Anda di halaman 1dari 35

COMMUNITY MENTAL

HEALTH NURSING (CMHN)

HANIK ENDANG NIHAYATI, SKep, Ns, MKep


DEFINISI
Community Mental Health Nursing (CMHN)
“pelayanan keperawatan yang
komprehensif, holistik dan paripurna
berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa,
rentan terhadap stress dan dalam tahap
pemulihan serta pencegahan kekambuhan”
TUJUAN
“Meningkatkan kesehatan jiwa,
mencegah terjadinya gangguan jiwa,
mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan pasien dan keluarga dalam
memelihara kesehatan jiwa”
LATAR BELAKANG
1960
DEINSTITUSIONALISASI KESWA DI DUNIA

Sistem dukungan di masyarakat


tidak adekuat

Lingkaran setan kekambuhan


pasien gangguan jiwa

1974 – 1987
NIMH mengkaji ulang dampak deinstitusionalisasi

1987
Community Support System
COMMUNITY SUPPORT SISTEM Mempertahankan Pasien
(NIMH, 1987) gangguan jiwa dirawat
di komunitas

Pengobatan Pelayanan Krisis

CASE MANAGEMEN

Identifikasi klien Perawatan


dan outreach kesehatan
Psikiater
KLIEN
Perawat
jiwa
KLIEN
KLIEN Sosial
worker Dukungan
Psikolog Finansial
Rehabilitasi Okupasi
Terapis

Dukungan keluarga
Dukungan peer
dan masyarakat
MENGAPA MENJADI TREND
DAN ISSUE DI INDONESIA
???
LB DI
UU RI No.23 Thn 1992
INDONESIA
Pasal 24 & 25 Ttg. Keswa WHO (2006):
SK Menkes No. 1239 1/1000 Psikosis
Thn 2001 Ttg. Registrasi 4/1000 demensia
Dan Prektek Kep. 5/1000 RM (4 -15 thn)
Standar Praktik Kep Klinik 140/1000 Gg. Emosiona
Perawat Jiwa 20 % Gg Jiwa post traum
(Stuart, 1998) kehilangan &bencana
Surat Edaran MENKES 1/3 penduduk
No. 860 Thn 2002 Asia Tenggara
Gg Jiwa ringan -berat

PERGESERAN PARADIGMA
KESWA DI INDONESIA

CMHN
APLIKASI CMHN
Australia Selatan (1960) dengan pendekatan case managemen
Perawat ( Tim : 30 )
koordinator, pengawas dan terapis, bekerja sama dengan berbagai pihak
untuk mengembalikan fungsi optimal pasien

1. Kelompok pertama pengawasan intensif dan penanganan segera


Perawat : pemeriksaan status mental, pemberian obat dan monitoring
efek samping, pengkajian tingkat kemandirian , pengaturan
perumahan dan keuangan
2. Kelompok kedua pengawasan sedang
Perawat: meningkatkan kualitas hidup pasien, melatih ADL,
mengajrkan gaya hidup sehat, memberikan pengobatan dan
memfasilitasi pasien untuk dapat belajar untuk bekerja
3. Kelompok ketiga pengawasan minimal
Perawat: memonitor kegiatan pasien sehari-hari
4. Kelompok keempat pasien telah berfungsi dengan baik dimasyarakat
Perawat: monitoring melalui telepon atau pasien datang ke klinik
APLIKASI CMHN
Di Malaysia dengan pendekatan Assertive Community Treatment (ACT)
Tim multidisiplin (Psikiater, perawat jiwa, psikolog, pekerja sosial dan
okupasi terapis) @ 10 -15 pt

Peran Anggota Tim:


1. Bekerja sama dengan agen lokal untuk menata
kehidupan pasien
2. Mengajarkan keterampilan pasien untuk hidup dan
bertahan dikomunitas, menurunkan perawatan di rumah
sakit, memberdayakan keluarga dan orang yang
bermakna bagi pasien, dan mencegah putus pengobatan
APLIKASI CMHN
Di Nangroe Aceh Darusalam (NAD) Indonesia thn. 2005
dengan pedekatan CMHN
1. Basic Course (BC) CMHN
Sasaran : perawat keswamas (puskesmas)
Kegiatan : Perawat diberikan pelatihan cara memberikan
asuhan keperawatan (7 Dx Kepepewatan) pada klien dan
keluarga pasien gangguan jiwa dirumah
HASIL :
CMHN di 20 kab/kota (perawat keswa CMHN terlatih :
643 orang)
Id pasien di 17 puskesmas : 1380 org (971 dirawat)
Di Kab Bireun setelah dirawat (2006): 388 selfcare, 512
partial care, 71 total care
Di NAD 2007 : 50 % pulih dengan 25 % pulih dan mandiri
dan 25 % pulih
APLIKASI CMHN
2. Intermediate Course (IC) CMHN
Sasaran : Kader Keswa dan Perawat Keswa (Puskesmas)
Kegiatan:
a. Membentuk desa siaga sehat jiwa
b. Merekrut dan melatih kader keswa untuk skreening ggn
jiwa di masyarakat, masalah psikososial dan sehat jiwa
c. Melatih perawat keswa mengintervensi klien dengan
masalah psikososial dan mengembangkan rehabilitasi
pasien gangguan jiwa
HASIL :
IC CMHN dilakukan di 8 kabupaten
Desa Siaga Sehat Jiwa : 343 desa
Kader kesehatan jiwa : 2.106 orang
APLIKASI CMHN
3. Advance Course (AC) CMHN
Sasaran : individu, keluarga, staf puskesmas, kelompok
formal dan informal serta masyarakat luas
Kegiatan :
a. Manajemen keperawatan kesehatan jiwa
b. Kerjasama Lintas sektoral
HASIL :
UU RI No. 11 tahun 2006 (UU Pemerintah Aceh) tentang
kesehatan PAsal 226 Ayat 1
Pemkab/kota Aceh dapat mEngikutsertakan LSM untuk
berperan serta dalam program perbaikan, pemulihan
psikososial dan kesehatan mental akibat konflik dan
bencana
PIRAMIDA PELAYANAN
KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
rendah tinggi

RS Jiwal
Psikiater, psikolog
Frequensi
Biaya klinis, perawat jiwa
kebutuha 5 Unit pelayanan kesehatan jiwa
n di RSU

4 Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat


Psikiater, psikolog klinis,
perawat keswamas
3 Pelayanan kesehatan jiwa melalui pelayanan
kesehatan dasar

2 Dukungan masyarakat formal dan informal di luar Perawat keswamas


sektor kesehatan

1
Perawatan mandiri individu dan keluarga

tinggi rendah
Kuantitas pelayanan yang dibutuhkan
(Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)
PERAN PERAWAT
Perawat spesialis jiwa dapat berperan sebagai manajer
kasus (Case Manager) dalam tiga tingkatan pelayanan
CMHN yaitu:
1. Basic (dasar)
2. Intermediate
3. Advance (lanjutan)
TINGKAT DASAR
1. Memberikan pelatihan perawat keswamas di
tingkat puskesmas untuk mengajarkan klien
gangguan jiwa dan keluarganya agar mampu
merawat dirinya sendiri dirumah.
Diagnosa anak:depresi dan perilaku kekerasan
Diagnosa dewasa : perilaku kekerasan,
halusinasi, isolasi sosial, harga diri rendah,
waham, risiko bunuh diri dan defisit perubahan
diri
Diagnosa lansia: depresi dan demensia
TINGKAT DASAR
2. Melakukan supervisi perawat puskesmas dalam
melakukan pelayanan kesehatan jiwa tingkat dasar
melalui pendampingan
3. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dan
keluarga yang tidak dapat ditangani oleh perawat
keswamas
4. Melakukan rujukan ketingkat pelayanan kesehatan
umum atau rumah sakit jiwa
TINGKAT INTERMEDIATE
1. Membentuk desa siaga sehat jiwa:
 Rekruitment kader kesehatan jiwa
 Memberikan pelatihan kepada kader tentang deteksi
dini anggota masyarakat yang mengalami masalah
psikososial dan gangguan jiwa
 Memberdayakan kader untuk menggerakkan
keluarga mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa
(rentang sehat-psikososial dan gangguan jiwa)
TINGKAT INTERMEDIATE
2. Memberikan pelatihan pada perawat keswa
untuk melakukan pengkajian dan intervensi
(pemberian asuhan keperawatan kepada klien,
pendidikan kesehatan pada keluarga dan
pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok) pada
klien dengan masalah psikososial dan gangguan
jiwa
3. Melakukan pendampingan perawat kesehatan
jiwa dalam mengembangkan rehabilitasi untuk
pasien gangguan jiwa
TINGKAT ADVANCE
1. Mengelola pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat pada tingkat kabupaten atau kota,
bekerjasama dengan dinas kesehatan, rumah sakit,
puskesmas dan masyarakat untuk
mengimplementasikan upaya pelayanan prevensi
primer, sekunder dan tersier sehingga upaya-upaya
tersebut akan padu dan berhasil meningkatkan status
kesehatan jiwa ditingkat daerah.
2. Memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok
formal dan informal (tenaga kesehatan, pengobatan
tradisional, toma toga, guru dan security)
TINGKAT ADVANCE
3. Pendidikat kesehatan lanjut pada kader
kesehatan jiwa.
4. Melakukan dan melatih perawat CMHN
memberikan pendidikan kesehatan untuk
mengantisipasi masalah psikososial pada
masyarakat.
5. Melakukan advokasi pada stake holder terkait
dengan pengembangan pelayanan kesehatan
jiwasehingga tercapai kebupaten/kota sehat
jiwa.
Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1966, kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual, dan emosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan keadaan orang lain

Konsep
Dasar
CMHN
Indikator Kesehatan Jiwa Masyarakat

Eksistensi manusia meliputi dua aspek, yaitu organo-


biologis (fisik atau jasmani) dan psiko-edukatif (mental-
emosional).
 Terjadinya gangguan jiwa juga merupakan proses
interaksi yang kompleks antara faktor-faktor seperti
genetik, organo-biologis, psikologis, serta sosio-kultural.
 Telah terbukti bahwa ada kolerasi erat antara timbulnya
gangguan jiwa dengan kondisi sosial dan lingkungan di
masyarakat sebagai suatu stresor psikososial.
 
Table Rentang sehat – sakit jiwa

Respons Adaptif ========== Respons


Maladaptif

Sehat Jiwa Masalah Psikososial Gangguan Jiwa


Pikiran logis Pikiran kadang Waham
menyimpang
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosional Ketidakmampuan
mengendalikan
emosi
Perilaku sesuai Perilaku kadang tidak Perilaku kacau
sesuai
Hubungan social Menarik diri Isolasi social
memuaskan
Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa

Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah


pelayanan keperawatan yang komprehensif,
holistic, dan paripurna yang berfokus pada
masyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap
stress (risiko gangguan jiwa) dan dalam tahap
pemulihan serta pencegahan kekambuhan
(gangguan jiwa)
Basic Course-Community
Mental Health Nursing
(BC-CMHN)
Serangkaian kegiatan pembelajaran untuk
perawat komunitas agar memiliki kompetensi
untuk melaksanakan Asuhan keperawatan
pada pasien gangguan jiwa yang ada di
masyarakat
 BC-CHMN merupakan program baru yang
sudah diimplementasikan di NAD.

 Kegiatan BC-CHMN di NAD berupa


pemberian pengetahuan dan praktik langsung
bagi perawat dalam mengatasi atau
menanggulangi masalah kesehatan mental atau
iwa yang diberikan di kelas dan di lapangan
oleh tim BC-CHMN dari Jakarta
PELAKSANAAN
Monitoring dan evaluasi dibagi menjadi tiga
tahapan ysitu persiapan training, pelaksanaan
training, dan implementasi BC-CHMN.
Data-data yang diperlukan untuk persiapan
training adalah:
Demografi perawat, fasilitator dan supervisor
Demografi pasien dan keluarga
Profil wilayah kerja puskesmas
Konsep Kerja Basic Course-
Community Mental Health
Nursing (BC-CMHN)
Pencegahan primer

Berfokus pada peningkatan kesehatan dan


pencegahan terjadinya gangguan jiwa dan
mempertahankan serta meningkatkan
kesehatan jiwa
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah
Memberikan pendidikan kesehatan pada
orang tua
Pendidikan kesehatan mengatasi stress
Program dukungan sosial
Program pencegahan penyalahgunaan obat
 Program pencegahan bunuh diri
Pencegahan Sekunder

Berfokus pada deteksi dini dan penanganan dengan


segera,

Aktivitas yang dilakukan


menemukan kasus sedini mungkin dari berbagai
macam sumber informasi
 melakukan penjaringan kasus
Berfokus pada peningkatan fungsi dan
sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada
pasien gangguan jiwa

Pencegahan Tersier
Beberapa Tindakan yg dilakukan:
Program dukungan sosial dengan
menggerakkan sumber-sumber dimasyarakat
Program rehabilitasi
Program sosialisasi
Program mencegah stigma (anggapan yang
keliru)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai