Anda di halaman 1dari 16

Sejarah Hukum Dagang

Oleh:
Bilhaq Al Azzimi R.
8111412218
Tujuan Instruksional Umum
 Uraian dan pembahasan dalam kuliah
mengenai materi ini bertujuan agar
mahasiswa dapat memahami apa dan
bagaimana latar belakang dari hukum
dagang, serta mahasiswa memperoleh
gambaran mengenai ketentuan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang.
Tujuan Instruksional Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu


menjelaskan tentang :
1. Pengertian Perdagangan;
2. Sumber Hukum Dagang;
3. Sejarah Hukum Dagang;
4. Macam-macam Persekutuan Dagang;
5. Perantara Perusahaan;dan
6. Dasar Pertanggungan.
PENGERTIAN PERDAGANGAN
 Perdagangan / perniagaan pada umumnya
ialah pekerjaan membeli barang dari suatu
tempat pada suatu waktu dan menjual barang
itu ditempat lain pada waktu yang lain
dengan maksud memperoleh keuntungan.
SUMBER HUKUM DAGANG

 Hukum Dagang Indonesia bersumber pada:


◦ Hukum tertulis yang dikodifikasikan:
◦ KUHD (Wetboek van Koophandel / WvK)
◦ KUH Per (Burgerlijk Wetboek / BW)
◦ Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan, seperti
peraturan perundangan khusus yang mengatur
tentang hal-hal yang berhubungan dengan
perdagangan.
SEJARAH HUKUM DAGANG

 Semula KUHD terdiri dari 3 buku, yaitu:


◦ Buku I tentang perniagaan pada umumnya.
◦ Buku II tentang hak dan kewajiban yang ditimbulkan
perkapalan (hukum laut)
◦ Buku III tentang Kepailitan.
 Namun peraturan tentang kepailitan kemudian
merupakan satu kitab tersendiri yang berlaku
pada tanggal 1 Nov 1906 dengan dikeluarkannya
Stb.1906 No.217 jo Stb 1906 No.348.
 Sebelum tahun 1938, Hukum Dagang hanya
mengikat pedagang saja dan hanya pedagang
saja yang dapat melakukan perbuatan dagang.
Tetapi sejak tahun 1938 pengertian perbuatan
dagang diperluas menjadi perbuatan
perusahaan. Menurut hukum yang dimaksud
dengan pengusaha ialah mereka yang melakukan
sesuatu untuk mencari keuntungan dengan
menggunakan lebih banyak modal daripada
tenaga. Sebaliknya bila tenaga lebih
dipentingkan daripada modal maka tidak
tergolong dalam golongan pengusaha, misalnya
dosen, dokter, pengacara, buruh, dsb.
 Dalam hukum dagang ditentukan bahwa tiap
orang yang mempunyai suatu perusahaan
diharuskan mengadakan pencatatan dari
kekayaan dan harta benda perusahaannya dan
setiap enam bulan harus membuat neraca
keuangan. Ia diharuskan menyimpan semua
pembukuan untuk jangka waktu selama tiga
puluh tahun & surat-surat tembusan serta
catatan selama sepuluh tahun.
 Dengan adanya pembukuan ini maka pengusaha
mempunyai bukti terhadap peristiwa hukum.
Hakim berhak menggunakan buku itu sebagai
bukti untuk kepentingan pihak manapun.
MACAM-MACAM PERSEKUTUAN DAGANG

 Dalam dunia perdagangan dikenal bermacam-macam


perseroan yang lahir karena usaha beberapa orang untuk
bersama-sama melakukan tindakan atau perbuatan dalam
lapangan perdagangan. Macam-macam persekutuan
dagang yang dikenal dalam KUHD adalah:
 Persekutuan Perdata (rekanan / maatschap).
 Perseroan Komanditer (Commanditaire Vennootschap)
 Firma
 Perseroan Terbatas (PT)
 Koperasi.
PERANTARA PERUSAHAAN

 Perantara perusahaan yang dikenal dalam KUHD:


◦ Makelar adalah perantara pedagang yang diangkat oleh
pemerintah. Mereka itu menjualkan / membelikan
sesuatu untuk kepentingan orang lain atas dasar upah
yang tertentu.
◦ Komisioner adalah seseorang yang mengusahakan
perjanjian dagang atas nama sendiri / firmanya dan juga
menjalankan usaha atas perintah orang lain dengan
mendapatkan komisi tertentu.
◦ Expeditur ialah mereka yang mengurus pengangkutan
orang atau barang.
BEDA MAKELAR DENGAN KOMISIONER:
 Seorang komisioner yang melakukan JB atas
perintah komiten memikul resikonya juga,
sedangkan makelar tidak.
 Seorang komisioner dapat menentukan
komisinya karena turut menanggung risiko,
sedangkan makelar tidak.
 Seorang makelar diangkar dan disumpah
oleh pemerintah sedangkan komisioner
tidak.
 Dalam KUHD diatur pula mengenai surat
berharga. Di samping alat pembayaran dengan
uang maka dalam dunia perdagangan diperlukan
cara pembayaran atau penagihan yang lebih
aman, mudah dan lancar. Karena itu dalam
perhubungan perdagangan terdapat surat-surat
yang mengganti tugas uang tunai. Surat
demikian itu memberi hak kepada pedagang dan
disebut juga surat bernilai. Seperti Cek, Wesel,
Bilyet Giro, dan lain sebagainya.
 Asuransi atau pertanggungan diatur dalam
Pasal 246-286 KUH Per yaitu suatu
perjanjian dengan mana seseorang
penanggung mengikatkan diri kepada
seseorang tertanggung dengan menerima
suatu premi untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tak tertentu.
DASAR PERTANGGUNGAN
 Dasar pertanggungan adalah:
◦ Suatu peristiwa yang belum tentu terjadi.
◦ Semua hal / kepentingan yang dapat dinilai dengan uang.
◦ Pertanggungan itu merupakan suatu perjanjian dua pihak
dimana yang ditanggung wajib membayar premi dan yang
menanggung wajib memberi pembayaran kembali apabila
peristiwa yang belum tentu terjadi itu kemudian menjadi
nyata terjadi.
◦ Pertanggungan itu tergantung kepada / mengikuti
kepentingan tidak mengingat siapa yang berkepentingan.
 Seorang debitur yang tidak berdaya lagi membayar
hutangnya dinyatakan pailit. Dalam hal ini ia dapat
memberitahukannya atas kehendak sendiri kepada
Pengadilan Negeri, atau atas permintaan krediturnya
atau atas permintaan penuntut umum. Pernyataan
pailit tersebut harus dinyatakan dalam putusan
hakim. Bila seseorang dinyatakan pailit maka
barang-barang yang menjadi miliknya dijadikan
pembayaran hutang. Tujuan kepailitan adalah untuk
mengusahakan agar hasil penjualan harta benda
debitur dapat dipergunakan untuk melunasi
hutangnya.
 Penundaan pembayaran adalah tindakan yang
diberikan kepada debitur karena sudah tidak
mampu untuk membayar hutangnya tetapi
masih mempunyai cukup kekayaan untuk
lambat laun membayar hutangnya.
 Perbedaan antara pailit dengan penundaan
pembayaran adalah bahwa orang yang telah
dinyatakan pailit itu sudah dianggap tidak
mempunyai kekayaan sedangkan dalam hal
penundaan pembayaran orangnya masih
mempunyai kekayaan.

Anda mungkin juga menyukai