Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN FISIK GARPU

TALA
DOKTER PEMBIMBING : DR. RIZA RIZALDI SP. THT-KL

• Valencia Suwardi 112018015


• Nur Aina binti Abdul Aziz 112018126
ANATOMI
TES PENALA

• Penala terdiri dari satu set (lima buah) dengan


frekuensi 128 Hz, 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz, dan
2048 Hz. Pada umumnya dipakai tiga macam penala,
yaitu 512 Hz, 1024 Hz, dan 2048 Hz.
• Penggunaan garpu tala 512 Hz tidak terlalu
dipengaruhi suar bising dari luar.
• Syarat-syarat tes penala :
• Pasien ; pasien mengalami penurunan pendengaran, pasien kooperatif
• Lingkungan ; tes penala dilakukan pada ruangan yang tenang. (<40 dB)
• Pemeriksa ; pendengaran pemeriksa dianggap normal dan dapat memberikan instruksi
Efek pada Tubuh Manusia Tingkat Bising (dB) Sumber Suara

140 Mesin Jet


130 Ketukan palu
Ambang Rasa Sakit

120 Baling-baling pesawat terbang


Sangat Berbahaya
110 Membor batu, gergaji mesin

100 Ruang kerja lembaran baja

90 Truk berat
Beresiko 80 Lalu lintas ramai

Menghalangi Percakapan 70 Bengkel mobil

60 Percakapan normal
Mengganggu
50 Suara percakapan (kecil)
  40 Suara radio (kecil)
  30 Berbisik-bisik
  20 Tempat tinggal (hening)
  10 Gemerisik daun
  0 Ambang pendengaran
INFORMED CONSENT

• Dapat diberikan secara lisan atau tertulis.


• Menjelaskan kepada pasien akan dilakukan pemeriksaan garpu tala dengan
menggunakan garpu tala 512Hz yang akan diletakkan di belakang telinga, depan
telinga dan ditengah dahi. Dan mencontohkan bunyinya kepada pasien. Dengan tujuan
mencari tahu ada atau tidaknya kelainan tuli konduktif atau tuli neurosensory, namun
dapat juga dilakukan pemeriksaan audiometri.
• Pemeriksaan garpu tala tidak memiliki resiko dan komplikasi yang dapat terjadi.
• Poin pada test rinne dan swabach adalah pasien bisa mendengar atau tidak
• Pada weber : point nya adalah pasien mendengarkan mana yang lebih keras telinga kiri
atau kanan
• Isyarat yang dilakukan pasien saat melakukan test penala adalah bila yang diperiksa
telinga kanan yang diangkat tangan kanan
• Bila yang diperiksa telinga kiri yang diangkat tangan kri
TES RINNE

• Tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang dan hantaran udara telinga
pasien.
• Umumnya garpu tala yang digunakan 512 Hz, dapat digetarkan dengan cara dipetik
secara halus tanpa menghasilkan suara melengking.
• Tangkai penala yang bergetar ditempelkan pada mastoid pasien (hantaran tulang)
hingga bunyi tidak lagi terdengar, penala kemudian dipindahkan ke dekat telinga sisi
yang sama ( hantaran udara)
(+) HU>= HT -> normal / gangguan sensorineural
(-) HU<HT -> gangguan konduktif
TES WEBER

• Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan kanan


• Mendengarkan suara sendiri lebih keras bila satu telinga ditutup.
• Gagang penala yang bergetar ditempelkan di tengah dahi / garis tengah wajah.
• Lapor : suara terdengar di telinga kiri, kanan, atau keduanya.
• Kesan : Bila mendengar pada satu telinga disebut lateralisasi ke sisi telinga tersebut,
jika kedua telinga tidak mendengar atau sama-sama mendengar berarti tidak ada
lateralisasi.
Interpretasi :
normal : tidak ada lateralisasi
tuli konduksi : lateralisasi ke telinga yang sakit
tuli sensorineural : lateralisasi ke telinga yang sehat
TES SWABACH

• Tujuannya untuk membandingkan hantaran lewat tulang antara penderita dengan pemeriksa.
• Cara : garpu tala dibunyikan lalu tangkainya diletakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa,
bila pemeriksa sudah tidak mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita. Bila
penderita masih dapat mendengar berarti Schwabach memanjang, tetapi jika penderita tidak mendengar
maka ada 2 kemungkinan yaitu Schwabach memendek atau normal.
• Untuk memastikannya maka tes dibalik, yaitu tes ke penderita dulu baru ke pemeriksa. Jika pemeriksa
masih mendengar berati Schwabach penderita memendek, bila pemeriksa tidak mendengar lagi berarti
sama-sama normal
Interpretasi :
Schwabach normal : normal
Schwabach memanjang : tuli konduksi
Schwabach memendek : tuli sensorineural

Anda mungkin juga menyukai