Anda di halaman 1dari 20

Puskesmas Baringeng

Periode Juni-November 2019

LAPORAN HASIL
MINI PROJECT
Oleh :
dr. Yosua Herling Kumambong, S.Ked
Pembimbing :
dr. Hj. Markani Daharu
PENGETAHUAN TENAGA MEDIS KESEHATAN PUSKESMAS BARINGENG
TERHADAP PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (AIRWAY)
LATAR BELAKANG
Pelatihan BHD (Airway)

• Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan tindakan kegawatdaruratan


yang bertujuan untuk mengamankan jalur pernapasan secara cepat.
• Komponen pertama penilaian dalam bantuan hidup dasar adalah
jalan napas (Airway). Pengelolaan jalan napas adalah tindakan yang
dilakukan untuk membebaskan jalan napas dengan tetap
memperhatikan kontrol servikal. Kontrol jalan napas ini bertujuan
untuk membebaskan jalan napas untuk menjamin masuknya udara
ke paru-paru secara normal sehingga menjamin kecukupan
oksigenasi.
TUJUAN MINI PROJECT

Tujuan • Mengetahui tingkat pengetauhan dasar tenaga medis di


Puskesmas Baringeng mengenai Bantuan Hidup Dasar khususnya

Umum airway

Tujuan • Meningkatkan pengetahuan dasar tenaga medis di Puskesmas


Baringeng mengenai Bantuan Hidup Dasar khususnya airway
• Mengetahui aplikasi dasar BHD khususnya airway dalam
Khusus kegawatdaruratan di IGD Puskesmas Baringeng
MANFAAT MINI PROJECT
• Sebagai salah satu prasyarat untuk mengikuti kegiatan internship
• Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dengan menerapkan ilmu dan teori
Bagi Penulis yang diperoleh.

• Memberikan pengetahuan dasar tenaga medis di Puskesmas Baringeng mengenai Bantuan


Hidup Dasar khususnya airway

Bagi Puskesmas • Sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan kegawatdaruratan di Puskesmas
Baringeng

• Memberikan informasi terhadap petugas kesehatan setempat mengenai Bantuan Hidup


Bagi Dasar khususnya airway.
• Membantu masyarakat secara tidak langsung dalam pelayanan kegawatdaruratan di IGD

Masyarakat sehingga meminimalisir angka kematian serta kecacatan.


METODOLOGI PENELITIAN

• Metode deskriptif.
Rancangan Penelitian

• Populasi adalah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Baringeng.


• Sampel ada seluruh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Baringeng yang mengikuti penyuluhan
Populasi dan Sampel serta pretest dan posttest.
• Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling.

• Penyuluhan, praktek langsung menggunakan mannequin, dan penilaian berupa pretest serta
Instrumen Penelitian posttest
METODOLOGI PENELITIAN
• Variabel dependen dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas

Variabel Baringeng.
• Variabel independen adalah tingkat pengetahuan yang dinyatakan dalam hasil rataan nilai

Penelitian pretest dan posttest. tentang bantuan hidup dasar (airway) berdasarkan jenis kelamin, umur,
dan profesi.

Kriteria • Kriteria Inklusi merupakan semua peserta yang mengikuti seluruh pretest, materi, dan posttest
serta memiliki kelengkapan identitas yang benar, yakni jenis kelamin, umur, dan profesi.

Inklusi dan • Kriteria eksklusi merupakan peserta yang tidak mengikuti salah satu dari pretest, materi, atau
posttest serta tidak memiliki kelengkapan identitas yang benar, yakni jenis kelamin, umur, dan

Eksklusi profesi.
METODOLOGI PENELITIAN
Teknik
• Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
Pengumpulan penyuluhan serta pencatatan hasil rataan nilai pretest dan posttest.
Data
• Analisis dilakukan dengan mempresentasikan data yang telah dikumpulkan dan
Cara Analisis Data ditabulasi. Setelah analisis, dilakukan penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram.

Waktu dan Tempat • Mini project ini dilaksanakan pada tanggal 21 September 2019 di Aula Puskesmas

Penelitian Baringeng, Calio, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng.


HASIL & PEMBAHASAN

Tanggal & Lokasi Jumlah Peserta BHD


Penyuluhan (Secondary survey)
• 26 September 2019 • 19 orang
• Aula Puskesmas • 0 orang laki-laki dan
Baringeng 19 orang
perempuan
Distribusi Peserta Berdasarkan Jenis Kelamin
Pelatihan BHD (secondary survey)

Perempuan
Laki-laki
Distribusi Rentang Nilai
14

12

10

8
Pretest
6 Column1

0
<60 60-79 >=80
Rataan Nilai
90
80
70
60
50
Pretest
40
Posttest
30
20
10
0
Perempuan
Distribusi Peserta Berdasarkan Usia
Pelatihan BHD (secondary survey)

8.33%

33.33%
16.67% 20-29 th
30-39 th
40-49 th
>49 th

41.67%
Rataan Nilai Berdasarkan Usia
100

90

80

70

60

50 Pretest
Posttest
40

30

20

10

0
20-29 th 30-39 th 40-49 th >49 th
Distribusi Peserta Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Pelatihan BHD (SECONDARY SURVEY)

Gizi
5%
Perawat
21%

Kesmas
11%

Bidan
63%
Rataan Nilai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pelatihan BHD (Secondary survey)
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Gizi Bidan Kesmas Perawat

Pretest Posttest
Kesimpulan
• Peserta yang hadir yaitu 19 orang (semuanya perempuan).

• Rentang nilai pelatihan BHD () yakni : pada pretest, yang mendapat


nilai <60 (kurang) sebanyak 8 orang, 60-79 (cukup) sebanyak 4 orang,
>=80 (sangat baik) sebanyak 0 orang. Sedangkan untuk posttest, yang
mendapat rentang nilai <60 (kurang) sebanyak 0 orang, 60-79 (cukup)
sebanyak 2 orang, >=80 (sangat baik) sebanyak 10 orang.
Pelatihan BHD (Airway)
 
Terendah Tertinggi
Pretest 20-29 tahun (20) 30-39 tahun (60)
Usia
Posttest >49 tahun (80) Semua rentang
usia (100)

Pretest Bidan (20) Perawat (umum


& gigi) (60)

Tingkat
Pendidikan
Semua rentang
Posttest Bidan (80)
usia (100)
Saran
• Diperlukannya pelatihan dan penyuluhan berkala untuk petugas kesehatan utamanya pada
mereka yang bekerja di UGD sehingga ilmu & mutu pelayanan dapat ditingkatkan lagi.

• Sebaiknya di IGD tersedia peralatan yang memadai serta dapat digunakan; ditunjang dengan
petugas yang mahir menggunakannya.

• Diperlukannya pemeriksaan berkala terhadap peralatan BHD di IGD agar dapat siap digunakan
saat dibutuhkan.

• Meningkatkan partisipasi tingkat profesi kesehatan lainnya untuk penyuluhan yang diadakan
sesuai dengan jadwal yang ditentukan sehingga materi yang disampaikan tepat guna.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai