Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

T E K N O L O G I T R A N S P O RTA S I I K A N H I D U P
A U L I A FA R A D I L A
1 7 0 4 111 2 8 5
Pendahuluan

Pada pasar internasional terjadi pergeseran suatu permintaan pasar untuk komoditas
perikanan yaitu dari bentuk mati (beku dan olahan) menjadi bentuk segar hidup. Sehingga
ditemukan suatu metode pengangkatan ikan hidup dengan 2 metode yaitu sistem basah dan
sistem kering.

Dalam hal ini pengangkutan sistem basah memiliki beberapa kelemahan seperti tingginya
biaya dan tidak efektif untuk mengangkut ikan dalam jumlah banyak dan sistem kering masih
jarang untuk dilakukan selain itu perlu persiapan khusus untuk membuat pendistribusian ikan
berhasil dilakukan. Sehingga praktikan perlu untuk melakukan praktikum transportasi ikan hidup
melalui sistem kering dengan pembiusan suhu rendah secara langsung.
Bahan dan Alat
Bahan:

1. Ikan lele
2. Air
3. Serbuk Gergaji
4. Es Batu

Alat:

1. Styrofoam
2. Lakban
3. Ember
4. Termometer
Prosedur

A. Pembersihan Media
• Serbuk gergaji dibersihkan dari benda-benda asing (sortir)
• Serbuk gergaji dicuci kali (5 kali) hingga air cucian tidak coklat dan bebas dari aroma kayu
• Serbuk kayu dikeringkan dengan sinar matahari selama 2 hari

B. Persiapan Media
• Media yang sudah kering dan bersih didinginkan dengan cara direndam dalam air dan ditambahkan es batu
dengan perbandingan serbuk gergaji dan air adalah 2:1.
• Suhu media diturunkan sesuai dengan suhu pemingsanan ikan (8⁰C)

C. Pemingsanan Ikan
• Suhu air diturunkan hingga (8⁰C) menggunakan es batu
• Setelah suhu pemingsanan tercapai, air yang sudah dingin dimasukkan kedalam wadah yang tersedia ikan.
• Amati pergerakkan ikan sampai ikan pingsan.
Prosedur

D. Pengemasan
• Sebelum ikan benar-benar pingsan, alat pengemasan disiapkan
• Bagian dasar styrofoam dibolongi agar air tidak menggenang
• Dasar styrofoam diisi dengan pecahan es batu
• Diatas es batu diisi dengan serbuk gergaji yang telah dingin setinggi 5cm
• Setelah ikan benar-benar pingsan, susun ikan diatas serbuk gergaji yang sudah rata
• Penyusunan ikan tergantung dengan bentuk ikan
• Setelah disusun dengan rapi tutup styrofoam dan lakban.
• Ikan sudah siap untuk ditransportasikan

E. Penyadaran Ikan
• Ikan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air dengan suhu normal
• Untuk menyadarkan, ikan disiram dengan air keran.
Timeline praktikum
Praktikum dilaksanakan dari tanggal 9-12 November 2020
Bertempat dirumah pribadi

9 November 2020
Pembelian 5 ekor ikan lele dan pembersihan media pengisi (serbuk gergaji)

9-10 November 2020


Aklimatisasi ikan lele dengan meletakkan ikan lele dalam kolam yang berisikan air yang akan digunakan
untuk membius ikan

11 November 2020
Dilakukan pemberokkan untuk menurunkan tingkat metabolisme.

12 November 2020
Persiapan media, persiapan transportasi ikan, pembiusan ikan, pengemasan ikan.
Hasil dan pembahasan
A. Media Pengisi
Media pengisi atau media pendinginan yang digunakan adalah serbuk gergaji, serbuk gergaji yang
diambil dapat dikategorikan bersih karena sedikitnya benda asing yang ditemukan. Pencucian serbuk gergaji
menggunakan air bersih hingga air cucian tidak terlalu berwarna coklat dan aroma kayu hilang. Setelah itu
serbuk gergaji dijemur selama 2 hari disebabkan oleh cuaca hujan sehingga memerlukan waktu yang lama.

B. Aklimatisasi dan pemberokan


Proses aklimatisasi dilakukan sejak hari pertama ikan dibeli, waktu total aklimatisasi adalah 3 hari. Pada
hari terakhir proses aklimatisasi, 2 ekor ikan lele mati sehingga yang digunakan untuk praktikum hanya 3
ekor ikan lele. Ikan yang digunakan dalam praktikum adalah ikan yang dengan berat 1 kg terdapat 9 ekor
ikan.
Pada hari ketiga ikan diberok (dipuasakan). Menurut Suhardi dan Poernomo (1968) Ikan-ikan yang
diberok paling sedikit 24 jam sebelum diangkut, akan lebih tahan hidup dan lebih tenang daripada ikan yang
tidak diberok.
Hasil dan pembahasan
C. Pembiusan
Pada praktikum ini menggunakan metode sistem kering dengan pembiusan suhu rendah secara
langsung. Berdasarkan penelitian Arsyad et al (2014) suhu pemingsanan ikan lele adalah 8⁰C. Ketika
dimasukkan ke dalam air dengan suhu 8⁰C, respon pertamanya adalah ikan bergerak sangat aktif
(menggelepar-gelepar), pada menit kedua ikan mulai lemas namun ketika disentuh masih memberikan
respon (bergerak), pada menit ketiga responnya semakin lemas namun ketika disentuh masih memberikan
respon, pada menit keempat badan ikan mulai mereng dan ikan berada didasar wadah, pada menit kelima
ikan sudah pingsan. Berdasarkan penelitian Arsyad et al (2014), waktu yang dibutuhkan oleh ikan lele untuk
pingsan pada suhu tersebut adalah 202,75 detik. Perbedaan waktu pemingsanan ini disebabkan oleh tidak
akuratnya pengukuran suhu pembiusan ikan, sehingga waktu yang dibutukan untuk memingsankan ikan lele
pada praktikum ini lebih lama.
Hasil dan pembahasan
D. Pengemasan
Ikan dikemas menggunakan styrofoam berukuran 5L, pada dasar styrofoam dilubangi agar air tidak
menggenang. Di dalam styrofoam disusun pecahan es batu kemudian ditutup dengan media pengisi setinggi
5 cm, media diratakan. Kemudian ikan disusun dengan perut menghadap kebawah (menyesuaikan bentuk
kepala ikan lele). Setelah selesai disusun, styrofoam ditutup.

E. Penyadaran Ikan
Setelah didiamkan selama 2 jam, ikan disadarkan kembali dengan dipindahkan ke habitat asli (air).
Ketika ikan dimasukkan sembari disiram dengan menggunakan air keran dengan tujuan untuk menyadarkan
ikan. Tiga ekor ikan lele sudah bergerak normal pada menit kedua.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan

Pada praktikum pengangkatan ikan hidup metode sistem kering dengan pembiusan suhu rendah dan
penurunan suhu secara langsung, objek yang digunakan adalah 3 ekor ikan lele disimpulkan bahwa
proses transportasi berhasil dilakukan dengan tingkat keberhasilan 100%.

Saran

Untuk praktikum selanjutnya dilakukan dengan persiapan yang lebih matang dan ketelitian praktikan
lebih ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai