Anda di halaman 1dari 37

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN I (PBL I)

FKM UNDIP 2021

IDENTIFIKASI MASALAH, PRIORITAS MASALAH &


AKAR AKAR PENYEBAB MASALAH

Dr. SEPTO P. ARSO, SKM, MARS

1
KONSEP PBL

PROBLEM SOLVING CYCLE

Langkah langkah
pemecahan masalah Kesehatan
Latar
Latar
Belakang
Belakang Pengambilan data sekunder ,
Identifikasi, Analisis dan
Identifikasi, Analisis dan
Prioritasi Masalah
Pengambilan
Analisis data sekunder ,
(Deskriptif-Analitik)

L
Prioritasi Masalah Analisis (Deskriptif-Analitik)
–Fasilitasi-Advokasi

PB
–Fasilitasi-Advokasi
Pembuatan Instrument,
Pembuatan Instrument,

EP
Identifikasi, Analisis dan Survey dan Analisis
NS Identifikasi,
Prioritasi Analisis dan
Penyebab Survey dan Analisis
(Kuantitatif-Kualitatif;
Prioritasi
masalah Penyebab (Kuantitatif-Kualitatif;
Deskriptif-Analitik) –
Deskriptif-Analitik) –
Fasilitasi-Advokasi
KO

masalah
Fasilitasi-Advokasi
Identifikasi, Prioritasi dan Analisis Solusi dan Kelayakan
Identifikasi,
Analisis Prioritasi
Kelayakan Solusidan Analisis-Fasilitasi
Solusi dan Kelayakan
Evaluasi -Fasilitasi
Evaluasi Analisis Kelayakan Solusi
Program
Program
Intervensi
Fasilitasi-Partisipatif;
Intervensi Penyusunan PoA utk
Fasilitasi-Partisipatif;
Pembagian
Penyusunan
IntervensiPoA utk
Pembagian
Tugas&Tanggungjawab
Intervensi
Tugas&Tanggungjawab
Penyusunan Instrumen
Penyusunan
Monev Instrumen
Monev
Implementasi Intervensi Partisipasi-Pengorganisasian,
Implementasi Intervensi Partisipasi-Pengorganisasian,
Mobilisasi, dsb
Mobilisasi, dsb

Monitoring-Evaluasi Kegiatan Partisipasi-Bekerja bersama


Monitoring-Evaluasi
Intervensi Kegiatan Partisipasi-Bekerja bersama
LUARAN PBL 1 PER KELOMPOK
1. Mengidentifikasi minimal 5 masalah kesehatan dari
data sekunder yang telah dibagikan per kelompok
2. Membuat prioritas masalah, ambil 3 masalah yang
menjadi prioritas (prioritas 1, 2 dan 3) dari minimal 5
masalah kesehatan
3. Dari 3 masalah yang menjadi prioritas, buat 3 alternatif
rencana intervensi untuk mengatasi masalah kesehatan
yang menjadi prioritas tersebut
LUARAN PBL 1 PER KELOMPOK

4. Dari 3 alternatif rencana intervensi


tersebut, buat 2 yang menjadi prioritas
intervensi
5. Sehingga setiap kelompok memiliki
rencana 6 intervensi
Identifikasi Data Sekunder
Masalah o/ Prioritas : Besar, Trend, Gawat
Mhs  Gunakan tabel/grafik

Diskusikan dalam
kelompok bahwa
Temukan Masalah
Kesehatan berdasar Diskusi Daring
parameter dan GAP

l a h
sa
Ma
Masalah Bayi
MASALAH JUMLAH TREND GAWAT GAP CAKUPAN
GIZI KURANG 30 %
GIZI BURUK
MTBS
5
10

MTBM 10
KUNJ. NEONATUS 7
(KN1,2) (YG TIDAK)
ASI EKSKLUSIF (YG 15
TIDAK)
IMUNISASI (YG 10
TIDAK)
BBLR 6
ASFIKSIA 5
PNEUMONIA 9
DIARE 15 √
CAMPAK


Pilih 5 masalah terbesar yang
ditemukan dari data
untuk dipilih prioritas

Berdasar : Gawat; Trend; Banyak; Besar Gap

Idealnya dg Konfirmasi : Bidan


Desa/Pemegang program, DPL
MCUA
Krite Bobo
ria t (%)
Masalah KIA
Perdaraha Non Anemia Asfiksia Diare Gizi
n Nakes Buruk
Sko Sx S Sx S SxB S SxB S Sx S SxB
r B B B
(S)
Ga 40
3 1,2 3 1,2 4 1,6 3 1,2 3 1,2 3 1,2
wat
Tre 35
2 0,7 3 1,05 3 1,05 3 1,05 3 1,05 2 0,7
n
Bes 25
3 0,75 2 0,5 3 0,75 3 0,75 2 0,5 3 0,75
ar
Total 2,65 2,75 3,4 3,0 2,75 2,65
Identifikasi Membuat Kerangka (mind map/fishbone,
tree diagram);
Penyebab Studi Literatur;
oleh Mhs Prioritas: Banyak, Urgen, Relevansi

Advokasikan
ke
representasi
Stakeholder
Fasilitasi Desa

bab
n ye a
Pe tam
U
Perhatikan
Determinants of Health
(HL. Blum, 1981)

Heredity

Health Medical
Environment
Status Service

Behaviour
Determinants of Health (HL. Blum, 1981)
Tdk tersedia kelambu
Bumil Tidak insektisida
melakukan Tdk menggunakan
Knjungan ke kelambu
Yankes Bau&Mual insektisida
Tidak
Mengkonsumsi
Bumil Tdk tahu Infeksi Parasit
Tablet Fe 90
tanda/gejala Malaria
Anemia
Anemia Fe Bumil
PERILAKU LINGKUNGAN tinggi

PELAYANAN
KESEHATAN
GENETIK
Distribusi Fe 90 tdk Bidan/petugas di
Merata Desa Tdk Deteksi
Hb

Peran Kader Tidak tersedia

Fish
kurang optimal Sarana/Alat Deteksi
dlm distribusi Fe Kadar Hb

Bone
Keterlibatan Uang, orang RR tdk bagus
Tdk ada fasilitas
pihak lain monitoring
Dokumen tdk valid
pelaksanaan
Tidak kontinyu Perencanaan tdk
Monitoring evidence based
Desain monev Evaluasi tdk Ego program
baik
Metode/ Tdk terintegrasi
Tools monev tdk antar program
Perencana
Pas an
Imunisasi Rendah program Tdk ada perencanaan
(...%) Imunisasi Alokasi dana
Dukungan Pihak/ tdk Baik Fasilitas
Orang
Sektor lain krg
Rutinitas/copy paste/
Sarpras Pelaksanaan tdk
tdk inovatif
pendukung efektif
tdk ada Tidak Partisipatif
Budaya Kerja
Petugas Kinerja petugas Keikutsertaan
kurang rendah (Sasaran) rendah Timing pelaksanaan
trampil tdk sesuai
Insentif tdk
ada/kecil Kemampuan petugas
Tdk ada Refresh/ Pemahaman sasaran
Mengorganisir krg
upgrade Ketegasan thd
pimpinan Imunisasi krg
Penguasaan metode
Petugas baru

MIND MAP
FISH BONE; Cause-and-Effect
Diagram; Ishikawa Diagram
Fish Bone Diagram

 Fishbone diagram mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu


efek / masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi
brainstorming.
 Sering juga disebut cause and effect diagram
 Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan,
mencakup Faktor Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Perilaku dan
Genetik / Demografi.
 Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui
sesi brainstorming.
Fish Bone Diagram

 Fishbone diagram membantu membuat pengelompokan


masalah secara sistematis dan logis
 Mengembangkan kreativitas berpikir untuk identifikasi
alternatif solusi
 Petunjuk pengumpulan data
Langkah 1:
Menyepakati pernyataan masalah

 Problem Statement sebagai effect, dalam diagram


sebagai kepala ikan

Cause Effect

Diare
pada
Balita
Langkah I1:
Mengidentifikasi Kategori-kategori
 Dari Garis horizontal Utama, dibuat garis diagonal sebagai
CABANG, yang mewakili SEBAB UTAMA
 Sebab ini diinterpretasikan sebagai Cause  Tulang Ikan
 Dalam konteks PBL bisa digunakan kategori Faktor HL Blum.
Cause Effect
Yankes Perilaku

Diare
pada
Balita

Demografis Lingkungan
Langkah III:
Menemukan sebab-2 potensial
 Proses ini dilakukan dengan Brainstorming, berdasar hasil analisis
situasi di lokasi PBL
 Penyebab yang ditemukan digambarkan sebagai  Tulang Ikan
kecil cabang dari tulang diagonal
 Pertanyaan “Mengapa” sangat membantu identifikasi sebab
Cause Effect
Yankes Perilaku

Diare
pada
Balita

Demografis Lingkungan
Langkah IV:
Mengkaji & Menyepakati sebab-2 yg paling mungkin
 Proses ini dilakukan dengan Brainstorming, berdasar hasil analisis
situasi di lokasi PBL
 Penyebab yang ditemukan digambarkan sebagai  Tulang Ikan kecil
cabang dari tulang diagonal
 Pertanyaan “Mengapa” sangat membantu identifikasi sebab
Cause Effect
Yankes Perilaku

Diare
pada
Balita

Demografis Lingkungan
Rangkum dan diskusikan
Possible Root Cause Discussion Root Cause?

Yankes
Ya/Tidak
Perilaku
Ya/Tidak
Lingkungan
Ya/Tidak
Demografi
Ya/Tidak

Dari akar masalah yang didapatkan, Rumuskan alternatif upaya penyelesaiannya


Akar Penyebab masalah dan Alternatif Solusi
Akar penyebab masalah dianalisis sebagai dasar
alternatif upaya pemecahan masalah
Misal :
◦ Akar penyebab masalah : rendahnya pengetahuan ibu
balita
 Alternatif upaya : Promosi kesehatan, penyuluhan..
◦ Akar penyebab masalah : Lingkungan yang tidak
hygienis
 Alternatif upaya : Pembenahan drainase sanitasi lingkungan
CONTOH PENERAPAN
ANALISIS MASALAH GIZI
HASIL MCUA
PRIORITAS PERMASALAHAN KESEHATAN PROGRAM GIZI
Tabel 3.70.Hasil MCUA Prioritas Permasalahan
Proporsi Permasalahan Indikator Gizi
Kriteria Bobot Gizi Kurang KEK Anemia ASI Non Eksklusif

Skor SxB Skor SxB Skor SxB Skor SxB

Besar Masalah 35 1 35 2,88 100,88 2 70 3,88 135,88

Tren 25 2 50 3,88 97,06 1,88 47,06 3,59 89,71

Kegawatan 40 2,29 91,7647 4,12 164,71 3,59 143,53 3 120

Jumlah S x B 176,765 362,65 260,59 345,59

Prioritas IV I III II

PROBLEM STATEMENT :

KEK (Kekurangan Energi Kronis) pada ibu hamil di Kelurahan Tembalang dengan trendline gap yang meningkat sebesar
7,79% ditahun 2015, 66,6% ditahun 2016, dan 21,62% ditahun 2017 (s.d. September).
Identifikasi Akar Penyebab Masalah

Gambar 3. Diagram fishbone mengenai akar penyebab masalah KEK pada ibu hamil di Kel. Tembalang
Prioritas Akar Penyebab Permasalahan KEK
Proporsi Permasalahan Indikator Gizi
Pola Konsumsi
Kelengkapan
Kriteria Bobot Dukungan Suami Makanan Pada Ibu PMT
Pelayanan ANC
Hamil

Skor SxB Skor SxB Skor SxB Skor SxB


Urgensi 40 1,71 68,4 2,88 115,2 2,35 94 2,94 117,6
Besar Masalah 35 2,00 70 2 70 3 105 3 105
Relevansi 25 2,18 54,5 3 75 2,24 56 2,88 72
Jumlah S x B 100  192,9  260,2  255  294,6
 Prioritas IV II III I
Identifikasi Alternatif Solusi Masalah
Pemberian
Makanan
Tambahan
untuk Ibu
Hamil

Solusi Solusi
untuk untuk
institusi masyarakat

Leaflet Sosialisasi Pemberian


Temu Ibu Peningkatan Pojok Gizi
untuk Ibu Kader Buku Saku
Hamil Kesadaran Ibu Hamil
Hamil (SOKA) (PASAK)
(MUMIL) (PEKA) (POZIMI)
(LAKTAMIL)
     
     
Contoh : Fishbone Pengelolaan Sampah
Faktor Predisposisi

1. Pengetahuan
• Jika dilihat secara keseluruhan, masyarakat sudah memiliki pengetahuan dasar
tentang membuang sampah pada tempatnya namun pengetahuan yang baik tidak
menjamin perilaku yang baik juga/positif.
2. Sikap
• Sikap masyarakat masih dapat dikatakan kurang baik yang terlihat dari kurangnya
pastisipasi warga untuk mengikuti kerja bakti yang diadakan, serta tidak adanya
tindakan langsung dari warga meskipun sudah dilakukan penyuluhan tentang
sampah.
Faktor Reinforcing

1. Belum Adanya Kebijakan Terkait Pengelolaan Sampah


• Salah satu faktor masih ditemukannya masyarakat yang membuang sampah
disembarang tempat adalah belum adanya kebijakan yang mengatur terkait
pengelolaan sampah.
2. Kurangnya Partisipasi Dan Dorongan Dari Tokoh Masyarakat
• Beberapa tokoh masrakat masih kurang peduli dan acuh tak acuh terhadap
permasalahan sampah. Sebagai contohnya, sangat sulit untuk menentukan
pengurus yang akan mengurus pengelolaan sampah di masing-masing RW dengan
pengadaan Bank Sampah.
Faktor Enabling

1. Akses pembuangan sampah sulit ke TPA


• Karakteristik topografi Kelurahan Jabungan yang sangat terjal menjadi penyebab
utama yang mempersulit pengangkutan sampah dari sumber ke tempat
pemabungan akhir sampah (TPA), sehingga baik petugas ataupun kendaraan
diantaranya kontainer kapasitas 10 m3, 6 m3, 1 m3, transfer depo, bak pasangan batu
bata, drum bekas volume 200 liter akan sulit dalam mengangkut sampah karena
terkendala oleh akses.
2. Tidak ada pengangkutan sampah
Faktor Enabling

3. Ketersediaan Fasilitas Pengelolaan Sampah


• Belum terdapat pemberdayaan PKK untuk meningkatkan keterampilan dalam
mengelola sampah seperti fasilitas bank sampah, atau pelatihan kreativitas
mengolah sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna.
• Belum terdapat juga pengelolaan sampah dengan konsep pengelolaan sampah
secara terpadu berbasis 3R (mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur
ulang sampah). Kondisi seperti ini menjadi sesuatu yang membutuhkan perhatian
khusus.
Alternatif Solusi
Pembuatan Peraturan Tingkat
Kelurahan Terkait Pengelolaan Sampah

Optimalisasi Pengelolaan Sampah


Berbasis Masyarakat Melalui Bank
Sampah.

Pembuatan Program Penghargaan


Kebersihan Lingkungan
SELAMAT BEKERJA
• PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN SECARA DARING DAN
DUNIA MAYA..
• DATA SEKUNDER DAN BERINTERAKSI KELOMPOK SECARA
ONLINE

• SEMOGA PANDEMI SEGERA BERAKHIR..

Anda mungkin juga menyukai