Anda di halaman 1dari 16

Manusia sebagai makhluk yang ada dalam perjalanan

(Peziarah)
Bahan Kuliah 1
SIAPAKAH MANUSIA?
Berbagai pandangan mengenai manusia:
• Manusia sebagai binatang yang berakal budi (animal
rationale)
• Manusia sebagai makhluk yang tak lepas dari simbol-
simbol (Makluk simbol)
• Manusia sebagai makhluk yang terarah pada yang lain
(makhluk sosial)
• Manusia sebagai makluk yang beretika (Ethical being)
• Makluk yang memiliki rasa estetis (An aesthetical
being)
•Manusia sebagai makluk (A religius being).
•Manusia adalah person (Pribadi) persona.
•Ia memiliki diri sendiri, berkuasa dan berdaulat pada
dirinya sendiri. Maka terletak akan pengertian “Aku
adalah aku. Yaitu ia menghadapi diri sendiri, ia memeluk
diri sendiri.
•Manusia itu makluk sosial (Makluk yang sadar akan
dirinya sendiri dalam kebersamaan dengan yang lain,
manusia lain ataupun ciptaan yang lain.
Methorion-pontefice
Methorion= “ada di antara”; manusia ada di
antara tegangan yang duniawi dan yang ilahi;
Gelar Paus: “Pontefice” menunjuk pada jatidiri
dan otoritasnya sbg yang diutus untuk
menjembatani antara yang ilahi dan duniawi,
yang ditampakkan dalam memberikan doktrin
iman dan moral.
Pandangan negatif manusia
Homo homini lupus: Manusia itu bagaikan serigala
bagi yang lain.

Homo oeconomicus: Manusia itu pada dasarnya


hidup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi saja.

Homo iucundus : Manusia hidup hanya untuk


bersenang-senang saja. Sering disebut juga sebagai
bentuk hedonisme.
Kekhasan Manusia
Berbagai pandangan positif menuju pada “kekhasan manusia” di
tengah makhluk ciptaan yang lain
Kekhasan itu terletak dalam: akal budi yang membuat manusia
mampu membuat pertimbangan soal baik dan buruk; akal budi
juga membuat manusia mampu “mengatasi dirinya sendiri”
Manusia mampu mengenali kehadiran Yang Ilahi
Manusia mampu memahami arah tujuan hidup di dunia ini.
Oleh karena itu, manusia itu “homo viator”
Manusia itu terbuka pada relasi dengan “yang lain” (sesama,
lingkungan dan Yang Ilahi)
Agama-Iman
Agama memungkinkan manusia mengekspresikan
kebutuhannya dalam relasinya dengan Yang Ilahi
Unsur agama: ajaran, organisasi/lembaga, pemimpin
dan umat, ibadat dan sarana peribadatan.
Manusia itu “homo religiosus”: Manusia ada dalam
keterikatannya dengan yang ilahi.
Agama tidak sama dengan iman
Iman merupakan tanggapan personal.
Spiritualitas itu ekspresi penghayatan iman atau
ekspresi hidup dalam relasinya dengan yang ilahi.
IMAN
Relasi personal dengan Tiga dimensi dari relasi
Yang ilahi itu:
Paradigma: 1) BUDI -------- HEAD
persahabatan 2)HATI -------- HEART
Ciri: paradoks 3) KEHENDAK  HAND
“Deus semper maior” Atau
Intelektual-spiritual-moral
TEOLOGI
TEOLOGI: refleksi Kekhasan MPK Agama
sistematis dan rasional Katolik:
atas iman. pertanggungjawaban
Komponen: doktrin, iman secara rasional.
tradisi, pengalaman Mengajak mahasiswa
iman, refleksi. berpikir dan
membahasakan
keyakinan iman secara
masuk akal.
PERTANYAAN DASAR MANUSIA

DARIMANAKAH MANUSIA ADA?


MAU KEMANAKAH MANUSIA ITU HIDUP?
SIAPAKAH MANUSIA ITU?
ITULAH BAHAN REFLEKSI TEOLOGIS TENTANG
MANUSIA.
ANTROPOLOGI TEOLOGIS:
TEOLOGIS
Kej 1:26-27
“Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang
melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan
manusia itu menurut gambarNya menurut gambar Allah
diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakanNya mereka.” (Kej 1:26-27)
“Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu,
sungguh amat baik.” (Kej. 1:31)
“KETIKA ITULAH Tuhan Allah membentuk manusia itu
dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke
dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi
makhluk yang hidup.” (Kej 2:7)
Citra Allah
(pandangan tentang manusia dlm agama katolik)

Manusia itu gambaran Allah, cerminan Allah


Nilai dasar manusia terletak dalam hakekatnya sebagai
gambaran Allah
Di situlah terletak martabat manusia sebagai Pribadi
Konsekuensi: martabat manusia harus dihormati bila
manusia mau menjaga keluhuran pribadinya.
Paradoks manusia: ciptaan sekaligus menghadirkan Sang
Pencipta; terbatas sekaligus terbuka untuk memikirkan
Dia Yang Tak terbatas; kecil dan rendah sekaligus diberi
keluhuran; unik sekaligus terbuka pada keragaman yang
kaya.
Mazmur 8
Siapakah manusia?
“diberi kemuliaan”; “hampir setara dengan Allah”
Manusia di tengah ciptaan, menyadari keunikan
dirinya sebagai “yang dicintai Allah”
Tujuan hidup manusia: Memuliakan Allah
“Tuhan, Tuhan kami, betapa mulia namaMu di
seluruh bumi”
Manusia sebagai “partner” Allah dalam penciptaan
dan karya keselamatan.
Mazmur 42 dan 63
Manusia digambarkan sebagai mahluk yang memiliki
“kerinduan” akan yang ilahi.
Seperti rusa merindukan air
Kerinduan itu mengungkapkan kondisi manusia yang
adal dalam relasi dengan yang lain, bukan mahluk
yang “sendirian”.
Pertanyaan-pertanyaan
 1. Jelaskan hakekat manusia sebagai “animal rationale”!
 2. Apa artinya bahwa manusia itu sebagai “homo viator”?
 3.Apa artinya “homo homini lupus”?
 4.Apa artinya “homo oeconomicus”?
 5.Apa artinya “homo iucundus”?
 6.Apa artinya paradoks dalam relasi manusia dengan Sang Pencipta?
 7.Apa artinya “Deus semper maior”?
 8.Apa artinya manusia sebagai “citra Allah” atau “imago Dei”(Kej 1:26-27)?
 9.Apa konsekuensi pengakuan atas martabat manusia?
 10.Apa artinya manusia sebagai “partner” Allah?
 11.Tiga dimensi dalam pembicaraan tentang iman itu apa?
 12Apa bedanya agama, iman dan spiritualitas?
 13.Bicara tentang Allah tidak bisa melepaskan diri dari pembicaraan tentang manusia.
Bagaimana pernyataan ini bisa di jelaskan?
 14.Bicara tentang keutuhan manusia tidak bisa melepaskan diri dari relasinya dengan
Allah. Bagaimana pernyataan ini bisa dijelaskan?
 15.Apa artinya antropologi teologi?
Pertanyaan-pertanyaan
 1. Jelaskan hakekat manusia sebagai “animal rationale”!
 2. Apa artinya bahwa manusia itu sebagai “homo viator”?
 3.Apa artinya “homo homini lupus”?
 4.Apa artinya “homo oeconomicus”?
 5.Apa artinya “homo iucundus”?
 6.Apa artinya paradoks dalam relasi manusia dengan Sang Pencipta?
 7.Apa artinya “Deus semper maior”?
 8.Apa artinya manusia sebagai “citra Allah” atau “imago Dei”(Kej 1:26-27)?
 9.Apa konsekuensi pengakuan atas martabat manusia?
 10.Apa artinya manusia sebagai “partner” Allah?
 11.Tiga dimensi dalam pembicaraan tentang iman itu apa?
 12Apa bedanya agama, iman dan spiritualitas?
 13.Bicara tentang Allah tidak bisa melepaskan diri dari pembicaraan tentang manusia.
Bagaimana pernyataan ini bisa di jelaskan?
 14.Bicara tentang keutuhan manusia tidak bisa melepaskan diri dari relasinya dengan
Allah. Bagaimana pernyataan ini bisa dijelaskan?
 15.Apa artinya antropologi teologi?

Anda mungkin juga menyukai