Oleh : -ARNUS HISARI GUNAWAN SIAHAAN -ANDY CHAIRUN
PROGRAM STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
WILAYAH DAN PEDESAAN (PWD) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) SEKOLAH PASCASARJANA 2016 I. Perencanaan Secara Umum Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang harus diikuti jika menginginkan hasil yang baik sesuai dengan yang direncanakan. Barclay M. Hudson (1979) mengemukakan 5 (lima) Pendekatan Perencanaan antara lain Synoptic, Incremental, Transactive, Advocacy, dan Radical yang kemudian dibuat akronim dengan sebutan SITAR. II. Defenisi Teori Perencanaan Incremental
Perencanaan Incremental yaitu perencanaan yang lebih
mementingkan aspek dialog, menerima kritikan dan saran demi kepentingan bersama. Selain itu dalam melakukan perencanaan sangat mempertimbangkan pengalaman, aturan praktis, berbagai teknis dan koordinasi (Horvat, 1972 dalam Barclay M. Hudson, 1979). Perencanaan Incremantal lebih bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja dan hanya memperhatikan faktor-faktor lingkungan. III. Konsep Teori Perencanaan Incremental Konsep teori Incremental ini bersifat pragmatis, tidak bermaksud mencari pilihan kebijakan yang terbaik, melainkan hanya mencari alternatif yang dapat dilaksanakan. Perencanaan Incremental lebih menekankan pada perencanaan jangka pendek karena lebih riil dan mudah diwujudkan dibandingkan dengan jangka panjang. Teori ini diilhami oleh filsafat pragmatisme, yang menyatakan yang baik adalah yang berguna pada masa sekarang. Yang berguna pada masa sekarang hanya dapat ditentukan dan dicari pada masa sekarang. IV. Asal Munculnya Teori Incremental Teori Incremental (Incremental Theory) pertama kali di perkenalkan oleh ekonom yang bernama Charles E. Lindblom. Teori ini mengacu pada pemecahan masalah dengan sudut pandang yang realistis terhadap keterbatasan- keterbatasan yang dimiliki oleh para pembuat kebijakan. Lahirnya teori Incremental tidak terlepas dari kritik terhadap model atau Teori Rasionalitas Komprehensif yang dinilai tidak cocok lagi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan publik. Teori ini mencerminkan sebagai suatu teori pengambilan keputusan untuk menghindari masalah. Selain itu teori ini juga merupakan teori yang lebih banyak menggambarkan cara yang ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil keputusan sehari-hari. V. Kelemahan Teori Incremental 1. Keputusan–keputusan yang diambil hanya untuk kepentingan kelompok yang kuat saja sehingga kepentingan kelompok lemah terabaikan. 2. Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan lain. 3. Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang inkremental tidak tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar dan mendasar. 4. Pendekatan incremental tidak didasari oleh efektivitas belanja kegiatan sehingga kegiatan bersifat monoton dan banyak dijumpai penggunaan anggaran yang tidak relevan. 5. Keputusan yang diambil mewakili kepentingan dari kelompok yang kuat sehingga kepentingan dari kelompok lemah terabaikan dan dinomor duakan. VI. Kelebihan Teori Incremental
1. Tidak memerlukan banyak informasi data dan
dapat dengan cepat mengambil keputusan. 2. Didasarkan pada pengalaman-pengalaman perencana saja 3. Mempunyai ukuran rasional yang lebih kecil dibandingkan pendekatan sebelumnya VII. Penerapan Teori Incremental Hal yang paling mendasar dari model incremental adalah dari adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam pembuat keputusan, yang lebih mementingkan aspek dialog, menerima kritikan dan saran demi kepentingan bersama. Selain itu dalam melakukan perencanaan sangat mempertimbangkan pengalaman, aturan praktis, berbagai teknis dan koordinasi. Model kebijakan incremental adalah yang paling cocok untuk masyarakat yang majemuk (pluralistic society) seperti Amerika Serikat. Di negara berkembang seperti Indonesia, teori ini tidak cocok untuk diterapkan karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar dan mendasar. Contoh Teori Incremental yang ada di Indonesia adalah pada saat adanya kebijakan Remunerasi bagi Pegawai Negeri Sipil pada saat Pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono. Dengan menaikkan remunerasi (gaji) pegawai negeri sipil, kesejahteraan pegawai negeri sipil tercukupi, etos kerjanya meningkat bagus, dan tidak melakukan tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Tetapi setelah terbongkarnya kasus korupsi yang dilakukan Pegawai Ditjen Pajak Kementerian Keuangan yaitu Gayus H Tambunan, ternyata diluar dugaan justru melibatkan banyak pihak di luar Kementerian Keuangan (seperti Kejaksaan Agung, Kepolisian RI, dan lain-lain), dan tentunya hal ini tidak cukup hanya diatasi dengan Kebijakan Tambal Sulam (Inkremental), tetapi memerlukan pemecahan secara menyeluruh (komprehensif)
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda