Anda di halaman 1dari 11

MODEL DESAIN

PEMBELAJARAN
BERORIENTASI PRODUK

DARINI

(F2151201015)
Model Hanafin and Peck
Model Hannapin dan Peck merupakan salah
satu contoh model desain pembelajaran
yang berorientasi pada produk. Model
berorientasi pada produk maksudnya
adalah model desain pembelajaran yang
digunakan untuk menghasilkan suatu
produk seperti media pembelajaran.
FASE / TAHAPAN DALAM MODEL HANNAPIN DAN PECK

1 2 3

Fase Analisis Keperluan (Need Fase Desain (Design) Fase Pengembangan dan


Assessment) Implementasi (Develop/
Implement)

Pada setiap fase dilakukan


penilaian dan pengulangan
Fase Analisis Keperluan
(Need Assessment)
1 Tahapan Pengumpulan Informasi

Fase pertama dari model Hannafin dan


Tahapan Identifikasi
Peck adalah analisis kebutuhan. Fase 2
ini diperlukan untuk mengidentifikasi Kesenjangan
kebutuhan-kebutuhan dalam
mengembangkan suatu media
3 Analisis Performance
pembelajaran termasuklah di dalamnya
tujuan dan objektif media pembelajaran
Langkah-
yang dibuat, pengetahuan dan Mengidentifikasi Kendala
kemahiran yang diperlukan oleh langkah 4
kelompok sasaran, peralatan dan Beserta Sumber-sumbernya
keperluan media pembelajaran.
5 Identifikasi Krakteristik Siswa
Setelah semua keperluan diidentifikasi
Hannafin dan Peck (1988) menekankan 6 Identifikasi Tujuan
untuk menjalankan penilaian terhadap
hasil itu sebelum meneruskan
pembangunan ke fase desain. 7 Menentukan Permasalahan
Fase Desain (Design)

Fase kedua dari Hanfin dan Peck adalah fase desain


(Design). Hanafin dan Peck (Afandi dan Badarudin, 2011) Dalam fase kedua ini, tidak lupa
menytakan fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dilakukan tes atau penilaian
sebelum dilanjutkan ke fase
dan mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk pengembangan dan implementasi.
mencapai tujuan pembuatan media tersebut. Dokumen Hanafin dan Peck telah
menjelaskan bahwa harus ada
tersebut dapat berupa story board. Jadi, hasil dari need timbal balik dari setiap fase, hal
assessment kemudian dituangkan ke dalam sebuah papan dan ini mungkin membuat kita mudah
megetahui kesalahan yang kita
caranya dengan mengikuti aktifitas yang sudah dianalisis buat dan menjadi pembelajaran
dalam need assessment sebelumnya. Dokumen ini nantiya untuk kita.

akan memudahkan kita dalam menentukan tujuan pembuatan


media pembelajaran, karena merupakan sebuah papan.
Fase Pengembangan dan Implementasi
(Develop/ Implement)

Fase terakhir dari model Hanafin dan Peck adalah


pengembangan dan implementasi. Hanafin dan Peck
(Afandi dan Badarudin, 2011) mengatakan aktivitas
yang dilakukan pada fase ini ialah penghasilan diagram
alur, pengujian, serta penilain formatif dan sumatif.
Penilaian formatif ialah penialain yang dijalankan saat
proses pengembangan media berlangsung, sedangkan
penilaian sumatif dijalankan pada akhir proses. Pada
fase ini media dikembangkan dan pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah dibuat
berdasarkan analisis kebutuhan dan desain yang telah
dijalankan.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PENGEMBANGAN
HANNAFIN AND PECK

setiap tahapan pengembangan selalu diikuti dengan


Kelebihan kegiatan evaluasi dan revisi, sehingga produk yang
dihasilakn dapat diyakini kelayakkannya

kegiatan yang kurang spesifik dalam setiap langkah


Kelemahan dan tidak adanya penjelasan secara langsung tentang
pelaksanaan kegiatan.

Lebih condong dalam pembuatan media


Sandingan Model Hannafin
And Peck dengan Model
Model Hannafin And Peck Model ADDIE

ADDIE 1. Fase Analisis Keperluan (Need Assessment) 1. Fase Analisis

2. Fase Desain (Design) 2. Fase Design


3. Fase Pengembangan dan Implementasi (Develop/ 3. Fase Development/ Pengembangan
Implement) 4. Fase Implementation/ Implementasi

Evaluasi dan Revisi 5. Evaluasi

setiap tahapan pengembangan


selalu diikuti dengan kegiatan Setiap tahap proses ADDIE
evaluasi dan revisi melibatkan evaluasi

Jadi Desain Model Hannafin and Peck memiliki kesamaan dengan Model ADDIE hanya saja pada
fase/tahap ke tiga ( pengembangan dan implementasi) model Hannafin and Peck merupakan
penggabungan Fase/ tahapan ke tiga (depelov) dan empat (implement) pada Model ADDIE
DAFTAR RUJUKAN
Amin, Ahmad Kholiqul. 2017.Kajian Konseptual Model Pembelajaran Blended Learning
berbasis Web untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Belajar. Jurnal Pendidikan
Edutama. Vol 4 No 2. P-ISSN 2339-2258. E-ISSN 2948.21X.
https://ejournal.ikippgribojonegoro.ac.id/index/php/JPE/articlrr/view/55 . Diakses 24
Oktober 2020

Chaeruman,Uwes Anis.2013. Merancang Model Blanded Learning. Jurnal Teknodik Vol


17 No 4. https://jurnalteknodik/article/view/577.
Diakses 24 Oktober 2020

Fathullah, Said Ahmad Zulfi. Penggunaan Model Pembelajaran Blended Learning Pada
Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial, 9 (1) April 2020.
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JS/article/view/7225/5657.
Diakses 24 Oktober 2020

Hendarita,Yane. Model Pembelajaran Blended Learning dengan Media Blog.


https://sibatik.kemendikbud.go.id>pdfPDF
Diakses 24 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai