13konsep Inflamasi PPTX
13konsep Inflamasi PPTX
Respon inflamasi :
memicu
stimulus awal radang penglepasan mediator kimiawi dari
plasma/sel jar ikat bekerja bersama / scr berurutan
memperkuat respon awal radang & mempengaruhi perub. dg
mengatur respon vaskuler & selular berikutnya stimulus
menghilang & mediator radang hilang dikatabolisme / diinhibisi3
Mekanisme terjadinya Radang meliputi :
1.Perubahan vaskular respon vaskular di tempat
terjadinya cedera pd reaksi inflamasi akut meliputi :
a. Perubahan aliran darah karena terjadi dilatasi
arteri lokal shg terjadi pertambahan aliran darah
(hiperemia) perlambatan aliran darah
merah dan panas
b. Permeabilitas pembuluh darah Lekosit akan
berkumpul di sepanjang dinding pembuluh darah
dg cara menempel Dinding pembuluh menjadi
longgar susunannya lekosit keluar melalui
dinding pembuluh Lekosit bertindak sebagai
sistem pertahanan untuk menghadapi serangan
benda asing. 4
PERUBAHAN VASKULAR
Perubahan pd kapiler & aliran pemb darah segera
setelah jejas terjadi :
vasokonstriksi sementara (bbrp detik) → vasodilatasi
arteriol → hiperemia pd aliran darah kapiler
selanjutnya
mikrovaskuler menjadi lebih permeabel
6
POLA DASAR
Singkat, eksudat, sel netrofil >>
INFLAMASI
Akut
Kronis
8
PENYEBAB INFLAMASI AKUT
– Infeksi (bakteri, virus, parasit) dan
toksin mikroba
– Trauma
– Agen fisik dan kimia
– Nekrosis jaringan
– Benda asing
– Reaksi imun (reaksi hipersensitivitas)
9
Gambaran Makroskopik / Tanda – Tanda
Inflamasi Akut (Celcus +Virchow)
13
14
15
Inflamasi Akut – Inflamasi Kronis
16
R
E
S
O
L
U
S
I
17
EFEK INFLAMASI
1. Menguntungkan
• Dilusi toksin → dibawa ke sist limfatik
• Memasukkan Ab: ok ↑ permeabilitas kapiler maka Ab dpt
masuk ke ekstravaskuler shg dpt melisis MO
• Transpor obat-obatan seperti antibiotik ke tempat bakteri yg
sdg bermultiplikasi
• Pembentukan fibrin dr fibrinogen → menghalangi gerakan MO
→ terperangkap → mudah difagositosis. Fibrin jg dipakai sbg
matriks u/ pembentukan jar granulasi
• Membawa nutrien & O2 yg penting bg sel spt netrofil yg
memiliki aktivitas metabolik yg tinggi
• Rangsangan respon imun ok drainase eksudat cair ke dlm
limfatik → Ag terlarut dapat mencapai KGB lokal →
rangsangan respon imun
18
EFEK INFLAMASI
2. Merugikan
• Digesti jar N: enzim-enzim spt kolagenase &
protease dpt mencerna jar N → kerusakan
• Pembengkakan : epiglotitis akut pd anak →
obstruksi jalan nafas
• Respon inflamasi yg tidak sesuai. Cont pd rx
hipersensitivitas tipe 1 pd kasus hay fever yg
alergi thd Ag pd lingk. Respon inflamasi alergi
dpt mengancam nyawa seperti asma ekstrinsik
19
INFLAMASI KRONIK
Dapat dianggap sebagai inflamasi memanjang
(minggu – bulan – tahunan)
Terjadi inflamasi aktif, jejas jar & penyembuhan
secara serentak
Penyebab Inflamasi Kronik :
– Infeksi yg persisten oleh MO tertentu (mikobakterium,
Treponema pallidum, virus, jamur & parasit tertentu).
Respon inflamasi kadang membentuk suatu pola
spesifik : reaksi granulomatosa.
– Pajanan yg lama thd agen yg berpotensi toksik
(eksogen: mis silika → silikosis, endogen: mis
komponen lipid → aterosklerosis)
– Penyakit autoimun. 20
Gambaran Morfologik Inflamasi Kronik
• Infiltrasi sel MN ( makrofag, limfosit, sel
plasma)
• Destruksi jar, sebagian besar diatur oleh
sel radang
• Repair, melibatkan angiogenesis dan
fibrosis
21
SEL YG BERPERAN PADA RADANG KRONIK
1. Makrofag
Sel yg dominan
Berasal dr monosit yg beremigrasi pd tahap awal terjadinya
radang akut, & telah mendominasi daerah radang dlm 48 jam
Ketika monosit keluar & mencapai jar ekstravask, monosit
makrofag
Diaktivasi oleh berbagai stimulus seperti sitokin, toksin
bakteri & mediator kimiawi lainnya.
Bila proses fagositosis memanjang tu pd insoluble/
indigestible bakteri/partikel, makrofag → epitelioid
Kemampuan fagositosis epiteloid me↓ dibandingkan monosit,
namun kemampuan merusak mikroba disekitarnya me↑, &
dapat menjadi barrier antara Ag perusak & host pd radang
granulomatosa. Epitelioid seringkali membentuk sel datia
melalui fusi bbrp sel, yg bisa terdiri dari 20 / > sel epitelioid
(diinduksi oleh IL-4 / INF-γ) 22
2. Limfosit T & B
Dimobilisasi oleh adanya rangsang imun spesifik
(infeksi) & pd inflamasi yg diperantarai nonimun (infark
/ trauma jar)
Limfosit T mempunyai hub timbal balik dg makrofag pd
inflamasi kronik
Limfosit B sel plasma Ab utk melawan Ag
3. Eosinofil
Lebih banyak pd rx imunitas yg diperantarai IgE & pd
infeksi parasit
4. Sel Mast
Terdistribusi pd jar penyambung, dapat berperan pd
radang akut maupun kronik
Menghasilkan sitokin yg berperan dalam fibrosis
23
• Radang akut & kronik dapat saling berubah
• Radang akut → kronis & radang kronik → akut
• Radang kronis tidak selalu merupakan
kelanjutan dr radang akut yg gagal mengatasi
penyebab radang. Namun pada radang
granulomatosa, sejak awal terjadi memang
akan berlangsung lama & membentuk ciri-ciri
radang khronik, seperti yg terjadi pd infeksi
tuberkulosa, siphilis dan lepra.
24
Inflamasi Granulomatosa
Merupakan suatu pola inflamasi kronik khusus, yg
ditandai dg agregasi makrofag teraktivasi yg
gambarannya menyerupai sel epitel (epitelioid)
Granuloma dpt terbentuk pd keadaan respon sel T
persisten thd mikroba tertentu (Micobacterium tb,
T. pallidum)
Granuloma jg dpt berespon thd benda asing yg
relatif inert (benang, serpihan, implan payudara),
membentuk Granuloma benda asing
25
Saluran & Kelj Getah Bening/
kelj Limfe pada Inflamasi
• Berfungsi menyaring & mengatur cairan
ekstravaskuler
• Bersama dg sistem fagosit mononuklear,
merupakan lini pertahanan sekunder yg
berperan saat rx radang lokal gagal
mengatasi & menetralkan jejas
• Selama peradangan, aliran sal limfe ↑ &
membantu mengalirkan cairan edema dr
ruang ektravaskuler (leukosit & debris sel jg
masuk ke sal limfe) 26
• Pd inflamasi luas, bs tjd limfangitis,
limfadenitis ok aliran limfe jg mengangkut
agen penyerang
• Pembesaran KGB terjadi ok proliferasi
limfosit & makrofag pd folikel & sinus
limfoid serta hipertrofi sel fagositik
• Bila organisme infeksius mengalir secara
progresif melalui sal limfe yg lebih besar &
sampai ke sirkulasi vask bakteriemia
27
Efek Sistemik Inflamasi
1. Demam : netrofil & makrofag 5. Perubahan hematologi :
menghasilkan pirogen endogen - ↑ LED ok perub protein plasma
yg bekerja pd hipotalamus - leukositosis → netrofilia pd
mengatur mekanisme infeksi piogenik & destruksi jar,
termoregulator pd temperatur eosinofilia pd peny alergi &
yg lebih tinggi. IL-2 memiliki infeksi parasit, limfositosis pd
efek yg plg besar. Pelepasan infeksi kronik, infeksi virus,
pirogen endogen dirangsang monositosis pd infeksi
oleh fagositosis, endotoksin, & mononukleosiosa dan bbrp
komplek imun infeksi bakteri spt tbc, thypoid
2. Gejala konstitusional : - Anemia : ok hilangnya darah
malaise, anoreksia, nausea dlm eksudat inflamasi,
3. ↓ BB: ok keseimbangan hemolisis dll
negatif nitrogen , tu pd - Amiloidosis : infeksi kronik yg
inflamasi kronik yg ekstensif. lama dg pe↑ amiloid serum →
4. Hiperplasia reaktif dr RES deposit amiloid pd berbagai jar
28
Daftar Pustaka
• Kumar, Abbas, Fausto (eds) in Robbin’s and
Cotran Pathologic Basis Of Disease. Elsevier
Saunder, Philadelpia, Pennsylvania. 7 th ed.
2005
• Constantinides,P. General Pathobiology.
Appleton & Lange, Norwalk, Connecticut.1993
• Underwood JCE. General and Systemic
Pathology. Churchill Livingston, 2004
29
30