Anda di halaman 1dari 46

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN

REMAJA TENTANG KONSELOR SEBAYA DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG
BALAI

Oleh: Pendamping:
dr. Viona Ayu Safitri dr. Yelli Delfita

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
UPT PUSKESMAS TANJUNG BALAI
KABUPATEN KARIMUN
2021
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang

01 REMAJA 02 BKKBN 2017

Remaja merupakan sebuah fase dimana Remaja berusia 10-24 tahun


seseorang akan mengalami peralihan sudah mencapai 49,2% dari total
dan perubahan baik dalam segi emosi, penduduk Indonesia
tubuh, minat, perilaku juga masalah
lainnya.
Latar Belakang

01 TEMAN SEBAYA 02 Masalah Remaja


 Fokus dari hubungan sebaya adalah Dampak seks dini, penyakit menular
bagaimana seseorang dapat diterima seksual (PMS), kehamilan tidak
dalam suatu pertemanan dengan teman diinginkan (KTD), aborsi, HIV dan
yang memiliki kesamaan dalam usia, AIDS serta penyalahgunaan NAPZA
latar belakang ataupun nasib (Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya)
Peran teman sebaya merupakan
peran yang penting dalam membimbing
dan mengarahkan kehidupan remaja
BNN 2017
menunjukkan 24%
(810.267) pelajar
mengkonsumsi SDKI tahun 2017
Narkoba pengetahuan remaja
masih rendah.

Kasus HIV positif cenderung


meningkat.
Pada tahun 2018 dilaporkan Proporsi terbesar
sebanyak 46.659 kasus. kasus HIV dan AIDS 9,9% remaja
Tahun 2019 jumlah kasus perempuan dan 10,6%
Worldmap
HIV yang dilaporkan sebanyak
masih pada penduduk
usia produktif (15-49 remaja laki-laki
327.282 kasus memiliki pengetahuan
Infographic tahun), dimana
kemungkinan60% komprehesif
40% mengenai
You can simply impress your audience and add a unique
penularan terjadi pada HIV/AIDS.
zing and appeal to your Presentations. I hope and I
believe that this Template will your Time, Money and
Reputation.
usia remaja
02 Tujuan Penelitian

 Tujuan Umum

• Mengetahui gambaran pengetahuan


remaja tentang konselor sebaya di wilayah
01 Rumusan Masalah kerja Puskesmas Tanjung Balai.

Bagaimana gambaran pengetahuan  Tujuan Khusus


remaja tentang konselor sebaya di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Balai. • Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap,
  dan perilaku remaja mengenai konselor
remaja

• Meningkatkan kesadaran akan


pentingnya penerapan pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi,
Penyalahgunaan NAPZA, dan HIV/AIDS.
Manfaat Penelitian
Peneliti
Meningkatkan kemampuan komunikasi, informasi dan edukasi

Menerapkan keilmuan untuk membuat penelitian di bidang


Kesehatan

Melaksanakan mini project sebagai bagian dalam Program


Internsip Dokter Indonesia
Manfaat Penelitian
Meningkatkan pengetahuan remaja mengenai konselor sebaya sehingga membentuk remaja yang sehat, cerdas, dan
kreatif
Remaja
Bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan mengenai remaja kedepannya.

Referensi bagi Puskesmas Tanjung Balai agar dapat lebih mengoptimalkan kegiatan posyandu remaja sehingga
dapat membentuk konselor sebaya bagi remaja di wilayah kerja puskesmas tanjung balai.
Tenaga
Kesehatan

Puskesmas
Tanjung
Balai
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi Remaja
Remaja dalam bahasa Inggris disebut
dengan adolescence, berasal dari
bahasa Latin adolescere yang artinya
tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan.
S
T
W
Secara psikologis remaja adalah suatu usia
dimana individu menjadi terintegrasi ke
dalam masyarakat dewasa yang dimana

O
anak tidak merasa bahwa dirinya berada
dibawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak
sejajar
Karakteristik Perkembangan Umum Remaja

Kegelisa ●
Remaja belum mampu melakukan berbagai hal
dengan baik sehingga tidak berani mengambil
tindakan mencari pengalaman langsung dari

han sumbernya sehingga terjadi kegelisahan

Pertenta Pertentangan yang seringkali terjadi itu


menimbulkan keinginan remaja untuk melepaskan


diri dari orang tua kemudian ditentangnya sendiri

ngan
karena dalam diri remaja ada keinginan untuk
memperoleh rasa aman
Karakteristik Perkembangan Umum Remaja


Keinginan untuk menjelajah atau

Mengha
berpetualang tidak semuanya
dapat tersalurkan. Biasanya
hambatannya dari segi keuangan
Akibatnya mereka lalu berkhayal,

yal

mencari kepuasan, bahkan


menyalurkan khayalannya melalui
dunia fantasi
Karakteristik Perkembangan Umum Remaja
Aktifitas ●
Kebanyakan remaja menemukan jalan

Berkelomp keluar dari kesulitannya setelah mereka


berkumpul dengan rekan sebaya untuk
melakukan kegiatan bersama.
ok
Keinginan
mencoba

Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high
curiosity)

Didorong oleh rasa keingintahuan seperti orang dewasa

segala menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa


yang sering dilakukan oleh orang dewasa

sesuatu

Peran teman sebaya sangat berpengaruh dalam
kehidupan masa-masa remaja karena teman sebaya
dapat mendukung pembentukan kepribadian
remaja, baik positif maupun negatif. Selain itu teman
sebaya dapat memberi dukungan bagi remaja lain
yang sedang mengalami masalah.


Konseling teman sebaya adalah
program bimbingan yang dilakukan
oleh siswa terhadap siswa lainnya
Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Sebaya


Perilaku yang secara langsung berhubungan dengan respek
Memberikan perhatian yang ditunjukan ketika konselor sebaya memberikan
perhatian penuh pada konseli, melalui komunikasi verbal
(Attending respone) maupun non verbal, sebagai komitmen untuk fokus kepada
konseli.

Kemampuan konselor untuk dapat merasakan.


Melakukan empati

Seolah-olah merasakan apa yang sedang konseli


(emphatizing) alami
Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Sebaya

Merangkum ●
Dapat menyimpulkan berbagai pertanyaan konseli
(summarizing) menjadi satu pernyataan.

Keaslian ●
Teknik untuk memancing konseli agar mau berbicara
mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikiranya
(Genuiness)

Pertanyaan Terbuka ●
Mengkomunikasikan secara jujur perasaan sebagai cara
meningkatkan hubungan dengan dua atau lebih individu.
(Question)
Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Sebaya


Kemampuan untuk mengekspresikan pemikiran dan
Ketegasan (Asertiveness) perasaan secara jujur, yang ditunjukan dengan cara
berterus terang, dan respek kepada orang lain.

Pemecah masalah Suatu tekhnik konseling yang menantang klien untuk melihat adanya diskrepansi

atau inkonsistensi antara perkataan dan bahasa badan (perbuatan) atau bisa
dikatan komunikasi yang ditandai dengan ketidaksesuaian atau ketidakcocokan
(problem solving) antara ucapan dan perilaku.

Konfrontasi ●
fase mengeksplorasi satu masalah, memahami sebab-
sebab masalah, dan mengevaluasi tingkah laku yang
(Confrontation) mempengaruhi penyelesaian masalah itu.
Fungsi dan Manfaat
Konseling Sebaya

01 Fungsi

Membantu siswa lain memecahkan Membantu siswa baru membina dan


permasalahanya mengembangkan hubungan baru dengan
teman sebaya dan personel sekolah
Membantu siswa lain yang mengalami
penyimpangan fisik Melakukan tutorial dan penyesuaian
sosial bagi siswa asing (kalau ada)
Fungsi dan Manfaat
Konseling Sebaya

02 Manfaat
 Dapat melakukan pendekatan  Memiliki kemampuan
dan membina percakapan dengan mengamati dan menilai tingkah
baik laku orang lain dalam rangka
menentukan apakah tingkah laku
 Memiliki kemampuan bermasalah atau tidak.
mendengar, memahami dan
merespon (3M), termasuk  Memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi nonverbal (cara berbicara dengan orang lain
memandang, cara tersenyum dan tentang masalah dan perasaan
melakukan dorongan minimal). pribadi.
Pelaksanaan Konseling
Sebaya

 Pemilihan dan pelatihan


konselor sebaya.
 Konselor sebaya melakukan
 Pelaksanaan konseling yang evaluasi dan follow up dari proses
dilakukan oleh konselor sebaya konseling
kepada konseli.
Guru bimbingan konseling
menindak lanjuti dan
mengevaluasi kegiatan konselor
sebaya.
Pengetahuan

Pengetahuan memegang peranan penting dalam penentuan


perilaku yang utuh karena pengetahuan akan membentuk
kepercayaan yang selanjutnya dalam mempersepsikan kenyataan,
memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan menentukan
perilaku terhadap objek tertentu sehingga akan mempengaruhi
seseorang dalam berperilaku
Faktor yang Mempengaruhi
Pengetahuan

Tingkat
Pendidikan Budaya

Informasi
Pengalaman
BAB III
Metode Penelitian
Metode Penelitian
Desain Populasi
Penelitian Seluruh Remaja
yang ada di wilayah
Metode kerja Puskesmas
Deskriptif. Tanjung Balai

Waktu dan Tempat Sampel


Penelitian Remaja di wilayah kerja
puskesmas Tanjung Balai yang
7 Januari 2021 di Posyandu mengikuti webinar online dan
Remaja Wilayah Kerja posyandu remaja selama
Puskesmas Tanjung Balai periode Januari 2021 = 50
Karimun orang
Remaja yang telah mendaftarkan diri, mengikuti

Kriteria webinar online dan posyandu remaja selama periode


Januari 2021 serta bersedia menjadi responden
Inklusi penelitian.

Remaja yang tidak mengikuti webinar online dan


Kriteria Eksklusi posyandu remaja selamaperiode Januari 2021


serta tidak bersedia menjadi responden penelitian.

Metode & Teknik ●


Data primer dari penyebaran kuesioner

Data dideskripsikan berdasarkan jumlah jawaban benar
Pengumpulan pada kuesioner, sehingga didapatkan gambaran tingkat
Data pengetahuan remaja
Defenisi
Operasional

 Remaja adalah orang yang berusia 10 – 18 tahun dan masuk


kriteria inklusi.

Tingkat pengetahuan adalah pengetahuan yang dikategorikan


menjadi baik, cukup dan kurang melalui jawaban kuesioner.

Tingkat pengetahuan responden penelitian dibagi menjadi


kurang, cukup, dan baik. Tingkat pengetahuan dikategorikan
kurang jika jumlah jawaban benar adalah 1-5, cukup jika jumlah
jawaban benar 6-10 dan baik jika jumlah jawaban benar 10-15
 

Analisa data dilakukan
dengan cara penyajian dalam
Analisa Data bentuk tabel dan
dideskripsikan dalam bentuk
narasi.
BAB IV
Profil Puskesmas
KEADAAN GEOGRAFIS
Luas wilayah kerja Puskesmas Tanjung Balai meliputi seluruh Kecamatan Karimun dengan
luas kurang lebih 98 km2.

Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Balai meliputi 6 kelurahan dan 3 Desa dengan
jumlah penduduk 50.100 jiwa.
NO KELURAHAN / DESA JUMLAH PENDUDUK
1 KEL.TANJUNG BALAI 7.461
2 KEL.TANJUNG BALAI KOTA 6.035
3 KEL.SUNGAI LAKAM TIMUR 9.896
4 KEL.SUNGAI LAKAM BARAT 10.828
5 KEL.TELUK AIR 6.479
6 KEL.LUBUK SEMUT 5.451
7 DESA PARIT 1.668
8 DESA TULANG 1.365
9 DESA SELAT MENDAUN 917
TOTAL 50.100
SUMBER DAYA KESEHATAN

1. Dokter Umum (6 orang)


2. Dokter Gigi (1 orang)
3. Perawat (22 orang) 6. Analis Laboratorium (2 orang)
4. Bidan (31 orang) 7. Tenaga Administrasi (11 orang)
8. Nutrisionis (1 orang)
5. Asisten Apoteker (1 orang) 9. Supir Ambulance (3 orang)
10. Kebersihan (3 orang)
BAB V
Hasil dan
Pembahasan
Karakteristik umum responden penelitian

Karakteristik Frekuensi (orang) Persentase (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 9 18%
Perempuan 41 82%
Pendidikan
SD 2 4%
SMP 33 66%
SMA 15 30%
Tingkat pengetahuan
Baik 46 92%
Cukup 4 8%
Kurang 0 0%
Hasil tingkat pengetahuan berdasarkan
Jenis Kelamin dan Pendidikan.

Pengetahuan
Karakteristi Baik Cukup Total
k
N % N % N %

Jenis Kelamin
12%
Laki-laki 8 88% 1 9 100%
Perempuan 38 92% 3 8% 41 100%
Pendidikan
100%
SD 1 50% 1 50% 2
SMP 31 94% 2 6% 33
SMA 14 93% 1 7% 15 100%
Pembahasan
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin paling

banyak berpartisipasi adalah perempuan yaitu sebanyak


41 responden (82%) dan 9 responden laki-laki (18%)

Remaja laki-laki dan remaja perempuan memiliki tingkat


kesadaran yang berbeda akan pentingnya informasi


terkait kesehatan reproduksi dan lingkungan disekitarnya

Biasanya remaja laki-laki memiliki kesadaran yang


kurang baik dibandingkan dengan remaja perempuan


sehingga akan bersikap acuh dan terkesan tidak peduli
Responden
Responden dengandengan
tingkat
pendidikan SMP
pendidikan ti nggi memiliki
memi li ki
pengetahuan baikyang
pengetahuan yang lbaik
ebi h
banyak dibandi
sebanyak ngkanlalu
94%, responden
diikuti
dengan ti ngkat pendidikan rendah
oleh SMA 93% dan SD 50%.

Pea
rso
n
Se
mak
in
ting
gi
ting
kat
pen
didi
kan
ses
eor
ang
mak
a
aka
n
sem
akin
mu
dah
unt
uk
me
neri
ma
info
rma
si
sehi
ngg
a
sem
akin
ban
yak
pula
pen
get
ahu
an
yan
g
dap
at
dimi
liki
Mayoritas remaja yang menjadi responden
memiliki pengetahuan baik mengenai
konseling sebaya.
Notoadmodjo informasi dan pendidikan
formal berpengaruh pada tingkat
pengetahuan seseorang
Rohmatika tahun 2013 Adanya pelajaran biologi dan
penyuluhan kesehatan di sekolah dapat membuat
pengetahuan siswa terkait kesehatan menjadi cukup
baik.
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa remaja di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Balai memiliki
pengetahuan baik mengenai materi konseling
sebaya, namun masih ada beberapa remaja yang
memiliki pengetahuan cukup sehingga sosialisasi
mengenai konseling sebaya dibutuhkan.

Keterbatasan Penelitian Besar sampel


dalam penelitian ini masih kurang dan
tidak representatif karena keterbatasan
waktu dan tidak kondusifnyatempat
BAB VI
Kesimpulan dan
Saran
Kesimpulan
Remaja dengan jenis kelamin

perempuan lebih banyak memiliki


pengetahuan yang baik dibandingkan
dengan jenis kelamin laki-laki.

Kategori tingkat pendidikan dalam


penelitian dibagi menjadi SD, SMP dan


SMA. Responden dengan pendidikan SMP
memiliki pengetahuan yang baik lebih
banyak dibanding remaja SMA dan SD.
Saran
Remaja agar dapat menyebarluaskan pengetahuan mengenai konseling remaja kepada teman sebayanya dan lebih baik lagi
dapat menjadi konselor sebaya.

Puskesmas Tanjung Balai untuk dapat memfasilitasi kegiatan konseling sebaya dalam kegiatan posyandu remaja dan
dapat memfasilitasi kegiatan pelatihan pembentukan konselor sebaya.

Tenaga kesehatan (dokter dan medis lainnya) untuk dapat lebih meningkatkan edukasi mengenai kesehatan remaja.

Dokter internship berikutnya agar melakukan evaluasi dan melakukan penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih
baik dan menarik, variabel yang lebih bervariasi, serta jumlah sampel yang lebih besar.
LAMPIRAN
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
Nama Responden :
Umur : No Pertanyaan Jawaban 12 Mengkonsumsi Napza dalam jangka penggunaan yang
Jenis Kelamin : Bena Sala lama dapat menyebabkan kematian.
Tingkat Pendidikan : r h 13 Dalam upaya penanggulangan Napza di masyarakat,
Organ Seksualitas Pada Remaja pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus
1 Organ seksualitas laki-laki dan perempuan berbeda menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan
dari segi bentuk dan fungsi. alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan
2 Dengan melakukan sentuhan, pegangan tangan NAPZA lain yang berbahaya.
sampai ciuman merupakan perilaku seksual yang 14 Gejala penyalahgunaan NAPZA menyebabkan perubahan
ringan. sikap dan perilaku siswa, mialnya prestasi disekolah
3 Perempuan bisa hamil bila melakukan hubungan menurun, merusak disiplin, membolos serta tindak
intim kenakalan.
4 Payudara termasuk organ seksual pada wanita. 15 Perilaku menyimpang seperti perkelahian, tawuran,
5 Perilaku seksual adalah bentuk tingkah laku yang kriminalitas, pencurian, perampokan, dan perilaku seks
didorong oleh hasrat seksual baik dilakukan dengan berisiko, dipengaruhi atau bahkan sering dipicu oleh
lawan jenis maupun sesama jenis. penggunaan NAPZA.
HIV AIDS
6 Penularan HIV AIDS tidak dapat dicegah dengan
menggunakan kondom saat melakukan seksual.
7 HIV AIDS dapat menular melalui hubungan seksual
yang tidak aman.
8 Penyakit HIV AIDS dapat ditularkan melalui keringat,
sentuhan dan ciuman
9 Penyakit HIV AIDS tidak dapat menular melalui
jarum suntik, hubungan seksual dan tranfusi darah.
10 Menggunakan kondom jika melakukan hubungan
seksual merupakan cara menghindari HIV AIDS.
NAPZA
11 Mengkonsumsi Napza dapat menyebabkan
kerusakan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
DOKUMENTASI
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai