Anda di halaman 1dari 20

1.Apa saja struktur dari kuku?

(Derrickson & Tortora, 2017)


2. Apa saja struktur dan masing-masing fungsi dari struktur
kulit?
Epidermis
Lapisan-lapisan epidermis
• Stratum corneum: mengandung banyak keratin untuk meindungi
jaringan dibawahnya.
• Stratum lucidum : hanya ada di area kulit tebal seperti ujung jari,
telapak tangan, dan telapak kaki. Ini terdiri dari empat hingga enam
lapisan pipih. Menambah ketangguhan di bagian ini
• Stratum granulosum : Tiga sampai lima baris keratinosit pipih, di mana
organel mulai degradasi ,sel mengandung protein keratohyalin
(mengubah filamen perantara keratin menjadi keratin) dan butiran
lamelar (melepaskan sekresi anti air yang kaya lipid).
• Stratum spinosum: memberikan kekuatan dan fleksibiltas
pada kulit
• Stratum basale: Lapisan terdalam, terdiri dari satu baris
keratinosit kuboid atau kolumnar yang mengandung
filamen perantara keratin tersebar (tonofilamen); sel induk
menjalani pembelahan sel untuk menghasilkan keratinosit
baru, melanosit dan sel epitel taktil terkait dengan cakram
taktil tersebar di antara keratinosit.
Sel-sel pada epidermis:

• Keratinosit : menghasilkan keratin dan butiran lamellar untuk


sealant air.
• Melanosit : menghasilkan melanin untuk melindungi dari
sinar UV
• Makrofag intraepidermal atau sel Langerhans : untuk
melawan mikroba yang menyerang kulit
• Sel epitel taktil, atau sel Merkel : untuk mendeteksi sensasi
sentuhan
Dermis

Papillary: Bagian dermis superfisial (sekitar seperlima),


terdiri dari jaringan ikat areolar dengan kolagen tipis dan
serat elastis halus, mengandung punggung dermal yang
menampung kapiler darah, sel-sel sentuhan, dan ujung
saraf bebas.
Reticulare: Bagian dermis yang lebih dalam (sekitar
empat perlima); terdiri dari jaringan ikat padat tidak
beraturan dengan kumpulan kolagen tebal dan
beberapa serat elastis kasar. Ruang antar serat
mengandung beberapa sel adiposa, folikel rambut,
saraf, kelenjar sebaceous, dan kelenjar sudoriferous.
Struktur Aksesoris pada kulit
Rambut: untuk melindungi dari panas, menyaring benda asing,
menerima sensasi sentuhan ringan
Kelenjar keringat(sudoriferous) : mensekresikan keringat
Kelenjar sebaseus: mensekresikan sebum(minyak)
Kelenjar ceruminous : mensekresikan cerumen
Kuku :melindungi ujung distal jari, menangkap benda kecil,
menggaruk
(Derrickson & Tortora, 2017)
3.Apa fungsi kulit secara umum?
a. Penampung darah
Dermis pada kulit menampung jaringan luas pembuluh darah yang
mengalirkan 8-10% darah seluruh tubuh pada orang dewasa istirahat.
b. Proteksi
Keratin yang melindungi jaringan dibawahnya dari mikroba, abrasi, panas,
dan bahan kimia. Keratinosit yang saling bertautan erat melindungi dari invasi
mikroba. Lipid yang dihasilkan butiran lamellar menghambat penguapan air
dari kulit untuk mencegah dehidrasi dan mencegah air masuk ke permukaan
kulit saat berenang atau mandi. Sebum yang dihasilkan kelenjar sebaceous
menjaga kelembapan dan mengandung bakterisida. PH asam keringat
menghambat petumbuhan beberapa mikroba. Melanin yang mencegah UV
merusak DNA. 2 sel imun intraepidermal makrofagh dan makrofagh di dermis
yang memiliki sifat imunologis.
c. Indra peraba
Banyak saraf yang tersebar di seluruh kulit membuat kita dapat
merasakan sensai-sensasi, seperti panas, nyeri, tekanan,
gelitikan, dan lain sebagainya.
d. Termoregulasi
Kulit berperan dalam termoreglasi dengan 2 cara, dengan
melepas keringan dan mengatur aliran darah. Ketika suhu
tinggi maka kulit akan mengeluarkan keringat dan melebarkan
pembuluh darah untuk mempercepat pengeluaran panas. Ketika
suhu rendah maka kulit tidak mengeluarkan keringat dan
mempersempit pembuluh darah untuk mengurangi pengeluaran
panas.
e. Ekskresi dan penyerapan
Kulit berfungsi untuk mensekresikan air, keringat.
Bahan larut lemak tertentu dapat masuk melalui
kulit,seperti obat-obatan tertentu, vitamin A,D,E,K,
bahkan zat toksik seperti aseton juga bisa masuk melalui
kulit.
f. Sintesis vitamin D
Untuk mengaktifkan prekusor vitamin D dibutuhkan sinar UV.
Setidaknya 2 kali seminggu selama 10-15 menit saja yang
dibutuhkan untuk sintesis vitamin D
(Derrickson & Tortora, 2017).
4. Bagaimana mekanisme kerja kelenjar keringat dan minyak?

• Kelenjar keringat
Sekresi keringat di rangsang oleh pelepasan asetilkolin(Ach) dari ujung-ujung saraf
kolinergik periglandular sebagai respon rangsangan emosi atau suhu. Produksi keringat
yang berlebihan dapat menyebabkan kehilangan elektrolit(NaCl), untuk menanggulangi
hal tersebut maka akan terjadi proses reabsorbsi elektrolit. (Siskawati, Bernadette, &
Menaldi, 2014)
• Kelenjar minyak
Ketika sel sebasea berdiferensiasi akan mengakumulasi lipid dan bermigrasi ke saluran
pusat. Sel yang paling matang akan pecah menyebabkan lipid keluar menuju saluran
kelenjar sebasea dan keluar menjadi sebum/minyak (DianneDeplewski, 2003)
Mengapa keringat yang dihasilkan dapat berbau?

Bromhidrosis Apokrin
Hasil sekresi kelenjar apokrin dimetabolisme oleh bakteri gram positif
berupa Micrococcaceae, terutama Staphylococcus spp,
Propionibacterium anaerobik/mikroaerofilik, dan aerobic coryneforms,
terutama Corynebacterium spp. Propionibacterium dan Staphylococcus
akan memfermentasi gliserol dan asam laktat menjadi asam lemak
volatile rantai pendek, asam asetat, dan asam propionate. Asam lemak
rantai pendek inilah yang menyebabkan bau. Staphylococcus juga
mampu mengubah asam amino tertentu menjadi asam isovaleric yang
menyebabkan bau. (Siskawati, Bernadette, & Menaldi, 2014)
6. Mengapa kulit dapat menggelap saat terpapar sinar matahari?

Sinar matahari yang juga memancarkan sinar UV membuat


keratinosit menyekresikan hormone melanosit-α (α-melanocyte
stimulating hormone, α-MSH) yang bertindak mempengaruhi melanosit
secara parakrin untuk menghasilkan melanin untuk menyerap sinar UV
yang membahayakan. Melanin inilah yang membuat kulit menggelap,
(Sherwood, 2014).Melanin dihasilkan oleh melanosit dari asam amino
tirosin yang dibantu dengan enzim tirosinase (Derrickson & Tortora,
2017). Tanning atau penggelapan pada kulit terjadi karena
meningkatnya eumelanin pada epidermis yang berfungsi untuk
menjegah kerusakan DNA oleh UV (Ovalle & Nahirney, 2020).
7. Mengapa pada bagian telapak tangan dan kaki tidak
menggelap saat berjemur?
• Ada perbedaan intra-individu dalam kepadatan melanosit di
berbagai tempat di tubuh.Pada telapak tangan dan kaki hanya
mengandung 10-20% kepadatan melanosit dari pada tempat
lain.
• Dickkopf WNT signaling pathway inhibitor 1 (DKK1) faktor
yang disekresikan oleh dermal fibroblast di telapak tangan /
telapak kaki merupakan penghambat jalur Wnt / β-catenin
sehingga mampu menekan pertumbuhan dan fungsi melanosit.
(Brenner & Hearing, 2008)
8. Mengapa terdapat perbedaan warna kulit dari orang afrika dan orang
eropa?
Pada dasarnya setiap orang memiliki jumlah melanosit yang sama.
Namun perbedaan warna kulit dipengaruhi oleh jumlah melanin yang
dihasilkan. Setiap orang yang memiliki tirosin yang cukup dan
berfungsi penuh akan menghasilkan melanin yang cukup untuk
menggelapkan kulit. Namun pada orang berkulit terang ada 2 faktor
genetic yang menghambat kerja dari enzim tyrosinase. Banyak
tyrosinase yang dihasilkan dalam bentuk inaktif dan adanya inhibitor
lain yang beragam membuat melanin yang diproduksi menjadi sedikit
(Sherwood, 2014).
9. Apa fungsi vitamin D?

Vitamin D dipercaya dapat meningkatkan aktivitas fagositik,


meningkatkan produksi zat antimikroba dalam fagosit,
mengatur fungsi kekebalan tubuh, dan membantu mengurangi
peradangan
(Derrickson & Tortora, 2017).
References
Brenner, M., & Hearing, V. J. (2008). Modifying skin pigmentation – approaches through
intrinsic biochemistry and exogenous agents. Drug Discovery Today: Disease
Mechanisms, 5(2), e189-e199. doi:https://doi.org/10.1016/j.ddmec.2008.02.001.
Derrickson, B. H., & Tortora, G. J. (2017). Principles of anatomy and physiology (15 ed.).
New York: wiley.
DianneDeplewski. (2003). Pilosebaceous Unit. In Encyclopedia of Hormones (pp. 201-
207). Cambride: Academic Press.
Ovalle, W., & Nahirney, P. (2020). Netter's Essential Histology With Correlated
Histopathology. Amsterdam: Elsevier.
Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia Dari Sel ke SIstem. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Siskawati, Y., Bernadette, I., & Menaldi, S. L. (2014). BAU BADAN : PATOGENESIS DAN
PENATALAKSANAAN. 41.

Anda mungkin juga menyukai