Anda di halaman 1dari 22

Metode Konstruksi Sistem Semi Kantilever

untuk Jembatan Rangka Baja

Kelompok : 3 (Tiga)
Anggota : - M. Al Ghifari Aziz Prodi/Semester : DIV-TPJJ/VIA
- Nurwati Dosen Pengampu : Juli Ardita Pribadi, ST., M.Eng
- Putri Nurliyana
- Junaidi
- Gilang Perdana Aruna Tarub
- Fany Razita Harahap
Pengertian Sistem Semi Cantilever
Semi Kantilever adalah suatu sistem
perakitan jembatan rangka baja yang
dilakukan tanpa alat penyangga/perancah
tetapi merupakan sistem pemasangan
komponen per komponen yang dipasang
setempat secara bertahap mulai dari
abutment atau pilar hingga posisi  akhir
(abutment atau pilar berikutnya) dengan
cara penambahan dan pemasangan masing-
masing komponen pada sebagian bentang
yang  telah dipasang sebelumnya, hingga
membentuk kantilever yang bergerak
segmen demi segmen menuju ke perletakan
jembatan berikutnya.
Kondisi Pemasangan Jembatan Metode
Semi Cantilever
Metode ini dapat dilakukan pada kondisi:
• Jembatan (gelagar pengaku) terdiri dari satu
bentang dan ada kesulitan dalam peminjaman
jembatan pemberat.
• Sebagian profil sungai masih memungkingkan
untuk dipasang perancah (dangkal).
• Tempat untuk jembatan pemberat pada jalan
penghubung (oprit) terlalu pendek karena trase
jalan penghubung dekat jembatan membelok
atau terjal.
Alat-alat yang digunakan

Crane Catrol

Dua rangka pengangkat sederhana yang


terbuat dari profil baja ringan dan dipasang
pada kedua batang paling atas dengan
membautnya melalui lubang drainase atau
baut pada pelat badan.Penggunaan rangka
Crane digunakan untuk pengangkat ini bersama-sama dengan
katrol rantai atau katrol tangan, menjamin
mengangkat material kemudahan pengoperasian dan alat ini
yang berat yang tidak dapat dipindah-pindah sepanjang bentang
bisa diangkat oleh selama berlangsungnya pemasangan
jembatan.
manusia.
Tahap-tahap Pelaksanaan
Metode Semi Cantilever
• Tempat Perakitan
Panjang bagian belakang abutment yang dibutuhkan untuk
memasang konstruksi bajaadalah sepanjang bentang pemberat
ditambah daerah bebas untuk jalan kerja, misalnya panjang
bentang pemberat ditambah ±10m. Lebar yang dibutuhkan untuk
masing-masing keadaan ±10 m untuk bentang pemberat ditambah
5 m untuk jalan kerja.
• Perletakan Penumpu Sementara
Penumpu sementara yang akan digunakan berupa ganjalan kayu
yang kuat harus dipasang dibawah masing-masing titik tumpuan pada
abutment atau pilar untuk menumpu bagian pangkal dari bentang
kantilever selama pemasangan.
c. Tumpuan Bentang Pemberat
Ujung belakang bentang pemberat harus ditumpu dengan
ganjal kayu atau landasan beton yang dirancang sesuai dengan
kondisi tanah yang ada dan secara umum pelaksanaannya harus
sepenuhnya sesuai dengan Pokok Bahasan Bentang Pemberat.

 
d. Bentang Pemberat dan Perangkat Penghubung
Bentang pemberat adalah suatu bentang rangka
standard yang berguna  untuk manahan berat sendiri
komponen rangka baja yang sedang dirakit di atas sungai
sehingga dengan pengimbang beban lawan yang berada di
tempat yang disediakan pada bentang pemberat (biasa
terletak di pangkal bentang), bentuk kantilever yang
terjadi di atas sungai tetap stabil (momen guling terjadi
ditahan oleh beban lawan). Bentang pemberat
dihubungkan dengan bentang permanen yang sedang
dirakit melalui rangka penghubung/linking steel. Bentang
pemberat dan rangka penghubung disediakan oleh
kontraktor pelaksana atau erector. Penambahan beban
lawan untuk mengimbangi momen guling dari bentang
kantilever, menyesuaikan terhadap kemajuan panjang
bentang permanen yang sedang dirakit.
e. Perakitan
Bila komponen-komponen telah duduk (terpasang) pada
pelat buhul, komponen tersebut harus ditempatkan dengan
tepat dan harus ditahan dengan pasak (drift) yang ada agar
semua komponen terpasang dengan tepat sebelum
dibautkan.  
Sistem perakitan ini telah direncanakn dengan langkah-
langkah yang mudah dan dimulai dengan perakitan bentang
pemberat di atas tanah pada area oprit hingga selesai.
Adapun urutan-urutan perakitan adalah sebagai berikut :
Langkah 1.
Sebagai dasar perakitan statis awal adalah pembuatan satu rangkaian bentuk
frame segitiga awal/pertama tepat setelah susunan rangka penghubung, tentunya
dapat dimulai dengan pemasangan batang diagonal (2) pada sambungan/join J1
dimana pelat sambungnya sudah terpasang lebih dahulu. Setelah kelengkapan
sambungan sudah terpasang semua pada J1, maka baut dapat segera dimasukkan
dan diputar dalam kondisi sementara sehingga batang diagonal (2) masih mudah
diatur posisinya untuk menunggu dipasangnya batang datar bawah (3) yang
dipasangkan dan dibautkan pada J2 lebih dahulu.
Sambung dan pasang baut batang (2) dan (3) pada sambungan J3
dengan dilengkapi keperluan plat sambung dan kelengkapannya
(misal jika diperlukan plat sisipan dan lain-lain). Setelah terbentuk
frame segitiga pada posisi yang benar maka lengkapi semua baut pada
tiap-tiap sambungan dan dapat dikencangkan sepenuhnya sehingga
terbentuklah “segitigaawal” (segitiga, J1 J2 J3) sebagai segitiga
pijakan awal untuk perakitan selanjutnya. Pembentukan segitiga ini
harus dua sisi bersama-sama agar setelah disusul dengan pemasangan
girder melintang dari J3 akan membentuk kantilever sebagai
pegangan untukperakitan komponen demi komponen berikutnya.
Pasang pengikat sementara batang bawah dan baut pada tempatnya,
dimana pembautan ini juga bersifat sementara, kemudian pasang
gelagar melintang atas ujung (5) pada J1 (dua sisi).
Langkah 2.
Pasang batang datar tepi atas pada pelat-pelat buhul dan pelat
penyambung bagian bawah pada titik sambungan/join J1 yang telah
selesai sebelumnya. Sisipkan pelat penyambung atas dan pelat pengisi
bagian dalam (jika diperlukan). Setelah join J1 terpasang, pelat
penyambung badan dan pengisi badan dan dalam keadaan pembautan
penuh (baut dikencangkan sepenuh-penuhnya). 
Langkah 3.
Rakit dan pasang dua batang
diagonal (2) berikut pelat penyambung
buhul termasuk pelat penyambung
batang diagonal yang sudah ditandai
bersama-sama sehingga membentuk
rakitan ^ (V terbalik). Angkat dalam
keadaan tegak dan sisipkan ujung
bawahnya (dari bentuk ^) diantara pelat
buhul batang bawah pada sambungan J3.
Sisipkan pelat pengisi sanyap dan pelat
penyambung ke bagian bawah jalur
diagonal, lalu dikunci dengan kunci pas
ujung lancip dan sisipkan agar pelat
buhul atas bisa pas dengan batang atas
(1) pada sambungan J4. Pasang pelat
penyambung sayap bawah dan bagian
dalam dan bagian luar pelat pengisi pada
J3 dan pasang bagian baut-baut pada J4
dan J5 (yaitu setengah ke bawah).
Langkah 4.
Pasang batang  datar tepi bawah (3),
masukan diantara pelat buhul pada bagian
pertemuan J3 yang telah selesai sebagian.
Pasang pelat pengisi jika dijelaskan pada
Gambar Erection Jembatan dan pelat
penyambung atas selesai (J4) setelah
pemasangan pelat penghubung badan bagian
atas dan pelat penyambung badan yang ada
dan baut seluruhnya pada pertemuan J4.
Pada ujung depan dari batang datar
bawah, pasang pelat buhul luar dan pelat
penyambung bawah secara bersamaan dengan
pengisi yang ditentukan, bautkan pada batang
datar bawah  dan batang diagonal pada
sambungan/join (J5).
Langkah 5.
Pasang ikatan angin batang atas dan hubungksn pada
pertemuan di J1 dan J4 saling menyilang.
Jalan kerja dari kayu dapat dipasang pada gelagar
melintang batang atas (5) dan rangka pengangkat
dipindahkan satu panel berikutnya dipasang dan diikat
kembali.
Langkah  6.
Ulangi langkah ke (1). Pasangkan batang penghubung atas berikutnya seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya  dan selesaikan titik hubung J3. 
Langkah 7.
Ulangi langkah ke (2) dan lanjutkan tahapan perakitan seperti sebelumnya.
“Penting sekali bahwa seluruh baut harus dikencangkan penuh setelah semua
komponen pada suatu titik pertemuan terpasang”.
f. Pengikat Sementara Pada Bagian Bawah.
Pasa saat pemasangan kantilever, pengikat silang sementara harus
dipasang pada bagian bawah batang di setiap ujung batang yang
disesuaikan jalurnya, pengikat silang sementara ini dibutuhkan untuk
mengurangi lendutan lateral pada kantilever akibat beban angin dan
untuk mengikat batang bagian bawah (dalam tekanan) untuk
mengimbangi pengait.
Pengikat ini harus dilepas setelah konstruksi selesai dan bentang
telah menopang keempat sudutnya. Penopang tidak dapat dipasang
sebelum pengikat sementara dilepas.
• Baja Penopang (stringer) dan Pelat Lantai Baja.
Sebelum rangka jembatan selesai terpasang (sebaiknya didongkrak
turun lebih dahulu) batang penopang dan pane llantai profi lbaja tidak
dapat dipasang. Lepaskan pengikat sementara batang bagian bawah
bagian sebelum pemasangan batang penopang dan dudukan.1.
Pekerjaan Pemasangan Bantalan Kayu, Penambat Elastis,dam
RelSetelah struktur atas telah terpasang, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan bantalankayu, penambat elastis dan rel.
a. Pekerjaan Pemasangan Bantalan Kayu, Penambat Elastis, dan Rel
Setelah struktur atas telah terpasang, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan bantalan kayu, penambat elastis dan rel.
b. Pekerjaan Railing dan Side Walk Selanjutnya
dilaksanakan pekerjaa npemasangan railing dan jalan
untuk inspeksi perawatan jembatan (side walk).
Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan Metode Semi Kantilever
• Bisa memakai alat perncah dan alat berat
• Produktivitas erection yang tinggi karena memakai alat crane.
• Tidak terpengaruh kepada tipe tanah yang ada dibawah lantai
jembatan (sebatas mampu dilewati untuk manuver alat berat).

2. Kekurangan
• Umumnya penggunaan alat berat seperti ini menuntut biaya tinggi
mengingat biaya sewa crane dengan kapasitas angkat tinggi adalah
relative mahal.
SEKIAN, TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai