Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah
monograf oleh James Parkinson seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam tulisannya, James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan. Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. ETIOLOGI Usia, karena Penyakit Parkinson umumnya dijumpai pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia di bawah 30 tahun. Ras, di mana orang kulit putih lebih sering mendapat penyakit Parkinson daripada orang Asia dan Afrika. Genetik, factor genetik amat penting dengan penemuan pelbagai kecacatan pada gen tertentu yang terdapat pada penderita Penyakit Parkinson, khususnya penderita Parkinson pada usia muda. Cedera kranio serebral, meski peranannya masih belum jelas, dan Tekanan emosional, yang juga dipercayai menjadi faktor risiko. TANDA-TANDA (GEJALA UTAMA) Menggeletar (pada jari, tangan, kaki, rahang dan / atau muka) Kaku pada anggota badan : (tangan, kaki dan / atau tubuh badan – Rigidity) Pergerakan badan yang perlahan (Bradykinesia) Masalah ketidakseimbangan postur dan koordinasi badan yang dapat mengakibatkan jatuh. PATOFISIOLOGI Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stress emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata. Penderita Penyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. PENCEGAHAN 1. Hindari stress berat dan berkempanjanagan 2. Berhenti merokok 3. Hindari minum kopi 4. Latihan (Olahraga),dll. KIE 1. Pasien diharapkan melakukan diet protein tinggi. 2. Pasien dihimbau untuk menghindari aktifitas yang berlebihan. 3. Hindari minum obat secara bersamaan atau setelah makanan karena menurunkan efek levodopa. 4. Pasien diharapkan taat dalam minum obat. MONITORING 1. Memonitoring gejala penyakit yang timbul, apakah mulai membaik atau tidak. 2. Monitoring efek samping obat, jika efek samping obat yang terjadi dan memiliki khasiat keamanan yang merugikan pasien maka sebaiknya obat diganti degan indikasi yang sama. 3. Terapi non farmakologi terus dilanjutkan, terutama meningkatkan asupan nutrisi yang baik dan banyak serat agar pasien tidak mengalami konstipasi. TERAPI NON FARMAKOLOGI 1. Edukasi 2. Memberi support pada penderita. 3. Meningkatkan asupan nutrisi yang baik dan banyak serat. 4. Pelatihan gerak secara berkala
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis