Anda di halaman 1dari 54

REGULASI

PENDIDIKAN KEDOKTERAN
DI INDONESIA

Dr. dr. Setyo Trisnadi, S.H., Sp.KF.


DEKAN (2017-2021)
LANDASAN HUKUM FKU:
1. UUDNKRI 1945
2. UU NO. 20/2003 SISDIKNAS
3. UU NO. 12/2012 PT
4. UU NO. 20/2013 DIKDOK
5. SKDI – PER-KKI 11/ 2012
6. KKNI – 2011
7. PERMENDIKBUD 30/2014 UKMPPD
8. PERMENDIKBUD 49 /2014 SN-DIKTI
9. PERMENRISTEKDIKTI 44/2015 SNPT
10. PERMENRISTEKDIKTI 2015 SNPK
11. STATUTA YBWSA
12. PERATURAN AKADEMIK UNISSULA 2016
13. PERATURAN AKADEMIK FK
14. PEDOMAN AKADEMIK PSPK/PSPD
ISUE TERKINI
• MASA STUDI
• PIN
• UKMPPD
• UJIAN TAHAP I, II, III (UKMPPD)
UU No. 20/2013 DIKDOK
Bab I : Ketentuan umum, pasal 1
Bab II : Penyelenggaraan pendidikan kedokteran, pasal
2-47
Bab III : Pendanaan dan standar satuan biaya
pendidikan kedokteran, pasal 48-52
Bab IV : Pemerintah dan pemerintah daerah, pasal 53-
56
Bab V : Peran serta masyarakat, pasal 57
Bab VI : Sanksi administratif, pasal 58
Bab VII : Ketentuan peralihan, pasal 59-61
Bab VIII : Penutup, pasal 62-64
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan Kedokteran adalah usaha sadar dan
terencana dalam pendidikan formal yang terdiri atas
pendidikan akademik dan pendidikan profesi pada
jenjang pendidikan tinggi yang program studinya
terakreditasi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
kompetensi di bidang kedokteran atau kedokteran gigi.
2. Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi program
sarjana dan/atau program pascasarjana kedokteran dan
kedokteran gigi yang diarahkan terutama pada
penguasaan ilmu kedokteran dan ilmu kedokteran gigi.
3. Pendidikan Profesi adalah Pendidikan
Kedokteran yang dilaksanakan melalui proses
belajar mengajar dalam bentuk pembelajaran
klinik dan pembelajaran komunitas yang
menggunakan berbagai bentuk dan tingkat
pelayanan kesehatan nyata yang memenuhi
persyaratan sebagai tempat praktik kedokteran.
Pasal 4, poin a
Pendidikan Kedokteran bertujuan:
menghasilkan Dokter yang berbudi luhur,
bermartabat, bermutu, berkompeten,
berbudaya menolong, beretika, berdedikasi
tinggi, profesional, berorientasi pada
keselamatan pasien, bertanggung jawab,
bermoral, humanistis, sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, mampu beradaptasi dengan
lingkungan sosial, dan berjiwa sosial tinggi;
(Penyelenggara Pendidikan Kedokteran)
Pasal 7
(2) Pendidikan Kedokteran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. Pendidikan Akademik; dan
b. Pendidikan Profesi.
(3) Pendidikan Akademik sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. program Sarjana Kedokteran dan program
Sarjana Kedokteran Gigi;
b. program magister; dan
c. program doktor.
(5) Pendidikan Profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b terdiri atas:
a. program profesi dokter dan profesi dokter
gigi; dan
b. program dokter layanan primer, dokter
spesialis-subspesialis, dan dokter gigi
spesialis-subspesialis.
(7) Program profesi dokter dan profesi dokter gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dilanjutkan dengan program internship.
Pasal 8
(1) Program dokter layanan primer, dokter
spesialis-subspesialis, dan dokter gigi spesialis-
subspesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 ayat (5) huruf b hanya dapat diselenggarakan
oleh Fakultas Kedokteran dan Fakultas
Kedokteran Gigi yang memiliki akreditasi
kategori tertinggi untuk program studi
kedokteran dan program studi kedokteran gigi.
Pasal 9
(1) Program studi kedokteran dan program studi
kedokteran gigi hanya dapat menerima
Mahasiswa sesuai dengan kuota nasional.
Pasal 22
(1) Warga negara asing yang mempunyai
kompetensi dan kualifikasi akademis ilmu
kedokteran atau ilmu kedokteran gigi dapat
menjadi Dosen atau dosen tamu.
Pasal 24
(1) Standar Nasional Pendidikan Kedokteran yang mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi disusun secara
bersama oleh kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan, asosiasi
institusi pendidikan kedokteran , asosasi rumah sakit
pendidikan, dan Organisasi Profesi.
(7) Standar Nasional Pendidikan Kedokteran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b paling sedikit memuat:
a.standar kompetensi lulusan, standar isi, proses, Rumah
Sakit Pendidikan, Dosen, Tenaga Kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian;
b.penilaian program dokter layanan primer, dokter
spesialis-subspesialis, dan dokter gigi spesialis-
subspesialis yang harus ditingkatkan secara berencana
dan berkala;
c. standar penelitian;
d. standar pengabdian kepada masyarakat;
e. standar kontrak kerja sama Rumah Sakit
Pendidikan dan/atau Wahana Pendidikan
Kedokteran dengan perguruan tinggi
penyelenggara Pendidikan Kedokteran; dan
f. standar pola pemberian insentif untuk Mahasiswa
program dokter layanan primer, dokter spesialis-
subspesialis, dan dokter gigi spesialis-subspesialis
atas kinerjanya sebagai pemberi pelayanan
kesehatan.
(8) Standar Nasional Pendidikan Kedokteran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditinjau dan
dievaluasi secara berkala.
Pasal 27
(2) Selain lulus seleksi penerimaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), calon Mahasiswa harus
lulus tes bakat dan tes kepribadian.
Pasal 36
(1) Untuk menyelesaikan program profesi dokter,
Mahasiswa harus lulus uji kompetensi yang
bersifat nasional sebelum mengangkat sumpah
sebagai Dokter
(3) Uji kompetensi Dokter sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh Fakultas
Kedokteran bekerja sama dengan asosiasi institusi
pendidikan kedokteran dan berkoordinasi dengan
Organisasi Profesi.
Pasal 46
(1) Fakultas Kedokteran wajib melaksanakan
penelitian ilmu biomedis, ilmu kedokteran
dasar, ilmu kedokteran klinis, ilmu
bioetika/humaniora kesehatan, ilmu pendidikan
kedokteran, serta ilmu kedokteran komunitas
dan kesehatan masyarakat yang disesuaikan
dengan kemajuan ilmu kedokteran.
(2) Penelitian kedokteran yang menggunakan
manusia dan hewan percobaan sebagai subjek
penelitian harus memenuhi lolos kaji etik.
Pasal 48
(4) Pendanaan Pendidikan Kedokteran yang
diperoleh dari masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dalam
bentuk:
a. hibah;
b. zakat;
c. wakaf; dan
d. bentuk lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 50
(1) Biaya investasi, biaya operasional dan biaya
perawatan di Fakultas Kedokteran dan Rumah
Sakit Pendidikan yang dikelola oleh swasta
menjadi tanggung jawab penyelenggara.
Pasal 51
(1) Fakultas Kedokteran wajib menentukan dan
menyampaikan satuan biaya yang dikeluarkan
untuk biaya investasi, biaya pegawai, biaya
operasional dan biaya perawatan secara
transparan, serta melaporkannya kepada
Menteri melalui pemimpin perguruan tinggi.
Pasal 52
(2) Penetapan biaya Pendidikan Kedokteran yang
ditanggung Mahasiswa untuk semua perguruan
tinggi penyelenggara Pendidikan Kedokteran
harus dilakukan dengan persetujuan Menteri.
Pasal 59
(1) Fakultas Kedokteran yang sudah ada sebelum
Undang-Undang ini diundangkan harus
menyesuaikan dengan ketentuan Undang-
Undang ini paling lama 5 (lima) tahun sejak
Undang-Undang ini diundangkan. (th 2018)
(2) Program studi kedokteran yang sudah ada
sebelum Undang-Undang ini diundangkan harus
menyesuaikan dengan ketentuan Undang-
Undang ini paling lama 5 (lima) tahun sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 63
Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus
ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung
sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 64
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Agustus
2013
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
(SN-DIKTI)

Permendikbud No.49 Tahun 2014


Standar Pendidikan Tinggi
Menurut Pasal 54 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

Standar Nasional
Standar Nasional Standar
Standar Standar
Standar Pengabdian
Pengabdian
Pendidikan
Pendidikan Penelitian
Penelitian Kepada
Kepada Masyarakat
Masyarakat
Standar Kompetensi Standar Hasil Standar Hasil
Lulusan
Standar Isi Standar Isi
Standar Standar Isi
Standar Proses Standar Pelaksanaan
Nasional Dikti Standar Proses
Ditetapkan oleh Standar Penilaian Standar Penilaian
Menteri Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Standar Peneliti Standar Peneliti
Permendikbud Standar Sarana & Standar Sarana & Standar Sarana &
Standar No.49/2014 Prasarana Prasarana Prasarana

Pendidikan Standar Pengelolaan Standar Pengelolaan Standar Pengelolaan


Tinggi Standar Pembiayaan Standar Pendanaan Standar Pendanaan
Standar Penllaian dan Pembiayaan dan Pembiayaan
Pendidikan

SPT 1. standar bidang akademik


Ditetetapkan oleh
setiap perguruan
2. standar bidang non akademik
tinggi
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
PERMENDIKBUD 49 / 2014 TUJUAN :
1. MENJAMIN TERCAPAINYA TUJUAN
PENDIDIKAN TINGGI
2. MENJAMIN MUTU PEMBELAJARAN,
STANDAR PENELITIAN, DAN PENGABDIAN KEPADA
NASIONAL MASYARAKAT
PENDIDIKAN 3. MENDORONG PT MELAMPAUI SN DIKTI

PERAN:
STANDAR 1. SEBAGAI DASAR PEMBERIAN IZIN
NASIONAL STANDAR PENDIRIAN PT DAN IZIN PEMBUKAAN
PENGABDIAN NASIONAL PRODI
KEPADA PENELITIAN
MASYARAKAT
2. SEBAGAI DASAR PENYELENGGARAAN
PEMBELAJARAN, PENELITIAN, DAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
3. SEBAGAI DASAR PENYELENGGARAAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGEMBANGAN SISTEM
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
TINGGI

23
(1) STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

9
STANDAR STANDAR
8 DITENDIK SARPRAS

7 ACUAN
ACUAN

STANDAR STANDAR STANDAR


6 ISI PROSES PENILAIAN

5 MENCAPAI
MENCAPAI STANDAR STANDAR
4 PENGELO- PEMBIAYA
LAAN AN
3
2
dirumuskan sesuai jenis dan jenjang program studi,
1 dirumuskan oleh forum
dicantumkan pada Lampiran SN DIKTI, dan dapat
prodi sejenis atau
ditambahkan oleh Perguruan Tinggi
pengelola prodi (dlm hal
tdk memiliki forum
Prodi) dan ditetapkan
dalam SK Dirjen
(2) STANDAR ISI PEMBELAJARAN

PROGRAM TINGKAT KEDALAMAN DAN KELUASAN MATERI PEMBELAJARAN


D-1 Menguasai konsep umum, pengetahuan, & keterampilan
operasional lengkap.
D-2 Memanfaatkan hasil penelitian & hasil Menguasai prinsip dasar pengetahuan & keterampilan pada
pengabdian kepada masyarakat bidang keahlian tertentu
Mengacu pada CP Lulusan

D-3 Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan


tertentu secara umum
D-4 / S-1 Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan
tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam
bidang pengetahuan dan keterampilan tersebut secara mendalam
S-2 / Sp-1 menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu
PROFESI Menguasai teori aplikasi bidang pengetahuan dan keterampilan
tertentu
S-3/Sp-2 menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan
keterampilan tertentu

Dituangkan dalam BAHAN KAJIAN yang distrukturkan dalam


bentuk MATAKULIAH
(3) STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

INTERAKSI DOSEN-MAHASISWA-SUMBER & LINGKUNGAN BELAJAR


BENTUK PEMBELAJARAN

BEBAN BELAJAR MAHASISWA


PERENCANAAN PEMBELAJARAN : RPS

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RESPONSI
KULIAH DAN
TUTORIAL METODE
DISKUSI KELOMPOK,
SIMULASI, STUDI KASUS,
KOLABORATIF,
PRAKTIKUM/ KOOPERATIF, PROYEK
SEMINAR
PRAKTIK BASED, PROBLEM BASED,
DAN LAINNYA

PENGABDIAN
KEPADA PENELITIAN
MASYARAKAT

KARAKTERISTIK: INTERAKTIF, HOLISTIK, INTEGRATIF, SAINTIFIK, KONTEKSTUAL,


TEMATIK, EFEKTIF, KOLABORATIF, DAN BERPUSAT PADA MAHASISWA
(4) STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN
Prinsip : Edukatif, Otentik, Obyektif, Akuntabel, transparan, dan terintegrasi

1. Perencanaan Penilaian Pelaksana Penilaian:


Dosen atau Tim Dosen
Pengampu tanpa atau
menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, dengan menyertakan
teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot

2. Pemberian tugas atau soal


pihak lain.
penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai
4. Pemberian nilai akhir

dengan rencana pembelajaran Teknik Penilaian:


Observasi, partisipasi,
melaksanakan proses penilaian unjuk kerja, tes
tertulis, tes lisan, dan
angket
memberikan umpan balik dan konfirmasi hasil
penilaian Kategori Nilai:
A-E atau 4-0
mendokumentasikan penilaian proses dan hasil
Kelulusan:
belajar mahasiswa
1. Diploma &
Sarjana: ≥ 2.00
3. Observasi kinerja dan pengembalian hasil observasi 2. Selain itu: ≥ 3.00
(5) STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PROGRAM KUALIFIKASI AKADEMIK DOSEN


D-1 / D-2 paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan
dengan prodi, dan dapat menggunakan instruktur yang berkualifikasi
akademik paling rendah lulusan D-3 berpengalaman relevan dengan

Mampu menyelenggarakan pendidikan


prodi dan paling rendah setara dengan jenjang 6 (enam) KKNI)
D-3 / D-4 paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan
Sehat Jasmani dan Rohani

dengan prodi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi


Kompetensi Pendidik

yang relevan dengan prodi dan berkualifikasi paling rendah setara


dengan jenjang 8 (delapan) KKNI)
Sarjana paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan
dengan prodi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi
yang relevan dengan prodi dan berkualifikasi paling rendah setara
dengan jenjang 8 (delapan) KKNI)
Profesi paling rendah lulusan magister atau magister yang relevan dengan
prodi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, serta
dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan
dengan prodi, yang berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua)
tahun, dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8
(delapan) KKNI)
(6) STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PROGRAM KUALIFIKASI AKADEMIK DOSEN

Magister lulusan doktor atau doktor terapan yang relevan dengan program
studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang

Mampu menyelenggarakan pendidikan


relevan dengan program studi dan berkualifikasi setara dengan
jenjang 8 (delapan) KKNI)
Sehat Jasmani dan Rohani
Kompetensi Pendidik

Spesialis lulusan spesialis dua, lulusan doktor atau lulusan doktor terapan
yang relevan dengan program studi dan berpengalaman kerja paling
sedikit 2 (dua) tahun

1. harus berkualifikasi akademik lulusan doktor atau doktor terapan


S-3 yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan
dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi
dan berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI;
2. yang menjadi pembimbing utama, harus sudah pernah
memublikasikan paling sedikit 2 karya ilmiah pada jurnal
internasional terindeks yang diakui oleh Direktorat Jenderal
(7) STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

PROGRAM STUDI
1. melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam setiap
mata kuliah;
2. menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi, standar proses,
standar penilaian yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai capaian
pembelajaran lulusan;
3. melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana akademik dan
budaya mutu yang baik;
4. melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam rangka
menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran; dan
5. melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai sumber data
dan informasi dalam pengambilan keputusan perbaikan dan pengembangan
mutu pembelajaran

2/9/2019 11:39 AM 30
(8) STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN
BIAYA PENDIDIKAN TINGGI
BIAYA pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan
INVESTASI tenaga kependidikan pendidikan tinggi
1. untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biaya
BIAYA
OPERASIONAL
dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan operasional
pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung
2. Ditetapkan per mahasiswa per tahun (Standar Satuan Biaya
Operasional Dikti
3. Stándar Satuan Biaya Operasional Dikti ditetapkan oleh
Menteri secara periodik dengan mempertimbangkan: jenis
Prodi, tingkat akreditasi, dan indeks kemahalan wilayah

PEMBIAYAAN

Perguruan tinggi wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalam


menggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan
PENDANAAN
2/9/2019 11:39 AM 31
II. STANDAR NASIONAL PENELITIAN
STANDAR PENELITI
Menguasai metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, obyek, tingkat
kerumitan, dan tingkat kedalaman penelitian

STANDAR PROSES

PT wajib menyediakan dana baik untuk kegiatan pembiayaan aktivitas penelitian maupun manajemen
Kelembagaan pengelola penelitian harus melakukan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,

 Perencanaan,
STANDAR ISI Pelaksanaan,dan
Memuat prinsi p-prinsip Pelaporan Penelitian
kemanfaatan,  Mempertimbangkan
standar mutu,
kemutahiran, dan
keselamatan kerja,
mengantis ipasi kesehatan,
kebutuhan masa kenyamanan, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan penelitian

mendatang keamanan peneliti,


masyarakat, dan
STANDAR HASIL lingkungan

STANDAR PENDANAAN & PEMBIAYAAN


 memenuhi kaidah dan metode
ilmiah secara sistematis sesuai

kelembagaan penelitian
otonomi keilmuan dan budaya
STANDAR PENGELOLAAN

akademik
 Memenuhi capaian pembelajaran
lulusan

STANDAR PENIL AIAN

 Minimal memenuhi
prinsip edukatif,
obyekt if, akuntabel, dan
transparan
 Memperhatikan
kesesuaian dengan
standar hasil, isi, dan
proses penelitian
 Menggunakan metode
dan instrumen yang
relevan, akuntabel, dan
dapat mewakili ukuran
ketercapaian kinerja
proses dan hasil.

STANDAR SARPRAS

Fasilitas yang dimanfaatkan untuk peneli tian memenuhi standar mutu , keselamatan kerja, kesehatan,
kenyamanan, dan keamanan peneliti, masyarkat, serta ling kungan
III. STANDAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1 standar hasil pengabdian kepada masyarakat

2 standar isi pengabdian kepada masyarakat

3 standar proses pengabdian kepada masyarakat

4 standar penilaian pengabdian kepada masyarakat

5 standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat

6 standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat

7 standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat

8 standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat


STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
(SN-DIKTI)

Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015


Permenristekdikti No. 44/2015
Pasal 16
1) Masa dan beban belajar penyelenggaraan program
pendidikan:
a. paling lama 2 (dua) tahun akademik untuk program diploma
satu, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 36
(tiga puluh enam) sks;
b. paling lama 3 (tiga) tahun akademik untuk program diploma
dua, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 72
(tujuh puluh dua) sks;
c. paling lama 5 (lima) tahun akademik untuk program
diploma tiga, dengan beban belajar mahasiswa paling
sedikit 108 (seratus delapan) sks;
d. paling lama 7 (tujuh) tahun akademik untuk program
sarjana, program diploma empat/sarjana terapan, dengan
beban belajar mahasiswa paling sedikit 144 (seratus
empat puluh empat) sks;

e. paling lama 3 (tiga) tahun akademik untuk program profesi


setelah menyelesaikan program sarjana, atau program
diploma empat/sarjana terapan, dengan beban belajar
mahasiswa paling sedikit 24 (dua puluh empat) sks;
”masa studi dimulai pertama kali stase
sampai lulus ukmppd paling lama 3 tahun.
f. paling lama 4 (empat) tahun akademik untuk program
magister, program magister terapan, atau program
spesialis, setelah menyelesaikan program sarjana, atau
diploma empat/sarjana terapan, dengan beban belajar
mahasiswa paling sedikit 36 (tiga puluh enam) sks; atau
g. paling lama 7 (tujuh) tahun akademik untuk program
doktor, program doktor terapan, atau program subspesialis,
setelah menyelesaikan program magister, program magister
terapan, atau program spesialis, dengan beban belajar
mahasiswa paling sedikit 42 (empat puluh dua) sks.
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Pasal 24 UUDIKDOK
Posisi SNPK pada Pendidikan Kedokteran
(Integrasi Pendidikan dan Pelayanan)
SNP
SNPT
Permendikbud SNPK

KKI SPSKD & SPSKDG

• SNPK : Standar Nasional Pendidikan Kedokteran (+ standar penelitian + standar


pengabdian masyarakat + standar biaya pendidikan )
• SPSKD : Standar Pendidikan & Standar Kompetensi Dokter (termasuk spesialis)
• SPSKDG : Standar Pendidikan & Standar Kompetensi Dokter Gigi (termasuk spesialis)
STANDAR PENDIDIKAN KEDOKTERAN
1. Standar kompetensi lulusan
2. Standar isi
3. Standar proses
4. Standar penilaian
5. Standar penerimaan mhs baru
6. Standar dosen
7. Standar sarpras
8. Standar pengelolaan
9. Standar pembiayaan
10. Standar RSP
11. Standar wahana pendidikan
12. Standar penelitian
13. Standar pengabdian masyarakat
14. Standar penilaian mhs
15. Standar kerjasama RSP dan atau wahana
pendidikan dengan FK
16. Standar pemantaun dan pelaporan program
profesi dokter
17. Standar pola pemberian insentif mhs program
DLP, Spesialis, Spesialis
Surat Edaran Dirjen Dikti NO. 182/2014 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional untuk
Lulusan Pendidikan Dokter

• Lulusan pendidikan profesi dokter setara dengan jenjang


7;
• Lulusan pendidikan magister kedokteran (S2) atau dokter
layanan primer setara dengan jenjang 8;
• Lulusan pendidikan dokter spesialis-subspesialis setara
dengan jenjang 8 sampai dengan 9, sesuai dengan tingkat
pengalaman kerja di bidangnya yang berkelanjutan selama
5 tahun; dan
• Lulusan pendidikan doktor kedokteran (S3) setara dengan
jenjang 9.
Standar Proses
• Kriteria minimal pelaksanaan pembelajaran
• Proses belajar : interaktif, holistik, integratif, saintifik,
kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif berpusat pd
mhs. Dilaksanakan di FK, RSP, Wahana pendidikan,
Masyarakat
• Pendidikan profesi berbasis praktik yg komprehensif
dan terintegrasi dg akademik, mhs dilibatkan pada
kegiatan pelayanan di bawah supervisi.
• Masa studi pendidikan dokter (program sarjana dan
program profesi) minimal 11 semester
• Masa studi maksimal ditetapkan FK dg KOLEGIUM .
Standar Dosen
• Dosen pendidikan profesi : berkualifikasi DLP,
spesialis, subspesialis; berpengalaman kerja
paling sedikit 2 tahun dibidangnya.
• Memiliki SIP dan melaksanakan pelayanan
• Memiliki sertifikat pendidik
• Memiliki rekomendasi dari pimpinan rsp atau
wahana pendidikan
• Memiliki rekomendasi dari dekan fk
• Penilaian dosen di RSP :
1. Unsur utama (80%) :
-pelayanan 30%
-pendidikan 25%
-penelitian 15%
-pengabdian 10%
2. Unsur penunjang (20%) :
-seminar/lokakarya
-pengajar/pelatih
-keanggotaan organisasi profesi
-keanggotaan tim penilai jafa
-penghargaan/tanda jasa
-gelar kesarjanaan lainnya
Standar penerimaan mhs baru
• Sesuai perundang-undangan, ditetapkan
kemenristekdikti
• Lulus : seleksi penerimaan, tes bakat, tes
kesehatan, tes kepribadian, dan persyaratan
PT
• Jalur khusus melalui program afirmasi, untuk
pemerataan lulusan di seluruh NKRI
Standar RSP
• Visi, misi dan komitmen
• Menejemen dan administrasi pendidikan
• Sdm
• Sarana penunjang pendidikan
• Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan klinik
• Rsp utama melakukan koordinasi, pembinaan dan
pengembangan dg rs jejaring dan wahana
pendidikan
Standar wahana pendidikan
• Berupa : pkm, laboratorium, klinik, fasilitas
pelayanan lain selain rs pendidikan yang
memenuhi syarat
• Memberikan kesempatan kpd mhs
mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman sesuai kompetensinya
• Meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif secara terintegrasi dan
berkesinambungan
• Fasilitas pelayanan kes sbg wahana pendidikan
hrs sudah terakreditasi oleh lembaga yg
ditetapkan oleh menkes
• Harus memenuhi kriteria kelayakan,
persyaratan sebagai wahana pendidikan
INTERNSHIP 1
th
DOSEN AKADEMIK DOSEN PROFESI

LULUS
MHS AKADEMIK PROFESI UKMPPD
SUMPAH

KURIKULIM
KURIKULUM
FASE AKADEMIK UJI KOMPETENSI
FASE PROFESI
S1

S2, S3 DLP,Spesialis,
Subspesialis
WAKTU STUDI FASE TOLERANSI
NORMAL (8 SM) FASE TERMINAL
(SEMESTER 13 dan
(SEMESTER 8 – 14)
7 SEMESTER 12)

UJI TAHAP I (SM 4) PROSES


UJI TAHAP II (SM7) PROSES
WAKTU STUDI
NORMAL (N) FASE TOLERANSI FASE TERMINAL
(TH KE 4)

4 SEMESTER 2 semester

PROSES PROSES
UKMPPD
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai