Anda di halaman 1dari 5

1.

Ketidakpastian, Probabilitas dan Nilai Harapan


Probabilitas objektif :
Probabilitas Didasarkan pd frekuensi relatif kejadian dlm jk panjang
Ch: sebuah kotak berisi bola yg identik (hanya dibe-
Digunakan u/ dakan oleh warna), 3 berwarna putih, 6 merah.
mengukur secara Ketidakpastian dpt ditunjukkan dg menyatakan
kuantitatif ber- probabilitas terambilnya bola warna merah 2/3
dan warna putih 1/3
bagai kemungki-
nan kejadian yg Probabilitas subjektif:
tidak pasti Tidak dikaitkan dg fenomena kejadian yg berulang

Risiko vs Ketidakpastian
Frank Knight :
• Suatu keadaan dikatakan berisiko jika kita dapat menentukan probabi-
litas objektif secara pasti terhadap hasil atau kejadian
• Suatu keadaan dikatakan mengandung ketidakpastian jika tidak ada
probabilitas objektif yg dapat ditentukan
• Menyimpulkan bahwa keputusan enterpreneurial dan laba termasuk
teori ketidakpastian, bukan teori risiko.
• Ketidakpastian digunakan u/ menggambarkan setiap keadaan dimana
probabilitas dari suatu hasil tidak sama dg 0 atau 1
Variabel Random
Variabel yg memiliki nilai yg tidak diketahui, tetapi mempunnyai distribusi
proba-bilitas yg diketahui
Laba perusahaan dikatakan variabel random, karena tidak dapat diramal-kan secara pasti
tetapi dapat di perkirakan dalam probabilitas tertentu, dengan menentukan ‘expected
value’ dari variabel random sbb:
Jika variabel random X terdiri dari X 1, X2, …Xn dengan probabilitas
p1, p2, … pn (p1 +p2 + … +pn = 1),
Maka, expected value X adalah:

E(X) = p1.X1 + p2.X2 + … + pn.Xn


Contoh:
Tahun ini perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 750 juta. Perusahaan tidak dapat
memperkirakan dg pasti jumlah laba yg akan diperoleh tahun depan, tetapi meyakini
probabilitasnya sama dg yg diperoleh pd thn ini, jika ada perubahan, probabilitasnya
juga sama, yaitu naik sebesar Rp.250 juta atau turun Rp.250 juta. Dari informasi ini
dapat dihitung distribusi probabilitas laba thn depan.
probabilitas menghasilkan laba Rp 750 juta = ½
probabilitas menghasilkan laba Rp 500 juta = ¼
probabilitas menghasilkan laba Rp 1 milyar = ¼

Laba yg diharapkan:
E(Laba) = ½ (750) + ¼ (500) + ¼ (1000) = Rp 750 juta

Bandingkan dg investasi alternatif dg distribusi probabilitas hasil berikut


ini bg perusahaan:
probabilitas profit Rp 750 juta = ½ Laba dapat berubah:
probabilitas profit Rp 100 juta = ¼ Turun sebesar Rp 650 jt
probabilitas profit Rp 1,4 milyar = ¼ atau
Naik sebesar Rp 650 jt
maka laba yg diharapkan:
E(laba) = ½ (750) + ¼ (100) + ¼ (1.400) = Rp 750 juta

Kesimpulan: E(laba) sama, tetapi risiko yg dihadapi berbeda, pilihan


kedua memp. risiko yg lebih tinggi (tingkat risiko dpt dilihat
dari nilai varian hasil yg diharapkan).
Menghitung varian:
V ( X )  p1 ( x1  x ) 2  p2 ( x2  x ) 2  ...  pn ( xn  x ) 2
PR : hitung varian dan standar deviasi laba untuk 2 contoh
kasus diatas.
Perusahaan dapat menaikkan E(profit) dengan melakukan investasi yg berisiko lebih
tinggi dg cara menaikkan varian dari labanya.
Akan tetapi high risk investment tidak selalu menaikkan nilai E(profit) pd tk yg sama
dg risikonya (dijelaskan melalui opp. profit curve)
Figure: 1. Kurve Peluang Laba 2. Indifference Curve Prusahaan
Deviasi Standar Deviasi Standar
Laba Laba

Laba yg dihrpkan Laba yg dihrpkan


Deviasi Standar
Laba (σ) A 3. Kurve Tk Risiko Optimal

I1 Investasi yg ideal:
I2 Nilai expected profit =
I3
σ* C tk risiko investasi
B

m* Laba yg dihrpkan
2. Sikap Terhadap Risiko
Tiga preferensi pengambil keputusan thd risiko:
• Risk averter : penghindar risiko (lebih suka menghindar dari pengambilan
keputusan investasi/bisnis yg mengandung risiko
• Risk neutral : netral terhadap risiko (tidak bisa dipengaruhi untuk
menolak atau mengambil keputusan investasi/bisnis
yg mengandung risiko
• Risk lover/taker/seeker : berani menghadapi tantangan investasi/
bisnis yg mengandung
Ketiganya mempunyai risiko
fungsi utilitas pendapatan (income utility function) yang
berbeda (dijelaskan oleh ‘expected utility theory), dan secara grafik dapat dijelaskan
sbb:

U(x) U(x) U(x)


Risk Averter Risk Neutral Risk Seeker
B
D
E
C
B
A
C E
D

A
700 800 Profit
900 700 800 900 Profit 700 800 900 Profit
Ttk C = ½ nilai A&B = U* Bagi risk neutral, ttk Bagi risk seeker, ttk D<C
U(800) = ttk D C =D, U(800) = U* U(800) < U* (tetap mau
Bagi risk averter ttk D mengikuti taruhan)
lebih tinggi dari ttk C
U(800) > U* (lbh memilih Kasus: seorang yg berpenghasilan Rp800,- diajak bertaruh,
tidak mengikuti Taruhan) dia akan menerima Rp100, dg prob ½, dan
kehilangan Rp100, dg prob ½.
3. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
Tentukan dg jelas : masalah yg dihadapi,
Siapa yg akan memutuskan, yg melatarBela-
1. Perumusan Masalah kangi peng. kep. Dan pengaruhnya thd tu-
juan-tujuan manajemen
Tentukan: tujuan peng. keputusan, bgmn
Menilai hasilnya dibandingkan standar
2. Penentuan Tujuan (tujuan), bgmn menentujan langkah
terbaik jika terjadi Konflik antara satu
tujuan dg tujuan lainnya

Tentukan: alternatif tindakan u/ mencapai


tuJuan, variabel apa saja yg dapat dikendali-
3.Pencarian Alternatif kan, apa kendala yg dihadapi dlm pencapai
tujuan
Amati: konsekuensi dar setiap alternatif pi-
lihan, telusuri sifatnya jika hasil yg diharap-
4. Peramalan Dampak Kan tidak pasti,
Dapatkan: informasi yg lebih baik dan leng-
kap untuk meramalkan suatu hasil.
Pilihan terbaik dapat ditentukan setelah se-
semua analisis selesai dilakukan.
5. Penentuan Pilihan Semua variabel dlm proses peng. kep. Dpt
dikuantifikasi dg menggunakan metode yg
relavan u/ mendapatkan hasil optimal
Perhatikan: sifat masalah yg menentukan pi-
lihan optimal, pengaruh perubahan keadaan
6. Analisis Sensitivitas Ttt terhadap keputusan yg diambil, kepekaan
Variabel tsb thd perubahan variabel ekonimi
Utama yg terabaikan o/ pengabil keputusan

Anda mungkin juga menyukai