Tugas k3 Winda

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

DERMATITIS KONTAK IRITAN

N A M A : W I N D A S E N T H YA M I T R I N A S
NIM : 1713201039
P R O D I : K E S E H AT A N M A S YA R A K AT
MK : DASAR K3
DERMATITIS KONTAK IRITAN
A. Pengertian
Dermatitis kontak iritan merupakan suatu kelainan kulit yang ditandai
dengan peradangan lokal terhadap berbagai bahan kimia dan/atau
fisik. Penyakit ini merupakan efek langsung dari bahan iritan pada
kulit yang menjadi racun untuk sel-sel kulit.
B. Penyebab
Terjadi kontak langsung lapisan luar kulit dengan zat tertentu, sehingga
merusak lapisan pelindung kulit. Beberapa zat yang dapat memicu
dermatitis kontak iritasi adalah sabun, detergen, sampo, cairan
pemutih, zat yang berada di udara (misalnya serbuk gergaji atau
serbuk wol), tumbuhan, pupuk, pestisida, asam, alkali, minyak mesin,
parfum, dan bahan pengawet
C. Gejala
 Kulit melepuh
 Kulit pecah-pecah
 Bengkak
 Kulit terasa kencang
 Sariawan
 Luka terbuka yang berkerak
CONTOH KASUS
Salah satu kasus penyakit akibat kerja adalah yang terjadi
pada petani rumput laut di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi
Selatan.
Menurut laporan kepada dinas kesehatan setempat terjadi
peningkatan kasus penyakit kulit pada hampir 75% petani
rumput laut dengan keluhan gatal dan infeksi sekunder
dalam kurun waktu Juni – desember 2004
Hal ini diperkuat dengan pengakuan para petani rumput laut
yang mulai merasakan gangguan kulit sejak beralihprofesi
dari nelayan menjadi petani rumput laut.
Pada petani rumput laut diperkirakan agen yang berperan
adalah toksin yang dihasilkan oleh hydroid Yaitu golongan
invertebrata primitif berbentuk polip yang menempel pada
rumput laut dan pada tali pengikat. Yang merupakan
anggota dari orde Hydrozoa memiliki penampilan seperti
tanaman, mempunyai tiga tahap dalam siklus hidupnya.
Tahap pertama adalah larva yang sangat kecil dan berenang
bebas di perairan, tahap kedua adalah sessile yang
membentuk koloni hydroid, kemudian berubah menjadi
medusa. Organisme ini memiliki nematocytes atau stinging
apparatus yang tersusun dari cnidoblast, apabila mengenai
kulit akan menusuk dan mengeluarkan toksin yang
menimbulkan reaksi gatal. Reaksi ini tetap ada meskipun
nematocytes tersebut dikeringkan. Memiliki toksisitas yang
bervariasi mulai sedang hingga tinggi.
Kejadian dermatitis kontak iritan lebih banyak ditemukan
pada responden dengan jenis pekerjaan pembibitan, hal ini
dikarenakan Pada proses pembibitan rumput laut
dipotong-potong dengan tangan sehingga kemungkinan
hydroid yang menempel pada rumput laut terganggu
kehidupannya dan mendorong ia melepaskan toxin sebagai
bentuk alami perlindungan diri. Hal ini diperkuat dari hasil
pemeriksaan lokasi terjadinya gangguan kulit yang
sebagian besar berada di bagian tangan atau jari.
LOKASI GANGGUAN KULIT PADA RESPONDEN DI
KABUPATEN BANTAENG, 2005
No Lokasi gangguan kulit Kanan (%) Kiri (%)
1 Tangan/jariPerut/pinggang 51,4 49,5
2 Lengan bawah/siku 36,7 33,3
3 Paha/tungkai bawah 13,3 11,4
4 Leher 11,0 8,1
5 Dada/Punggung 10,0 6,2
6 Kaki 8,1 7,6
7 wajah/Muka 7,6 6,2
8 Telinga 2,9 1,9
9 Perut/pinggang 1 1,9
UPAYA PENCEGAHAN DKI PADA PETANI
RUMPUT LAUT
1) Diberikan pengarahan yang intensif mengenai penggunaan alat
pelindung diri (APD) seperti sepatu bot. dalam hal ini dikhususkan
bagi pekerja yang bertugas melakukan pembibitan dan sarung
tangan selama melakukan pekerjaan di laut maupun di darat.
2) Aspek personal hygiene juga harus diperhatikan termasuk di
antaranya adalah mencuci tangan dan mandi setiap selesai bekerja
untuk mencegah agen iritan menempel pada kulit sehingga dapat
menimbulkan iritasi.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai