Anda di halaman 1dari 19

TRANSUDAT DAN EKSUDAT

Normal :
rongga pleura, perikardium dan peritoneum : sedikit cairan

Fungsi :
pelumas diantara lapisan parietal dan mesotelium viseral

Jumlah :
dipengaruhi tek. osmotik, hidrostatik, permeabilitas
pembuluh darah, limfe dan mesotel

Akumulasi : ketidakseimbangan pembentukan dan absorbsi


Cairan efusi

• Dibedakan atas transudat dan eksudat.

• Transudat : cairan yang terbentuk bukan oleh proses radang,


umumnya disebabkan suatu proses sistemik.

• Eksudat : cairan yang terbentuk oleh radang/inflamasi

• Langkah awal untuk diagnosis dan dalam


menentukan jenis pemeriksaan laboratorium.

• Bila cairan adalah transudat pemeriksaan lanjutan (-)


Tabel 1. Lokasi cairan, cara pengambilan dan jenis cairan
I

Anatomic site Procedure Fluid obtained


pleural cavity thoracentesis pleural fluid
peritoneal
paracentesis peritoneal fluid
cavity
(ascitic fluid)
perlcardial pericardial
pericardial aspiration
cavity fluid
Joint space loint aspiration
synovial fluid
(arthrocentesis)
spinal cord cerebrospinal
spinal tap, lumbar puncture
fluid
Transudat dibedakan dari eksudat melalui
serangkaian pemeriksaan.

Kadar protein total dan laktat dehidrogenase (LDH)


pada serum dan cairan efusi.

Transudat :
Ratio protein total cairan terhadap serum < 0,5 dan
ratio LDH cairan terhadap serum < 0,6.

Eksudat :
Ratio protein cairan terhadap serum > 0,5
dan ratio LDH > 0,6.

Kombinasi rasio protein cairan/serurr


dan ratio LDH cairan/serum hampir 100 %
dapat membedakan transudat dengan eksudat
Tabel Perbedaan transudat dan eksudat

Transudat Eksudat
Kuning Keruh, purulen,
Warna
pucat/jernih hemoragik/berdarah
Bekuan - -/+
Berat Jenis < 1.018 > 1.018
Rivalta - +
Leukosit < 1000 /uL Bervariasi, > 1000/uL
biasanya
Eritrosit - / sedikit
banyak
MN (limfosit / terutama
Hitung jenis
mesotel) PMN
> 50%
Protein total < 50 % serum
serum
Rasio protein cairan
< 0,5 > 0,5
/ serum
> 60 %
LDH < 60% serum
serum
Rasio LDH
< 0,6 > 0,6
cairan/ serum
=/< plasma
Glukosa = Plasma

Bakteri - +
PENGUMPULAN BAHAN PEMERIKSAAN

Bahan : torasentesis, perikardiosentesis, parasentesis (10-50 ml

Bagi ke dalam beberapa tabung :

EDTA : makroskopik, hitung sel, morfologi, hitung jenis )


Heparin : pem. kimia (LDH, protein total, glukosa, amilase)
Heparin steril : mikrobiologik ( kultur, pewamaan Gram, BTA)
PEMERIKSAAN CAIRAN EFFUSI
Spuit berisi heparin : pemeriksaan pH, sitologik

Diperiksa dalam waktu < 1 jam setelah pengambilan.

Bila tidak : disimpan pada suhu 40C 


mencegah pertumbuhan kuman dan kerusakan sel.

Pada saat itu juga diambil darah untuk perhitungan ratio


Pemeriksaan laboratorium

1.Makroskopik

Jumlah : menunjukkan luasnya kelainan


Warna : transudat dapat berwarna kuning muda,
eksudat tergantung penyebab

Transudat kuning muda : cairan asites pasien sirosis


hepatik

Eksudat
keruh - purulen : banyak leukosit dan protein
kuning : karena bilirubin
putih susu : karena kilus
hijau : karena infeksi Pseudomonas
Hemoragik : aspirasi traumatik, perdarahan
intraabdominal atau intratorakal, tumor
Kejernihan : transudat jemih, eksudat keruh
tergantung pada komposisinya.

Bau : biasanya tidak berbau, keeuali bila terdapat


pembusukan protein misalnya pada infeksi
kuman anaerob dan E. coli.

Berat jenis : merefleksikan jumlah protein


Diperiksa dengan urinometer atau refraktometer.

Bekuan : transudat tidak mengandung bekuan,


eksudat dapat membeku bila mengandung
>> fibrinogen.

Tes rivalta : dasar : seromucin dalam eksudat.


Konvensional
DD/ eksudat dan transudat
2. Mikroskopik

Hitung jumlah sel: cairan jemih atau agak keruh, cairan purulen (-)

Hitung lekosit > 1000/ul mengarah pada eksudat.

Hitung lekosit meningkat pd asites : peritonitis, sirosis, dan TBC

Hitung jenis sel: sediaan hapus dibuat tergantung sifat cairan.


- Jernih, sel sedikit : sentrifugasi , ambil sedimennya
- Keruh sekali/ purulen, dibuat sediaan hapus langsung.
- Jika terdapat bekuan, maka dari bekuan dibuat sediaan tipis.
- Diwamai dengan Wright atau Giemsa, hitung jenis 100-300 sel.

Hitung jenis :sel mononuklear (MN) dan polimorfonuklear (PMN)


MN : meliputi limfosit, sel mesotel dan sel plasma.

Predominasi PMN :inflamasi akut (pnei, infark paru, efusi TBC (dini).

> 50% lekosit merupakan limfosit kecil : TBC atau tumor


Kimia

• Kadar protein total, kolesterol, glukosa, aktivitas LDH.


Glukosa pada infeksi atau penyakit reumatoid : menurun
• Untuk cairan asites juga diperiksa amilase, amonia, ALP, CEA
Amilase meningkat pada pankratitis atau perforasi esofagus
Amonia : dd/ efusi atau ekstravasasi urin
ALP : meningkat pada infark, perforasi mediastinum
CEA : marker tumor
• Kadar trigliserida diukur untuk mengidentifikasi efusi kilus.

• Jika cairan tampak seperti susu: tes ekstraksi  kilus

Mikrobiologik

Dilakukan pewamaan Gram, BTA, dan kultur.


CAIRAN PLEURA
• Diproduksi oleh pleura parietal (filtrasi plasma
melalui sel endotel kapiler)

• Diabsorbsi oleh pleura visceral (melalui


pembuluh limfe dan sel mesotel)

• Efusi dpt terjadi pd:


1. Tekanan hidrostatik
2. Tekanan onkotik plasma
3. Permeabilitas kapiler
4. Absorbsi oleh pemb.limfe
Indikasi dan komplikasi aspirasi
• Indikasi :
– bila terdapat efusi
– untuk terapi
– bila terdapat hemotorak
– terdapat empiyema

• Komplikasi : hemotorak adan mediastinal shift)


CAlRAN PLEURA

Normal atau transudat : jemih dan berwama kuning pucat.

Kekeruhan biasanya disebabkan adanya leukosit 


infeksi bakteri, TBC atau gangguan imunologik

Tes untuk membedakan transudat atau eksudat :


kolesterol cairan pleura atau rasio kolesterol
cairan/serum.
Jika kadar kolesterol cairan > 55 mg/dl atau rasio > 0.3
 cairan adalah eksudat.

Darah menunjukkan :
hemotoraks (cedera tarumatik), kerusakan membran,
akibat aspirasi yang traumatik

Cairan pleura seperti susu : kilus dari duktus torasikus


Hitung leukosit dan hitung jenis rutin dilakukan

Hitung sel > 1000 sel/ul dianggap meningkat.

Efusi tuberkulosis :
kenaikan jumlah sel dengan predominasi limfosit
dan adanya sel plasma.

Infeksi bakteri : hitung sel meningkat dengan dominasi netrofil.

Peningkatan limfosit : juga ditemukan pada keganasan.

Sediaan hapus cairan dapat mengandung :


sel mesotel, makrofag dan sel tumor ganas.

Glukosa < 60 mg : TBC, infeksi bakteri, reumatoid dan


keganasan.
.
CAlRAN PERIKARDIAL

Cairan perikardial normal : berjumlah 10-50 ml,jemih, kuning pucat

Yang sering : cairan keruh yang disebabkan oleh infeksi/keganasan.

Cairan dengan sedikit darah : tuberkulosis atau tumor.

Efusi hemoragik : pungsi jantung atau penggunaan obat anti koagulan.

Hitung leukosit > 1000 sel/ul  menunjukkan infeksi.

Peningkatan persentase netrofil : mengarah pada endokarditis bakterialis.

Pemeriksaan sitologik : untuk melihat sel ganas

Kadar glukosa < 60 mg : infeksi dan keganasan.

Gram dan kultur tidak diperiksa kecuali dicurigai endokarditis bakterialis.


CAIRAN PERITONEAL

Normal : jemih , kuning pucat.

Eksudat keruh pada infeksi bakteri dan jamur, hijau bila terdapat empedu.

Hitung eritrosit biasanya < 100.000 sel/ ul, jika meningkat  trauma

Jika cairan tampak berdarah, eritrosit tidak dihitung.

Hitung leukosit normal < 300 sel/ul:


 meningkat pada peritonitis bakterial & sirosis.

Pem. sitologi : untuk mencari metastasis kanker.

Pemeriksaan kimia : kadar glukosa, amilase dan ALP.

Pewarnaan Gram dan kultur bakteri : jika dicurigai peritonitis bakterial.

Bila curiga TBC : pewamaan BT A.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai