Anda di halaman 1dari 13

“Keputusan Dekan F H

Unud Tentang
Penetapan Areal
Merokok : Apakah
Merokok di Areal
Kampus dapat
Dikatakan Melanggar
HAM ?”
• Ida Ayu Ari M ah ayan i
(12 71)
• Komang Tarisa Felistyana Dewi
(1273)
• Ni N yoman Ratih Sukmantari (1280)
• Ni Made Karti (1272)
• Rosa Fitriyana Sinaga (1236)
Anggota
• I Gusti Ngurah S o n y Saputra (1284)
K elompok
1
1
Latar Belakang
2 Hak Kesehatan
3
Kawasan Tanpa Rokok
TOPIK
H A R I INI 4
Argumentsi Pro
Kesadaran terhadap Kawasan tanpa rokok sangat perlu
diterapkan terutama dalam lingkungan publik. Bahkan, Kawasan
Tanpa Rokok (KTR) telah diterapkan di lingkungan Fakultas
Hukum Universitas Udayana terbukti dengan dikeluarkannya
Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Nomor
64/H.14.1.11/TU/2011 Tentang Penetapan Areal Merokok Di
Lingkungan Kampus Fakultas Hukum Universitas
Udayana.Diangkatnya isu diatas diharapkan mampu memberi
LATAR BELAKANG
kesadaran kita sebagai mahasiswa serta seluruh warga Fakultas
Hukum Universitas Udayana untuk menaati keputusan yang
telah dibuat. Karena pada dasarnya, merokok dapat melanggar
HAM terutama hak untuk memperoleh kesehatan
Keputusan Dekan FH UNUD tentang Penetapan Areal Merokok (PRO)

Kondisi lingkungan yang bersih dari polusi merupakan salah satu unsur yang sangat
penting untuk menunjang keberlangsungan hidup alam dan manusia terutama dalam
kaitannya dengan hak untuk memperoleh kesehatan (right to health) sebagaimana
tercantum dalam 25 Universal Declaration of Human Rights dan
Pasal International Pasal 12 on Economic, Social and Cultural Rights
Covenant . Lingkungan
mempunyai pengertian dan ruang lingkup yang sangat luas. Namun dalam pembahasan
ini kita mengambil contoh sebagian kecil dari lingkup lingkungan yakni lingkungan di
dalam area kampus Fakultas Hukum Universitas Udayana.Untuk menjaga lingkungan di
area Fakultas Hukum Universitas Udayana, ditetapkan Keputusan Dekan Fakultas
Hukum Universitas Udayana Nomor 64/H.14.1.11/TU/2011 Tentang Penetapan Areal
Merokok Di Lingkungan Kampus Fakultas Hukum Universitas Udayana. Pada bagian
menimbang huruf a. disebutkan: “ bahwa merokok di satu sisi adalah hak seseorang dan
bukan perbuatan terlarang, akan tetapi di sisi lain merokok juga dapat mengganggu
terhadap kesehatan, baik terhadap diri perokok itu sendiri maupun terhadap orang lain
(perokok pasif). ” Bagi pelanggar ketentuan dekan tersebut akan dikenakan sanksi.
HAK KESEHATAN

Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia yang harus


diwujudkan sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Namun,
saat ini sangat sulit sekali manusia untuk mendapatkan kesehatan
bahkan beberapa kalangan berbicara jika sehat itu mahal.
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memenuhi hak
masyarakat agar dapat hidup sehat dan berperan sebagai penentu
sebuah kebijakan yang seharusnya dilaksanakan oleh
masyarakat.Salah satu kebijakan pemerintah dalam pelayanan
publik khususnya dalam bidang kesehatan
tentang Kawasan Tanpa Rokok. adalah kebijakan
BAGI LINGKUNGAN
DAN SEKITAR
B a ha ya

Rokok BAGI
KE SE HAT AN
Kawasan Tanpa Rokok ialah kawasan yangbebas dari asap rokok,yang
diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan khususnya pasal
115 ayat (1).Kemudian, diatur lebih lanjut dalam ayat (2) yang menentukan
bahwa pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di
wilayahnya. Pemerintah Bali juga telah mengeluarkan aturan lebih lanjut
mengenai Kawasan Tanpa Rokok yakni dalam Peraturan Daerah Provinsi
Bali Nomor 10 Tahun 2011 Tentang kesehatan dalam pasal 1 angka 3
Argumen
Artikel 25 Deklarasi Universal Hak-
Pro hak Manusia, “Setiap orang berhak
atas tingkat hidup yang memadai
untuk kesehatan dan kesejahteraan
dirinya dan keluarganya, termasuk
hak atas pangan, pakaian, perumahan
dan perawatan kesehatan serta
Pasal 28 H ayat (1) UUD NRI 1945 pelayanan sosial yang diperlukan, dan
berhak atas jaminan pada saat
yang berbunyi “ Setiap orang
menganggur, menderita sakit, cacat,
berhak hidup sejahtera lahir dan menjadi janda/duda, mencapai usia
batin, bertempat tinggal, dan lanjut atau keadaan lainnya yang
mendapatkan lingkungan hidup mengakibatkannya kekurangan
nafkah, yang berada di luar
yang baik dan sehat serta berhak
kekuasaannya”.
memperoleh pelayanan
kesehatan ” .
UU No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan juga terdapat dalam pasal
4 dinyatakan secara tegas “ Setiap

orang berhak atas kesehatan ” .


Pasal 12 ayat (1) Konvensi Internasional Tentang Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya berbunyi “ Negara-
negara Peserta Perjanjian ini mengakui hak setiap
orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat
dicapai untuk kesehatan jasmani dan rohani ” .

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012, Pasal 2


Ayat 1 yang berbunyi “ Penyelenggaraan pengamanan penggunaan bahan
yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan
diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan
perseorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan. ”
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2011 Tentang
Kawasan Tanpa Rokok dalam bagian menimbang huruf a yang
berbunyi “ bahwa rokok merupakan hasil olahan tembakau dan
sintetis yang mengandung nikotin dan tar yang membahayakan
kesehatan
• manusia ”

Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang diadopsi oleh WHO,


dalam article 6 berbunyi “ The objective of this Convention and its protocols is
to protect present and future generations from the devastating health, social,
environmental and economic consequences of tobacco consumption and
exposure to tobacco smoke by providing a framework for tobacco control
measures to be implemented by the Parties at the national, regional and
international levels in order to reduce continually and substantially the
prevalence of tobacco use and exposure to tobacco smoke ” .
Merokok termasuk pelanggaran hak asasi manusia bagi orang lain, karena
dengan merokok, standarisasi kesehatan menjadi menurun dan bahkan
tidak layak.Akibat merokok tidak hanya akan dirasakan bagi perokok aktif
melainkan juga perokok pasif serta lingkungan . Maka dari itu, dengan
adanya kawasan tanpa rokok dinilai menjadi salah satu alternatif dari
penyebaran bahaya akibat asap rokok, dimana bahaya yang timbul
merupakan hal yang bertentangan dengan hak memperoleh kesehatan.
Meskipun banyak masyrakat beranggapan bahwa merokok termasuk
KESIMPULAN kebebasan HAM, Namun yang perlu disadari merokok pada dasarnya akan
berimbas pada kesehatan banyak orang yang berarti menyangkut
kepentingan publik. Pemerintah sudah banyak mengeluarkan instrument
hukum mulai dari UUD NRI 1945 hingga ke Peraturan Daerah Provinsi
Bali Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Kawasan Tanpa Rokok.Oleh karena
itu sudah sepatutnya kita sadar untuk melaksankan peraturan-peraturan
yang telah dibuat oleh Pemerintah, Terlebih lagi sebagai mahasiswa
fakultas hukum yang hendaknya menerapkan kebiasaaan untuk mentaati
hukum yang berlaku dimulai dari keputusan yang berada disekitar kita
yakni keputusan Dekan Fakultas Hukum
SUMB E R
1.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Universal Declaration of Hum an Rights

3.International Covenant o n Economic, Social, and Cultural Rights, telah diratifikasi melalui Undang-
Undang No. 11 Tah un 2 0 0 5

4.Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana N o m o r 64/H.14.1.11/TU/2011 Tentang


Penetapan Areal Merokok Di Lingkungan Kampus Fakultas Hukum Universitas Udayana.

5.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia N o m o r 109 Tah un 2012 Tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan

6. PERDA K T R No.10 Tah un 2011

Anda mungkin juga menyukai