Anda di halaman 1dari 35

KP 1 Kespro

Lbm 3 blok 3
Konsep tumbang
konsep kesehatan reproduksi
1. Definisi Kesehatan reproduksi
2. Ruang lingkup
3. Sejarah kespro
4. Parameter kespro
5. Masalah kespro
6. Paket kesehatan reproduksi esensil (PKRE)
7. Determinan sosial kesehatan reproduksiMDG’s
8. Perubahan dan Faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi
1. Definisi Kesehatan reproduksi

1. keadaan sejahtera fisik , mental dan social secara utuh ,


yang tidak semata-mata bebas dari penyakit dan kecacatan
dan semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi ,
serta fungsi dan prosesnya (UNFPA,2001).

2. Kesehatan reproduksi adalah kemampuan sesorang untuk


dapat memanfaatkan alat reproduksi dengan mengukur
kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan persalinan
serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apa pun ( well
health  mother baby ) dan selanjutnya mengembalikan
kesehatan dalam batas normal (Manuaba ,1999).
Kesehatan Reproduksi menurut WHO adalah
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala
aspek yang berhubungan dengan system reproduksi,
fungsi serta prosesnya.  (WHO).
2. Ruang lingkup

sebenarnya sangat luas , sesuai dengan defenisi yang


tertera di atas , karena mencakup keseluruhan
kehidupan manusia sejak lahir hingga mati.
Dalam uraian tentang ruang lingkup kesehatan
reproduksi yang lebih rinci di gunakan pendekatan
siklus haid ( life cycle appooach) , sehingga di peroleh
komponen pelayanan yang nyata dan dapat di
laksanakan .
1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana
3. HIV/AIDS
Pencegahan dan penanggulangan Infeksi

4. Kesehatan Reproduksi Remaja


5. Pencegahan dan Penanganan Infertilitas

6. Kanker pada Usia Lanjut dan Osteoporosis


Empat komponen proritas kesehatan
reproduksi ,
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
 keluarga berencana
kesehatan reproduksi remaja
 pencegahan dan penanganan penyakit menular
seksual, termasuk HIV/AIDS.
1. Pelayanan kesehatan reproduksi diupayakan agar
dapat diberikan secara terpadu,
2. Berkualitas dan memperhatikan hak reproduksi
perorangan.
3. Ini berarti bahwa pelayanan kesehatan reproduksi
bukanlah suatu pelayanan yang baru mampu sendiri,
4. Tetapi merupakan kombinasi berbagai pelayanan
secara terpadu dan berkualitas termasuk dalam aspek
komunikasi,informasi dan edukasi (KIE).
3. Sejarah kespro

PROGRAM “SAFE MOTHERHOOD” (WHO,


1988)
meliputi empat program / target utama :
1. Family Planning : Keluarga Berencana
2. Antenatal Care : Asuhan / Perawatan Antenatal
3. Clean and Safe Delivery : Persalinan yang Bersih
dan Aman
4. Essential Obstetric Care : Pelayanan Obstetrik
Esensial
Deklarasi Universal HAM 1948 :

 Hak kebebasan mencari jodoh dan membentuk


keluarga,
Perkawinan harus dilaksanakan atas dasar suka sama
suka (Pasal 16).
Hak kebebasan atas kualitas hidup untuk jaminan
kesehatan dan keadaan yang baik      untuk dirinya dan
keluarganya (Pasal 25).
UU No. 7 Tahun 1984 (Konvensi Penghapusan Diskriminasi
terhadap Wanita):

Jaminan persamaan hak atas jaminan kesehatan dan keselamatan


kerja, termasuk usaha perlindungan terhadap fungsi melanjutkan
keturunan (Pasal 11 ayat 1 f).
Jaminan hak efektif untuk bekerja tanpa diskriminasi atas dasar
perkawinan atau kehamilan (Pasal 11 ayat 2).
Penghapusan diskriminasi di bidang pemeliharaan kesehatan dan
jaminan pelayanan kesehatan termasuk  pelayanan KB (Pasal 12).
Jaminan hak kebebasan wanita pedesaan untuk memperoleh fasilitas
pemeliharaan kesehatan yang memadai, termasuk  penerangan,
penyuluhan dan pelayanan KB (Pasal 14  ayat 2 b).
Penghapusan diskriminasi  yang berhubungan dengan perkawinan
dan hubungan kekeluargaan atas dasar persamaan antara pria dan
wanita (Pasal 16 ayat 1).
PROGRAM “SAFE MOTHERHOOD” (WHO, 1988)

Meliputi empat program / target utama :


1. Family Planning : Keluarga Berencana
2. Antenatal Care : Asuhan / Perawatan Antenatal
3. Clean and Safe Delivery : Persalinan yang Bersih
dan Aman
4. Essential Obstetric Care : Pelayanan Obstetrik
Esensial
(ICPD) pada tahun 1994,
International Conference on Population and
Development (ICPD) pada tahun 1994, melakukan
upaya untuk pengembangan program yang cocok
untuk kebutuhan kesehatan reproduksi remaja.
Tap. No. XVII/MPR/1998 tentang HAM

Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan


keturunan melalui perkawinan yang sah (Pasal 2).
Hak atas pemenuhan kebutuhan dasar untuk tumbuh
dan berkembang secara layak (Pasal 3).
Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin (Pasal 27).
Dalam pemenuhan hak asasi manusia, laki-laki dan
perempuan berhak mendapatkan perlakuan dan
perlindungan yang sama (Pasal39).
UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
Setiap orang berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan
keturunan  melalui perkawinan yang sah  (Pasal 10).
Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan
berkembang secara layak (Pasal 11).
Setiap orang berhak atas  rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu (Pasal 30).
Hak wanita dalam UU HAM sebagai hak  asasi manusia (Pasal 45).
Wanita berhak  untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan
pekerjaan / profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan
dan atau kesehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita (Pasal 49
ayat 2).
Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya,
dijamin dan dilindungi oleh hukum (Pasal 49 ayat 3).
Hak dan tanggungjawab yang sama  antara isteri dan suaminya dalam ikatan
perkawinan (Pasal 51 ).
4. Parameter kespro

1. Angka kematian ibu/AKI (makin tinggi AKI semakin


rendah derajat kesehatan reproduksi  
2. Angka kematian bayi/AKB (makin tinggi AKB makin
rendah derajat kesehatan reproduksi  
3. Angka cakupan pelayanan KB dan patisipasi laki-laki
dalam keluarga berencana (makin rendah angka cakupan
pelayanan KB, makin rendah kesehatan reproduksi)  
4. Jumlah ibu hamil dengan 4T terlalu muda, terlalu tua,
terlalu dekat jarak kehamilan, dan terlalu banyak anak
(makin tinggi jumlah ibu hamil dengan 4T, makin
rendah derajat kesehatan reproduksi)  
5. Jumlah perempuan atau ibu hamil dengan masalah
kesehatan terutama anemia dan kurang energi kronis
(semakin tinggi tingkat anemia dan energi kronis,
semakin rendah derajat kesehatan reproduksi) 
6. Perlindungan bagi perempuan terhadap penularan
penyakit menular seksual/PMS (makin rendah
perlindungan bagi perempuan, makin rendah derajat
kesehatan reproduksi)  
7. Pemahaman laki-laki terhadap upaya pencegahan dan
penularan PMS (makin rendah pemahaman PMS pada
laki-laki makin rendah derajat kesehatan reproduksi)  
1. Angka kematian maternal
2. Anemia
3. Cakupan pelayanan ibu hamil.
4. Gizi kurang
5. Pertolongan oleh tenaga terlatih.
6. Kehamilan usia muda
7. Cakupan imunisasi tetanus toksoid.
8. Penyakit menular akibat hubungan seksual.
9. Tingkat pendidikan dan pengetahuan masih rendah.
5. Masalah kespro

Beberapa masalah pokok dalam pengembangan


kesehatan reproduksi
1. Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan
masyarakat dalam kesehatan reproduksi.
2. Melibatkan remaja pada aktivitas yang positif.
3. Pelayanan klinik yang ramah bagi remaja.
4. Memberikan informasi yang ramah bagi para remaja.
5. Kontrasepsi untuk remaja.
6. HIV dan PMS bagi remaja.
7. Memenuhi kebutuhan remaja sesuai tingkatan usia.
8. Kehamilan dini dan kehamilan tidak diinginkan.
9. Pendidikan seksualitas berbasis sekolah.
10. Mengembangkan keterampilan untuk mengahadapi
kehidupan.
Masalah kespro pada wanita
1. Wanita dan anak risiko tinggi bila kehamilan melampaui
kurun waktu reproduksi sehat dan atau paritas tinggi.
2. Kehamilan cukup aman bila usia ibu antara 20 sampai 35
tahun.
3. Jumlah riwayat persalinan (paritas) aman sampai dengan 3.
4. Jarak antar kehamilan cukup aman minimal 2 tahun.
5. Usia / jarak di luar batas aman : risiko kematian maternal.
6. Jumlah anak lebih dari 3
7. risiko komplikasi persalinan. Kematian maternal : kematian
ibu yang terjadi berhubungan dengan peristiwa kehamilan,
persalinan maupun nifas.
8. Penyebab utama kematian maternal : 1) perdarahan 2)
infeksi/sepsis 3) preeklampsia/ eklampsia (TRIAS penyebab), 4)
partus lama 5) abortus yang tidak aman 6) lain-lain.
9. The Four Too’s (4 “terlalu”) : – Too many (anak banyak) – Too
early (hamil usia muda) – Too frequent (jarak antar kehamilan
terlalu dekat) -Too late (hamil usia tua).
10. The Three Delays (3 “terlambat”) : – Delay in deciding to seek
medical care – Delay in reaching a medical facility with adequate
care – Delay in receiving qualified medical care at the facility.
11. Total Fertility Rate (TFR) : target 2.2
12. . Anemia di Indonesia sebagian besar karena defisiensi Fe dan gizi
kurang.
6. Paket kesehatan reproduksi esensil (PKRE)

Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE)


Kesehatan ibu dan bayi baru lahir. 
Keluarga berencana. 
Kesehatan reproduksi remaja. 
Pencegahan dan penanganan infeksi saluran
reproduksi, termasuk HIV/AIDS. 
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK)
terdiri dari PKRE ditambah kesehatan reproduksi pada
usia lanjut. 
Determinan sosial kesehatan reproduksiMDG’sMillenium Development Goals

1. Menghapus kemiskinan dan kelaparan


2. Pendidikan untuk semua orang
3. Promosi kesetaraan gender
4. Penurunan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan
penyakit
7. Menjamin kelestarian lingkungan
8. Kemitraan global dalam pembangunan
8. Perubahan dan Faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi
Penduduk terbanyak dunia th 2013
Nama negara Luas total Luas daratan Luas lautan Jml penduduk Pria:wanita benua

China 9.640.821 9.370.271 270.550 1.343.239.923 1000:942 Asia

india 3.287.263 3.287.263 314.400 1.205.073.612 1000:940 Asia

Amerika 9.629.091 9.161.923 467.168 313.847.465 1000:1.035 Amerika


serikat

Indonesia 1.919.440 1.826.440 93.000 237.641.326 1000:986 Asia

Brasil 8.514.877 8.459.422 55.455 205.716.890 1000:1.023 Amerika


Pendidikan
Angka melek hurug 86,3%
Penduduk usia 13- 15 th tdk sekolah 17,6%
(SD) 16,4 %
Perempuan usia 13-15 th tdk tamat SD
Kebijakan pemerintah ttg kespro
Strategi :
1. kegiatan yg mendukung program promkes
2. Pelayanan terpadu dan merata
3. Kwalitas pelayanan menuju kepuasan klien
4. Prioritas spesifik
5. Lintas program dan lintas sektor
6. Kesetaraan gender
7. Penelitian kespro
HAK-HAK REPRODUKSI 
Hak-hak reproduksi menurut kesepakatan dalam
Konferensi International Kependudukan dan
Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan
bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani
maupun rohani, meliputi : 
Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan
reproduksi. 
Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan
reproduksi
Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan
reproduksi. 
Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan. 
Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak.  
Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan
kehidupan reproduksinya.
Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan,
penyiksaan, dan pelecehan seksual.  
Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya. 
Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.  
Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam
kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi.  
Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam
politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. 
Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di
Indonesia, hak-hak reproduksi : 

1. Promosi hak-hak reproduksi 


2. Advokasi hak-hak reproduksi 
3. KIE hak-hak reproduksi 
4. Sistem pelayanan hak-hak reproduksi 
Daftar pustaka
Mubarak Wahit Igbal, 2012. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika
Syafrudin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Timur : CV. Trans Info Media
Notoatmojo,soekidjo.2008 “Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu
Kesehatan Masyarakat”. Jakarta : Rineka Cipta
Cunningham, Mac Donald, Gant. Obstetri Williams,
ed. ke-18. dr. Joko Suyono & dr. Andry Hartono
(penerj.). Jakarta : EGC.
Endang : 08122501916 Gizi wus & lansia

Anda mungkin juga menyukai