Anda di halaman 1dari 84

Dewatering

Konstruksi, Masalah Dan


Langkah Antisipasinya.

Chaidir Anwar Makarim Ph.D *

* Guru Besar Tetap bidang Geoteknik di- Universitas Tarumanagara, Jakarta.


Certified Geoteknik (HATTI) G2
Disampaikan pada Practical Engineering PT. Wijaya Karya, Surabaya, Tanggal 29 – 30 Juni 2010

CAM/29-30/06/10
DAFTAR ISI (1)
I. Pendahuluan
II. Konstruksi Dewatering
II.1. Geologi
II.2. Hidro-geologi
II.3. Metode-dewatering
III. Temporary dan Permanent Works
IV. Monitoring Tools

CAM/29-30/06/10
DAFTAR ISI (2)
V. Potensi Masalah Dewatering
III.1. Masalah Teknis
III.2. Masalah Lingkungan
III.3. Kasus-kasus di Tanah Lunak
VI. Antisipasi Penanganan Masalah
dewatering
IV.1. Hukum dan Kontrak
IV.2. Beberapa Kasus
VII. Penutup

CAM/29-30/06/10
Pendahuluan (1)

Dewatering, pada prinsipnya adalah menurunkan muka air


tanah untuk sementara bagi keperluan berjalannya suatu
proyek konstruksi. Karena adanya hubungan 3-phase
pada material tanah: padat, rongga dan cair, maka
dewatering membawa pengaruh terhadap kekuatan
efektif tanah pada saat tekanan air pori turun atau
σeff = σ – u,
Dimana, σeff = tegangan efektif tanah,
σ = tegangan total tanah
u = tekanan air pori.

CAM/29-30/06/10
TEORI

Disiplin yang terlibat :

 Soil – Mechanics
 Hydrology
 Geology
 Fluid Mechanics

CAM/29-30/06/10
Pendahuluan (2)
Hal lain yang perlu dipikirkan adalah
juga: penurunan muka air tanah yang
sehari-hari masih digunakan oleh
penduduk disekitarnya dan
pencemaran permukaan lingkungan
akibat zat pencemar yang semula
terisolasi dikedalaman tertentu, kini
dipompa keluar dari aquifer.

CAM/29-30/06/10
Air Tanah dalam Konstruksi
Hydrologic Cycle :
 Precipitation

 Evapotranspiration

 Evaporation

 Run Off

 Infiltration

CAM/29-30/06/10
Water Table & Aquifer
 Perched Water Table
 Water Table Aquifer
 Confined Aquifer

Aquifer : Is a zone of soil or rock


through which ground water
moves

CAM/09/06/08
Konstruksi Dewatering (1)

3 (Tiga) buah Jenis Akifer


1. Unconfined Aquifer

2. Confined Aquifer

3. Perched WaterTable

CAM/29-30/06/10
Gambar 1. Equilibrium radial flow to a frictionless well in a mixed aquifer
(Power, J.P., 1992)

CAM/29-30/06/10
Gbr 2. Equilibrium radial flow to a frictionless well in a water table aquifer
(Power, J.P., 1992)

CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (2)

Geologi

2 (dua) Jenis Tanah ;


1. Berbutir Kasar (Pasir (S); Gravel (G)).

2. Berbutir Halus (Lempung (C); Lanau (M)).

CAM/29-30/06/10
Interaksi Air - Tanah
• Soil Structure
• Soil Properties
• Soil Classification
• Soil Testing
• Free Draining Soil (Granular)
Caused By
• Settlement Dewatering
• Artesian

CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (3)

Pasir :
 Coefficient permeability (k), yang
besar.
 Radius pengaruh (Ro), besar.

 dispersive : Mudah rontok

CAM/29-30/06/10
Gambar 3. Range of permeabilities of natural soils
(Power, J.P., 1992)

CAM/29-30/06/10
Gambar 4. Soil Density from standard penetration test (ASTM D1586)
(Power, J.P., 1992)

CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (4)

Lempung/Lanau
 Coefficient permeability, (k), yang
kecil.
 Radius pengaruh (Ro), kecil.

 Tanah lunak-amat lunak, mudah


amblas.

CAM/29-30/06/10
Gambar 5. Strength of clays
(Power, J.P., 1992)

CAM/29-30/06/10
Gambar 6. Typical Properties of soils
(Power, J.P., 1992)

CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (5)

Parameter Dari Hasil Pumping Test :


 Coefficient of permeability, k,
dilapangan.
 Storativity, Cs.

 Transmissibility, T.

 Radius of influence, Ro.

CAM/29-30/06/10
Characteristics Of Natural
Aquifers

 Anisotropy Startified Soils


 Horizontal Variability
 Recharge Boundaries
 Barrier Boundaries

CAM/29-30/06/10
Parameter Hydrogeology
Akifier Ideal
Akifier Ideal :
 Meluas horizontal tanpa recharge/

Barrier Bopundaries
 Ketebalan Uniform

 Isotropik : k kesemua arah sama

besar

CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (6)

 Reservoir Air Lain :


• Danau
• Sungai
• Rawa
• Laut
 Barrier :
• Basement bangunan
• Sheet pilling

CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (7)
Hidro-geologi

Hal-hal yang perlu dideteksi adalah:


 Berapa kedalaman dewatering yang tepat dan efektif tapi juga
ekonomis dan tidak mengandung resiko.
 Apa jenis lapisan tanah yang ada dikedalaman tanah tersebut.
 Apa sifat atau parameter tanah tadi.
 Karakteristik lokasi atau lingkungan, apakah ada potensi
imbuhan atau barrier.
 Interaksi dengan sistem penahan galian atau tanah.
 Sistem dewatering apa yang tepat digunakan? Jenis pompa,
kapasitas? Drainase atau rechange well, dst.
 Radius resiko terhadap lingkungan yang terpengaruh, serta
dampaknya.
CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (8)

Metode-Dewatering

Pilihan tergantung:
 Karakteristik lapangan.

 Metode konstruksi.

 Dampak lingkungan.

CAM/29-30/06/10
Pumping Test
 Planning The Test
- (T,R,Cs, Q)
- Horizontal Grdient Shape
- Possibility/ Difficulty of Installing Wellpoint
- Yield of Well, Qw
- Unexpected Condition that might affect
dewatering
 Design of Pumping Well
 Piezometer Array
 Duration of Pump Down and Recovery
 Pumping Rate
 Analysis of Pump Test Data
 Well Loss and Well Efficiency

CAM/29-30/06/10
Type Pompa
 Contractor Submersible Pump (Pompa air
Kotor, Sump Pump)
 Turbine submersible pump
 Vertical Line Shaft Pumps (Motor at the
Surface)
 Wellpoint Pumps
 Etc

CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (9)
Hidrologi Akifer yang ideal :
 Homogen, kontinu dalam arah horizontal tanpa recharge atau
barrier boundaries.
 Ketebalan lapisan seragam.
 Lapisan isotropic.
 Air langsung turun ketika dipompa.

Parameter dalam perencanaan :

Transmissibility, T.
 Transmissibility, T, dari suatu aquifer adalah kemudahan dimana
air bergerak melalui suatu unit ketebalan Aquifer.
 Transmissibility adalah faktor dominan untuk menentukan
kuantitas air yang harus di pompa keluar.
CAM/29-30/06/10
Gambar 7. Transmissibility and permeability
(Power, J.P., 1992)

CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (10)

Storage Coefficient,Cs.
 Storage Coefficients, Cs, didefinisikan
sebagai volume air yang dikeluarkan
dari suatu storage, per unit area, per
unit reduction in head. Cs ~ 0.2 bila
air mengalir akibat gravitasi
sedangkan didalam confined aquifer,
Cs = 0.0005 – 0.001.

CAM/09/06/08
Konstruksi Dewatering (11)
Recharge Boundaries : Radius Of Influence,
Ro.
 Aquifer ideal tidak memiliki recharge dalam
zona pengaruh pompanya. Pada
kenyataannya, aquifer yang sebenarnya
mengalami baik recharge maupun
discharge disaat dewatering berlangsung.
Sumber Recharge antara lain : Infiltrasi
hujan; rembesan dari danau, sungai dan
laut; hubungan horizontal dengan aquifer
lainnya ataupun dari kebocoran vertikal
aquifer diatasnya.

CAM/09/06/08
Konstruksi Dewatering (12)
Barrier Boundaries
 Hal ini dapat terjadi bila suatu lapisan
tak tembus air berdiri vertical
disebuah proyek, misalnya : pintu air
yang tertutup, basement bangunan
ataupun lapisan batuan vertical yang
tak tembus air. Ini berarti hukum
aquifer ideal dilanggar dan kajian teori
tidak sepenuhnya berlaku.

CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (13)

Pumping Test

Pumping Test biasanya dikerjakan selama


24-72 jam nonstop, dimana kita membuat
lubang air yang di pompa (pump well) dan
beberapa sumur monitoring (monitoring
well) dalam jarak dan arah yang berbeda

CAM/29-30/06/10
Gambar 8. Drawdown δ versus time t for piezometer P-2.Q = 500 gram. r = 40
ft. T = 264 x 500/3.3 = 40000gpd/ft. Cs= 40000 x 0.91/4790 x 402 = 0.00099.
(Power, J.P., 1992)
CAM/29-30/06/10
Gambar 9. Drawdown δ versus log radius r for pumping well. Q = 500 gram. T
= 528 x 500/6.6 = 40000gpd/ft. Cs= 40000 x 500/4790 x 20502 = 0.00099.
(Power, J.P., 1992)
CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (14)

Well Loss
Didefinisikan sebagai Perbedaan
elevasi muka air tanah didalam
lubang bor pompa dan langsung
didalam lubang yang berdampingan
dengan lubang bor pompa tersebut.

CAM/29-30/06/10
Ground Water Chemistry

 Carbon Dioxide, CO2


 Hydrogen Sulfide, H2S
 Chlorides
 Miscellaneous Salt
 Industrial Wastes
 Iron and Manganese
 Carbonates and bicarbonates : Hardness
 Algae

Gangguan terhadap sistem dan Polusi Lingkungan

CAM/29-30/06/10
PRAKTEK

 Memilih Metode Dewatering


- Open Pumping
- Pre-drainage
- Cut Off Methods
- Methods in Combinations

CAM/29-30/06/10
Sumps, Drain and Open
Pumping

 Soil and Water Condition


 Boils and Blows
 Construction of Sumps
 Ditches and Drains
 Gravel mats and Slope Stabilization

CAM/29-30/06/10
Deep Well System

• Testing during well construction


• Well Construction Methods
• Casing & Well Screen
• Filter Packs
• Development of Wells

CAM/29-30/06/10
Wellpoint Systems

• Single and multi stage system


(limitation)
• Wellpoint Design (Spacing, Deepth)
• Wellpoint Installation
• Wellpoint Pumps, Header and
Discharging Piping

CAM/29-30/06/10
Ejector System
• Two Pipe and Single Pipe Ejector

Cut Off Methods


• Steel Sheet Piling
• Diaphragm Walls
• Secant Trenches
• Bentuk – bentuk yang digunakan di
Indonesia
CAM/29-30/06/10
 Ground Freezing
Grouting
 Artificial Recharge
- To Maintain Water Level
- To Protect Water Supplies
- Hydrological Analysis of Recharge System
- Recharge Wells
 Sand Drain
Electrical of Dewatering

CAM/29-30/06/10
Dewatering Cost

 Basic Cost
 Operation and Maintenance
 Installation and Removal

Dewatering Specifications

 Specified Results
 Specified Minimum Systems
 Dewatering Submittals
 Third Party Damage Caused by Dewatering
 Change Conditions Clauses

CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (15)

Jenis Pompa
• Contractor’s submersible Pump atau
yang biasa disebut Sum-Pump
(pompa air kotor).
• Turbine Submersible Pumps,
• Vertikal Lineshaft Pump
• Well-Point Pumps
• Contractor’s Self Priming Pumps

CAM/29-30/06/10
CAM/09/06/08
CAM/29-30/06/10
CAM/29-30/06/10
CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (16)

Dinding Penahan Galian :


 Steel Sheet Piling.
 Slurry Diaphragm Walls
 Secant Piles
 Slurry Trenches
 Tremie Seals
 Grouting

CAM/29-30/06/10
CAM/29-30/06/10
Konstruksi Dewatering (17)

2 (Dua) buah sistem dewatering :


 Sistem Sirip Ikan + Subdrainase

Digunakan ditanah dengan coefficient of


permeability, k, yang kecil, MAT rendah, Jenis
tanah berbutir halus. Pompa yang dominan :
Sump-Pump atau pompa air kotor. Dinding
basement bisa open-cut maupun disangga.
 Sistem Deep Well
Digunakan ditanah dengan coefficient of permeability, k,
yang sedang-besar, MAT dalam, jenis tanah kepasiran.
Pompa yang dominan adalah Deep Well yang didukung
oleh Sump-Pump disudut dan ditepi basement dan
mobile-Pump. Dinding basement bisa open-cut maupun
disangga.
CAM/29-30/06/10
CAM/29-30/06/10
Temporary dan Permanent
Works

1. “No” Temporary Works


2. Temporary Works
3. Permanent Works

CAM/29-30/06/10
1. “No” Temporary Works :
• Perlu dihitung kemantapan lerengnya
(safety Factor) SF ≥ 1.25.
• Lereng perlu ditutup dengan
penutup/pelindung terhadap hujan dan
matahari.
• Jarak aman dari tepi lereng yang bebas
pembebanan.

CAM/29-30/06/10
2. Temporary Works : Sheet Piles
(Mahal)
• Temporary : Harus bisa dicabut setelah
proyek selesai.
• Perlu dihitung terhadap kemungkinan
MAT (muka air tanah) disebelah luar
naik maksimum hingga permukaan
tanah (saat Hujan).

CAM/29-30/06/10
3. Permanent Works :
• Soldier Piles atau sejenisnya.
• Dinding Diafragma.

CAM/29-30/06/10
Monitoring Tools

Monitoring MAT (Muka Air Tanah)


 Sumur Bor (Monitoring Hole)
 Collector Basin

Monitoring Struktur
 Tiltmeter
 Inclinometer
 Settlement Plate
Sumur Bor (Monitoring Hole)
Naik Turun MAT dimonitor dalam
beberapa jarak tertentu dari lokasi
Dewatering.
Tujuannya agar jangan ada penyedotan
MAT yang berlebihan yang kemudian
dapat menganggu lingkungan.
Tiltmeter (Pengukur Kemiringan)
Tiltmeter digunakan untuk memantau
kemiringan struktur yang mungkin
terjadi akibat dewatering.
Alat pengukur ini dapat mengukur
histori kemiringan hingga 3-D.
Gambar Alat Tiltmeter
Inclinometer
Inclinometer adalah Alat pengukur
pergerakan lapisan tanah disekitar
galian Dewatering sebagai antisipasi
kemungkinan longsor.
Alat pengukur berjalan menyusuri
lubang bor yang telah diberi pipa
khusus yang cukup flexibel sifatnya,
sehingga histori pergerakan
kemiringan vertikal lapisan tanah
dapat dimonitor.
Settlement Plate
Settlement Plate adalah Alat pengukur
penurunan tanah disekitar galian
Dewatering yang dapat terjadi karena
tanah amblas atau bergerak kearah
horizontal.
Potensi Masalah
Dewatering (1)
Masalah Teknis

“... Bila ternyata kenyataan dilapangan


berbeda dengan kajian teori, maka
kita harus ikuti keadaan nyatanya
yaitu sesuai dengan dilapangan”.

CAM/29-30/06/10
Potensi Masalah
Dewatering (2)
Masalah Lingkungan
1. Kekurangan supply air tanah yang biasa digunakan
oleh penduduk disekitarnya. Penanganannya :
Usahakan agar air buangan dewatering sebagian
dialirkan ke tempat penduduk untuk bisa digunakan
seperlunya.
2. Kerugian jangka panjang bila dewatering sumur
dalam dilakukan dalam waktu yang lama. Hal ini
mengakibatkan intrusi air laut dan migrasi
kontaminasi dipercepat. Penanganannya : Atasi
dengan Recharging dan perpendek durasi
dewatering.

CAM/29-30/06/10
Potensi Masalah
Dewatering (3)

Masalah Lingkungan
3. Ekologi rawa atau tanah perkebunan atau sawah
dapat terganggu dengan penurunan muka air tanah.
Resiko ini bisa diperkecil dengan aliran drainase
yang terarah (recharging).
4. Pohon dan tumbuh-tumbuhan ditaman kota dapat
mengalami kekeringan. Hal ini bisa diatasi dengan
aliran drainase permukaan kearah yang tepat
sesuai dengan kebutuhan.
5. Pendangkalan saluran drainase akibat pemompaan
air kotor atau pengendapan partikel halus air tanah.
Hal ini dapat dikurangi dengan membuat reservoir
endapan sebelum air yang telah bersih disalurkan.

CAM/09/06/08
Potensi Masalah
Dewatering (4)
Kandungan Kimiawi dan Bakteri
Bahan :
 Carbondioxide
 Hydrogen Sulfide
 Chlorides
 Garam
 Besi
 Magnesium
 Carbonates
 Bicarbornates
 Dissolved oxygen
 Algae

CAM/09/06/08
Potensi Masalah
Dewatering (5)
Penyebab Penurunan di tanah lunak :
1. Banyaknya partikel halus tanah yang turut
terhisap oleh pompa.
2. Open Pumping dalam suatu galian yang
sebetulnya tidak cocok, bisa
menyebabkan “boiling” didasar galian atau
“Piping” didinding galian keduanya dapat
memicu keruntuhan lereng atau
penurunan.
3. Konsolidasi pada tanah Lanau. Lempung
lunak akibat kenaikan tegangan efektif.

CAM/09/06/08
Dewatering Cost

 Basic Cost
 Operation and Maintenance
 Installation and Removal

CAM/09/06/08
CAM/29-30/06/10
CAM/29-30/06/10
CAM/29-30/06/10
Antisipasi Penanganan
Masalah Dewatering (1)
Menangani resiko :
 Bila risikonya kecil, maka dewatering bisa tetap
dijalankan.
 Bila risikonya kerusakan jelas tidak bisa dihindari,
maka proses dewatering harus dihilangkan atau
dampaknya diperkecil.
 Bila kerusakan pasti terjadi dalam radius yang
terbatas maka secara teknis bangunan di lindungi.
 Bila kerusakan kecil tidak bisa dihindari namun bisa
diterima oleh lingkungan maka ganti rugi bisa dipilih
sebagai alternatif. Pilihan ini yang umumnya diambil
karena relatif lebih cost-effective.

CAM/09/06/08
Antisipasi Penanganan
Masalah Dewatering (2)

Hukum dan Kontrak


Secara hukum, kerusakan yang timbul akibat
dewatering, masuk kategori kegagalan
konstruksi dan masuk dalam asuransi
kontraktor (CAR = Contractor All Risk).
Biasanya ini termasuk syarat didalam
kontrak antara pemilik dan kontraktor
sampai dengan jangka waktu pemeliharaan
seperti yang diamanatkan oleh UU LPJK
No. 18 Th.1999 tentang Jasa Konstruksi.

CAM/09/06/08
Kasus – kasus yang sering
terjadi di Indonesia
 Cavitation
 Longsor

 Bangunan retak

 Masalah pada Open PIT Pumping


ditanah CH, CL, MH, ML
 Subdrainase

CAM/09/06/08
Antisipasi Penanganan
Masalah Dewatering (3)
Ganti rugi dapat batal, bila :
 Ahli perencana atau pelaksana secara legal posisinya
lemah. Tidak memiliki Sertifikat, desain tidak mengikuti
kriteria yang seharusnya, dll.
 Tidak ada hal yang “mendadak/sudden” atau “unforseen”
(hal yang tidak tampak) sebelumnya yang seharusnya
diketahui perencana atau cacat desain.
 lain-lainya (Faulty site, Etc).

Pertikaian atau claim biasanya diselesaikan melalui


perundingan atau melalui BANI (Badan Arbitrase
Nasional Indonesia) sesuai bunyi kontrak.

CAM/29-30/06/10
Antisipasi Penanganan
Masalah Dewatering (4)
Kasus-kasus
Kasus-A : Gagal Pelaksanaan
Kasus yang umum terjadi adalah kegagalan teknis sebagai berikut :
 Dukungan BBM/listrik tidak kontinue sehingga keesokan hari
basement tergenang.
 Durasi curah hujan naik jauh diatas limit normal dan pompa khusus
atau back-up untuk ini lupa diperhitungkan. Basement tergenang
karena aliran air dari luar masuk kedalam atau curahan hujan
langsung turun ke basement tidak diperhitungkan.
 Longsor pada open-cut, pompa kurang atau berlebih akibat desain
kurang matang.
 Tenaga terampil pendukung sistem kerja dilapangan kurang
memadai, akibatnya sistem tidak jalan.

Ada banyak hal teknis lainnya yang pada prinsipnya


kekurangsempurnaan didalam perencanaan, pengawasan dan
pelaksanaan.

CAM/29-30/06/10
Antisipasi Penanganan
Masalah Dewatering (5)
Kasus-kasus

Kasus B : Gagal Perencanaan Kerusakan dalam jarak ± 100 m


 Dewatering galian basement sedalam ± 12.00 m dilakukan
untuk suatu bangunan tinggi dipusat perkantoran Jakarta-
pusat. Tanah setempat lunak dengan lapisan kandungan
pasir halus. Dewatering dilakukan selama ± 6 bulan dan erosi
pada tanah dispersive serta penurunan tanah lunak diduga
menjadi penyebab amblasan tanah dan lantai gedung
perkantoran disekitarnya. Hal yang sama terjadi di zona
perkantoran yang sama namun, dalam kurun waktu yang
berbeda sebanyak paling sedikit 3 (tiga) lokasi yang
berdekatan.

CAM/29-30/06/10
Antisipasi Penanganan
Masalah Dewatering (6)
Kasus-kasus

Kasus C: Gagal Perencanaan atau Bangunan Turun Merata


 Dewatering dilakukan disuatu galian basement bangunan
tinggi dijakarta-barat sedalam ± 6.00 m dilapisan tanah
alluvium amat lunak, Amblasan terjadi setelah ± 6 bulan,
perlahan dan kemudian mendadak pada suatu bangunan
1 lantai yang terbuka dan didukung dengan pondasi
dangkal. Penurunan bersifat (tidak ada differential
settlement) merata kerusakan yang berarti tidak ada
kecuali bangunan amblas merata. Diduga kekakuan
balok pengikat bangunan yang dibangun tahun 1965
amat tinggi karena merujuk pada building code yang
lama.

CAM/29-30/06/10
Penutup
Kesimpulan dan saran yang bisa diambil antara lain sebagai
berikut :
 Cost-Wise : Dewatering, pada umumnya mengandung risiko.
Risiko ini harus diketahui dengan jelas dan diminimalisir,
diambil alih, ditransfer ke pihak lain tergantung pada cost dan
waktu yang kita miliki.
 Engineering Wise : Bila risiko terlampau besar, dewatering
bisa dibatalkan dimana, perencanaan konstruksi ditinjau
ulang. Bila risiko kecil hingga sedang dewatering bisa tetap
dilaksanakan dengan mengikuti kaidah building code dan UU
yang berlaku. Dari kesemuanya, mengganti kerusakan yang
ditimbulkan adalah tetap yang paling menguntungkan.
 Legal Wise : Dalam pekerja berisiko ini aspek hukum atau
kontrak dan asuransi, dan tanggung jawab profesional harus
diikuti dengan seksama sejak awal perencanaan hingga
pasca pelaksanaan.

CAM/29-30/06/10
Kepustakaan
 Makarim, C.A. Et all.,1989-2008, “Berbagai Laporan
Perencanaan Proyek Dewatering di Jakarta dan
Pelaksanaannya, serta Kajian Skripsi yang dibimbing
tentang berbagai Masalah Dewatering di Jakarta”.
 Powers, J.P, 1992, “Construction Dewatering : New
Methods and Applications”, John Wiley & Sons, New
York.
 Taylor, M, 2002. “Auditing Claims in Building Design,
Risk Management in Practice”. Blackwell Science,
United Kingdom.

CAM/29-30/06/10
Sekian
&
Terima Kasih

CAM/09/06/08

Anda mungkin juga menyukai