Anda di halaman 1dari 11

Terapi Berdo’a

Kelompok 3

Aulia Ramdhan Putra


Citra Damayanti
Dwi Anggun
Fanny Pupitasari
Rara Titanisya
Yulia Rahman Mahmud
Definisi

Menurut pusat nasional Pengobatan Komplomenter dan Alternative telah mengidentifikasikan bahwa
Do’a merupakan bagian dari terapi Komplomenter. Therapy doa berasal dari kata “Therapy” yang dalam
bahasa inggris bermakna pengobatan dan penyembuhan sedangkan doa dalam bahasa lain disebut
precarious, yang berarti memperoleh dengan memohon. Definisi doa juga dapat didefinisikan secara
sederhana yaitu percakpan dengan tuhan yang pengasih dan terapi adalah penyembuhan atau usaha.
Mekanisme Biologis Terhadap Tubuh
Dalam beberapa penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan terapi doa berhubungan dengan
1) kesehatan emosional dan spiritual. Ketika seseorang berdoa akan menimbulkan rasa percaya diri, rasa
optimis (harapan Kesembuhan), medatangkan ketenangan, damai, dan merasakan kehadiran Tuhan Yang
Maha Esa.

2) Pemberian terapi doa sebagai salah satu terapi psikoreligius merupakan terapi modalitas yang dapat
dilakukan sebagai terapi tambahan atau komplementer.

3) Aspek religious mengandung unsur meditasi dan relaksai sehingga sebagai mekanisme koping dapat
membangkitkan ketahanan tubuh seseorang secara alami.
Kegunaan Do’a

Doa telah digunakan untuk orang – orang yang memiliki semua


jenis penyakit, dari semua kelompok usia, dan dari semua
buday. Doa telah mencapai terapi komplementer yang paling
sering digunakan. Tujuan doa yaitu untuk menilai interaksi
pikiran tubuh dan roh, perawat dapat menilai lebih banyak
secara holistik dari pada hanya mengukur status fisiologi atau
psikologi.
Jenis - Jenis Do’a

1. Adoration : Mengakui kebesaran dari yang lebih tinggi, doa bisa berupa kalimat dzikir kepada
allah, dan puji pujian.
2. Colloquial : Berkomunikasi secara informasi dengan Higher Being
3. Directed : meminta hasil tertentu
4. Intercessory : Berkomunikasi dengan yang lebih tinggi untuk orang lain yang memiliki kebutuhan
5. Lementation : Berkomunikasi dengan yang lebih tinggi selama berkabung
6. Nondirected : Meminta hal terbaik terjadi dalam situasi tertentu
7. Petition :Memimnta lebih tinggi untuk permintaan pribadi
8. Ritual : menggunakan kata – kata yang ditetapkan dan atau praktik sering dalam iman agama
tertentu.
9. Thanksgiving : Menawarkan rasa syukur kepada yang lebih tinggi untuk permintaan atau hadiah
yang diterima.
Indikasi dan Kontraindikasi pada terapi Do’a

Indikasi Kontraindikasi

Yaitu Tidak ada indikasi yang


ditentukan untuk melakukan terapi doa. Yaitu penyakit psikiatri. Penyakit
Namun ada literature menyebutkan psikiatri merupakan penyakit dimana
bahwa indikasi terapi doa, yaitu pada keadaan mental pasien mengalami
kasus penyakit terminal. Indikator gangguan sehingga kesadaran dan
dalam terapi doa yaitu ansietas dan kepercayaan terhadap tuhan menjadi
stress. tidak efektif.
Tahapan – Tahapan Psikoterapi Do’a

Step 1 Step 3
Tahap kesadaran sebagai hamba : yaitu Tahap komunikasi : yaitu setelah
pembangkit kesadaran, kesadara terhadap sadar akan kelemahan dan penyakit
kehambaan dan kesadara akan kelemahan dialami, dan sadar akan kebesaran
sebagai manusia. Step 2 allah maka selanjutnya adalah
Tahan penyadaran akan kekuasaan : berkomunikasi degan allah sebagai
yaitu setelah diri sadar akan kelemahan bagian penting dari proes terapi.
dan segala ketidakmampuan diri maka
pengiian dilakukan yaitu dengan
menyadari kebesaran allah kasih sayang
Step 4
Permohonan doa kesembuhan
dan teruama adalah maha
Stepdiam6 namun hati
penyembuhan. Tahap mengganggu
terhadap apa yang dialami : yaitu
tetap mengadakan permohonana
permohonan doa bukanlah permintaan
kepada allah : yaitu doa merupakan
yang memaksakan allah untuk
bentuk komunikasi antara yang
mengabulkan.
meminta dan yang memberi.
Prosedur Terapi Do’a
Cara kerja :

1. Tumbuhkan niat dalam diri untuk meminta disembuhkan oleh tuhan


2. Rilekskan tubuh, kendorkan dari mulai kaki hingga kepala, jangan ada ketegangan otot
3. Lakukan tahap kesadaran sebagai hamba : sadari keluhan yang dirasakan, amati keluhan itu, ikuti dengan kesadaran
bahwa kita lemah, tidak berdaya dan tidak memiliki kemampuan apa – apa
4. Lakukan tahap penyadaran akan kekuasaan Tuhan : sadari kebesaran tuhan, lihat alam semesta, bagaimana tuhan
menggerakkan alam ini, meghidupkan alam ini, tuhan yang memberi hidup dan memberi mati, tuhan yang memberi
kesembuhan dan memberi sakit.
5. Lakukan tahap komunikasi sebagai bagian penting dari proses terapi, tahap ini dapat berbentuk :
a) ungkapkan seluruh keluhan yang dirasakan kepada tuhan
b) ungkapkan segala yang dipikirkan dan apa yang menjadi kekhawatiran kepada tuhan
c) memohon kesembuhan kepada tuhan
d) tahap rileks dan amsih pada posisi memohon kepada tuhan
e) pasrah kepada tuhan disertai dengan keyakinan bahwa tuhan menjawab doa yang dipanjatkan
f) menunggu jawaban doa, diam namun tetap ingat memohon kepada tuhan
Implikasi Keperawatan
Terapi keagamaan (intervensi religi) pada kasus – kasus gangguan
jiwa ternyata juga membawa manfaat. Misalnya angka rawat inap pada
klien skizofrenia yang mengikuti kegiatan keagamaan lebih rendah bila
dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikutinya (Chudan Klien,
1985 dalam Yosep, 2007).
Kegiataan keagamaan/ ibadah/ shalat merupakan gejala psikiatri.
Riset yang lain menyebutkan bahwa menurunnya kunjungan ketempat
ibadah, meningkatkan jumlah bunuh diri di USA. Kesimpulan dari
berbagai riset bahwa religious mampuh mencegah dan melindungi dari
penyakit kejiwaan, mengurangi penderitaan meningkatkan proses adaptasi
dan penyembuhan (Mahoney et.all, 1985 dalam Yosep, 2007 dalam
Fanada&Muda, 2012).
Penelitian Terkait
Pengaruh Do’a Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) PRE-
HEMODIALYSIS
Oleh : Hilda Nur Afriani, Rohman Azzam, Busrja M. Nur 2018
Hasil Penelitian :

Hasil penelitian terdapat penurunan tekanan darah pada kelompok intervensi setelah intervensi do’a baik pada
tekanan darah sistolik maupun diastolik. Hasil Uji t berpasangan sebelum dan sesudah iberikan intervensi do’a
pada kelompok intervensi dan kontrol menghasilkan nilai sig <0.05 pada tekanan darah sistolik dan diastolik,
artinya terdapat perbedaan sebelum dan setelah diberikan intervensi do’a. Hasil Uji t tidak berpasangan antara
kelompok intervensi dan kontrol tekanan darah sistolik menghasilkan nilai sig>0.05. artinya tidak terdapat
perbedaan antara kelompok intervensi dan kontrol sedangkan tekanan darah diastolik menghasilkan nilai
sig<0.05. artinya terdapat perbedaan antara kelompok intervensi dan kontrol.
Simpulan pemberian intervensi do’a pada pre- hemodialysis terbukti dapat menurunkan tekanan darah.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai