetapan WP kriteria tertentu dicabut


Tidak diberikan pengembalian
Tidak diberikan pengembalian pendahuluan pendahuluan

WP dianggap tidak mengajukan permohonan, dan PEMBERITAHUAN TERTULIS ke WP bahwa SPT menjadi SPTLB
tanpa permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak (diproses dengan Pasal 17 (1) KUP)
246
TINDAK LANJUT PENCABUTAN PENETAPAN WAJIB PAJAK
DENGAN KRITERIA TERTENTU

SK pencabutan WP dengan kriteria


tertentu

Pemberitahuan tertulis

WP dengankriteria
tertentu

DIRJEN PAJAK
Konsekuensi:
Tidak dapat diberikan pengembalian pendahuluan

Meskipun jangka waktu penerbitan SKPPKP telah lewat, WP


tetap tidak mendapatkan pengembalian pendahuluan sehingga
WP dianggap tidak mengajukan permohonan

Masih dapat ditetapkan sebagai WP dengan kriteria tertentu


pada periode berikutnya sepanjang memenuhi persyaratan,
kecuali sedang diBukper/ penidikan

247
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pemeriksaan terhadap
Wajib Pajak dengan Kriteria tertentu:

1. Dirjen Pajak dapat melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dengan kriteria
tertentu dan menerbitkan surat ketetapan Pajak, setelah memberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan Pajak

2. Pemeriksaan dilakukan sesuai Peraturan Perundang-undangan dibidang Perpajakan


yang mengatur mengenai pemeriksaan

248
KETENTUAN PERALIHAN
ini:
Menteri ini:
Dengan berlakunya

1. Terhadap keputusan mengenai penetaapan WP dengan kriteria tertentu yang


Peraturan Menteri

telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri in, dinyatakan tetap


berlaku sampai dengan berakhirnya jangka waktu penetapan

2. Terhadap Wajib Pajak yang telah ditetapkan dalam keputusan mengenai


Peraturan
Dengan

penetapan Wajib Pajak dengan kriteria tertentu, berlaku ketentuan sebagaiman


diatur dalam Peraturan Menteri ini, kecuali untuk ketentuan yang terkait dengan
ketentuan Wajib Pajak dengan kriteria tertentu

249
Ketentuan Penutup

PMK 192/PMK.03/2007
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

PMK ini diundangkan


15 Mei 2012

PMK ini berlaku 12 Mei 2012

250
WP yang memenuhi persyaratan tertentu
(Pasal 17D UU KUP)

a. WP orang pribadi tidak enjalankan usaha atau pekerjaan bebas


b. WP orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan
jumlah tertentu
c. WP badan dengan jumah peredaran usaha jumlah lebih bayar sampai
dengan jumlah tertentu atau
d. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa PPN dengan jumlah
penyerahan dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah sampai
dengan jumlah tertentu

diatur dengan atau bedasarkan Peraturan Menteri Keuangan

Peraturan Meteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2007 stdd Nomor 54/PMK.03/2009

251
WP yang memenuhi persyaratan tertentu
(Pasal 17D UU KUP)

Wajib Pajak orang pribadi yang menyelengarakan Pembukuan Pasal 1


huruf b dengan :

a. Jumlah peredaran usaha yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan


Tahunan Pajak Penghasilan paling banyak sama dengan batasan
peredaran Usaha Wajib Pajak orang pribadi yang diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma penghitungan
penghasilan neto
b. Jumlah lebih bayar menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan kurang dari Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah; atau
c. Jumlah lebih bayar menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan paling banyak 0,5% (setengah persen) dari jumlah
peredaran usaha sebagaimana dimaksud pada huruf a

252
WP yang memenuhi persyaratan tertentu
(Pasal 17D UU KUP)

Wajib Pajak badan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf C yang


dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran Pajak
adalah Wajib Pajak badan dengan:

a. Jumlah peredaran usaha yang tercantum dalam Surat pemberitahuan


Tahunan Pajak Penghasilan paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah); dan
b. Jumlah lebih bayar menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan kuyrang dari Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)

253
WP yang memenuhi persyaratan tertentu
(Pasal 17D UU KUP)

Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf d yang


dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran Pajak
adalah Pengusaha Kena Pajak yang telah menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan dan Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai dengan:

a. Jumlah penyerahan menurut Surat Pemberitahuan Masa Pajak


Pertambahan Nilai untuk suatu Masa Pajak paling banyak Rp.
150.000.00,00 (seratus lima puluh juta rupiah); dan
b. Jumlah lebih bayar menurut Surat pemberitahuan Masa pajak
pertambahan Nilai paling banyak Rp. 15o.000,00 (seratus lima puluh
ribu rupiah)

254
SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIANA PENDAHULUAN
KELEBIHAN PAJAK PP 74/2011

Permohonan WP

Penelitian

Pasal 17C (1) UU KUP Pasal 17D (1) UU KUP Pasal 9 (4c) UU PPN

PPh & PPN PPh & PPN PPN

PPh 3 bulan PPN 1 bulan


SKPPKP

Diperhitungkan dengan utang Pajak Ps. 11 (1) UU KUP


Ps. 26 PP 74

SKPKPP

Pasal 25 & 26 1 bulan sejak tanggal SKPPKP 255


SENGKETA PAJAK

Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang Perpajakan


antara Wajib Pajak atau penanggung Pajak dengan Pejabat yang
berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan
banding atau gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan Perauran
Perundang-undangan Perpajakan, termasuk gugatan atas pelaksanaan
penagihan berdasarkan Undang-undang penagihan Pajak dengan Surat Paksa

(Pasal 1 angka 5 UU Pengadilan Pajak)

Catatan: penyelesaian sengketa Pajak hanya dilakukan melalui banding


atau gugatan di Pengadilan Pajak

256
PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
tanggal Surat Permohonan pembetulan diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan pembetulan yang diajukan wajib pajak sebagamana dimaksud pada
ayat (1). (Pasal 16 ayat 2)

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat, tetapi
Direktur jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan
pembetulan
yang diajukan tersebut dianggap dikabulan (Pasal 16 ayat 3)

Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan
keterangan secara tertulis mengenai hal-hal yang menjadi dasar untuk
menolak
atau mengabulkan sebagaimana permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
ayat (1) (Pasal 16 ayat 4)

257
PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN PP 74/2011
Atas permohonan WP atau karena jabatan,
Dirjen Pajak dapat membetulkan:

SKP, STP, SK Pembetulan, SK Pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi, SK Pengurangan/pembatalan


ketetapan Pajak,SKPPKP, SKPIB, atau SPMIB

Terdapat

Kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan per-UU-an Pajak

Jangka waktu penyelesaian paling lama 6 (enam) bulan

Cat:
Dalam hal terdapat kekeliruan pengkreditan Pajak Masukan
PPN pembetulan atas kekeliruan tersebut hanya dapat
Dilakukan apabila terdapat perbedaan besarnya Pajajk
Masukan yang menjadi Kredit Pajak & Pajak Masukan tersebut
tidak mengandung persengketaan

Pasal 34 258
KESALAHAN HITUNG PP 74/2011

Kesalahan yang berasal dari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan/atau


pembagian suatu bilangan; atau

Kesalahan hutang yang diakibatkan oleh adanya Penerbitan:


Surat Ketetapan Pajak
Surat Tagihan
Surat Keputusan atau Putusan yang terkait dengan bidang Perpajakan

SK keberatan
Putusan Banding
Putusan Peninjauan Kembali
Persetujuan Bersama (hasil MAP)

259
RUANG LINGKUP PEMBETULAN
Surat SKPKB SKPKBT
ketetapan Kesalahan Karena
Pajak SKPN SKPLB tertulis Jabatan

STP SKPPKP SKPIB

SK keberatan SK Pembetulan Dapat


Kesalahan dibetulkan
hitung DIRJEN
SK Pengurangan Sanksi Administrasi PAJAK

SK Penghapusan Sanksi Administrasi

SK Pengurangan Ketetapan Pajak Atas


(atas skp dan STP) Kekeliruan prmohonan
SK Pembatalan Ketetapan Pajak penerapan
(atas skp dan STP) ketentuan

SPPT SKP PBB STP PBB


Pembetulan terkait pengkreditan PM PPN, terbatas:
SK Pemberian Pengurangan PBB Perbedaan PM yang menjadi kredit Pajak
PM tidak mengandung sengketa
SK Pengurangan Denda PBB

NEXT 260
1 Kesalahan Tulis

Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak, nomor


surat ketetapan Pajak, jenis Pajak, Masa Pajak
atau Tahun Pajak, tanggal jatuh tempo
Meliputi:
Kesalahan Penulisan
Kesalahan tulis lainnya yang tidak
mempengaruhi jumlah Pajak terutang

PMK- 11 / PMK.03/2013 BACK 261


2 Kesalahan Tulis

Kesalahan yang berasal dari penjumlahan


1 dan/atau pengurangan dan/atau perkalian
dan/atau pembagian suatu bilangan

Kesalahan hutang yang diakibatkan oleh


adanya penerbitan surat ketetapan Pajak,
surat tagihan Pajak, surat keputusan yang
2 terkait dengan bidang Perpajakan,
putusan banding, atau Putusan
Peninjauan kembali

BACK
262
3 Kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
peraturan perundang-undangan

Kekeliruan dalam pengkreditan Pajak Kekeliruan dalam penerapan tarif


1

6
2

Kekeliruan penerapan persentase


5 Norma Penghitungan Penghasilan
Neto
Kekeliruan Penghitungan Pajak
Penghasilan dalam tahun
berjalan

3
Kekeliruan penerapan sanksi
4 administrasi

Kekeliruan Penghasilan Tidak Kena


Pajak
263
PENGEMBALIAN PERMOHONAN PEMBETULAN
(PERMOHONAN PEMBETULAN TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN)

DIRJEN PAJAK
Proses
penyelesaian
6 bulan Permohonan
Memenuhi Pembetulan
persyaratan
Diterbitkan SK
PERMOHONAN Pembetulan
WAJIB PAJAK PEMBETULAN

Tidak 6 bulan
memenuhi Dikembalikan
persyaratan Tidak diterbitkan
SK Pembetulan

PEMBERITAHUAN TERTULIS

264
CARA PENYAMPAIAN DAN TANDA BUKTI PENERIMAAN
PERMOHONAN PEMBETULAN

WAJIB PAJAK

Permoh
onan Pe
mbetula
lan

SECARA
POS CARA LAIN
LANGSUNG

Bukti Pengiriman Bukti Penerimaan Jasa ekspedisi atau Bukti Pengiriman


Surat Surat jasa kurir Surat

Bukti Penerimaan
e-Filing Elektronik

DIRJEN PAJAK
(KPP TERDAFTAR/PKP DIKUKUHKAN)

265
KEPUTUSAN PEMBETULAN DAN CARA PENYAMPAIAN

PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN PEMBETULAN


6 bulan

Dirjen Pajak dapat Tanggal diterbitkan SK


Tanggal terima meminta data, Pembetulan
Berdasarkan hasil
informasi, dan/atau
permohonan penelitian  Mengabulkan permohonan
keterangan yang
pembetulan diperlukan
dengan membetulkan
kesalahan atau kekeliruan
 Menolak

Permohonan pembetulan
dianggap dikabulkan apabila
Secara Jasa ekspedisi dalam 6 bulan:
POS langsung atau jasa kurir a. Dirjen Pajak tidak
memberi keputusan;
Bukti Bukti dan
Bukti Tanda b. Permohonan tidak
Pengiriman Pengiriman
Terima dikembalikan
Surat Surat

Dalam hal skp diajukan permohonan


pembetulan dan keberatan, SK Pembetulan
WAJIB PAJAK diterbitkan secara terpisah dengan SK
Keberatan

266
SK PEMBETULAN SECARA JABATAN

a. Kesalahan hitung dalam skp akibat hasil MAP


WP dapat
Jika skp tersebut tidak diajukan keberatan atau Pasal 36 (1) mengajukan
terdapat:
apabila terdapat:

ayat hufuf b keberatan

3 bulan sejak
Tanggal dikirim SK
Diterbitkan apabila

Pembetulan
b. Kesalahan hitung dalam SK keberatan akibat hasil MAP

Jika SK keberatan tersebut tidak diajukan banding atau


Wajib Pajak mengajukan banding tetapi dicabut Merubah
jumlah Pajak
yang masih
harus dibayar
c. Kesalahan tulis, kesalahan hitung, atau kekeliruan
penerapan ketentuan tertentu yang diketahui oleh Direktur
Jenderal Pajak
Tidak
merubah
Jika belum diajukan permohonan pembetulan oleh WP. jumlah Pajak
yang masih
harus dibayar

267
KETENTUAN KHUSUS

a. SK Keberatan tersebut nyata-nyata tidak


Dirjen Pajak dapat benas sebagai akibat adanya kesalahan
menerbitkan
dalam penghitungan Pajak yang terutang
SK Pembetulan atau Pajak yang masih harus dibayar
secara jabatan b. SK Keberatan tersebut terkait Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2007
Atas
dan sebelumnya; dan
SK Keberatan c. SK Keberatan tersebut tidak dapat diajukan
apabila banding dengan putusan tidak dapat
diterima

268
KETENTUAN PERALIHAN
ini:
Menteri ini:
Dengan berlakunya

Terhadap permohonan pembetulan yang diajukan sebelum


Peraturan Menteri

berlakunya PMK
ini dan belum diselesaikan s.d. penerbitan SK Pembetulan, proses
Peraturan

penyelesaian selanjutnya s.d. penerbitan SK Pembetulan dilakukan


Dengan

berdasarkan PMK ini

269
Pasal 25 ayat 1 UU KUP KEBERATAN

Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
b. Surat Ketetapan Pajak Kutang Bayar Tambahan
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil
e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan Perpajakan

Yabg dimaksud DALAM HAL Penjelasan UU KUP


dengan “suatu”
adalah 1 (satu) Apabila Wajib Pajak berpebdapat bahwa jumlah rugi, jumlah Pajak, dan
pemotongan atau pemungutan Pajak tidak sebagaimana mestinya
keberatan harus
diajukan terhadap 1 Keberatan yang diajukan adalah mengenai materi atau isi dari
(satu) jenis Pajak ketetapan Pajak, yaitu jumlah rugi berdasarkan ketentuan Peraturan
dan 1 (satu) Masa Perundang-undangan Perpajakan, jumlah besarnya Pajak, atau
pemotongan atau pemungutan Pajak
Pajak atau Tahun
Pajak
Keberatan diajikan oleh Wajib Pajak dengan menyampaikan surat
keberatan

270
Pasal 25 UU KUP SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN

Keberatan diajukan atas suatu SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, Pemotongan atau pemungutan oleh pihak
ketiga berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan (ayat 1)

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah Pajak yang
terutang atau juml;ah Pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib
Pajak dan disertai alsan-alasan yang jelas (ayat 3)

Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan Pajak
atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali
apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan
diluar kekuasaannya. (ayat 3)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan Pajak, Wajib Pajak melunasi Pajak
yang harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajka dalam pembahasan akhir
pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan (ayat 3a)

Catatan: jumlah kekurangan pembayaran pokok Pajak ditambah sanksi administrasi

Surat keberatan ditandatangani oleh WP, dan dalm hal tidak ditangani oleh bukan WP surat keberatan
tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus (PMK 194/2007)

Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga
tidak dipertimbangkan (ayat 4)
271
KEBERATAN PP 74/2011

Dalam jangka
SKPKB waktu 3 bulan Wajib
Pajak

SKPN

ATAN Dirjen
BE R SK
SKPLB KE Pajak SPUH KEBERATAN

SKPKBT
WP dapat mencabut Tidak dapat mengajukan
pengajuan keberatan permohonan pengurangan/
Pemotongan/ pembatalan skp yang tidak
pemungutan benar
Pihak III

Tidak dapat mengajukan permohonan:


1. Pengurangan, penghapusan, atau pembatalan sanksi administrasi
2. Pengurangan atau pembatalan skp yang tidak benar; atau
3. Pembatalan skp dari hasil pemeriksaan/ verifikasi yang dilaksanakan tanpa:
a. Penyampaian SPHP/ SPHV ; atau
b. PAPH/ PAHV dengan WP

Pasal 28 & 30 272


KEBERATAN PP 74/2011
Jangka Waktu 3 Bulan

Kecuali terdapat keadaan diluar kekuasaan:


dalam jangka waktu 1. Bencana alam
3 bulan 2. Kebakaran
3. hura-hura/ kerusuhan massal
Sejak tanggal: 4. Diterbitkan SK Pembetulan secara jabatan yang
1. Skp dikirim; atau mengakibatkan jumlah Pajak YMH dibayar dalam
2. Potput Pajak skp berubah, kecuali SK Pembetulan yang
diterbitkan akibat hasil Persetujuan Bersama
WP 5. Keadaan lain berdasarkan pertimbangan Dirjen
keberatan Pajak
Dalam jangka waktu
3 bulan
Syarat:
Sejak tanggal dikirim
SK Pembetulan
Belum mengajukan keberatan
atas skp

Contoh
Apabila skp dikirim kepada WP tanggal 30 Nov 2012, maka WP dapat
mengajukan keberatan paling lama tanggal 28 Feb 2013

Pasal 28 273
KEBERATAN PP 74/2011
WP Keberatan

Dirjen Pajak

WP dapat mencabut
pengajuan keberatan
sejak pengajuan
keberatan diterima 12 bulan SPUH
oleh Dirjen Pajak s.d. SKPKB & SKPKBT menjadi
tanggal SK Keberatan utang Pajak
diterbitkan &
SK
Tidak dikenai denda 50%
KEBERATAN

Menambah Ditolak Dikabulkan sebagian Dikabulkan Tidak dipertimbangkan

Denda sebesar 50 % (lima puluh persen)

Pasal 31 & 33 274


KEALPAAN PERTAMA KALI PP 74/2011

Isinya tidak benar atau


n
Menyampaikan
tidak lengkap Dapat menimbulkan e n aika
K %
SPT Melampirkan kerugian pada 200
keterangan yang isinya pendapatan negara
tidak benar SKPKB
WP Kealpaan pertama Ps. 13A
kali UU KUP
Tidak
Menyampaikan Tidak dikenai sanksi
SPT pidana

Wajib Pajak tidak dapat mengajukan:


1. Keberatan
2. Pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi
3. Pengurangan/ pembatalan skp yang tidak benar

Pasal 29 275
Outline

Pengertian

Ruang Lingkup

Pengajuan Keberatan

Pencabutan Pengajuan Keberatan

Sanksi Administrasi dan Ketentuan Lain-lain

Ketentuan Penutup

PMK- 09 / PMK.03/2013 276


RUANG LINGKUP PENGAJUAN KEBERATAN

Su r
at K
WAJIB PAJAK ebe DIRJEN PAJAK
rat
an

Pengajuan Keberatan
atas suatu Terdapat alasan keberatan
Hanya terbatas
Selain
Materi atau isi skp/
Materi atau isi skp/ pot/
pot/ put put

SKPKB TIDAK
SKPKBT DIPERTIMBANGKAN
(Kec SKPKB 13A) DIPERTIMBANGKAN
DALAM PENYELESAIAN
DALAM PENYELESAIAN
KEBERATAN
KEBERATAN
SKPLB SKPN

Pot/ pit oleh pihak ketiga

Surat yang diajukan oleh Wajib Pajak kepada Dirjen Pajak

Surat Mengenai keberatan terhadap suatu:

Keberatan 1. Surat ketetapan Pajak


2. Pemotongan atau pemungutan Pajak oleh pihak ketiga 277
SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN (TAHUN 2007 DAN SEBELUMNYA)

Tidak menunda kewajiban membayar


Pajak, tidak menunda pelaksanaan
PENGAJUAN KEBERATAN penagihan Pajak

Secara tertulis dalam bahasa Indonesia

Mengemukakan jumlah Pajak yang terutang/ dipot/ put atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib
Pajak dengan disertai alasan

1 keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/ put Pajak

Ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat kuasa khusus

Dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal:


a. skp diterbitkan; atau
b. potput Pajak oleh pihak ke-3
Kecuali keadaan diluar kekuasaan WP

WP tidak mengajukan permohonan Pasal 36 KUP

278
PENGAJUAN KEBERATAN (TAHUN 2007 DAN SEBELUMNYA)

MEMENUHI SYARAT

Tanda bukti penerimaan

Tanggal terima

TIDAK MEMENUHI SYARAT


WAJIB PAJAK Surat DIRJEN PAJAK
Keberatan
Secara tertulis dalam bahasa Indonesia

Mengemukakan jumlah Pajak yang


terutang/ dipot/ put atau jumlah rugi
menurut penghitungan Wajib Pajak
dengan disertai alasan
Perbaika
1 keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/ put ik n sur
Pajak keberata at
n
Ditandatangani oleh WP, dan dalam hal
ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri
Tanda bukti
surat kuasa khusus
penerimaan
Tanggal terima
3 bulan sejak skp diterbitkan/ potput oleh pihak ke-3 perbaikan

279
SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN (TAHUN 2008 DAN SESUDAHNYA)

Jangka waktu pelunasan Pajak


tertangguh sampai dengan 1 bulan sejak
PENGAJUAN KEBERATAN tanggal penerbitan SK keberatan

Secara tertulis dalam bahasa Indonesia

Mengemukakan jumlah Pajak yang terutang/ dipot/ put atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib
Pajak dengan disertai alasan

1 keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/ put Pajak

Ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat kuasa khusus

Dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal:


a. skp dikirimkan; atau
b. potput Pajak oleh pihak ke-3
Kecuali keadaan diluar kekuasaan WP

WP tidak mengajukan permohonan Pasal 36 KUP

280
PENGAJUAN KEBERATAN (TAHUN 2007 DAN SEBELUMNYA)

MEMENUHI SYARAT

Tanda bukti penerimaan


Tanggal terima

TIDAK MEMENUHI SYARAT


WAJIB PAJAK Surat DIRJEN PAJAK
Keberatan
Secara tertulis dalam bahasa Indonesia

Mengemukakan jumlah Pajak yang


terutang/ dipot/ put atau jumlah rugi
menurut penghitungan Wajib Pajak
dengan disertai alasan
Perbaika
1 keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/ put ik n sur
Pajak keberata at
n
Ditandatangani oleh WP, dan dalam hal
ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri
Tanda bukti
surat kuasa khusus
penerimaan
Tanggal terima
3 bulan sejak skp diterbitkan/ potput oleh pihak ke-3 perbaikan

281
KEADAAN DI LUAR KEKUASAAN WAJIB PAJAK

Kecuali terdapat keadaan diluar kekuasaan:


1. Bencana alam
2. Kebakaran
3. Hura-hura/ kerusuhan massal
4. Diterbitkan SK Pembetulan secara jabatan yang
Dalam jangka waktu
mengakibatkan jumlah Pajak yang masih
3 bulan
kurang harus dibayaryang tertera dalam skp
Sejak berubah, kecuali SK Pembetulan yang
WP 1. Skp dikirim; atau diterbitkan akibat hasil persetujuan bersama
2. Potput Pajak 5. Keadaan lain berdasarkan pertimbangan Dirjrn
KEBERATAN
Pajak

Dalam jangka waktu


3 bulan

Sejak tanggal Syarat:


Dikirim SK
Belum mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan
Pembetulan
Pajak

Setelah WP mengajukan keberatan terhadap penerbitan SK Pembetulan oleh Dirjen Pajak secara jabatan yang
mengakibatkan jumlah Pajak bertambah, proses penyelesaian keberatan tetap dilanjutkan oleh Dirjen Pajak

282
PEMBERITAHUAN TERTULIS
(SURAT KEBERATAN TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN)

K Proses
E Memenuhi
penyelesaian
S B persyaratan
keberatan
U E
WAJIB PAJAK R R
A A
T T
Tidak memenuhi • Tidak
A
persyaratan dan
N dipertimbangkan
tidak ada
• Tidak diterbitkan
perbaikan
dalam 3 bulan SK Keberatan

PEMBERITAHUAN TERTULIS

Masa/ Bagian Tahun/ Tahun Pajak 2008


dan sesudahnya TIDAK DAPAT DIAJUKAN
SKPKB/ SKPKBT yang tidak disetujui BANDING
menjadi UTANG PAJAK

283
CARA PENYAMPAIAN DAN TANDA BUKTI PENERIMAAN
SURAT KEBERATAN

WAJIB PAJAK

Permoh
onan Pe
mbetula
lan

SECARA
POS CARA LAIN
LANGSUNG

Bukti Pengiriman Bukti Penerimaan Jasa ekspedisi atau Bukti Pengiriman


Surat Surat jasa kurir Surat

Bukti Penerimaan
e-Filing Elektronik

DIRJEN PAJAK
(KPP TERDAFTAR/PKP DIKUKUHKAN)

284
CARA PENYAMPAIAN DAN TANDA BUKTI PENERIMAAN
SURAT KEBERATAN

dapat Hal-hal yang menjadi dasar:


Sebelum Meninta 1. Pengenaan Pajak
menyampaikan keterangan 2. Penghitungan Rugi
secara tertulis 3. Pot/put Pajak
Surat keberatan

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

Wajib memberikan
keterangan yang
diminta

Tidak menambah jangka waktu


pengajuan keberatan

285
CARA PENYAMPAIAN DAN TANDA BUKTI PENERIMAAN
SURAT KEBERATAN
DIRJEN PAJAK

SURAT
SPUH SK KEBERATAN
KEBERATAN

WAJIB PAJAK
Mencabut pengajuan
keberatan

SURAT PERMOHONAN
PENCABUTAN
Surat Persetujuan
Diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia beserta alasan Surat Penolakan
Ditandatangani oleh WP, dan dalam hal
ditandatangani oleh bukan WP, • Tidak akan mengajukan
dilampiri surat kuasa khusus permohonan Pasal 36 ayat (1) huruf
Disampaikan ke KPP terdaftar dengan b UU KUP
tembusan Dirjen Pajak dan Kepala • Masa/Bagian Tahun/Tahun Pajak
Kanwil DJP atasan Kepala KPP 2008 dan sesudahnya
SKPKB/SKPKBT yang tidak disetukui
menjadi UTANG PAJAK

12 bulan 286
Kewenangan Direktur Jenderal Pajak

Meminjam buku/ catatan/ data/ informasi baik hardcopy/ softcopy


kepada WP melalui surat permintaan peminjaman buku/ catatan/ data/
informasi

Meminta WP memberikan keterangan melalui surart permintaan


keterangan

Meminta keterangan/ bukti kepada pihak ketiga yang mempunyai


hubungan dengan WP melalui surat permintaan data/ keterangan

Menijau tempat WP, termasuk tempat lain yang diperlukan

Melakukan pembahasan dan klarifikasi dengan memanggil WP melalui


surat panggilan (dikirimkan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sebelum
tanggal pembahasan dan klarifikasi )

Melakukan pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka keberatan


untuk mendapatkan data dan/atau informasi yang objektif yang dapat
dijadkan dasar dalam mempertimbangkan keputusan keberatan

287
Kewenangan Direktur Jenderal Pajak
Atas kehendak sendiri/ permintaan, dapat memberikan alasan tambahan/ penjelasan tertulis untuk
melengkapi dan/atau memperjelas Surat Keberatan sebelum SPUH

Surat permintaan peminjaman

PERTAMA
PERTAMA
Wajib diberikan dalam
buku/ catatan/ data/ informasi 15 hari kerja
Surat permintaan keterangan
Meminjamkan/ memberi
keterangan WAJIB
DIRJEN
Tidak meminjamkan/ PAJAK
PAJAK
tidak memberi
keterangan
Surat permintaan peminjaman
buku/ catatan/ data/ informasi KEDUA
KEDUA
Wajib diberikan dalam
10 hari kerja
Surat permintaan keterangan

Surat permintaan peminjaman tambahan


Wajib diberikan sesuai
Surat permintaan keterangan tambahan dengan surat permintaan

Dalam hal WP tidak memenuhi sebagian/ seluruh permintaan keterangan dan/atau tidak
asli bukti pemotongan atau pemungutan Pajak, keberatan tetap diproses sesuai dengan data
yang ada atau yang diterima dan dibuat berita acara

288
PERLAKUAN ATAS DOKUMEN DALAM PROSES PENYELESAIAN
KEBERATAN

TIDAK
DIPERTIMBANGKAN

Yang diminta pada saat pemeriksaan tetapi tidak diberikan oleh Wajib Pajak

Buku, catatan, data,


DIPERTIMBANGKAN
informasi, atau
Yang diminta pada saat pemeriksaan tetapi tidak diberikan oleh WP karena berada
keterangan lain yang
dipihak ketiga dan belum diperoleh Wajib Pajak pada saat pemeriksaan
diterima/ diperoleh
pada proses
Skp yang ph Kena Pajaknya dihitung secara jabatan terbatas pada:
penyelesaian 1. Dokumen yang terkait dengan penghitungan peredaran usaha atau penghasilan
keberatan neto secara jabatan; dan
2. Dokumen kredit Pajak sebagai pengurang PPh

DAPAT
DIPERTIMBANGKAN
Yang tidak diminta pada saat pemeriksaan dan keberatan tetapi diperlukan dan
diminta
oleh Dirjen Pajak serta diberikan oleh WP

Yang tidak diminta pada saat pemeriksaan tetapi diperlukan dan diminta oleh Dirjen
Pajak serta diberikan oleh WP

289
SURAT PEMBERITAHUAN UNTUK HADIR

SPUH

DIRJEN PAJAK formulir surat tanggapan hasil penelitian keberatan

Pemberitahuan daftar hasil penelitian keberatan (tidak


bersifat final dan bukan merupakan keputusan)

Berita acara
kehadiran WAJIB PAJAK
HADIR

Berita acara ketidakhadiran


TIDAK HADIR
Proses keberatan tetap diselesaikan

Surat yang disampaikan kepada Wajib Pajak yang berisi

Surat Pemberitahuan Mengenai pemberian kesempatan kepada Wajib Pajak untuk hadir
dalam waktu yang telah ditetapkan guna:
Untuk Hadir
(SPUH) 1. Memberikan keterangan atau
2. Memperoleh penjelasan
Mengenai hasil penelitian kebenaran dari tim peneliti keberatan
290
KEPUTUSAN ATAS KEBERATAN DAN CARA PENYAMPAIAN
PROSES PENYELESAIAN KEBERATAN

Berdasarkan Tanggal
Tanggal
diterbitkan
Terima Surat
Laporan penelitian keberatan SK
Keberatan
Keberatan

• Mengabulkan seluruhnya
Jasa ekspedisi
POS Secara langsung • Mengabulkan sebagian
atau jasa kurir
• Menolak
• Menambah besarnya jumlah
Bukti Pengiriman Bukti Tanda Bukti Pengiriman Pajak yang masih harus dibayar
Surat Terima Surat

Keberatan yang diajukan oleh WP


dianggap dikabulkan apabila Dirjen
Pajak tidak memberi keputusan
WAJIB PAJAK dalam 12 bulan

291
PENGAJUAN MAP PENERBITAN SK KEBERATAN

SK KEBERATAN

Terbit dengan
YA memperhitungkan Persetujuan
bersama
Diajukan
keberatan

Surat
Ketetapan Persetujuan
Bersama
Pajak Sudah ada?

Diajukan MAP

Terbit dengan
TIDAK
mempertahankan
temuan pemeriksaan dalam
skp

292
PENGAJUAN MAP PENERBITAN SK KEBERATAN

WAJIB PAJAK

Sanksi denda 50 %

Dihitung dari jumlah Pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan


Pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan

Dalam hal pengajuan keberatan

Menambah jumlah
Ditolak Dikabulkan sebagian Pajak yang masih
harus dibayar

Sanksi tidak dikenakan dalam hal:


a. Wajib Pajak menvabut pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
b. Pengajuan keberatan Wajib Pajak tidak dipertimbangkan karena tidak memenuhi persyaratan
pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1); atau
c. Wajib Pajak mengajukan permohonan banding atas surat keputusan keberatan

293
PUTUSAN BANDING PP 74/2011

Dari
[jumlah Pajak
Mengabulkan sebagian
berdasarkan Putusan
banding]
Menambah Pajak yang harus dibayar -/-
Denda sebesar [pem,bayaran Pajak yang
100 % telah dibayar sebelum
Membetulkan kesalahan tulis dan/atau
kesalahan hitungyang menambah Pajak mengajukan keberatan]
Putusan yang masih harus dibayar
Banding Menolak

Tidak dikenai
denda SK Keberatan
Tidak dapat diterima sebesar 100 menjadi utang
Pajak sejak
% tetapi
tanggal
denda 50 % penerbitan SK
Keberatan

Pasal 32 294
PENGURANGAN, PENGHAPUSAN, ATAU PEMBATALAN
PP 74/2011

Atas permohonan WP atau karena jabatan,


Dirjen Pajak dapat:

Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi

Mengurangkan atau membatalkan STP yang tidak benar

Membatalkan skp dari hasil Pemeriksaan atau Verifikasi tanpa:


a. Penyampaian SPHP atau SPHV; atau
b. PAHP atau PAHV

Pasal 35 295
PENGURANGAN, PENGHAPUSAN, ATAU PEMBATALAN
PP 74/2011

PERMOHO
NAN
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

DAPAT

Mengurangkan/ menghapuskan sanksi


administrasi berupa bunga, denda, dan
kenaikkan dikenakan karena kekhilafan WP atau
bukan karena kesalahannya

Mengurangkan/ membatalkan skp tidak benar

Mengurangkan/ membatalkan SPT Pasal 14 KUP


yang tidak benar

Membatalkan skp hasil pemeriksaan/ verifikasi


yang dilaksanakan tanpa:
1. Penyampaian SPHP atau surat SPHV
2. PAHP atau PAHV dengan WP

PMK- 08 / PMK.03/2013
296
CARA PENYAMPAIAN SURAT PERMOHONAN

WAJIB PAJAK
Permoh
onan

CARA LAIN
POS SECARA LANGSUNG
Jasa ekspedisi atau
e-Filing
jasa kurir

Bukti Pengiriman Bukti Penerimaan Bukti Pengiriman Bukti Penerimaan


Surat Surat Surat Elektronik

DIRJEN PAJAK
(KPP TERDAFTAR/PKP DIKUKUHKAN)

Tanggal pada tanda bukti penerimaan merupakan tanggal


surat permohonan diterima
297
CARA PENYAMPAIAN SURAT PERMOHONAN

Sanksi administrasi yang dapat dikurangkan/ dihapuskan


Berdasarkan
PERMOHONAN WP

Tercantum dalam STP


yang terkait dengan
Tercantum dalam skp, penrbitan surat
kecuali sanksi ketetapan Pajak, kecuali Tercantum dalam STP
sanksi administrasi (selain STP yang terkait skp)
administrasi dalam
SKPKB Pasal 13A KUP dalam STP Pasal 25 ayat
(9) dan Pasal 27 ayat
(5d) KUP

298
KETENTUAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI

Peng
ura Permoho
ngan/ na n
WAJIB PAJAK admi penghap DIRJEN PAJAK
nistr u
asi d san sank
alam si

skp STP terkait skp STP

Dengan ketentuan skp tersebut: Dengan ketentuan STP tersebut:

Tidak diajukan keberatan Tidak diajukan permohonan pengurangan/ pembatalan


STP yang tidak benar atau diajukan tetapi dicabut
Diajukan keberatan, tetapi dicabut oleh WP dan Dirjen
Pajak telah menyetujui Permohonan Pencabutan

Diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan

Tidak diajukan permohonan pengurangan/ pembatalan


skp yang tidak benar atau diajukan tetapi dicabut

Tidak sedang diajukan permohonan pembatalan skp


hasil pemeriksaan/ verifikasi atau diajukan tetapi
dicabut
oleh WP/ ditolak Dirjen Pajak

299
PERSYARATAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI

Surat
Perm
oh o n
an
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

Dapat diajukan paling banyak 2 kali

1 Permohonan untuk 1 skp/ STP, kecuali STP Pasal 19 ayat (1) KUP, sepanjang terkait dengan skp
yang sama maka 1 permohonan dapat diajukan untuk lebih dari satu STP

Diajukan secara tertulis

Mengemukakan jumlah sanksi administrasi menurut WP dengan disertai alasan

Disampaikan ke KPP terdaftar


Syarat
Permohonan Ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat

Dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak SK Dirjen Pajak atas
Permohonan pertama dikirim, kecuali terdapat keadaan diluar kekuasaan
Syarat WP
tambahan
permohonan ke-2
Tetap diajukan terhadap skp/ STP yang telah diterbitkan SK Dirjen Pajak
terhadap permohonan yang pertama
300
PERSYARATAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI

DIRJEN PAJAK

Surat Permohonan I Surat Permohonan II

Menguji
KETENTUAN dan PERSYARATAN

TIDAK MEMENUHI MEMENUHI TIDAK MEMENUHI

Surat pengembalian Surat pengembalian


permohonan permohonan
DITINDAKLANJUTI
Dalam hal tidak memenuhi
PERSYARATAN WP masih dapat
Dalam hal tidak memenuhi mengajukan permohonan ke-2
PERSYARATAN WP dianggap sepanjang belum lewat 3 bulan
belum mengajukan permohonan dari SK pertama

Dalam hal tidak memenuhi KETENTUAN Dalam hal tidak memenuhi KETENTUAN
WP tidak dapat mengajukan termasuk jangka waktu 3 bulan WP tidak
permohonan kembali dapat mengajukan permohonan kembali

WAJIB PAJAK

301
PENELITIAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI

6 bulan
Permohonan diterima SK Pengurangan/
penghapusan
sanksi administrasi

• Mengabulkan seluruhnya
MENELITI PERMOHONAN atau sebagian
• Menolak
Dirjen Pajak Dapat:
Permohonan yang diajukan
Meminta dokumen, data, dan/atau informasi oleh WP dianggap
dikabulkan apabila Dirjen
Pajak tidak memberi
Meminta keterangan tambahan keputusan dalam 6 bulan

302
PENELITIAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi


Menjadi < 24 bulan
Dengan ketentuan:

Sanksi administrasi tersebut belum dibayar atau belum dilunasi oleh WP


Jumlah kekeurangan pembayaran Pajak yang menjadi dasar pengenaan sanksi
administrasi yang tercantum dalam skp atau STP telah dilunasi oleh WP

Memenuhi kriteria yang dapat berupa:


WP dikenai sanksi administrasi karena kesalahan DJP selain yang tercakup Pasal 16 KUP

WP dikenai sanksi administrasi karena keadaan yang disebabkan oleh pihak ke-3 dan bukan
karena
kesalahan WP
WP yang dikenai sanksi administrasi terkena bencana alam, kebakaran, hura-hura/
kerusuhan
massal, atau kejadian luar biasa lainnya

WP mengalami kesulitan likuiditas sehingga mempengaruhi kelangsungan usahanya

303
SKP YANG DAPAT DIKURANGKAN ATAU DIBATALKAN

Skp yang dapat dikurangkan atau


dibatalkan berdasarkan PERMOHONAN
WP

Skp yang tidak benar

Dikurangkan Dibatalkan

Skp yang jumlah Pajak terutangnya tidak


Skp yang seharusnya tidak diterbitkan
benar

Kecuali SKPKB Pasal 13A KUP

304
PERSYARATAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PEMBATALAN
SKP YANG TIDAK BENAR

Surat Permohonan

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

Dengan ketentuan

Tidak diajukan keberatan

Diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan


Terhadap skp
tersebut: Tidak diajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi atau diajukan
tetapi dicabut
Tidak sedang diajukan permohonan pembatalan surat ketetapan Pajak hasil pemeriksaan atau
verifikasi atau diajukan tetapi dicabut/ ditolak

Tidak dapat diajukan dalam hal surat ketetapan Pajak tersebut diajukan keberatan, tetapi dicabut oleh Wajib Pajak

305
PERSYARATAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI

Surat Pe
rmohon
an
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

Dapat diajukan paling banyak 2 kali

1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan Pajak

Diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia

Mengemukakan jumlah Pajak yang terutang menurut WP dengan disertai alasan

Disampaikan ke KPP terdaftar


Syarat
Permohonan Ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat

Dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak SK Dirjen Pajak atas
Permohonan pertama dikirim, kecuali terdapat keadaan diluar kekuasaan
Syarat WP
tambahan
permohonan ke-2
Tetap diajukan terhadap skp/ STP yang telah diterbitkan SK Dirjen Pajak
terhadap permohonan yang pertama
306
PENGUJIAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PEMBATALAN
SKP YANG TIDAK BENAR

DIRJEN PAJAK

Surat Permohonan I Surat Permohonan II

Menguji
KETENTUAN dan PERSYARATAN

TIDAK MEMENUHI MEMENUHI TIDAK MEMENUHI

Surat pengembalian Surat pengembalian


permohonan permohonan
DITINDAKLANJUTI
Dalam hal tidak memenuhi
PERSYARATAN WP masih dapat
Dalam hal tidak memenuhi mengajukan permohonan ke-2
PERSYARATAN WP dianggap sepanjang belum lewat 3 bulan
belum mengajukan permohonan dari SK pertama

Dalam hal tidak memenuhi KETENTUAN Dalam hal tidak memenuhi KETENTUAN
WP tidak dapat mengajukan termasuk jangka waktu 3 bulan WP tidak
permohonan kembali dapat mengajukan permohonan kembali

WAJIB PAJAK

307
PENELITIAN PERMOHONAN PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN
SKP

6 bulan Surat Keputusan


pengurangan/ pembatalan
Permohonan diterima ketetapan Pajak

• Mengabulkan seluruhnya
atau sebagian
• Menolak
MENELITI PERMOHONAN

Dirjen Pajak Dapat:


Meminta pembukuan/ pencatatan, dokumen sebagai
dasar pembukuan/ pencatatan, data/ informasi

Meminta keterangan tambahan Dalam hal skp dibatalkan,


terhadap Masa/ Bagian
Tahun/ Tahun Pajak dan jenis
Mempertimbangkan pembukuan/ pencatatan, dokumen sebagai dasar
Pajak yang terkaitv dianggap
pembukuan/ pencatatan, data/ informasi serta keterangan tambahan
tidak pernah diterbitkan skp
yang dierikan dalam proses penyelesaian permohonan

Dalam hal penghasilan kena Pajak dalam skp dihitung secara jabatan, dokumen
yang dapat dipertimbangkan terbatas pada:
1. Dokumen terkait dengan penghitungan peredaran usaha/ penghasilan bruto
2. Dokumen kredit Pajak
308
PERMINTAAN PEMINJAMAN DAN KETERANGAN

Surat permintaan pembukuan/ WP harus menjawab paling


pencatatan, dokumen yang
menjadi dasar pembukuan/
lama 15 hari setelah tanggal
pencatatan , data/ informasi surat permintaan dikirim

WP harus menjawab paling


Surat permintaan
lama sesuai jangka waktu
keterangan tambahan
dalam surat permintaan

Memberikan WAJIB PAJAK


DIRJEN PAJAK YA jawaban

TIDAK

Dalam hal Wajib Pajak tidak memenughi sebagian atau seluruh


permintaan/ permohonan tetap diproses sesuai dengan buku, catatan,
dokumen, data, informasi, dan/ atau keterangan yang ada atau yang
diterima

309
STP YANG DAPAT DIKURANGKAN/ DIBATALKAN

STP yang dapat dikurangkan atau dibatalkan berdasarkan


PERMOHONAN WP

STP yangb tidak benar selain STP


STP yang tidak benar yang terkait
yang terkait dengan penerbitan
dengan penerbitan skp
skp

MELIPUTI
Dikurangkan Dibatalkan

STP dengan jumlah sanksi STP yang seharusnya tidak


administrasi yang tidak benar diterbitkan

310
KETENTUAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PEMBATALAN
STP YANG TIDAK BENAR

Surat Permohonan
DIRJEN PAJAK
WAJIB PAJAK

STP yang tidak benar selain STP yang


STP yang tidak benar yang terkait terkait dengan penerbitan skp
dengan penerbitan skp

Dengan ketentuan Dengan ketentuan

Tidak diajukankeberatan atau diajukan tetapi Tidak diajukan permohonan


dicabut/ tidak dipertimbangkan Terhadap
pengurangan atau penghapusan sanksi
STP
administrasi atau dijauhkan tetapi
Tidak diajukan permohonan pengurangan/ tersebut:
dicabut
Terhadap skp pembatalan surat ketetapan Pajak yang tidak benar
tersebut: atau diaukan tetapi dicabut

Tidak sedang diajukan permohonan pembatalan


surat ketetapan Pajak hasil pemeriksaan atau
verifikasi atau diajukan tetapi dicabut/ ditolak

Tidak diajukan permohonan pengurangan atau


Terhadap STP
penghapusan sanksi administrasi atau dijauhkan
tersebut:
tetapi dicabut

311
PERSYARATAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PEMBATALAN
STP YANG TIDAK BENAR

Surat Pe
rmohon
an
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

Dapat diajukan paling banyak 2 kali

1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat Tagihan Pajak

Diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia

Mengemukakan jumlah Pajak yang terutang menurut WP dengan disertai alasan

Disampaikan ke KPP terdaftar


Syarat
Permohonan Ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat

Dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak SK Dirjen Pajak atas
Permohonan pertama dikirim, kecuali terdapat keadaan diluar kekuasaan
Syarat WP
tambahan
permohonan ke-2
Tetap diajukan terhadap skp/ STP yang telah diterbitkan SK Dirjen Pajak
terhadap permohonan yang pertama
312
PENGUJIAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PEMBATALAN
STP YANG TIDAK BENAR

DIRJEN PAJAK

Surat Permohonan I Surat Permohonan II

Menguji
KETENTUAN dan PERSYARATAN

TIDAK MEMENUHI MEMENUHI TIDAK MEMENUHI

Surat pengembalian Surat pengembalian


permohonan permohonan
DITINDAKLANJUTI
Dalam hal tidak memenuhi
PERSYARATAN WP masih dapat
Dalam hal tidak memenuhi mengajukan permohonan ke-2
PERSYARATAN WP dianggap sepanjang belum lewat 3 bulan
belum mengajukan permohonan dari SK pertama

Dalam hal tidak memenuhi KETENTUAN Dalam hal tidak memenuhi KETENTUAN
WP tidak dapat mengajukan termasuk jangka waktu 3 bulan WP tidak
permohonan kembali dapat mengajukan permohonan kembali

WAJIB PAJAK

313
PENELITIAN PERMOHONAN PENGURANGAN/ PEMBATALAN STP

6 bulan
Permohonan diterima SK Pengurangan/
penghapusan
sanksi administrasi

• Mengabulkan seluruhnya
MENELITI PERMOHONAN atau sebagian
• Menolak
Dirjen Pajak Dapat:

Meminta dokumen, data, dan/atau informasi

Meminta keterangan tambahan

314
PERMINTAAN PEMINJAMAN DAN KETERANGAN

WP harus menjawab
Surat permintaan doumen paling lam 15 hari setelah
data, dan/atau informasi tanggal surat permintaan
dikirim
WP harus menjawab
Surat permintaan paling lama sesuai jangka
keterangan tambahan waktu dlm surat
permintaan

YA Memberikan Wajib
Dirjen
Pajak jawaban Pajak

TIDAK

Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi sebagian atau seluruh permintaan,
permohonan tetap di proses sesuai dengan buku, catatan, dokumen, data,
informasi, dan/atau keterangan yang ada atau yang diterima
315
SKP HASIL PEMERIKSAAN ATAU VERIFIKASI YANG DAPAT DIBATALKAN

Surat ketetapan pajaka hasil pemeriksaan atau verifikasi yang dapat dibatalkan
berdasarkan
PERMOHONAN WP

surat ketatapan pajak yang diterbitkan tanpa :

Pembahasan Akhir Hasil


Penyampaian Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan (PAHP) atau
hasil pemeriksaan (SPHP) atau Surat
Pembahasan Akhir Hasil Verifikasi
Pemberitahuan Hasil Vaerifikasi (SPHV)
(PAHV)

kecuali SKPKB Pasal 13A KUP


316
KETENTUAN PERMOHONAN PEMBATALAN SKP DARI HASIL
PEMERIKSAAN ATAU VERIFIKASI

Surat permohonan
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK
Dengan ketentuan

dapat diajukan dalam hal terdapat skp


tidak dapat diajukan dalam hal skp trsebut
tersebut :

tidak diajukan keberatan diajukan keberatan, tetapi tidak


dipertimbangkan
tidak diajukan permohonan pengurangan
atau penghapusan sanksi administrasi
atau diajukan tetapi di cabut diajukan keberatan, tetapi dicabut oleh WP

tidak diajukan permohonan


pengurangan/pembatalan skp yang tidak
benar atau diajukan tetapi di cabut

317
PERSYARATAN PERMOHONAN PEMBATALAN SKP DARI HASIL
PEMERKSAAN ATAU VERIFIKASI

WAJIB PAJAK Sura DIRJEN PAJAK


t Perm
ohoa
nan
Dapat diajukan paling banyak 1 kali

1 permohonan untuk 1 stp

diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia

Syarat menguraikan tentang tidak disampaikannya SPHP/SPHV dan/atau


Permohonan tidak dilaksanakannya PAHP/PAHV

disampaikan ke KPP terdaftar

ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh


bukan WP, dilampiri surat kuasa khusus
318
PENGUJIAN PERMOHONAN PEMBATALAN SKP DARI HASIL
PEMERIKSAAN ATAU VERIFIKASI

DIRJEN PAJAK

Surat Permohonan

Menguji
KETENTUAN dan PERSYARATAN

TIDAK MEMENUHI
Surat pengembalian
permohonan MEMENUHI

Dalam hal memenuhi PERSYARATAN WP


dianggap belum mengajukan perohonan
DITINDAKLANJUTI
Dalam hal Tidak memenuhi KETENTUAN WP
tidak dapat mengajukan permohonan kembali

WAJIB PAJAK
319
PENELITIAN PERMOHONANPEMBATALAN SKP DARI HASIL
PEMERIKSAAN ATAU VERIFIKASI

Permohonan 6 bulan Surat Keputusan Pembatalan


diterima Ketetpan pajak

 mengabulkan
MENELITI PERMOHONAN  menolak

Dirjen Pajak dapat :


Meminta dokumen, data, dan/atau
informasi
Meminta keterangan tambahan

Dalam hal dapat dibuktikan bahwa WP telah diundang untuk melakukan


PAHP/PAHV tetapi WP tidak hadir, PAHP/PAHV dianggap telah dilakukan

320
PERMINTAAN PEMINJAMAN DAN KETERANGAN

WP harus menjawab
Surat permintaan doumen paling lam 15 hari setelah
data, dan/atau informasi tanggal surat permintaan
dikirim
WP harus menjawab
Surat permintaan paling lama sesuai jangka
keterangan tambahan waktu dlm surat
permintaan

YA Memberikan Wajib
Dirjen
Pajak jawaban Pajak

TIDAK

Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi sebagian atau seluruh permintaan,
permohonan tetap di proses sesuai dengan buku, catatan, dokumen, data,
informasi, dan/atau keterangan yang ada atau yang diterima
321
TINDAK LANJUT TERHADAP
SURAT KEPUTUSAN PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK

SK Pembatalan Ketetapan Pajak yang mengabulkan


permohonan WP

Proses pemerikasaan/verifikasi dilanjutkan dengan


melaksanakan prosedur yang belum dilaksanakan

Penyampaian SPHP/SPHV PAHP/PAHV

Terkait dengan permohonan pengembalian


Pasal17B ayat (1) KUP

Jangka waktu 12 bulan dalam


Tidak Pasal 17B ayat (1) KUP
terlewat

Skp sesuai PAHP


322
PENCABUTAN PERMOHONAN WAJIB PAJAK

Permohonan 6 bulan
Surat keputusan
diterima

WAJIB PAJAK dapat MENCABUT SURAT


PERMOHONAN
Pengurangan /penghapusan sanksi administrasi
Dengan Syarat Pengurangan/pembatalan skp tidak benar
Diajukan secara tertulis dalam Pengurangan/pembatalan STP yang tidak benar
bahasa indonesia dan dapat
mencatumkan alasan pencabutan skp hasil pemeriksaan/verifikasi yang
dilaksanakan tanpa :
Disampaikan di KPP terdaftar 1. Penyampaian SPHP atau SPHV
2. PAHP atau PAHV
di tandatangani oleh WP, dan
dalam hal ditandatangani oleh
bukan WP, dilampiri surat khusus

Dalam hal WP melkukan pencabutan terhadap surat permohonan, WP tidak berhak untuk
mengajukan kembali permohonan yang sama dengan jenis permohonan yang dicabut
323
PENGURANGAN, PENGHAPUSAN ATAU PEMBATALAN SECARA
JABATAN
DIRJEN PAJAK

Berdasarkan DATA/INFORMASI yang


diperoleh /dimiliki
Karena
JABATA
N
DAPAT
Megurangkan/menghapuskan sanksi administrasi
berupa bunga, denda, dan kenaikan dikenakan
karena kekhilafan WP atau bukan karena
kesalahannya
Mengurangkan/membatalkan skp tidak benar
Mengurangkan atau membatalkan STP Pasal 14 KUP
yang benar
Membatalkan skp hasil pemeriksaan/verifikasi yang
dilaksanakan tanpa :
1. Penyampaian SPHP atau surat SPHV
2. PAHP atau PAHV dengan WP
324
PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI
ADMINISTRASI SECARA JABATAN

DIRJEN PAJAK

MENELITI DATA/INFORMASI
Terkait Pengurangan/Penghapusan
Sanksi Administrasi

Dapat meminta dokumen, data,


informasi, dan/atau keterangan
tambahan yang diperlukan kepada Sanksi administrasi yang
Wajib Pajak melalui penyampaian dapat
surat permintaan dikurangkan/dihapiskan
adalah sanksi administrasi
yang dikenakan karena
SK Pengurangan/ Penghapusan kekhilafan WP atau bukan
Sanksi Administrasi karena kesalahannya

325
PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN
SKP YANG TIDAK BENAR

Surat ketetapan pajak yang dapat


dikurangkan/dibatalkan
SECARA JABATAN

Skp yg nyata-nyata tidak benar dalam penetapannya

dikurangkan dibatalkan

Skp yang jumlah pajak terutangnya tidak


Skp yang seharusanya tidak di terbitkan
benar

326
PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN
SKP YANG TIDAK BENAR

DIRJEN PAJAK

Dengan ketentuan
MENELITI DATA/INFORMASI
Terkait Pengurangan/Penghapusan skp Surat ketetapan pajak
yang tidak benar tersebut
Tidak diajukan keberatan

Dapat memnta dokumen, data, informasi, Diajukan keberatan tetapi


dan/atau keterangan tambahan yang tidak dipertimbangkan
diperlukan kepada Wajib Pajak melalui
penyampaian surat permintaan
• skp yang tidak benaryang dapat
dibatalkan meliputi skp yang
seharusnya tidak diterbitkan.
• Dalam hal skp dibatalkan, terhadap
SK pengurangan/Pembatalan Ketetapan
Masa/ Bagian Tahun/Tahun Pajak,
Pajak dan jenis pajak yang terkait dianggap
tidak pernah diterbitkan skp
327
STP YANG DAPAT DIKURANGKAN/ DIBATALKAN

STP yang dapat dikurangkan atau dibatalkan


SECARA JABATAN

STP yang tidak benar yang terkait dengan STP yang tidak benar selain STP yang
penerbitan skp terkait dengan penerbitan skp

MELIPUTI

STP dengan jumlah sanksi administrasi yang tidak benar

STP yang seharusnya tidak diterbitkan

328
PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN
STP YANG TIDAK BENAR

DIRJEN PAJAK Skp terkait dengan STP tersebut telah


diterbitkan

Surat keputusan keberatan

DATA/INFORMASI Putusan banding

Putusan peninjauan kembali

Skp pengurangan ketetapan Pajak


MENELITI
Dirjen Pajak Dapat : Mengakibatkan Pajak yang masih
harus dibayar dalam skp berkurang

Meminta dokumen, data, informasi, dan/atau


keterangan tambahan yag diperlukan kepada Wajib Skp yang terkait dengan STP tersebut
Pajak melalui penyampaian surat permintaan telah dibatalkan dengan SK
Pembatalan Ketetapan Pajak

Surat Keputusan
PembatalanKetetapan pajak
329
SKP HASIL PEMERIKSAAN ATAU VERIFIKASI
YANG DAPAT DIBATALKAN

Surat ketetapan Pajak hasil pemeriksaan atau verifikasi ynag dapat dibatalkan
SECARA JABATAN

Surat ketetapan Pajak yang ditebitkan tanpa:

Penyampaian Surat Pemberitahuan


Pembahasan Akhir Hasil
Hasil Pemeriksaan (SPHP) atau
Pemeriksaan (PAHP) atau
Surat Pemberitahuan Hasil
Pembahasaan Hasil Verifikasi (PAHV)
Verifikasi (SPHV)

Kecuali SKPKB Pasal 13A KUP

330
PEMBATALAN SKP DARI HASIL PEMERIKSAAN ATAU
VERIFIKASI SECARA JABATAN

DIRJEN PAJAK

DATA/INFORMASI

MENELITI
Dirjen Pajak Dapat :

Meminta dokumen, data, informasi, dan/atau


keterangan tambahan yag diperlukan kepada Wajib
Pajak melalui penyampaian surat permintaan

Surat Keputusan
PembatalanKetetapan pajak
331
Ketentuan Peralihan

A. Permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi, permohonan


pengurangan/pembatalan surat ketetapan pajak, permohonan
pengurangan/pembatalan STP, untuk Masa/Bagian Tahun/ Tahun Paja 2007 dan
sebelumnya yang diajukan setelah berlakunya Perturan Menteri ini, berlaku
ketentuan Peraturan Mentri ini;
Peraturan Menteri ini :
Dengan Berlakunya

B. Permohonan pengurangan/penghapusan sanksi administrasi, permohonan


pengurangan/pembatalan surat ketetapan pajak, permohonan
pengurangan/pembatalan STP, untuk Masa/Bagian Tahun/Tahun Pajak 2008
dan sesudahnya yang diajukan setelah berlakunya Perturan Menteri ini,
berlaku ketentuan Peraturan Mentri ini;

C. Permohonan pengurangan/penghapusan sanksi administrasi, permohonan


pengurangan/pembatalan surat ketetapan pajak, permohonan
pengurangan/pembatalan STP yang diajukan sebelum berlakunya Peraturan
Menteri ini dan belum diselesaikan s.d penerbitan surat keputusan, proses
penyelesaian dilakukan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri ini;
332
Pasal 23 UU KUP GUGATAN
Gugatan Wajib Pajak atau Penaggung Pajak terhadap :
a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman
Lelang;
b. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak ;
c. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang
ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26;
d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam
penerbitanya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak

Selain keputusan Termasuk SK Pembetulan yang berkaitan dengan STP dan SK


berupa SKPKB, Pengurangan Sanksi Administrasi atau Penghapusan Sanksi
SKPKBT,SKPLB, Administrasi Yang berkaitan dengan STP yang sebelumnya di
SKPN, dan SK atur dalam ayat tersendiri
Keberatan
333
GUGATAN PP 74/2011

Gugatan
Selain :
1. Skp yang penerbitannya telah sesuai
dengan prosedur/tata cara
penerbitan;
2. SK Pembetulan;
Pelaksanaan
3. SK Keberatan yg penerbitannya telah
Keputusan Perpajakan sesuai prosedur/ tata carapenerbitan;
4. SK Pengurangan Sanksi Administrasi;
5. SK Penghapusan Sanksi Administrasi;
6. SK Pengurangan Ketetapan Pajak;
Badan Peradilan
7. SK Ketetapan pembatalan pajak; dan
Pajak 8. SKPPKP

Pasal 37 334
Gugatan PP 74/2011
skp SK Keberatan

Terbit tidak sesuai proedur atau tata cara penerbitan

Gugatan

Badan Peradilan Pajak

Putusan Gugatan

Tindak Lanjut Putusan


Gugatan

Pasal 38 & 39 335


GUGATAN PP 74/2011
Kapan skp dan SK Keberatan dianggap Tidak Sesuai Prosedur ?

skp
1. Tidak didasarkan pada hasil:
Verifikasi;
Pemeriksaan;
2. Masa Pajak, Bagian Tahun Pemeriksaan Ulang;
Pajak atau Tahun Pajak tidak Pemeriksaan Bukper-> SKPKB (Ps 13A UU KUP)
sesuai dengan hasil:

SK Keberatan
Tidak didahului dengan penyampaian surat pemberitahuan untuk hadir kepada
Wajib Pajak

Pasal 38 & 39 336


GUGATAN PP 74/2011
Tindak Lanjut atas Putusan Ganda

skp
Menerbitkan kembali skp sesuai dengan prosedur atau tata cara penerbitan, kecuali:

Pasal 17 ayat (1)

1. Apabila jangka waktu 12 bulan ( Pasal 17 B (1) UU KUP) belum terlewati, skp diterbitkan
sesuai dengan prosedur atau tata cara yang sesuai
2. Apabila jangka waktu 12 bulan ( Pasal 17 B (1) UU KUP) terlewati, SKPLB diterbitkan
sesuai dengan SPT

SK Keberatan
Menerbitkan kembali SK Keberatan sesuai dengan prosedur atau tata cara penerbitan

Dirjen Pajak menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh WP paling lama 12 bulan
dihitung sejak Putusan Gugatan diterima oleh Dirjen Pajak
337
Pasal 40 & 41
PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, GUGATAN, DAN PK
PP 74/2011

Surat pelaksanaan Putusan


Putusan Banding Banding

Dirjen Surat pelaksanaan Putusan


Putusan Gugatan Pajak Gugatan

Putusan
Surat pelaksanaan Putusan
Peninjauaan
Peninjauan Kembali
Kembali Menerbitkan

338
Penjelasan Umum
1. Agar dapat menarapkan ketentuian peraturan perpajakan disetiap permasalahan
dengan benar, perlu memperhatikan ketentuan perlihan sebagiamana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang KUP dan perubahanya.

2. Dalam pasal II angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 diatur bahwa terhadap
semua hak dan kewajiban Perpajakan Tahun 2001 sampai dengan Tahun Pajak 2007
yang belum diselesaikan, diberlakukan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 200[UU
KUP 2000].

3. Ketentuan peralihan sebagimana dimaksud dalam Pasal II Undang- Undang Nomor 28


Tahun 2007 – [UU KUP 2007] diatur lebih lanjut dalam Pasal 36 Peraturan Pemerintah
Nomor 80 Tahun 2007 jo, Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011.

4. Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 jo, Pasal 64 Peraturan
Pemerintah No 74 Tahun 2011 tidak mengatur tentang pelaksanaan hak dan
kewajiban terkait pemberian imbalan bunga, sehingga atas pelaksanaan pemberian
imbalan bunga berlaku ketentuan Pasal 36 ayat (1) jo. Pasal II angka 1 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007, yaitu ketentuan pelaksanaan pemberian imbalan bunga
berlaku sesuai dengan tahun pajak timbulnya kewajiban perpajakan.
339
KETENTUAN TENTANG PEMBERIAN IMBALAN BUNGA

UU KUP 2000 UU KUP 2007

1. Pemberian imblan bunga:


1. Pemberian imbalan bunga Pasal 11,17B, Pasal 27A UU
2. Status utang pajak dalam keberatan :
Pasal 11, 17B, Pasal 27A Pasal 25 ayat (3a), ayat (7) dan ayat (8) UU
UU 3. Status utang pajak dalam banding: Pasal
27 ayat (5a), ayat (5b) dan ayat (5c) UU
2. Status utang pajak dalam 4. Pasal 24 PP Nomor 80 Tahun 2007
keberatan : Pasal 25 ayat (berlaku sampai dengan tanggal 31
Desember 2011
(7) UU
5. Pasal 43 s.d Pasal 45 PP Nomor 74 Tahun
3. Status utang pajak dalam 2011 (berlku sejak 1 Januari 2012)
banding : Pasal 27 ayat (5) 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
195/PMK.03/2007 s.t.d.d Peraturan
UU Menteri Keuangan Nomor
12/PMK.03/2011
4. KMK Nomor
40/PMK.03/2005 340
DASAR PEMBERIAN IB
BERDASARKAN UU KUP 2000

12
2

Kelebihan pembayaran pajak karena


Keterlambatan penerbitan SKPLB pengajuan keberatan atau
(Pasal 17B UU) permohonan banding
( Pasal 27A ayat (1) UU

2 2

Keterlambatan pengembalian Kelebihan pembayaran pajak sanksi


kelebihan pembayaran pajak aadministrasi – terkait dengan
pengajuan keberatan/banding atas
(Pasal 11 ayat (3) UU)
skp
( Pasal 27A ayat (2) UU)
341
Penjelasan

1 Keterlambatan penerbitan SKPLB ( Pasal 17B UU)


Atas permohonan pegembalian
Dirjen Pajak setelah pemeriksaan
kelebihan pembayaran pajak
harus menerbitkan skp paling
selain permohonan terkait Pasal
lambat 12 bulan
17C

Dalam hal Dirjen Pajak tidak


Apabila SKPLB tidak diterbitkan
menerbitkan skp dalam jangka
dalam jangka waktu 1 (satu)
waktu 12 bulan, maka
bulan, terhadap Wajib Pajak
permohonan WP dianggap
diberikan imbalan bunga sebesar
dikabulkan dan Dirjen Pajak harus
2 % (dua persen) perbulan
menerbitkan SKPLB dalam jangka
sampai dengan diterbitkan
waktu 1 bulan setelah jangka
SKPLB.
waktu 12 bulan tersebut berakhir
342
Penjelasan

Keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak


2 ( Pasal 11 ayat (3) UU)

Pasal 11 ayat (1) dan Pasal 11 ayat


Pengembalian kelebihan pembayaran
(2) UU
pajak dilakukan setelah terlebih dahulu
Pengembalian kelebihan
diperhitungkan dengan utang pajak
pembayaran pajak dilakukan paling
lama 1 bulan sejak :

Diterimanya permohonan – terkait Apabilan kelebihan pembayaran pajak


Pasal 17 UU, atau dilakukan setelah lewat jangka waktu 1
bulan, terhadap Wajib Pajak diberikan
Sejak diterbitkanya SPKLB – terkait imbalan bunga 2% per bulan sampai
Pasal 17B UU, atau dengan saat dilakukan pembayaran
kelebihan, yaitu saat Surat Perintah
Sejak diterbitkanya SKPPKP – terkait Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP)
Pasal 17C UU diterbitkan
343
Penjelasan
kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan atau
3 permohonan banding ( Pasal 27 ayat (1) UU)

Apabila Selama pajak yang


Kelebihan pembayaran
pengajuan masih harus dibayar
dikembalikan dengan
keberatan, dalam SKPKBT yang
ditambah bunga
permohonan telah dibayar
sebesar 2% per bulan
banding diterima menyebabkan
untuk paling lama 24
sebagian atau kelebihan pembayaran
bulan
seluruhnya pajak

Dihitung sejak tanggal pembayaran


s.d. diterbitkannya Keputusan
Keberatan atau Putusan Banding
344
Penjelasan

kelebihan pembayaran sanksi administrasi - terkait pengajuan


4 keberatan/banding atas skp ( Pasal 27A ayat (2) UU)

STP SKP

Pembayaran lebih
sanksi administrasi
berupa denda Pasal 14
ayat (4) dan atau bunga Sebagaimana akibat diterbitkan Keputusan
Pasal 19 ayat (1) UU Keberatan atau Putusan Banding yang
menerima sebagian atau seluruh
permohonan Wajib Pajak
Berdasarkan Keputusan
Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Kelebihan pembayaran dikembalikan
Administrasi dengan ditambah imbalan bunga sebesar
(Pasal 36 ayat (1) huruf 2% per bulan untuk paling lama 24 bulan
a UU) 345
DASAR PEMBERIAN IB
BERDASARKAN UU KUP 2007

1 Keterlambatan penerbitan SKPLB


(Pasal 17B ayat (3) 4 Kelebihan pembayaran pajaka
karena pengajuan keberatan,
permohonan banding atau PK
2 Keterlambatan penerbitan SKPLB (Pasal 27A ayat (1) UU)
terkait pemeriksaan bukti
permulaan tindak pidana di bidang Kelebiahan pembayaran pajak
5
perpajakan (Pasal 17B ayat (4) UU ) karena SK Pembetulan, SK
Pengurangan Ketetapan Pajak atau
SK Pembatalan Ketetapan Pajak
3 Keterlambatan pengembalian atau skp atau STP
kelebihan pembayaran pajak
( Pasal 11 ayat (3) UU) (Pasal 24A ayat (1a)

6 Kelebihan pembayaran sanksi


administrasi – terkait dengan
pengajuan keberatan/banding atas
skp ( Pasal 27A ayat (2) UU)
346
Penjelasan

Keterlambatan penerbitan SKPLB


1 ( Pasal 17B ayat (3) UU)

Atas permohonan pengembalian


kelebihan pembayaran pajak selain Dirjen Pajak setelah melakukan
permohonan terkait Pasal 17C dan pemerikasaan harus menerbitkan skp
Pasal 17D paling lambat 12 bulan

Dalam hal Dirjen Pajak tidak


Apabila SKPLB tidak diterbitkan
menerbitkan skp dalam jangka waktu 12
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan,
bulan tersebut, maka peermohonan WP
terhadap Wajib Pajak diberikan
dianggap dikabulkan dan Dirjen Pajak
imbalan 2% (dua persen ) per
harus menerbitkan SKPLB dalam jangka
bulan sampai dengan diterbitknya
waktu 1 bulan setelah jangka waktu 12
SKPLB
bulan tersebut berakhir
347
Penjelasan
Keterlambatan penerbitan SKPLB terkait pemeriksaan bukti permulaan
2 tindak pidana di bidang perpajakan
( Pasal 17B ayat (3) UU)

Atas permohonan pengembalian Dirjen Pajak setelah melakukan


kelebihan pembayaran pajak selaian pemerikasaan harus menerbitkan skp
permohonan terkait Pasal 17C Pasal 17D paling lambat 12 bulan

TIDAK BERLAKU BILA WP


DILAKUKAN
PEMERIKSAAN BUKPER
Dalam hal kepada WP diterbitkan SKPLB,
kepada WP diberikan imbalan bunga •Apabila pemeriksaan BUKPER tidak
sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk dilanjutkan dengan Penyidikan ;
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan,
dihitung sejak berakhirnya jangka waktu •Dilanjutkan dengan PENYIDIKAN, tetapi
12 ( dua belas ) bulan sebagaimana tidak dilanjutkan dengan penutuntutan;
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan atau
saat diterbitkan SKPLB, dan bagian dari
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan •Dilanjutkan dengan PENYIDIKAN DAN
PENUNTUTAN, tetapi diputus bebas atau
lepas dari segala tuntutan hukum 348
Penjelasan
Keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
3 ( Pasal 11 ayat (3) UU)
Pasal 11 ayat (1), ayat (1a) dan Pasal 11 ayat Pengembalaian kelebihan pembayaran
(2) UU:
pajak dilakukan setelah terlebih dahulu
Pengembalian kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan dengan utang pajak
dilakukan paling lama 1 bulan sejak:
 Permohonan pengembalian sehubungan
dengan diterbitkanya SKPLB Pasal 17 ayat
(1), atau
 Sejak diterbitkannya SKPLB Pasal 17 ayat
(2) dan Pasal 17B, atau sejak diterbitkanya Apabila kelebihan pembayaran
SKPPKP Pasal 17C atau Pasal 17D, atau pajak dilakukan setelah lewat
jangka waktu 1 bulan, terhadap
 Sejak diterbitkanya SK Keberatan, SK Wajib Pajak diberikan imbalan
Pembetulan, SK Pengurangan sanksi bunga sebesar 2% per bulan
administrasi, SK Penghapusan sanksi dihitung sejak batas waktu
administrasi, SK Pengurangan Ketetapan terakhir sampai dengan saat
Pajak, SK Pembatalan Ketetapan Pajak
dilakukan pengembalian
atau SKPIB, atau
 Sejak diterimanya Putusan Banding atau kelebihan
Putusan PK, yang menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak 349
Penjelasan
Kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan,
4 permohona banding atau PK( Pasal 27A ayat (1) UU)
Apabila pengajuan keberatan, Selama pajak yang masih harus, dibayar
permohonan bading atau PK dalam SKPLB, SKPKBT, SKPN, SKPLB yang
diterima sebagian atau telah dibayar menyebabkan kelebihan
seluruhnya pembayaran pajak

untuk SKPKB dan SKPKBT dihitung sejak


tanggal pembayaran yang menyebabkan
kelebihan pembayaran pajak s.d.
diterbitkan SK Keberatan, Putusan Kelebiahan pembayaran
Banding, atau Putusan PK dikembalikan dengan ditambah
imbalan bungan 2% per bulan
untuk paling lama 24 bulan
Untuk SKPN dan SKPLB dihitung sejak
tanggal penerbitan surat ketetapan
pajak s.d. diterbitkanya SK Keberatan,
Putusan Banding, atau Putusan PK
350
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam PP 74/2011 berdasarkan Pasal 27A
ayat (1) UU (terkait dengan kelebihan pembayaran pajak dalam SKPKB/SKPKBT)

Kelebiahan pembayaran apajak akibat SK


Keberatan ; Putusan Banding, atau Putusan
PK atas SKPKB atau SKPKBT yang disetujui
dalam PAHP atau PAHV; dan telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan; atau

Imbalan Kelebihan pembayaran akibat SK


bunga tidak keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
diberikan PK atas jumlah pajak yang tercantum
terhadap dalam SKPKB atau SKPKBT yang tidak
disetujui dalam PAHP atau PAHV, namun
dibayar sebelumpenagjuan keberatan,
permohonan banding, atau permohonan
peninjauan kembali, atau sebelum
diterbitkan SK Keberatan, Putusan Banding,
atau Putusan PK

351
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam PP 74/2011 berdasarkan Pasal 27A
ayat (1) UU (terkait dengan penerbitan SKPKB/SKPN atas SPT LB)

SK Keberatan, PRODUK HUKUM: SKPKB dan/atau


Putusan Banding SKPN yang
atau Putusan PK SKPKB dan/atau diterbitkan atas
mengabulkan SKPN yang tidak SPT yang
sebagian atau disetujui Wajib menyatakan lebih
seluruhnya Pajak dalam PAHP bayar

dihitung sejak tanggal kelebiahan pembayaran pajak dikembalikan


SKPKB atau SKPN s.d. dengan ditambah imbalan bunga 2% per
dutrbitkanya SK bulan untuk paling lama 24 bulan dihitung
Keberatan, Putusan dari jumlah kelebihan pembayaran pajak
Banding, atau Putusan dalam SK Keberatan, Putusan Banding, atau
PK Putusan PK

352
Penjelasan
Kelebihan pembayaran pajak karena SK Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan Pajak
5 atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak atas skp atau STP (Pasal 27A ayat (1a))

Imbala bunga diberikan atas SK untuk SKPKB dan SKPKBT dihitung sejak
Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan tanggal pembayaran yang menyebabkan
Pajak, SK Pembatalan Ketetapan Pajak kelebihan pembayaran pajak s.d.
yang dikabulkan sebagian atau diterbitkan SK Pembetulan, SK
Seluruhnya menyebabkan kelebihan Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK
pembayaran pajak (berdarkan Pembatalan Ketetapan Pembatalan
permohonan Wajib Pajak) Ketetapan Pajak

untuk STP dihitung sejak tanggal untuk SKPN dan SKPLB dihitung sejak
pembayaran yang menyebabkan tanggal penerbitan skp s.d. diterbitkanya SK
kelebihan pembayaran pajak s.d. Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan
diterbitkanya SK Pembetulan, SK Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak
Pengurangan Ketetapan Pajak, atau
SK Pembatalan Ketetapan Pajak
353
Penjelasan
Kelebihan pembayaran sanksi administrasi – terkait dengan upaya hukum
6 atas skp (Pasal 27A ayat (2) UU) dan Pasal 36 ayat (4) PP 74 /2011

STP SKP

Pembayaran lebih telah diterbitkan SK Keberatan,


Sanksi administrasi berupa Putusan Banding, Putusan PK, SK
denda Pasal 14 ayat (4) dan Pengurangan atau Pembatalan skp
atau bunga Pasal 19 ayat (1)
UU

Berdasarkan Keputusan
Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi
Administrasi secara jabatan kelebihan pembayaran
( Pasal 36 ayat (1) dikembalikan tanpa imbalan bunga
huruf c UU)
354
Pelaksanaan pemberian imbalan bunga berdasarkan ketentuan Pasal 43 ayat
(6) PP 74 Tahun 2011

dalam hal Wajib Pajak Keberatan, imbalan bunga


diberikan apabila terhadap SK Keberatan tidak
diajukan permohonan banding ke Pengadilan Pajak

dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan


banding, imbalan bunga diberikan apabila terhadap
Putusan Banding tidak diajukan permohonan
Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung ; atau

dalam hal atas Putusan Banding diajukan


permohonan Peninjauan Kembali, imbalan bunga
diberikan apabila Putusan Peninjauan Kembali
telah diterima oleh Direktur Jenderal Pajak dari
Mahkamah Agung.

355
IMBALAN BUNGA (3)
Saat Pemberian

Surat Keputusan Keberatan Tidak Banding

Diberikan
Imbalan Bunga
Putusan Banding Tidak Peninjauan
Kembali

Diberikan Imbalan
Putusan Banding Diajukan PK Bunga pada saat
Putusan PK diterima
oleh Direktu Jenderal
Pajak

356
IMBALAN BUNGA (4)
Atas SPTLB

SKPKB/SKPN atas SPT LB yg


seluruhnya tidak disetujui

SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan


PK mengabulkan sebagian atau seluruhnya

Imbalan bunga 2% per bulan maks 24 bln :


 dari jumlah kelebihan pembayaran pajak dalam
SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan PK
 dihitung sejak tanggal penerbitan SKPKB/SKPN
sampai dengan diterbitkannya SK Keberatan,
Putusan Banding, atau Putusan PK
357
IMBALAN BUNGA (5)
Atas Peninjauan Kembali Tahun Pajak 2007 dan Sebelumnya

PK dikabulkan sebagian/seluruhnya

PK dikabulkan sebagian/seluruhnya
SKPKB/SKPKBT Tahun Pajak 2007 & sebelumnya

Telah dibayar menyebabkan terjadinya kelebihan


pembayaran pajak

Imbalan bunga 2% perbulan (maks. 24 bulan)


dihitung sejak tanggal pembayaran yg menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak s.d. tanggal diterbitkanya Putusan Banding

358
Pasal 45
DALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 22 KUP Setelah melampaui waktu 5 (lima)


tahun terhitung sejak ketetapan pajak

 memberitahukan Surat Paksa


WP menyatakan pengakuan utang
 SKPKB/SKPKBT yang diterbitkan karena
tertangguh
tindak pidana perpajakan.
 dilakukan penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan

359
PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK
WP OP :
• Wajib Pajak dan/atau Penaggung Pajak meninggal dunia dan tidak mempunyai
harta warisan atau kekayaan;
• Wajib Pajak dan/atau Penaggung Pajak tidak dapat ditemukan
• Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
• Dokumen sebagia dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan
penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan perundan-undangan di
P bidan perpajakan; atau
E • Hak negara untuk melaukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena
kondisi tertentu sehubung dengan adanya perubahan kebijakan dan /atau
Y berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

E
B WP Badan :
 Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan Penaggung Pajak tidak dapat
A ditemukan;
B  Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
 Dokumen sebagia dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan
penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan perundan-undangan di
bidan perpajakan; atau
 Hak negara untuk melaukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena
kondisi tertentu sehubung dengan adanya perubahan kebijakan dan /atau
berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
360
Diperlukan penelitian setempat dan administrasi
PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK,03/2012 tentang Tata Cara


Penghapusan Piutang Pajak Dan Penetapan Besarnya Penghapusan.

DAFTAR PIUTANG YANG DIPERKIRAKAN TIDAK DAPAT ATAU TIDAK MUNGKIN DITAGIH LAGI
UNTUK DILAKUKAN PENELITIAN SETEMPAT, ATAU PENELITIAN ADMINISTRASI TENTANG
DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK

Inspektorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan atas penugasan


dari Menteri Keuangan melakukan review atas usaulan Penghapusan
piutang pajak yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

SURAT PERINTAH PENELITIAN SETEMPAT UNTUK


PENAGIHAN PAJAK NEGARA

LAPORAN HASIL PENELITIAN SETEMPAT

LAPORAN HASIL PENELITIAN ADMINISTRASI


361
BUKU REGISTER USULAN PEGHAPUSAN PIUTANG PAJAK

DAFTAR USULAN PIUTANG PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK


DALAM LINGKUP KANWIL……………………….

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG


PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DI KANTOR
WILAYAH………………………………………

362
DALUWARSA HAK MENDAHULU Pasal 21 UU KUP

Ayat (4)
Hak mendahului hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun sejak taggal
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang
menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah

Ayat (5)

Perhitungan jangka waktu hak mendahului ditetapkan sebagai berikut:


a. dalam hal Surat Paksa untuk membayar memberitahukan secara resmi
makan jangka waktu 5 (lima) tahun sebagimana dimaksud pada ayat (4)
dihitung sejak pemberitahuan Surat Paksa ; atau
b. dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau persetujuan angsuran
pembayaran maka jangka 5 (lima) tahun tersebut dihitung sejak batas akhir
penundaan diberikan.

363
PERHITUNGAN JANGKA WAKTU HAK MENDAHULU
SELAMA 5 TAHUN PP 74/2011

l
ha Diberikan
a lam Sejak batas akhir
D penundaan penundaan
pembayaran diberikan

l
ha
a lam
D Persetujuan Sejak tanggal
angsuran jatuh tempo
pembayaran angsuran
terakhir

364
Pasal 47
JANGKA WAKTU PELUNASAAN DAN SURAT TEGURAN

SK Keberatan, tidak 1 bulan sejak tgl SK


diajukan banding Keberatan

1 bulan sejak tgl


Putusan Banding
Put. Banding

Surat
7 hari
WP setuju seluruhnya Tidak teguran
Dalam PAHP dan PAHV dilunasi
Wajib Pajak selain usaha
1 bulan sejak tgl . skp
kecil dan di daerah
tertentu

WP usaha kecil dan


2 bulan sejak tgl skp
WP di daerah tertentu

365
SURAT TEGURAN

WP tidak setuju sebagian


atau seluruhnya dlm PAHP
atau PAHV

Tidak keberatan 7 hari sejak jatuh tempo


pengajuan keberatan

Tidak banding 7 hari sejak jatuh tempo


pengajuan banding Surat Teguran

7 hari sejak jatuh tempo


Banding
Berdasarkan Put. Banding

366
SURAT TEGURAN

Surat yang diterbitkan oleh Pejabat untuk


menegur atau memperingatkan kepada Wajib
Pajak untuk melunasi utang pajaknya

Pasal 48 ayat (6) PP 74 Tahun 2011 Surat


Teguran tersebut diterbitkan setelah lewat 7 hari
dari tanggal jatuh tempo pembayaran

367
24/PMK.03/2008, Saat penerbitan Surat Teguran :

1) WP tidak menyetujui pembahasan akhir pemeriksaan dan tidak mengajukan


keberatan SKPKB atau SKPKBT , → setelah 7 hari jatuh tempo pengajuan
keberatan
2) WP tidak mengajukan permohonan banding atas keputusan keberatan →
setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pengajuan banding
3) WP mengajukan permohonan banding atas keputusan keberatan → setelah 7
(tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pelunsan pajak yang masih harus dibayar
berdasarkan Putusan Banding.
4) WP menyetujui seluruh pembahasan akhir hasil pemeriksaan → setelah 7
(tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pelunasan.
5) WP mencabut pengajuan keberatan setelah tanggal jatuh tempo pelunasan
tetapi sebelum tanggal diterima Surat Pemberitahuan Untuk Hadir oleh Wajib
Pajak → setelah 7 (tujuh) hari sejak tanggal pencabutan pengajuan keberatan
tersebut.

368
PENAGIHAN ATAS STP TERKAIT SKP PP 74/2011

Diajukan keberatan/ Penaguhan skp


skp banding menunggu
inkracht
WP tidak
setuju
sebagian
atau
seluruhnya
dalam PAHP
atau PAHV  Merupakan utang pajak
 penagihan ditangguhkan sampai dengan
STP
skp-nya inkracht
 Jika terdapat LB tetap dikompensasikan

369
KUASA WAJIB PAJAK (1)

WAJIB Surat Kuasa


Khusus Kuasa
PAJAK
Konsultan pajak
Memuat :
Bukan konsultan pajak

Syarat :
a. Nama,alamat, ttd, di
atas materai & NPWP a. Menguasai peraturan
Pemberi Kuasa perpajakn
b. Nama, alamt, ttd & b. Memiliki surat kuasa
NPWP penerima kuasa khusus
c. Hak dan/atau c. Memiliki NPWP
kewajiban perpajakan d. Menyampaikan SPT
yang dikuasakan Tahunan PPh Tahun
Pajak Terakhir
e. Tidak pernah dipidana
di bidang perpajakan
370
KUASA WAJIB PAJAK (2)
Tidak daat
KUASA melimpahkan kuasa
kepada orang lain

Surat penunjukan
Menyampaikan
Kepada
dokumen perpajakan
pegawai DJP
tertentu

Orang lain/
karyawan
Menerima dokumen Dari
perpajakan tertentu pegawai DJP

371
KUASA WAJIB PAJAK (2)
Hanya mempunyai hak dan/atau kewajiban
perpajakan sesuai dengan surat kuasa khusus

kuasa
Wajib mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan

Tidak dapat melaksanakan hak dan/atau kewajiban yang dikuasakan, bila :

Menghalang-halangi
Dipidana karena
Melanggar ketentuan pelasanaan ketentuan
melakukan tindak
peraturan perundang- peraturan perundang-
pidana di bidang
undangan di bidan undangan di bidan
perpajakan atau tindak
perpajakan perpajakan
pidana lainnya

372
Pasal 51
RAHASIA JABATAN
Dilarang memberitahukan segala sesuatu yg
diketahui/diberitahukan kepadanya oleh WP
dalam rangka jabatan/pekerjaan
PIHAK LAIN
Izin tertulis Menkeu untuk memberikan
keterangan, bukti tertulis dari/tentang WP
PIHAK
Pejabat & TERTENTU
tenaga ahli
a. Hanya dapat meminta
dikecualikan keterangan dan/atau bukti
Memberikan keterangan tertulis yang tercantum
dan/atau memperlihatkan bukti dalam izin tertulis Menkeu
b. Wajib merahasiakan segala
tertulis dari atau tentang WP
keterangan dan/atau bukti
dalam rangka melaksanakan c. Hanya dapat memanfaatkan
tugas sesuai dg ketentuan keterangan dan/atau bukti
peraturan perundang-undangan tertulis sesuai dg tujuan
di bidang perpajakan diajukannya permintaan

Jika melanggar dikenai sanksi pidana 373


Pasal 53
PERMINTAAN DATA KEPADA PIHAK KE-3
Dalam pelaksanaan :
Dirjen Pajak PEMERIKSAAN,
dapat meminta
Pihak
PEMERIKSAAN BUKPER
keterangan PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI ketiga
atau bukti BIDANG PERPAJAKAN,
PENAGIHAN PAJAK, atau,
PROSES KEBERATAN

Kewajiban Merahasiakan ditiadakan


Berdasarkan permintaan secara tertulis dari

Menteri Keuangan
kepada Gubenur Bank
Dirjen Pajak Indonesia sebagaimana
diatur dalam Undang-
Undang di bidang
perbankan 374
Pasal 54
PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

PEMERINTAH Pemerintah negara mitra


P3B
INDONESIA atau yurisdiksi mitra P3B

EXCHANGE OF MUTUAL
AGREEMENT ADVANCE PRICING
INFORMATION (EoI) AGREEMENT
PROCEDURES
Perjanjian tertulis antara :
• Dirjen Pajak WP;
• Dirjen Pajak & Otoritas Pajak
Pemerintah Negara
Mitra/Yuridiksi Mitra P3B yang
melibatkan WP,
Untuk menyepakati
kriteria/pembentukan harga
wajar atau laba wajar dimuka
375
Pasal 55
EXCHANGE OF INFORMATION (EoI)

Otoritas pajak negara


Dirjen
EoI mitra atau yurisdiksi
Pajak mitra P3B

beri data minta data beri data minta data

WP DALAM
NEGERI WP LUAR NEGERI

WPDN dikenai
sanksi bila tidak
memenuhi
permintaan
informasi

376
MUTUAL AGREEMENT PROCEDURES (MAP) (1)

Otoritas pajak
Dirjen MAP negara mitra atau
Pajak yurisdiksi mitra P3B

Dapat diajukan bersama


MAP dengan :
1. Keberatan
Dapat diajukan oleh : 2. Permohonan banding
a. WP melalui Dirjen Pajak 3. Permohonan pengurangan
b. Dirjen Pajak atau atau pembatalan
c. Otoritas pajak negara mitra ketetapan pajak
P3B atau yurisdiksi mitra P3B

Pengjuan MAP tetap


menyebabkan skp
Dirjen Pajak berwenang
menjadi utang pajak,
untuk meneliti
kecuali, kecuali WP tidak
pelaksanaan MAP untuk
setuju & mengajukan
dapat menentukan dapat
keberatan
tidaknya dilakukan MAP
377
MUTUAL AGREEMENT PROCEDURES (MAP) (2)
Pelaksanaan
Kondisi 1

Hasil Pembetulan
skp MAP skp
MAP (Ps. 16 KUP)
Berisi koreksi Pengajuan MAP tidak
lokal dan int’l menunda penagihan

Kondisi II

Hasil
MAP Pembetulan
MAP
Keputusan SK Keberatan
skp
keberatan (Ps. 16 KUP)
keberatan

Berisi koreksi SK Keberatan tidak


lokal dan int’i Penagiha skp tertunda diajukan banding atau
sampai keberatan selesai diajukan tapi dicabut
378
Pasal 57
MUTUAL AGREEMENT PROCEDURES (MAP) (3)
Pelaksanaan

Kondisi III

MAP
Dirjen
skp Keputusan Putusan Pajak
Keberatan Banding
Keberatan
Berisi koreksi Penagihan skp tertunda
lokal dan int’i sampai keberatan selesai

Catatan :
Dalam hal MAP tidak menghasilkan persetujuan bersama, berlaku :
• skp;
• SK Keberatan
• Putusan Banding ; atau
• Putusan Peninjauan Kembali

379
Pasal 57
ADVANCE PRICING AGREEMENT (APA)

ADVANCE PRICING AGREEMENT (APA)

beraku dan mengikat


Dirjen
WP
Pajak

atau
WP dan otoritas pajak
Dirjen
negara mitra atau
Pajak
berlaku dan mengikat yurisdiksi mitra P3B

Dalam hal APA gagal :


1. Dokumen dikembalikan
sepenuhnya pada WP
2. Dokumen tidak dapat dijadikan
dasar pemeriksaan/
pemeriksaan bukper/penyidikan
380
Pasal 58

Anda mungkin juga menyukai