Anda di halaman 1dari 21

Pneumonia Aspirasi

Definisi
✘Aspirasi merupakan proses terbawanya bahan
yang ada di orofaring maupun isi lambung pada
saat respirasi ke saluran nafas bawah dan dapat
menimbulkan kerusakan parenkim paru.
✘Pneumonia aspirasi adalah kerusakan paru yang
disebabkan oleh masuknya cairan, partikel
eksogen, atau sekresi endogen ke dalam saluran
nafas.
✘Pneumonia aspirasi disebabkan oleh bakteri
yang kurang virulen, terutama bakteri anaerob,
flora normal orofaring dan nasofaring.
.
Faktor Predisposisi
✘ Penurunan kesadaran yang menganggu
proses penutupan glotis, dan reflek batuk
(pada alkoholik, kejang, stroke, trauma
kepala, pembiusan total, intoksikasi obat,
tumor otak)
✘ Disfagia sekunder akibat penyakit
esophagus atau saraf (striktur esofagus,
GERD, neoplasma esofageal, diverticula
esofageal, tracheoesofageal fistula)
Faktor Predisposisi (Lanjutan)
✘ Gangguan neurologis seperti demensia,
penyakit Parkinson, Miastenia gravis,
sklerosis multiple, pseudobolbular palsy)
✘ Kondisi mekanis seperti: pemasangan NGT,
intubasi trakea, trakeostomi, endoskopi
saluran cerna atas, bronkoskopi
✘ Penyakit periodontal seperti periodontitis
✘ Kondisi lain seperti muntah hebat, posisi
terlentang lama
Klasifikasi Pneumonia Aspirasi

✘ Pneumonitis kimia (Mendelson syndrome)


merupakan reaksi inflamasi paru akibat aspirasi
cairan lambung yang steril dalam jumlah besar (≥4
ml/kg)
✘ Pneumonia aspirasi bakteri primer: Terutama
terjadi pasien dengan faktor risiko aspirasi.
Diakibatkan bakteri yang berasal dari saluran
nafas atas dan lambung
✘ Pneumonia Aspirasi Komunitas (PAK) atau
Pneumonia Aspirasi Nosokomial (PAN) sekunder
sesudah pneumonia kimia
Klasifikasi Pneumonia Aspirasi (Lanj.)

✘ Pneumonia lipoid (mineral oil, vegetable oil)


✘ Pneumonia karena aspirasi benda asing yang
dapat menyebbakan pneumonia bakterial
Etiologi

✘ Infeksi terjadi secara endogen oleh kuman


yang orofaring yang polimikrobial namun
jenisnya tergantung pada lokasi tempat
terjadinya yaitu di komunitas atau di RS
✘ PAK: S. Pneumoniae, S. Aureus, H.
Influenza, Enterobacyteriaceae
✘ PAN: Gram negative seperti P. Aeruginosa
✘ Bakteri anaerob Peptostreptococcus,
Bacteroides, Fusobacterium, Prevotella
Diagnosis

✘ Manifestasi klinik bervariasi dari ringan


sampai berat (tergantung faktor pejamu,
beratnya asirasi, kuman penyebab)
✘ Gambaran klinik PK dan PN, seperti
demam tinggi, batuk dengan sputum, nyeri
dada, sesak nafas
✘ sputum kehijauan/kemerahan, berbau
Diagnosis(Lanj.)

✘ terdapat faktor risiko seperti gangguan menelan


(mengeluarkan cairan atau makanan dari hidung,
asanya sisa makanan di mulut setelah menelan,
rasa nyeri saat menelan, seperti ada yang
menyangkut di tenggorok, batuk dan tersedak saat
makan/minum, asanya bunyi yg terdengar setelah
menelan)

✘ Foto Thoraks menunjukkan infiltrat pada bagian


thoraks yang lokasinya tergantung posisi saat
pasien mengalami aspirasi, lokasi tersering adalah
lobus kanan tengah
Terapi

✘ Antibiotika seperti siprofloksasin,


levofloksasin, aminoglikosida, penisilin
anti pseudomonas, meropenem,
vankomisin
✘ Suspek kuman anaerob: Beta-laktamase
inhibitor, meropenem+vankomisin
✘ sputum purulen: klindamisin, karbapenem
Case Report

1. Seorang pria 75 tahun datang dengan


stroke akut, yaitu paralisis pada bagian
kanan dan perubahan status mental. 2 hari
setelah masuk rumah sakit, pasien
menderita batuk dan nyeri dada sebelah
kanan. Nafasnya berbau busuk.
Pem. Fisik: Takikardi, takipneu, febris
(38,8 C).
Thoraks: Perkusi dull pada lapang paru
bawah kanan, auskultasi VBS menurun
Obstructive Sleep
Apnea Syndrome
(OSAS)
Definisi

✘ OSA adalah keadaan hilangnya tonus


muskulus dilator faring pada saat tidur,
yang menyebabkan kolaps faring rekuren
dan henti napas sementara (apnea)
✘ OSA terjadi bila ventilasi menurun atau
tidak ada ventilasi yang disebabkan oklusi
parsial atau oklusi total pada saluran nafas
paling tidak 10 detik setiap episode yang
terjadi. Episode henti napas (apnea) sering
terjadi selama 10 detik samapai 60 detik.
Faktor Risiko

✘ Pada orang dengan IMT besar (obesitas):


Akumulasi lemak di leher menyebabkan
penekanan lumen faring, yang akhirnya kolaps
selama tidur
✘ Makroglossia
✘ Hipertrofi adenotonsiler
✘ Anomali struktur kraniofasial (retrognatia)
✘ Obstruksi nasal
✘ Merokok
✘ Laki-laki
Gambaran Klinis

Gangguan pada saat pasien tidur:


✘ Pasien mendengkur keras saat tidur
✘ Pasien sering terbangun karena sesak atau
batuk
✘ Diaporkan keluarga ada henti nafas saat
tidur (apnea)
✘ Nokturia
✘ gerakan-gerakan abnormal saat tidur
Gambaran Klinis (Lanjt.)

Gangguan pada siang hari:


✘ Rasa kantuk terus menerus pada siang hari
(hipersomnolen)
✘ Bangun tidur terasa masih lelah
✘ Gangguan konsentrasi
✘ Sakit kepala pagi hari, bibir kering, nyeri
tenggorokan
✘ Gangguan intelektual
✘ Gangguan personalitas atau mood
Terapi

✘ Pengobatan konservatif: Perubahan posisi


tidur miring ke samping kanan.kiri,
mengurangi BB, menghindari minum
alkohol.
✘ Pengibatan dengan alat: mereposisi rahang
dan mencegah lidah jatuh ke belakang:
CPAP
✘ Manajemen secara pembedahan
Uvulopalatofaringoplasti, uvulopalatoplasti,
tonsilektomi, rekonstruksi rahang atas atau
bawah
Case Report

✘ Seorang laki-laki usia 55 tahun datang dengan


keluhan sesak nafas. Sejak 6 bulan terakhir, pasien
naik berat badan sebanyak 10 kg, da hal ini
menyebabkan pasien menjadi sulit bernafas. Tidaka
da batuk atau produksia dahak ataupun gangguan
respirasi lain.
Pasien datang atas desakan istrinya yang berfikir bahwa
keluhannya akan hilang jika berat badannya menurun
Riwayat penyakit: asma saat anak-anak namun tidak
pernah kambuh saat dewasa, hipertensi, dm.
Paisen merupakan perokok yang telah berhenti
sejak 10 tahun yang lalu. Pasien bekerja di
bank.
Istrinya megatakan bahwa pasien belakangan
ini terlihat menjadi lebih lelah jika pulang
bekerja dan memiliki gangguan konsentrasi.
Pasien tidur nyenyak di malam hari dan
istrinya sering merasa terganggu dengan suara
dengkuran yang keras. Pasien sering tidur
selama akhir pekan dan istrinya khawatr itu
gejala depresi.
✘ Pem. Fis:
TD 150/70 mmHg
Saturasi oksigen: 95%
IMT 35/kgm2
Arkus pallatum tinggi
Ukuran leher 44,5cm
Thorax (cor&pulmo), abdomen, dbn
Sekian, Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai