Anda di halaman 1dari 27

Aditya Denny Pratama, S.ST.Ft., M.Fis.

 Fisioterapi adalah bentuk pelayanan


kesehatan yang ditujukan kepada individu
dan atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan
fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan
dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan
fungsi, komunikasi. PerMenKes RI No 80
Tahun 2013
 Hal ini sesuai dengan kebijakan World
Confederation of Physical Therapy pada
Declaration of Principle dan Position
Statement: Description of Physical Therapy
pada General Meeting, Juni 2007 menyatakan
bahwa fisioterapi memberikan pelayanan
kepada individu dan masyarakat untuk
meningkatkan, memelihara dan memperbaiki
gerak dan kemampuan fungsional sepanjang
daur kehidupannya, dimana gerak fungsional
merupakan inti dari arti sehat bagi individu.
 Jelaskan kinesiologi dan biomekanik
vertebrae cervical
 Jelaskan kinesiologi dan biomekanik
vertebrae thorakal
 Jelaskan kinesiologi dan biomekanik
vertebrae lumbal & sacroilliac
Tulang
Diskus
Ligamen
Otot
 Menopang tubuh pada posisi berdiri
tegak

 Pangkal/ tempat melekatnya otot


untuk kestabilan tulang punggung,
bahu dan pelvis

 Membentuk lingkar thoraks

 Menjaga keseimbangan dengan rongga


abdomen
 CURVATURA
 Pada Bayi : thoracic & sacral
kypothic
(primary curve)
 Anak usia 2-3 bulan : dengan cervical lordotic
curve
 Anak usia 1 tahun : lumbar lordotic curve
(secondary curve)

 Pusat gravitasi : 1 inchi didepan S2


CERVIKAL

THORACIC

LUMBAR

SACRAL (MENYATU)
COCCYGEAL
(MENYATU)
BENTUK CORPUS VERTEBRA DARI CERVIKAL KE LUMBAL MAKIN MEMBESAR. DARI SACRUM KE
COCCYGEAL MAKIN MENGECIL
TULANG VERTEBRA, dibagi atas 2 bagian fungsional :

Segmen anterior (corpus = body)


fungsi : mendukung berat tubuh

Segmen posterior (neural arch= lengkung neural)


fungsi :
 Melindungi spinal cord

 Perlekatan ligamen dan otot


 TERDIRI DARI
 Prosesus Spinosus (1)
 Pedicles (2)
 Laminae (2)
 Prosesus Transversus (2)
 Faset Superior (1)
 Faset Inferior (1)
KEKHUSUSAN :
Memp. Foramen transversum

Processus articularis pendek

Membentuk 5 persendian dengan vertebra


terdekat.
 Sisi akhir vertebra dengan diskus (true joint)
 Sepasang joint of luschka (false joint)
 Sepasang articulasi posterior faset (true joint)
 C1= ATLAS NO “BODY”
 Bagiansuperior ada faset luas, bersendi dengan occipital
 Gerakan rocking
 YES Joint

 C2= AXIS PROSESUS ODONTOID


 Bentuk seperti gigi
 Bersendi dengan arcus
 Gerak : rotasi = NO Joint
 Rotasi diarea ini terbesar mencapai 50%
 Faset pada prosesus articularis cervikal
berorientasi pada :
 Bidang serong (oblique)
 Miring dari atas depan ke bawah-belakang
 Membentuk sadel joint

 Gerakan
 Fleksi
 Ekstensi
 Lateral fleksi

 Khusus
karena posisi persendian yang khas, trauma
tanpa fraktur tulang sering terjadi

WHIPLASH INJURY
 DISKUS INTERVERTEBRALIS
Fleksi
 Bagian anterior diskus menyempit (compress)
 Bagian posterior diskus melebar

Ekstensi
 kebalikannya

 CANALIS CERVICALIS
Fleksi : Memanjang
Ekstensi : Memendek
Tetapi syaraf/medulla spinalis tdk memanjang
atau memendek
 FORAMEN INTERVERTEBRALIS
Fleksi : membuka
Ekstensi : menyempit
Lateral fleksi ke kiri : Foramina kiri
mengecil / foramina kanan membesar atau
sebaliknya.

 C4 s/d C6
Paling aktif bergerak fleksi dan ekstensi
Paling sering mengalami kondisi patologis
 KEKHUSUSAN :
 Semakin ke arah distal, ukuran corpus
vertebra semakin membesar
 Arah faset artikulasi untuk Th I s/d Th X
hampir coronal atau faset superior menghadap
ke posterior dan faset inferior menghadap ke
anterior (depan)
 Akibatnya :
 Gerakan fleksi dan ekstensi hampir tidak

dapat dilakukan
 Dislokasi anterior tak mungkin terjadi tanpa

terjadi fraktur pada vertebra thorakalis


tersebut.
 Th X-XII faset artikulasi hampir
sagital, sehingga fleksi-ekstensi
± 5o masih dapat dilakukan.

 Lateral fleksi terbatas karena ada


iga

 Rotasi menyertai gerakan lateral


fleksi ± 5o
 CORPUS (BODY) : lebih masif & tebal
 PROSESUS SPINOSUS : Lebih besar & lebar
 L1-L4 : Faset artikularis pd bdg sagital
 L4-L5 : faset artikularis mulai sedikit
berubah kebidang coronal.
 Akibatnya :
 Fleksi-ekstensi : BEBAS
 Fleksi > Ekstensi (ec ekstensi terhalang
pros.spinosus)
 Fleksi terbesar pada L5-S1 (75%)
 Fleksi L4-L5 : 20%
 Fleksi L1-L4 : 5-10%
L1
L2 L1-L2
L3 L2-L3 5-10%
L4 L3-L4
L5 L4-L5 20-25%
S1 L5-S1 60-75% 80-90%

 Lateral fleksi 20-30o


 Tiap sisi tergantung arah faset
 Rotasi dapat terjadi 6o
 Berbentuk segitiga, penyatuan 5
segmen

 Persendian antara sacrum & illiaca


sendi murni (bukan sendi
palsu)
Otot lentur pada kehamilan, sendi
mampu bergerak
 sering mengalami keadaan patologis

 Sudut sacral N:30%

Anda mungkin juga menyukai