BAHAN AJAR
BAB I
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
Hak reproduksi dapat dijabarkan secara praktis antara lain sebagai berikut:
1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang
terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga
menjamin keselamatan dan keamanan klien.
2. Perempuan dan laki-laki, sebagai pasangan atau sebagai individu, berhak
memperoleh informasi lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi dan
manfaat serta efek samping obat-obatan,alat dan tindakan medis yang digunakan
untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
3. Adanya hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau,
dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
4. Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang
memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan,
serta memperoleh bayi yang sehat.
5. Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan
dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur
pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
Terpenuhi dan tidak terpenuhinya hak reproduksi ini akan tergambarkan dalam derajat
kesehatan reproduksi masyarakat. Untuk Indonesia saat ini, derajat kesehatan
reproduksi masih rendah, yang antara lain ditunjukkan oleh angka kematian ibu (AKI)
yang masih sangat tinggi, banyak ibu hamil yang mempunyai keadaan 4 terlalu (terlalu
muda, terlalu tua, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak antar kelahiran), atau
banyak yang mempunyai masalah kesehatan dan kurang energi kronis sehingga
memperburuk derajat kesehatan reproduksi masyarakat. Selain itu, perempuan juga
kurang terlindung terhadap penularan Penyakit Menular Seksual (PMS), sementara
laki-laki kurang paham terhadap upaya pencegahan dan penularannya, yang dapat
berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan, serta
kesehatan keturunannya.
BAHAN AJAR
BAB II
3. MASALAH PEREMPUAN
a. Masalah perempuan tingkat international
Berdasarkan hasil konferensi di Beijing 1995 dapat diidentifikasi 12 isu
keprihatinan Beijing sebagai berikut :
1) Masalah perempuan dan kemiskinan terutama karena kemiskinan
structural akibat kebijaksanaan pembangunan dan social budaya
2) Keterbatasan kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi kaum
perempuan untuk meningkatkan posisi tawar menawar menuju
kesetaraan gender
3) Masalah kesehatan dan hak reproduksi perempuan yang kurang
mendapat perlindungan dan pelayanan yang memadai
4) Kekerasan fisik dan nonfisik terhadap perempuan baik dalam rumah
tangga maupun ditempat kerja tanpa mendapat perlindungan hokum
5) Perempuan ditengah konflik militer dan kerusuhan,banyak menjadi
korban kekejaman
6) Terbatasnya akses perempuan untuk brusaha dibidang ekonomi
produktif termasuk mendapatkan modal dan pelatihan usaha
7) Keikutsertaan perempuan dalam merumuskan dan mengambil
keputusan dalam keluarga masyarkat dan Negara masih terbatas.
8) Terbatasnya lembaga dan mekanisme yang data memperjuangkan
kam perempuan baik dalam sector pemerintah maupun non
pemerintah
9) Perlindungan dan pengayoman terhadap hak azazi perempuan secara
social maupun hokum lemah
10) Keterbatasan akses perempuan tehadap media massa sehingga ada
kecenderungan media informasi menggunkan tubuh wanita sebagai
media promosi dan eksploitasi murahan.
11) Kaum perempuan paling rentan terhadap pencemaran lingkungan
seperti air bersih,sampah industri dan lingkungan lain
12) Terbatasnya kesempatan dalam mengembangkan potensi dirinya dan
tindak kekerasan terhadap anak perempuan.
2. TEORI NATURE
Menurut teori nature perbedaan perempuan dan laki-laki adalah kodrat
sehingga harus diterima.Perbedaan biologis ini memberikan indikasi peran dan
tugas yang berbeda.Perbedaan biologis diyakini memiliki pengaruh pada peran
yang bersifat naluri /instinct.Dalam kehidupan social ada pembagian tugas
(divition of labour ) Pada mini diajarkan oleh Socrates dan Plato yang kemudian
diperbaharui oleh August Comte (1798-1857 ),Emile Durkeim (1858-1917 ) Dan
Herbet Spencer (1820 -1930 ) Yang mengatakan bahwa kehidpan kebersamaan
didasari oleh pembagiankerja dan tanggung jawab.
Talcott Parsons (1902- 1979 0 dan Parsons & Bales berpendapat bahwa keluarga
dalah unit social yang memberikan perbedaan peran suami dan istri untuk saling
melengkapai dan saling membantu satu sama lain .Aliran ini melahirkan paham
structural fungsional yang menerima perbedaan peran asalkan dilakukan secara
demokratisasidan dilandasi komitmen antara suami dan istri.
3. TEORI EQUILIBRIUM
Disamping kedua aliran tersebut terdapat kompromistis yang dikenal
dengan keseimbangan ( equilibrium )yang menekankan pada konsep kemitraan
dan keharmonisan dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan
Hubungan antara keduanya tersebut tidak bertentangan tetapi saling
komplementer guna saling melengkapi nsatu sama lain. RH. Tawney
menyebutkan bahwa keragaman peran apakah karena biologis, etnis, aspiratif,
minat,pilihan, atau budaya hakikatnya adalah realita kehidupan manusia.
3. Pandangan stereotype
Pelabelan atau penandaan yang sering kali bersifat negative secara umum
selalu melahirkan ketidakadilan. pandangan terhadap perempuan bahwa
tugas dan fungsinya hanya melaksanakan pekerjaan yang berkaitan
kerumahtanggaan atau tugas domestic dan ebagai akibatnya ketika ia berada
diruang public maka jenis pekerjaan,profesi atau kegiatannya merupakan
perpanjangan pran domestiknya
Contohnya ;
a) label kaum perempuan sebagai ibu rumah tangga sangat merugikan
mereka jika hendak aktif dalam kegiatan laki-laki seperti politik,bisnis
b) label laki-laki sebagai pencari nafkah mengakibatkan apa saja yang
dihasilkan oleh perempuan dianggap sebagai sambilan sehingga kurang
dihargai
c) keramahtamahan laki-laki dianggap merayu dan keramahtamahannya
perempuan dinilai genit
4. Kekerasan
Kata kekerasan merupakan terjemahan dari VIOLENCE artinya suatu
serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologi seseorang.oleh
karena itu kekrasan tidak hanya menyangkut serangan fisik seperti
perkosaan pemukulan,dan penyiksaan tetapi juga berseifat non fisik seperti
pelecehan seksual,ancaman dan paksaan sehingga emosional perempuan
atau laki-laki yang mengalami terusik batinnya.
Contohnya :
a) Suami membatasi uang belanja dan memnitor pengelurannya secara
ketat
b) Istri menghina/mencela kemampuan seksual atau kegagalan karir suami
5. Beban kerja
Sebagai suatu bentuk diskriminasi dan ketidakadilan gender adalah beban
kerja yang harus dijalankan oleh salah satu jenis kelamin.berbagai observasi
menunjukan perempuan mengerjakan hamper 90 % dari pekerjaan dalam
rumah tangga sehingga bagi mereka yang bekera diluar rumah selain
bekerja diwilayah public juga mengerjakan pekerjaan domestic.
Contohnya :
Seorang ibu dan anak perempuannya mempunyai tugas untuk menyiapkan
makanan dan menyediakannya diatas meja,kemudian merapikan setelah
mencuci piring,sedang bapak dan anak laki-lakinya setelah makan tidak
punya kewajiban merapikan piring tanpa punya kewajiban merpikannya.
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
BAHAN AJAR 3
BAB III
MASALAH GANGGUAN PADA KESEHATAN REPRODUKSI
DAN PENANGGULANGANNYA
A. INFERTILITAS
Pasangan yang baru menikah diharapkan secepat mungkin mendapat keturunan dan
banyak pasangan yang mengalami kegelisahan ketika kehamilan yang dinanti-
nantikan tidak kunjung datang. Namun kegelisahan tersebur tidak perlu berlebihan
bila usia pernikahan baru menginjak 2 atau 3 bulan. Statistic menunjukan bahwa:
- 32,7% pasangan hamil dalam bulan pertama
- 57,8% pasangan hamil dalam 3 bulan
- 72,1% pasangan hamil dalam 6 bulan
- 85,4% pasangan hamil dalam 12 bulan
Atas dasar itulah maka suatu pasangan baru dikatakan infertile apabila setelah
12 bulan menikah, dengan frekuensi hubungan seksual yang wajar.
1. Definisi
Infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan suatu pasangan untuk
menhasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki
keturunan (steril).
2. Klasifikasi
Infertilitas ada 2 jenis:
a. infertilitas primer
Bila terjadi tanpa kehamilan sebelumnya.
b. infertilitas sekunder
Bila sebelumnya pernah terjadi konsepsi
3. Faktor-faktor penyebab
Kesuburan (fertilitas) dipengaruhi banyak faktor, setidaknya ada 5 faktor
penting, yaitu:
a. Usia
b. Faktor istri
1) Faktor Anatomi
(a) Faktor vagina
(1) vaginismus (Kejang otot vagina)
(2) vaginitis (Radang /infeksi vagina)
(b) Faktor uterus
(1) Myoma (Tumor otot rahim)
(2) Endometritis (radang sel lender rahim)
(3) Endometriosis (tumbuh sel lender rahim bukan pada tempatnya)
(4) Uterus bicornis
(5) Arcuatus
(6) Asherman’s syndrome
(7) Retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim)
(8) Prolap (penyembulan rahim ke bawah)
(c) Faktor cervix (mulut rahim)
(1) polip (tumor jinak)
stenosis (kekakukan mulut rahim)
(2) non hostile mucus (kualitas lender mulut rahim jelek)
anti sperm antibody (antibobi terhadap sperma)
Sebelum perang dunia II nama PMS belum dikenal. Yang dikenal adalah
penyakit kelamin atau veneral disease yang berasala dari venus (dewi cinta).
Setelah perang dunia II ternyata banyak penyakit lainnya yang timbul akibat
hubungan kelamin sehingga penyakit tersebug diganti istilah menjadi sexual
transmited disease (STD). Iistilah STD diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
sebagai penyakit hubungan sexual atau penyakit menular sexual. PMS atau
PHS ini merupakan penyakit tertua di dunia namuntidak diketahui secara pasti
saat pertama timbulnya PMS.
Ternyata banyak orang-orang terkenal jaman dulu yag suadah terjangkit
penyakit mematikan ini :
a. Kerajaan Romawi : Julius Caesar dan Cleopatra
b. Kerajaan Perancis : Charles V dan Charles VII
c. Kerajaan Inggris : Henry VIII dan Edward VI
d. Kerajaan Persia : Peter The Great dan Constantine The Great
e. Pemimpin terkenal : Napoleon Bonaparte dan Benito Mussolini
Epidemi sifilis pertama kali terjadi di Eropa pada tahun 1493. Pada saat
Columbus beserta anak buahnya mengelilingi dunia, penyakit ini kemudian
menyebar dari Eropa ke bagian dunia lainya. Sampai abad ke 18 sifilis dan
gonore masih dianggap merupakan penyakit yang sama. Sampai pada waktu
Albert Neisser menemukan penyebab gonore pada tahun 1879 dan baru
diumumkan 1882 seta Schaudin dan Man off berhasil menemukan
penyebabpenyakit sifilis ini pada tahun 1905.
Dengan adanya kemajuan dan perkembangan IPTEK di berbagai bidang telah
terjadi perubahan sikap masyarakat pada PMS ini. Dimana masyarakat tidak
lagi menganggap penderita PMS ini sebagi orang kena dosadan tidak lagi
mengasingkannya di rumah khusus seperti yang terjadi pada waktu silam.
Sampai saat ini PMS masih dihubungkan secara tradisional sebagai perbuatan
tidak bermoral. Oleh sebab itu seorang penderita PMS akan berusaha
menyembunyikan penyakitnya agar dapat diterima oleh seluruh lapisan
masyarakat.
PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang
lain melalui hubungan seksual. Seseorang berisiko tinggi terkena PMS bila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui
vagina, oral maupun anal. Bila tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat
berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan,
kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.
Bagi remaja yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak
melakukan hubungan seksual, saling setia bagi pasangan yang sudah menikah,
hindari hubungan seksual yang tidak aman atau beresiko, selalu menggunakan
kondom untuk mencegah penularan PMS, selalu menjaga kebersihan alat
kelamin. PMS tidak dapat dicegah hanya dengan memilih pasangan yang
kelihatan bersih penampilannya, mencuci alat kelamin setelah berhubungan
seksual, minum jamu-jamuan, minum antibiotik sebelum dan sesudah
berhubungan seks.
Kebanyakan PMS dapat diobati, namun ada beberapa yang tidak bisa
diobati secara tuntas seperti HIV/AIDS, herpes kelamin, dan hepatitis
khususnya hepatitis B dan C. Jika kita terkena PMS, satu-satunya cara adalah
berobat ke dokter atau tenaga kesehatan., jangan mengobati diri sendiri. Selain
itu, pasangan kita juga harus diobati agar tidak saling menularkan kembali
penyakit tersebut.
a. Agent
Penyebab PMS sangat bervariasi. Dari yang berupa virus yang sangat kecil
ukurannya sampai parasit yang ukurannya hanya dapat dilihat dengan alat
bantu. Penyakit yang ditimbulkannya sangat beranekaragam baik yang
bersifat akut maupun yang kronis dengan komplikasi merugikan. Sebagai
contohnya yang disebabkan oleh visrus seperti herpes, hepatitis, kandiloma
akuminata dan lainnya. Yang disebabkan bakteri seperti Sifilis, gonore,
ulkus mole, UNS dan lainya. Dan yang disebabkan Protozoa contohnya
vaginitis, uretritis, dan balanitis. Contoh yang disebabkan fungus adalah
vulvovaginitis, balanoposnitis. Dan yang disebabkan parasit adalah skabies
dan pedikulosis pubis.
b. Host
Beberapa faktor penting yang berpengaruh pada Host adalah
1) Umur
Seseorang yang berusia 15-30 tahun adalah sekolaompok orang-orang
yang beriko terhadap terjangkitnya penyakit menular sexual karena
golongan usia ini merupakan masa yang aktif dalam kegiatan sexual.
2) Jenis kelamin
PMS lebih sering menjangkit pria daripada wanita namun tingkat
kegawatdaruratanya lebih besar pada wanita. Faktor yang
mempengaruhi perbedaan ini adalah perbedaan jenis kelamin dengan
perbedaan susunan anatomis dan fisiologis organ tubuh& diagnosis
penderita PMS pada pria lebih mudah sehingga segera dilaporkan.
3) Pilihan Pasangan
Data di negara maju menunjukan bahwa angka kesakitan pada kaum
homosexual lebih tinggi daripada heterosexual.
4) Pekerjaan
Menurut Siboulet ada 5 golongan yang dilaporkan beresiko tinggi
terkena PMS adalah :
a) Pelajar dan mahasiswa
b) Sopir truk
c) Pelayan hotel, pramuria, dan hostes
d) Kelompok usia dibawah 19 tahun
e) Turis
5) Status perkawinan
Insiden PMS dikatakan beresiko lebih tinggi pada orang yang belum
menikah daripada yang sudah menikah. Begitu pula dengan orang-orang
yang bercerai, atau yang terpisah dari keluarga beresiko tinggi.
Pada laki-laki dan perempuan, infeksi ini bisa tanpa gejala. Pada
laki-laki, cairan yang kental dari saluran kencing akan keluar 2-7 hari
setelah terinfeksi. Biasanya orang menderita sakit waktu kencing. Bila
orang melakukan seks anal, mungkin juga keluar cairan yang sama dari
dubur
Pada perempuan, gejalanya biasanya ringan dan ada kemungkinan
untuk tidak terdeteksi. Mungkin ada perasaan tidak enak waktu kencing.
Selain itu, mungkin ada sedikit cairan dari dan sedikit gangguan di vagina.
Infeksi yang kronis umum terjadi dan bisa menyebabkan kemandulan.
Bayi yang baru lahir yang terinfeksi gonore, matanya merah dan
bengkak. Dalam waktu 1-5 hari setelah kelahiran, mata itu akan
mengeluarkan cairan yang kental. Kebutaan bisa terjadi bila pengobatan
khusus tidak segera diberikan.
b. Klamidia
c. Sifilis
d. Cankroid
e. Limfogranuloma Venerum
f. Trikomoniasis Vaginalis
h. Kutil Kelamin
3) Kencing panas.
4) Sakit tenggorokan.
8) Gatal-gatal.
9) Bengkak.
Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak
disadari asymtonisis. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain:
Modifikasi diet :
a. Membatasi asupan natrium, mengurangi stimulan : the, kopi, coklat dan
minuman riangan yg mengandung kafein,kurangi lemak hewani dan gula. T
b. Tingkatkan asupan karbohidrat,protein dan serat serta makanan tinggi vit. B
komplek.
4. Etiologi
Premenstrual tention ( tegangan pra haid )
a. Mulai 1 minggu s/d beberapa hari sebelum haid
b. Keluhan iritabilitas, gelisah, insomnia,nyeri kepala,perut kembung,
mual,pembesaran dan nyeri pada mamae,gangguan konsentrasi, depresi,
takut
Ketidak seimbangan estrogen dan progesteron defisiensi luteal pengurangan
progesteron yg berakibat pada retensi cairan dan natrium serta edema juga
penambahan berat badan
5. Penanganan
a. Kurangi konsumsi natrium 7-10 hari pra haid
b. Kurangi minum
c. HCT 50 mg / hr selama 8 – 10 hari pra haid
d. Metil testosteron 5 mg / hr
2. Mekanisme infeksi
Menjalar saat menstruasi, persalinan, abortus, operasi ginecologi, disebabkan
oleh infeksi bakteri 90-95%: gonorhoe, streptococcus, bakteri aerob maupun
anaerob, staphylococcus
Peradangan pada tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara seksual
aktif. Resiko terutama terjadi pada wanita yang memakai IUD
Biasanya peradangan menyerang kedua tuba. Infeksi bisa menyebar kerongga
perut dan menyebabkan peritonitis. PID merupakan penyalit yang umum dan
merupakan komplikasi dari penyakit menular seksual (PMS) khususnya
clamidia & gonorhoe. PID dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kehamilan
dalam tuba falopii atau atau kehamilan diluar kandungan.
3. Bentuk-bentuk PID
a. endometriosis acut & cronica
b. Myometrisis
c. parametrisis (celulit pelvica)
d. salphingitis
e. salphingitis dan oophoritis (adneksitis)
f. Pelvioparatonitis (perimetrisis)
4. Predisposisi
a. Wanita tanpa perlindungan alat kontrasepsi (kondom) dengan seksual aktif
atau multi patner
b. Pemakai IUD yang terlalu lama
c. berbagai tindakan medis intra uterin
5. Gejala PID :
a. Tegang nyeri abdomen bagian bawah
b. Tegang nyeri adneksa unilateral dan bilateral
c. Tegang nyeri pada pergerakan servik
d. Suhu lebih 380C
e. Pengeluaran servic atau vagina abnormal ( warna, konsistensi, bau)
f. Pada pemeriksaan lendir servik dijumpai clamidia trachomatis atau neiserria
gonorhoe
5. Penanganan KTD
a. Bagi Yg bersangkutan
Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dulu merampas nyawa
orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana ( moord ), dengan
pidanamati atau pidana penjara seumur hidnp atau selaina waktu
tertentu,paling lama dua puluh tahun
b. Pasal 341
Seorang Ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak,pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian dengan sengaja merampas nyawa
anaknya,diancam,karena membuiiuh anaksendiri, dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun
c. Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak,pada saat anak dilahirkan atau
tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya,diancam, karena
melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana,dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun
hal yang ditentukan dalam kitab undang - undang ini, atau dalam aturan
anak sendiri.
b) Parenteral
Pemberian secara parenteral dilakukan kepada penderita dengan kesukaran
menelan pil, mual, muntah, penyakit lambung, penyakit usus, penyakit hati,
penurunan kesadaran, dan pada yang sering lupa minum obat.
Kelebihan: tidak membebani hati
Kekurangan:
1) menimbulkan rasa nyeri
2) sekali disuntik obat tidak dapat dikeluarkan lagi
3) dosis obat tidak selalu tepat
4) tidak memacu pembentukan enzim metabolisme kalsium dan HDL
sehingga tidak dapat mencegah osteoporosis dan penyakit jantung
koroner
5) pemberian estrogen saja dapat merangsang uterus dan payudara terus
menerus sehingga dapat menimbulkan keganasan maka perlu
ditambah progesteron (Sarwono, 2005)
c) Topikal berupa krem atau pesarium
Pemberian berupa krem estrogen sangat baik untuk mengatasi keluhan
atrofi epitel vagina pada wanita menopause. Pemberian cara ini jarang
menimbulkan hiperplasia endometrium. Bila timbul perdarahan atau nyeri
payudara perlu ditambah progesteron. Pemberian estradiol cara ini langsung
ke dalam sirkulasi. Resorbsi melalui dinding vagina sangat baik, tanpa
melalui metabolisme, sehingga konsentrasi dalam darah bisa sangat tinggi.
(Sarwono, 2005)
d) Transdermal berupa plester (koyok)
Terdapat 3 cara pemberian estradiol transdermal, yaitu plester reservoir,
plester matriks dan gel. Estradiol yang diberikan melalui transdermal
terdiri dari hormon dalam solusio alkohol yang diabsorbsi ke dalam
sirkulasi secara konstan selama 3-4 hari. Pemberian secara transdermal
sangat dianjurkan bagi wanita menopause yang memiliki tekanan darah
tinggi, dalam pengobatan dengan obat anti diabetes (OAD) dan riwayat
operasi batu empedu. (HTA Indonesia, 2004)
(disesuaikan dengan keluhan klinis). Selama ini, dosis yang digunakan untuk
wanita Asia yang rata-rata memiliki tubuh lebih kecil daripada wanita Barat
tetap berpedoman pada hasil penelitian yang dilakukan pada wanita ras
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
BAHAN AJAR 4
BAB IV
A. DEFINISI SKRINING
1. Definisi
Skrining sama artinya dengan deteksi dini/pencegahan sekunder.
Dasar Skrining:
Bila diagnosis dan pengobatan dapat dilakukan sebelum timbul tanda atau
simptom, maka prognosis keberhasilan akan lebih baik daripada bila sudah
terjadi tanda/simptom.
Skrining untuk populasi besar disebut skrining massal. Tujuan skrining massal
adalah menurukan morbiditas dan mortalitas penyakit dalam masyarakat
melalui deteksi dini dan pengobatan pada keadaan belum terdapat simptomp.
2. Syarat skrining massal suatu penyakit:
a. Penyakit itu mempunyai akibat yang serius, fatal, morbiditas lama,
mortalitas tinggi.
b. Penyakit itu harus mempunyai cara pengobatan, dan bila digunakan pada
kasus yang ditemukan melalui skrining, efektifitasnya harus lebih tinggi.
c. Penyakit itu memiliki fase pra klinik yang panjang dan prevalensi tinggi
diantara populasi yang diskrining. Kalau prevalensi rendah yang terdeteksi
akan rendah.
d. Tes yang dipakai harus memiliki sensitifitas dan spesifitas yang tinggi dan
biaya pemeriksaan tidak mahal.
3. Syarat skrining:
a. Insidens/prevalensi cukup tinggi di masyarakat
b. Perkembangan penyakit cukup lama
c. Ada teknik pemeriksaan yang sensitif dan spesifik serta ada cara
pengobatan yang efektif
Kanker sistem reproduksi meliputi kanker leher rahim, payudara,
indung telur, rahim dan alat kelamin perempuan. Kanker leher rahim
merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh wanita di negara
berkembang, dan menempati urutan kedua terbanyak setelah kanker payudara.
Di Indonesia, angka kejadian kanker leher rahim diperkirakan sekitar 50
diantara 100.000 penduduk.
a. PAP SMEAR
1) DEFINISI PAPSMEAR
Papsmear, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil
usapan sel lendir leher rahim untuk mengetahui apakah ada perubahan
pada sel secara mikroskopis.
Papsmear dikenalkan oleh Papanicolau dan Traut, 1943
mengemukakan pemeriksaan sitologi (pengecatan) dari cairan liang
senggama dan cairan apa saja untuk menetapkan secara dini kemungkinan
adanya keganasan. Dikemukakan bahwa sel yang lepas dan dicat
diperiksa untuk mendapatkan keterangan tentang kemungkinan keganasan
secara dini. Sekalipun bukan merupakan dasar kepastian penyakit, tetapi
pemeriksaan ini telah menimbulkan kecurigaan untuk meneruskan dengan
pemeriksaan yang lebih terarah agar kepastian penyakit dapat ditegakkan.
Cairan yang dapat diperiksa adalah cairan liang senggama (untuk
kecurigaan terhadap keganasan mulut rahim, keganasan tubuh rahim atau
keganasan saluran telur (indung telur) cairan yang berasal dari luka alat
kelamin luar, cairan asites (cairan dalam rongga perut), cairan dari
tenggorok dan tempat lainnya.
3) WAKTU PEMERIKSAAN
Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim, dianjurkan kepada
para wanita untuk melakukan Papsmear secara teratur, paling tidak
sekali setiap tahun:
Pada umur berapapun dalam usia subur
Telah berhubungan seks lebih dari 1 tahun
Ada/tidak ada cairan vagina yang mencurigakan
Mengingat pemeriksaan Papsmear masih dianggap mahal bagi sebagian
wanita di negara berkembang, maka dirintis cara baru, yaitu
pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).
3) KEUNTUNGAN
Pemeriksaan skrining yang pada saat ini lazim digunakan untuk lesi
prakanker serviks adalah tes pap. Sebagai suatu pemeriksaan skrining
alternatif, pemeriksaan IVA memiliki beberapa manfaat jika dibandingkan
dengan uji yang sudah ada, yaitu efektif, lebih mudah dan murah,
peralatan yang dibutuhkan lebih sederhana, hasilnya segera diperoleh
sehingga tidak memerlukan kunjungan ulang, cakupannya lebih luas, dan
pada tahap penapisan tidak dibutuhkan tenaga skriner untuk memeriksa
sediaan sitologi. Informasi hasil dapat diberikan segera.
Skriner/Sitologis/Patologis
Sensitivitas 70 % - 80 % 65% - 96%
Spesifisitas 90 % - 95 % 54% - 98%
Hasil 1 hari – 1 bulan Langsung
Sarana Spekulum Spekulum
Lampu sorot Lampu sorot
Kaca benda Asam asetat
Laboratorium
Biaya Rp 15.000 – Rp 75.000 Rp 3000
Dokumentasi Ada (dapat dinilai ulang) Tidak ada
5. KANKER PAYUDARA
Kanker payudara lebih sering terjadi dibandingkan dengankanker leher rahim
karena kanker ini dapat terjadi pada semua perempuan.
Wanita yang memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara bila:
a. Anggota keluarga tingkat pertama (ibu atau kakak/adik) pernah menderita
kanker payudara
b. Diri sendiri pernah menderita kanker payudara
c. Nulipara (wanita yang tidak mempunyai anak)
d. Usia melebihi 30 tahun pada kehamilan pertama
e. Mulai haid pada usia dini atau menopause terlambat
f. Mengalami gangguan haid
g. Konsumsi lemak yang berlebihan
h. Merokok tembakau
b. Palpasi:
Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas
lapangan dada; jika perlu bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil pada
penderita yang payudaranya besar.
Pemeriksaan kelenjar getah bening regional
d. Pemeriksaan penunjang:
Ada beberapa pemeriksaan pembantu untuk menuju diagnosa akhir suatu
tumor payudara.
1. Mammografi:
Suatu teknik pemeriksaan foto rontgen untuk jaringan lunak; yang
memberikan petunjuk adanya kelainan.
Keganasan akan memberikan tanda-tanda primer dan sekunder:
- Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stelata), adanya
perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan rontgenologis adanya
mikrokalsifikasi, adanya spikulae dan distorsi pada struktur arsitektur
payudara.
- Tanda sekunder berupa: retraksi, penebalan kulit, bertambahnya
vaskularisasi, perubahan posisi papilla dan areola, adanya "bridge of
tumor", keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglanduler tidak teratur,
infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya
metastasis ke kelenjar (gambaran ini tidak khas).
Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda menurut laporan: berkisar
antara 83%-95%.
2. Termografi:
Suatu cara yang menggunakan sinar infrared.
Pemeriksaan ini ditemukan oleh LAWSON tahun 1956 dimana
diperlihatkan bahwa:
- suhu kanker payudara lebih tinggi dari jaringan sekitarnya
- darah vena yang keluar dari lesi kanker lebih panas dari darah arteria
yang mendarahi lesi tersebut
Perubahan pada termogram yang dapat menimbulkan kecurigaan kepada
keganasan adalah sebagai berikut:
e. Diagnosa pasti
Diagnosa pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis.
Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan berbagai cara, yaitu:
- biopsi aspirasi (fine needle biopsy)
- needle core biopsy dengan jarum silverman
- excisional biopsy dan pemeriksaan 'frozensection" (potong beku)
waktu operasi
(2) MRI
Pemeriksaan ini menggunakan medan magnet tanpa menggunakan sinar-X,
menghasilkan potongan 3 dimensi (aksial, frontal dan sagital) dan pemeriksaan ini
digunakan di negara maju untuk mendeteksi keganasan payudara jenis lobular
invasif yang sulit terdeteksi dengan pemeriksaan mammografi.
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
3) Pelecehan seksual
Adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang
dilakukan secara sepihak dan tidak diinginkan oleh orang yang menjadi
sasaran. Contohnya, seperti gurauan tidak pantas, dan membuat malu,
pertanyaan tentang kehidupan seks atau pribadi orang, menyentuh, meremas
atau memegang tubuh dengan berbagai cara tanpa izin.
Pelecehan seksual dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, seperti di
tempat kerja, di sekolah, di jalan, dan di tempat umum yang lainnya.
Pelakunya bisa teman, pacar, rekan atau atasan di tempat kerja.
Pelecehan seksual dapat menyebabkan korban merasa malu, marah, terhina,
tersinggung, benci terhadap pelaku, dendam kepada pelaku, bahkan
mungkin bisa sampai trauma.
Struktur sosial, yaitu pada masyarakat yang menganut sistem patriarki, dimana
garis ayah dianggap dominan, laki-laki di tempatkan pada kedudukan yang
lebih tinggi dari wanita, dianggap pihak yang lebih berkuasa. Yang
menyebabkan perempuan mengalami berbagai bentuk diskriminasi, seperti
sering tidak di beri hak atas warisan, dibatasi peluang bersekolah, direnggut hak
untuk kerja di luar daerahnya,jauh dari rumah, dll.
Interpretasi agama yang keliru, yang seringkali berpengaruh kepada terjadinya
sub ordinasi, dan beban ganda bagi kaum perempuan. Misalnya dengan
mudahnya menganggap poligami itu diperbolehkan, tanpa melihat bahasan lebih
jauh.
Kehidupan sosial ekonomi dan politik yang tidak adil bagi perempuan, yang
membatasi ruang gerak dan pengembangan potensi perempuan pada kehidupan
publik, akibat dari perbedaan gender. Sehingga wanita menjadi semakin
terpinggirkan, atau termajinalkan dari urusan publik diluar urusan rumah tangga.
Terkait dengan nilai budaya, yaitu keyakinan, stereotipe tentang posisi, peran
dan nilai laki-laki dan perempuan.
Karakteristik perempuan Indonesia yang memperbesar kemungkinan terjadinya
kekerasan terhadap perempuan :
1) Patuh dan taat
Tradisi jawa, tradisi keperempuanan yang ideal mengutamakan nilai
kepatuhan dan ketaatan. Bisa terhadap orang tua, yang lebih tua, dan kepada
suami ketika nanti sudah bersuami.
2) Milik suami
Ketika sudah bersuami, maka sudah menjadi milik suami dan orang tua
sudah tidak mempunyai “kekuasaan” lagi. Istri harus merahasiakan keadaan
rumah tangganya, termasuk tabiat suaminya kepada orang lain.
3) Nrimo” dan pasrah
Selain itu juga diperlukan tindak pencegahan agar kekerasan terhadap perempuan
tidak semakin banyak terjadi
a. Dibentuk suatu wadah yang dapat menangani, menampung aspirasi, serta
memperjuangkan penghapusan kekerasan terhadap wanita.
b. Dibentuknya suatu undang-undang yang menegakan hak asasi perempuan dan
mengikat pelaku pelanggaran dengan sanksi yang jelas
f. Kewajiban masyarakat
Undang-Undang ini juga menyebutkan bahwa setiap orang yang mendengar,
melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib
melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk (pasal 15):
1) Mencegah berlangsungnya tindak pidana;
2) Memberikan perlindungan kepada korban;
3) Memberikan pertolongan darurat; dan
4) Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan.
Namun untuk kejahatan kekerasan psikis dan fisik ringan serta kekerasan
seksual yang terjadi dalam relasi antar suami istri, maka yang berlaku adalah
delik aduan. Maksudnya adalah korban sendiri yang melaporkan secara
langsung kekerasan dalam rumah tangga kepada kepolisian (pasal 26 ayat 1).
Namun korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk
melaporkan kekerasan dalam rumah tangga kepada pihak kepolisian (pasal 26
ayat 2).
C. PERKOSAAN
1. Pengertian Perkosaan
Perkosaan adalah tindak kekerasan atau kejahatan seksual yang berupa
hubungan seksual yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan dengan
kondisi:
a) Tidak atas kehendak dan persetujuan perempuan
b) Dengan persetujuan perempuan namun dibawah ancaman
c) Dengan persetujuan perempuan namun melalui penipuan
Tindakan perkosaan merupakan suatu pengalamanyang secara psikologis
sangat menghancurkan yang dapat dialami oleh seeorang.Merupakan tindakan
kekerasan yang brutal yang merampas identitas diri korban dan menimbulkan rasa
bersalah dan ketakutan yang dapat menetap lama setelah pasien memperoleh
perawatan medis darurat.Korban perkosaan mengalami pelanggan hak
kemanusiaanya,pengalaman emosional yang menghancurkan yang menciptakan
stress psikologis yang berat.Perawatan yang simpatik dan halus sangat diperlukan
untuk penyembuhan identitas diri dan kesehatan jiwa.
2. Realitas Perkosaan
a) Terjadi secara spontan.Biasanya perkosaan sudah mempunyai niat,dilakukan
tergantung kesempatan.
b) Pelaku bukan orang asing. Pelaku perkosaan seringkali adalah orang yang
sudah dikenal, seperti pacar, teman, tetangga atau saudara.
c) Bukan hanya terjadi di tempat sepi. Kebanyakan kasus perkosaan terjadi di
tempat yang “aman” termasuk di rumah, tempat kerja atau sekolah.
d) Bukan hanya terjadi pada orang dewasa. Perkosaan juga dialami oleh anak-
anak, remaja atau orang tua.
D. SINGLE PARENT
1. Difinisi adalah seseorang yang tidak menikah atau yang berpisah yang telah
memutuskan sebagai orang tua tunggal dalam rumah tangga
2. Faktor penyebab
a. Perceraian
b. Kematian salah satu pasangan
c. Hamil di luar nikah
d. Perilaku hidup bebas PSK
e. Ditelantarkan suami/istri tanpa cerai
f. Tanpa menikah tetapi memiliki anak dengan adopsi
3. Dampak positif bagi ayah / ibu
a. Tidak minta tolong pada orang lain
b. Dapat berperan ganda
c. Memanfaatkan potensi diri untuk mencvari nafkah
d. Berusaha semakimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
e. Berusaha menciptakan suasana baru bagi dirinya & anaknya
f. Pengasuh anak teruji
g. Jiwa ibu lebih matang untuk berfikir dan menghadapi masalah
h. Lebih percaya diri dalam menghadapi permasalahan sosial kemasyarakatan
i. Dapat mengambil hikmah yang telah terjadi
4. Dampak negative bagi ayah & ibu
a. Tidak mampu berperan ganda
b. Selalu bergantung pada orang lain karena tidak punya keterampilan
c. Menjadi gunjingan masyarakat sekitar
d. Jiwanya labil, mudah terpukul menghadapi kenyataan
e. Hanya memberikan sisi buruknya saja dari peristiwa yang telah dialami
5. Dampak positif bagi anak
a. Anak lebih mandiri & kreatif
b. Anak lebih selektif, hemat dalam memenuhi kebutuhan
c. Meningkatkan kemampuan & keterampilan untuk membantu perekonomian
orang tua
3. Perkawinan usia muda : perkawinan yang terjadi pada perempuan berusia < 18
tahun dan laki-laki berusia < 20 tahun
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi
i) Faktor Individu
(a) Faktor perkembangan fisik, mental dan sosial, makin cepat cepat
perkembangan tersebut dialami -> makin mendorong perkawinan usia muda
(b) Pendidian, makin rendah tingkat pendidikan makin mendorong perkawinan
usia muda
(c) Sikap dan hubungan orang tua, adanya sikap patuh atau menentang dari
remaja terhadap orang tua
(d) Sebagai jalan keluar u/ lari dari berbagai kesulitan yang dihadapi, termasuk
sulit ekonomi
ii) Faktor Keluarga
(a) Sosial ekonomi
(b) Tingkat pendidikan keluarga
(c) Kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku dalam keluarga
(d) Kemampuan yang dimiliki keluarga dalam menghadapi problema para
remaja
iii) Faktor masyarakat lingkungan
(a) Faktor lingkungan adat istiadat
(b) Pandangan dan kepercayaan
(c) Penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan
(d) Tingkat pendidikan masyarakat
(e) Tingkat sosek masyarakat
(f) Tingakat pendidikan kesehatan
(g) Perubahan nilai
(h) Peraturan perundangan
F. INCESS
1. Pengertian
b. Ekonomi miskin. Istri yang ikut membanting tulang membuat dapur terus
mengepel cenderung mengalami keletihan yang luarbiasa sehingga
menurunkan pelayanan terhadap suami. Dengan kondisi perekonomian
keluarga yang seret, bapak mengharap anak menjadi alternatif jalan keluar bagi
mereka (suami kadang-kadang disetujui oleh sang istri) untuk terus
melanggengkan keluarga.
3. Dampak Incest
5. hukum incest
a. Menurut Hukum Adat
Konsekuensi lain dari peristiwa incest, keluarga juga dikenai sanksi dengan
membayar denda yang disesuaikan oleh adat. Pasangan muda-mudi itu
dipisahkan satu sama lain supaya tidak bertemu. Ini juga berfungsi sebagai
pendidikan moral bahwa perbuatan yang mereka lakukan itu salah dan
mereka tidak mengulangi lagi.
b. Menurut Agama
Akibat dari berhubungan sumbang tidak dikehendaki pada hampir semua
masyarakat dunia. Semua agama besar dunia melarang hubungan sumbang.
Di dalam aturan agama islam (fiqih), misalnya, dikenal konsep muhrim yang
mengatur hubungan sosial di antara individu-individu yang masih sekerabat.
Bagi seseorang tidak diperkenankan menjalin hubungan percintaan atau
perkawinan dengan orangtua, kakekatau nenek, saudara kandung, saudara tiri
(bukan saudara angkat), saudara dari orangtua, kemenakan, serta cucu.
a. Pencegahan Incest :
1) Dengan mengadakan kegiatan yang positif (diberikan kesibukan), dengan
ada kegiatan maka pikiran ‘seperti itu’ bisa dihindari.
2) Perlu ada pengetahuan.
3) Pendalaman agama (memaksimalkan majelis taklim).
4) Perlu komunikasi supaya anak menjadi terbuka (keterbukaan di keluarga).
5) Perlu sosialisasi dampak-dampak incest ke ibu-ibu mengenai apa yang
harus dilakukan.
G. HOMELESS
c. Usaha Represif
Usaha represif adalah usaha – usaha yang terorganisir, baik melalui lembaga
maupun bukan lembaga, dengan maksud menghilangkan pergelandangan an
serta mencegah meluasnya di dalam masyarakat.
Usaha represif untuk mengurangi atau meniadakan gelandangan yang
ditujukan baik kepada seseorang atau kelompok orang yang disangka
melakukan pergelandangan.
Usaha represif yang dilakukan :
1) RaziaRazia dapat dilakukan sewaktu – waktu oleh pejabat yang berwenang.
2) Penampungan sementara
3) Pelimpahan kepada pihak pengadilan Pelimpahan kepada pihak pengadilan
ini biasanya ditujukan bagi gelandangan yang diduga melakukan tindak
pidana.
d. Usaha Rehabilitatif
Usaha rehabilitatif adalah usaha – usaha yang teorganisir meliputi usaha –
usaha penyantunan, pemberian latihan dan pendidikan, pemulihan kemampuan
dan penyaluran kembali baik ke daerah – daerah pemukiman baru melalui
transmigrasi maupun ke tengah – tengah masyarakat.
Usaha rehabilitatif meliputi :
1) Penampungan, ditujukan untuk meneliti atau menyeleksi gelandangan yang
akan dimasukkan ke dalam panti sosial.
2) Penyantunan, ditujukan untuk mengubah sikap dan mental gelandangan
dari keadaan yang non produktif menjadi keadaan yang produktif. Dalam
melaksanakan usaha ini, para gelandangan diberikan bimbingan,
pendidikan dan latihan baik fisik, mental maupun sosial serta ketrampilan
kerja sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
3) Penyaluran, ditujukan kepada gelandangan yang telah mendapatkan
bimbingan, pendidikan, latihan dan ketrampilan kerja dalam rangka
pendayagunaan mereka terutama ke sektor produksi dan jasa melalui jalur –
jalur transmigrasi, swakarya dan pemukiman lokal.
(a) Swakarya adalah suatu usaha rehabilitasi sosial melalui pendidikan
mental, sosial dan ketrampilan kerja guna mengembalikan fungsi
sosialnya sehingga setelah mereka dikembalikan ke daerah asal
mereka dalam waktu relatif singkat dapat menolong diri sendiri
secara swakarya untuk berswasembada. Untuk berhasilnya usaha
tersebut perlu adanya kerja sama secra terpadu antar instansi
pemerintah dengan masyarakat.
d. Alternative
Terapi alternative misalnya dengan terapy akupuntur terapi jenis lain yaitu
dengan terapi hypnoterapi. Tetapi tidak semua terapi cocok bagi setiap
pecandu.masing-masing meniliki kelebihan dan keberhasilannya masing-
masing.
Stigma memalukan dan aib yang masih kental untuk para pecandu narkoba
membuat pemerintah kesulitan mendata dan mengobati mereka. Tingkat isian
residen di tempat-tempat rehabilitasi masi kecil, sangat kontras dengan jumlah
penyalahguna berdasarkan hasil penelitian.mungkin ada kendala ekonomi
sehingga mereka tidak berani memasukkan anaknya atau anggota keluarganya
ke panti rehabilitasi naarkoba.
2. Sejarah
3. Faktor-faktor yang
menyebabkan
a. Terpaksa untuk menghidupi sendiri karena janda.
Contoh : Karena kondisi ekonomi keluarga yang rendah, seorang pelajar
(Mahasiswa) rela menjual dirinya jadi pelacur “part time” yang
berpenghasilan lebih tinggi dari pada kerja di pertokoan.
b. Kebanggaan Material
Contoh : Bangga pulang dari kota membawa barang mewah, supaya tidak di cap
ketinggalan teman-teman.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
a. Faktor individu :
Penyakit jasmaniah, kondisi abnormal yang membutuhkan analgetika kuat.
Kepribadian dengan resiko tinggi :
Sifat mudah kecewa dan cenderung agresif.
Pemalu, pendiam.
Rasa kurang percaya diri.
Penilaian diri yang negatif (low self-esteem), misalnya merasa tidak
mampu.
Perilaku anti sosial.
Tidak sabar menunggu (selalu menuntut).
Mudah merasa bosan, jenuh.
b. Motivasi tertentu :
Menyatakan dirinya bebas merdeka.
Memuaskan rasa ingin tahu dan mendapatkan pengalaman baru.
Agar diterima di kelompok tertentu.
Melarikan diri dari sesuatu (kegagalan, kekecewaan,
ketidakmampuan, malu)
Meningkatkan kemampuan seksual.
Sebagai lambang keperkasaan dan kemodernan.
c. Faktor zat
Ketersediaan zat pada peredaran gelap.
Kemudahan memperoleh zat.
d. Faktor lingkungan
1) Lingkungan keluarga
Keluarga tidak harmonis/disfungsi dalam keluarga.
Komunikasi orang tua dan anak kurang efektif.
Orang tua dominan atau otoriter.
Keluarga terlalu permisif atau terlalu ketat dalam disiplin.
2) Lingkungan sekolah
Sekolah terletak dekat tempat hiburan atau penjual NAPZA.
Sekolah kurang disiplin.
Sekolah tidak memberi fasilitas bagi penyaluran minat dan bakat.
Adanya siswa pengguna NAPZA di sekolah.
untuk bertindak yang berasal dari internal maupun eksternal orang tersebut,
kerentanan yang sangat tinggi untuk terkena penyakit serta bahaya serius
1. SUBORDINASI PEREMPUAN
Tiga jurus yang ditawarkan untuk memperbaiki kualitas bangsa, meliputi:
Untuk pos-pos strategis, dominasi laki-laki begitu kental terjadi. Hal ini dapat
diketahui dari komposisi pejabat struktural dalam birokrasi. Dari 210.623 pejabat
eselon I sampai V yang tercatat pada tahun 2000, hanya 33.158 orang (18,68
persen) yang perempuan (BKN, 2000). Sementara untuk jabatan fungsional,
proporsi perempuan adalah pada jabatan fungsional peneliti 27,96 persen, tenaga
medis dan paramedis 60,22 persen, dan semua jabatan fungsional di luar dua
tersebut mencapai 26,28 persen (BKN, 2000). (Eny Haryati)
5. KESERAGAMAN PENGUPAHAN
Dengan adanya sistem penetapan upah minimum berdasarkan wilayah propinsi
atau wilayah kabupaten/kota, dan sektor pada wilayah propinsi atau kabupaten/kota,
berarti masih belum ada keseragaman upah disemua perusahaan dan wilayah/daerah.
Hal ini dapat dipahami mengingat kondisi dan sifat perusahaan disetiap sektor
wilayah/daerah tidak sama dan belum bisa disamakan. Demikian juga kebutuhan
hidup minimum seseorang pekerja sangat tergantung pada situasi dan kondisi
wilayah/daerah dimana perusahaan tempat bekerja itu berada.
Belum ada keseragaman upah tersebut justru masih didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan demi kelangsungan hidup perusahaan dan pekerja yang bersangkutan.
Apabila bila mengingat strategi kebutuhan pokok terhadap pekerja yang berada pada
sector informal didaerah perkotaan yang pada umumnya masih mempunyai
penghasilan dibawah suatu taraf hidup tertentu.
6. PERLINDUNGAN PENGUPAHAN
Dalam undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Pasal 88)
ditegaskan bahwa setiap pekerja/ buruh berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam pengertian bahwa
jumlah upah yang diterima oleh pekerja/buruh dari hasil pekerjaannya mampu
memenuhi kebutuhan hidup pekerja/buruh beserta keluarganya secara wajar, antara
lain meliputi : sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan jaminan
hari tua.
Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan, telah ditempuh kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh.
Akan tetapi ketentuan tersebut masih akan diatur dalam suatu peraturan pemerintah
tentang perlindungan Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 Undang-
undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
8. UPAH PEREMPUAN
Di berbagai sektor, upah yang diterima perempuan cenderung lebih rendah
dibandingkan dengan yang diterima laki-laki. Berdasarkan pemetaan Badan Pusat
Statistik yang tertuang dalam Indikator Sosial Wanita Indonesia menunjukkan
bahwa rata-rata upah pekerja perempuan berkisar 60 persen dari upah laki-laki.
Wujud diskriminasi terhadap pekerja perempuan tidak saja nominal upah riil
yang mereka terima, tetapi juga proporsi jam kerja. Dengan upah lebih rendah dari
yang diterima laki-laki itu, perempuan harus bekerja dalam jam kerja lebih panjang.
Hasil penelitian Loekman Soetrisno (1996) terhadap pekerja sektor pertanian dan
perdagangan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menunjukkan rata-rata jam
kerja pekerja perempuan mencapai 130 persen daripada jam kerja laki-laki.
Jenis neo klasik tentang pembagian kerja seksual menerangkan bahwa, ada
perbedaan seksual yang mempengaruhi produktivitas dan keahlian tenaga kerja. Teori
tersebut menggunakan dua asumsi yaitu :
1 Pada kondisi persaingan pekerjaan akan memperoleh upah besar margina
produk yang dihasilkan
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
BAB VI
KONSEP DASAR PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
A. DEFINISI
Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
B. TUJUAN
Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat
akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat
atau AKI dan AKB serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk
membangun keluarga kecil berkualitas
Tujuan umum dimaksudkan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun
kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa
mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
Perlu diketahui bahwa tujuan-tujuan tersebut merupakan kelanjutan dari tujuan
program KB 1970, yaitu :
1. Tujuan demografis penurunan TFR tahun 2000 sebesar 50% dari kondisi
TFR tahun 1970
2. Tujuan filosofi berupa kelembagaan dan pembudidayaan norma keluarga
kecil bahagia sejahtera (NKKBS)
1) Perencanaan kehamilan dan mencegah kehamilan yang belum
diinginkan
2) Meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak
3) Meningkatkan kesejahteraan, kesehatan dan kepuasan seksual
C. SASARAN
Sasaran program KB nasional lima tahun kedepan yang sudah tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2009/2014 adalah :
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk secara nasional menjadi
1,4% per tahun
2. Menurunkan angka kelahiran TFR menjadi 2,2 per wanita
3. Meningkatnya peserta KB pria menjadi 4,5 %
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
BAB VII
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA
METODE SEDERHANA
A. METODE KALENDER
1. Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.
Metode kalender atau pantang berkala ini merupakan metode keluarga berencana
alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus
(ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode
kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.
7. Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada
tiga tahapan:
a. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum
ovulasi).
b. Fertility phase (masa subur).
c. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah
ovulasi).
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah
hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang wanita atau istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini
dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari
ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret
hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk
melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus
menggunakan kontrasepsi.
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini
menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid
dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus
terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini,
suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama
harus menggunakan kontrasepsi.
1. Pengertian
Suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau
dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa thermometer basal.
Thermometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur
dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-360 C. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih
dahulu dan naik menjadi 37-380 C kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 0 C.
Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun
kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi
progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus
berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena,
bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi
hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.
a. Manfaat konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan.
b. Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari
atau mencegah kehamilan.
3. Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten.
Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan
dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkatkan keefektifan metode
suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Secara teroritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan
metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau
pantang berkala (calendar method or periodic abstinence).
Factor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun factor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. Penyakit
b. Gangguan tidur
c. Merokok dan atau minum alkohol
d. Penggunaan obat-obat ataupun narkoba
e. Stress
f. Penggunaan selimut elektrik
4. Keuntungan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagi berikut:
a. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
b. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
c. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur,
merokok, alkohol, stress, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
d. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
e. Tidak mendeteksi awal masa subur.
f. Membutuhkan masa pantang yang lama.
6. Petunjuk Bagi pengguna metode Suhu Basal Tubuh
Aturan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
a. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum
bangun dari tempat tidur).
b. Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
c. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari
siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal
dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal
atau biasanya.
d. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh dendam atau
gangguan lain.
e. Tarik garis pada 0,050 C – 0,10 C di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari
tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
f. Periode tak subur mulai pada sore hari ketiga berturut-turut suhu tubuh
berada di atas garis pelindung/suhu basal.
g. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore
ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk
periode masa tak subur).
h. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh lebih
panjang dari metode ovulasi billings.
i. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati
1. Pengertian
Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita
daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini
bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling
melengkapi.
2. Manfaat
Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi
a. Manfaat kontrasepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari
kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur
(pantang saat masa subur).
b. Manfaat konsepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan
kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
3. Efektifitas
Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan
hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam
belajar, saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga
menyatakan angka kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka
kegagalan hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang ketat.
4. Keuntungan
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
a. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan.
b. Aman.
c. Ekonomis.
d. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
e. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
f. Tidak memerlukan tidak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.
5. Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
a. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca
perjalanan maupun konsumsi alkohol.
b. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan
mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
c. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
d. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
BAB VIII
METODE KELUARGA BERENCANA HORMONAL INJEKSI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
a. Menurut UU RI No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera menyebutkan bahwa Keluarga Berencana
merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
b. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen dan merupakan salah satu variabel
yang mempengaruhi fertilitas (Sarwono, 1999, hal : 905)
c. Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya
hormon progesteron disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik
(Depkes RI, 1999, hal : 37).
d. Kontrasepsi suntikan cyclofem merupakan kontrasepsi jenis depo yang
mengandung progesteron dan estrogen sintetik (MPA).
2. Kandungan Cyclofem
Di dalam 1 ml cyclofem terkandung 25 mg Medroxy Progesteron Acetat
dan 5 mg Estradiol Cypionate yang merupakan senyawa suspensi mikrokristal.
BB bertambah
b) Anjurkan klien untuk diet rendah kalori dan berolah raga secara
1) Penyebab
2) Penanganan
b) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara, individu dan akan kembali
c) Bila klien tidak dapat mentolerir gejala ini, anjurkan untuk ganti cara
1) Penyebab
saraf
2) Penanganan
a) Bila sakit kepala berat dan atau berulang atau tekanan darah meningkat
suntikan
C. Manajemen Kebidanan
Dalam kasus Ny. E.S, akseptor KB suntik cyclofem dengan spotting penulis
menggunakan pola pemikiran Varney yang meliputi :
1. Pengkajian untuk mengumpulkan data menurut Varney
a. Data Subyektif
1) Identitas
a) Identitas, nama suami dan istri diperlukan agar tidak keliru bila terdapat
nama yang sama
b) Umur, berpengaruh dalam penggunaan alat kontrasepsi
c) Pendidikan, berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dan
pengetahuan yang berguna bagi keluarganya
2) Keluhan Utama
Mengarah pada gangguan yang dirasakan dan alasan untuk mencari
pertolongan
3) Riwayat Obstetri
a) Haid
Terutama dikaji riwayat haid, untuk mengetahui fungsi reproduksi dari
akseptor KB
b) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Terutama dikaji jumlah kehamilan/persalinan, keadaan
kehamilan/persalinan/nifas, adanya kelainan, penyakit/masalah yang
lainnya untuk mengetahui fungsi reproduksi dari akseptor KB.
c) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Dikaji penyakit yang diderita klien pada saat itu, yang dapat
mempengaruhi keadaan akseptor KB
(2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Dikaji penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya dan dapat
merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhi keadaan
akseptor
(3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji sehubungan dengan penyakit menurun, menular yang dapat
mempengaruhi kesehatan akseptor KB
d) Riwayat sosial ekonomi
(1) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui lama pernikahan, umur saat menikah dan
pernikahan yang ke berapa.
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
Bahan Ajar 9
A. PENGERTIAN
Kontrasepsi adalah suatu cara atau alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Biasanya wanita menggunakan kontrasepsi untuk menunda kehamilan pertamanya
dahulu atau menjarangkan kelahiran dengan anak berikutnya.
Sampai saat ini, cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi yang ideal itu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Dapat dipercaya
2. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan
3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan
4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus
5. Tidak memerlukan motivasi terus menerus
6. Mudah pelaksaannya
7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
8. Dapat diterima penggunanya oleh pasangan yang bersangkutan
Kontrasepsi pil adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon
estrogen dan progesteron untuk mencegah kehamilan.
B. TUJUAN
Pemberian kontrasepsi pil ini bertujuan untuk mencegah kehamilan.
Jenis Minipil
Kemasan dengan isi 35 pil:300µg levonorgestrel atau 350µg noretindron
Kemasan dengan isi 28 pil:75µg desogestrel
Kerugian :
1. Hampir 30- 60% mengalami gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea)
2. Peningkatan/penurunan berat badan
3. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
4. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
5. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
6. Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi resiko ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil
7. Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersama dengan obat tuberculosis atau
obat epilepsi
8. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS
9. Hirsutisme (tumbuh rambut/ bulu berlebihan di daerah muka), tetapi sangat jarang
terjadi.
Waktu Mulai Menggunakan Minipil:
1. Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan
kontrasepsi lain.
E. KONTRA INDIKASI
Kehamilan, gangguan fungsi hati yang hebat, penyakit kuning atau rasa gatal-gatal yang
terus menerus selama kehamilan sebelumnya, sindroma Dubin-Johnson, sindroma Rotor,
pernah atau sedang mengalami proses troboembolik di arteri-arteri atau vena-vena dan
keadaan dimana ada kecendrungan ke arah penyakit-penyakit tersebut (misalnya gangguan
sistem pembekuan darah dengan kecendrungan menuju trombosis penyakit-penyakit
jantung tertentu), anemia sickle cell, adanya kanker payudara atau endometrium yang
masih diderita atau sedang diobati, diabetes berat disertai perubahan vaskular, gangguan
metabolisme lemak, riwayat adanya herpes pada waktu hamil, otosklerosis yang
memburuk selama kehamilan.
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
BAB X
METODE MODERN INTRA UTERI DEVICES ( IUD)
A. Definisi IUD
1. IUD (Intra Uterine Devices) adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke
dalam rongga rahim wanita. (Pedoman Penanggulangan Efek Samping Komplikasi
Kontrasepsi, Penerbit Buku Depkes RI, hal 71).
2. IUD merupakan benda asing yang ditempatkan di dalam kavum uteri untuk
mencegah kehamilan (Obstetri dan Ginekologi, Penerbit Buku Widya Medika, hal
174).
3. IUD adalah satu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam terdiri dari plastik (polyethylene) ada yang dililit tembaha (Cu)
dililit tembaga bercampur perak (Ag) adapula yang berisi hormone progesteron
(Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Bagi Dokter Spesialis Non Obsgyn, Penerbit
BKKBN, hal 64)
4. IUD adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi
Efektifitas) dengan berbagai bentuk yang dipasangkan ke dalam rahim untuk
menghasilkan efek kontraseptif. Unsur tambahan adalah tembaga (cuprum) atau
hormone (levenorgestrel) (Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
neonatal, Penerbit JNPKKR-POGI, hal 492).
C. Penggolongan IUD
1. IUD Generasi pertama, antara lain :
a. Lippes loop (spiral)
b. Grafenberg ring
c. Ota ring
d. Margulies coil
e. Sel-T-coil
f. Delta loop (Modified Lippes Loop D) = Penambahan benang chromic catgut
pada lengan atas, terutama untuk insersi post partum
D. Penggolongan IUD CU
1. IUD CU generasi pertama (first generation copper devices) antara lain :
a. CUT 200 : Tatum - T
b. CU 7 : Grivigard
c. ML CU 250
2. IUD Cu generasi kedua (second generation copper devices) antara lain :
a. CUT 380 A (paragard)
b. CUT 380 Ag
c. CUT 220 C
d. Nova T (Novagard)
Mengandung Ag
e. Delta – T : Modified CUT 220 C
Penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi
post partum
f. ML CU 375
(Hanifa Hartarto, KB dan Kependudukan, 1994:189)
G. Keuntungan
1. Merupakan metode jangka panjang yang memberikan perlindungan terus menerus
sampai 10 tahun dan dapat diandalkan
2. Tidak permanen, setelah dicabut kesuburan dapat pulih kembali seperti sebelum
dipasang IUD karena prinsip kerjanya hanya memperlambat perjalanan sperma dan
menghambat penetrasi sperma pada sel telur.
3. IUD aman, sangat efektif dan tidak mengganggu hubungan suami istri
4. Pemeriksaan ulang diperlukan hanya sekali dalam satu tahun, tidak perlu tindakan
setiap hari dan benang bisa dilihat sendiri satu bulan sekali.
5. Tepat untuk ibu menyusui karena proses menyusui tidak terpengaruh dengan
pemakaian IUD.
6. Tidak bergantung pada usia dengan syarat wanita itu mempunyai resiko rendah
untuk menderita penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.
K. Waktu Insersi
1. Pada dasarnya IUD dapat dipasang setiap saat dengan syarat tidak ada kontra
indikasi, ada keuntungan kalau pemasangannya dilakukan pada waktu haid karena :
a. Servik lembut dan sedikit terbuka
b. Perdarahan dan sakit perut (kram) mungkin tidak menimbulkan keluhan pada
wanita tersebut.
2. Pemasangan IUD dapat juga dilakukan sewaktu-waktu, antara lain :
a. Insersi interval yaitu insersi antara dua haid dapat dilakukan setiap saat asal
akseptor tidak sedang hamil
b. Insersi post partum yaitu insersi setelah persalinan saat yang terbaik adalah 8
minggu post partum karena antara 4 sampai 8 minggu post partum bahaya
perforasi tinggi.
c. Insersi post abortus yaitu insersi setelah keguguran, mengingat konsepsi sudah
dapat terjadi 10 hari setelah abortus maka IUD dapat segera dipasang
d. Insersi post coital yaitu insersi yang dilakukan dalam waktu 72 jam setelah
koitus sebelum terjadi implantasi blastokista.
e. Insersi sewaktu seksio sesarea yaitu insersi yang dilakukan pada waktu seksio
sesarea sebelum luka rahim ditutup terlebih dahulu dikeluarkan darah-darah
beku dari kavum uteri kemudian IUD dipasang di bagian fundus.
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
Bahan Ajar 11
1. PENGERTIAN
Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi, 2004).
3. JENIS IMPLANT
a. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg Levonogestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
b. Implanon dan Sinoplant
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant
Tediri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama
kerjanya 3 tahun.
4. CARA KERJA
a. Lendir serviks menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
5. EFEKTIFITAS
Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan).
6. KEUNTUNGAN
a. Keuntungan Kontrasepsi antara lain adalah daya guna tinggi, perlindungan
jangka panjang sampai 5 tahun, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat
setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh
estrogen, tidak mengganggu kegiatan sanggama., tidak menganggu ASI pasien
hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Dapat dicabut setiap saat sesuai
dengan kebutuhan.
b. Keuntungan Non Kontrasepsi antara lain adalah mengurangi nyeri haid,
mengurangi jumlah darah haid, mengurangi dan memperbaiki anemia.
melindungi terjadinya kanker endometrium, menurunkan angka kejadian
kelainan jinak payudara, melindungi diri dari beberapa, penyebab penyakit
radang panggul, menurunkan angka kejadian endometriosis.
7. EFEK SAMPING
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta
amenorea,timbulnya keluhan-keluhan seperti:
a. Nyeri kepala
b. Peningkatan/penurunan berat badan
c. Nyeri payudara perasaan mual
d. Pening/pusing kepala
e. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
f. Membutuhakan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
g. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk
AIDS.
h. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya kontrasepsi ini sesuai
dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
i. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkolosis (rifampisin)
atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
j. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan
per tahun).
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
Bahan Ajar 12
4. Ovarium
Indung telur(ovarium)terdapat dua, masing-masing di kanan dan kiri
rahim, dilapisi mesovarium, dan tergantung di belakang ligamentum
latum.Bentuk seperti buah almon, sebesar ibu jari
tangan(jempol)berukuran: 2,5 - 5 cm x 1,5 – 2,5 cm, x 0,6 – 1 cm.
Fungsi:
Menghasilkan sel telur(ovum)
Menghasilkan hormon-hormon(estrogen dan progesteron)
Ikutserta mengatur haid
Teknis Tubetomi cara Pomeroy
1. Tuba dipegang bagian tengah dan ditarik ke atas sehingga
terbentuklah “ Loop”.
2. Di bagian mesosalphing yang vaskuler dibuat tusukan dengan
jurusan dan benang qut lalu di adakan pengikatan ke dua belah
dari Loop tuba tersebut.
3. Ujung atas loop kemudian di potong sehingga terpotong 2-3 cm
dari tuba.
4. Jadi pada metode kontrasepsi MOW bagian yang di potong
adalah: tuba fallopii.
3. Persyaratan Calon Peserta Kontrasepsi MOW (BKKBN 1999, Saifudin, 1996)
Ada 3 persyaratan untuk pasangan calon peserta kontap:
a. Syarat sukarela
Calon peserta di anggap dapat menerima kontrasepsi mantap secara sukarela
jika dalam konseling telah di bicarakan:
1) Bahwa pada saat ini di samping cara kontrasepsi mantap masih ada
berbagai cara KB lainnya yang dapat dipahami oleh calon peserta dalam
rangka menciptakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera(NKKBS)
sebabnya.
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
Bahan Ajar 13
a. Pengertian
Vasektomi merupakan tindakan penutupan (pemotongan, pengikatan,
penyumbatan) kedua saluran mani pria sebelah kanan dan kiri, yang terdapat dalam
kantong buah zakar, sehingga pada waktu ejakulasi, cairan mani yang keluar tidak
lagi mengandung sperma sehingga tidak terjadi kehamilan (BKKBN, 2006).
Tindakan vang dilakukan adalah lebih ringan daripada sunat atau khitan, pada
umumnya dilakukan sekitar 10-15 menit.
c. Pelaksanaan Vasektomi
Vasektomi merupakan operasi kecil dimana vas deferens yang berfungsi sebagai
saluran transportasi spermatozoa dipotong dan disumbat. Setelah operasi minor ini,
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
BAB XIV
PEMBINAAN AKSEPTOR KB
D. PRINSIP KIE
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah :
1. Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah.\
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah
BAB XV
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA