Anda di halaman 1dari 98

ASUHAN

KEPERAWATAN/KEBIDANAN PADA
KONDISI YANG BIASA TERJADI
PADA ODHA
 diharapkan pada akhir sesi peserta dapat
memahami tentang asuhan
keperawatan/kebidanan pada kondisi yang biasa
terjadi pada ODHA yang mengalami infeksi
oportunistik
DEFINISI
ToT HIV AIDS 3 April 2021

INFEKSI OPORTUNISTIK (IO)


 Suatu infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme (virus, jamur, bakteri) yang
biasanya tidak menyebabkan penyakit pada
orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
normal, tetapi dapat menyerang orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang buruk (Spiritia,
2008)
ToT HIV AIDS 3 April 2021
KELUHAN YANG SERING
PADA HIV&AIDS
Fatigue 48-77%
Weight loss / anorexia 31-91%
Pain 29-76%
Anxiety 25-40%
Insomnia 21-50%
Cough 19-36%
Nausea / vomiting 17-43%
Depression / sadness 15-40%
Dyspnea / respiratory symptoms 15-48%
Diarrhea
Constipation 11-32%
10-29%
*Based on several published descriptive studies of patients with AIDS,
predominantly in patients with late-stage disease, Europe and North America,
1990-2002.
 Penyebab : Pneumocystis Cranii Pneumonia,
Pneumonia, Tuberculosis atau tidak diketahui.

 Yang perlu dikaji : suara paru, pola nafas,


produksi sputum, tanda-tanda vital, tingkat
kecemasan, ADL, riwayat penyakit infeksi paru,
kebiasaan merokok, pengetahuan tentang
penyakit dan perawatannya
 Jalan nafas tidak efektif
 Perubahan pola nafs
 Gangguan perfusi jaringan
 Hipertermia
 Cemas
 Gangguan pemenuhan ADL :Kelemahan fisik
 Risiko penularan TB pada anggota keluarga
 Atur posisi tidur klien semi fowler
 Latihan batuk efektif
 Pertahankan hidrasi yang cukup
 Edukasi : cara pencegahan TB, cara membuang
dahak, nutrisi TKTP, pertahankan lingkungan rumah
yang bersih dan sehat
 Beri dukungan psikososial sesuai kebutuhan ODHA
 Kolaborasi dalam pemberian : OAT, antibiotika,
terapi O2
 Kategori 1 :
Fase intensif 2HRZE selama 2 bulan
(isonoazid+rifampisin+pirazinamid+etambutol)
sekali sehari.

Test dahak, Lanjut 4H3R3 selama 4 bulan


diberikan 3x seminggu
KEADAAN PENGOBATAN
 TB paru dengan  Mulai OAT

CD4 dibawah 200  Mulai ART segera


atau limfosit total setelah tidak ada
dibawah 1200 keluhan dengan
OAT
KEADAAN PENGOBATAN
 TB paru dengan  Mulai OAT

CD4 200-350 atau  Pertimbangkan ART


limfosit tidak setelah selesai fase
diketahui intensif OAT
KEADAAN PENGOBATAN
 TB paru dengan  Mulai OAT

CD4 diatas 350  Mulai ART setelah

selesai terapi TB
selesai
Diare kronis /diare persisten
 buang air besar cair > 3 kali per hari

 terus menerus

 lebih dari satu bulan


 BAKTERI
 E. COLI
 CACING
 JAMUR
 MALABSORBSI KARENA VIRUS HIV
 Cek tanda-tanda vital
 Kaji diare : frekuensi, konsistensi
 Ukur intake dan output cairan
 Kaji tanda dehidrasi dan penurunan BB
 Kaji kemampuan minum dan makan ODHA
Asuhan Keperawatan
Diare

Ringan Sedang Berat


Jumlah kehilangan <50 ml/kg 50 – 90ml/ kg >100mg/kg
cairan
Elastisitas kulit Menurun Jelek (pada cubitan kulit Sangat jelek (pada cubitan kulit
kembali lambat <2 detik) kembali lambat >2 detik)

Mukosa Agak Kering Sangat kering


Kering
Jumlah Urin Kurang Oliguria Oliguri jelas
Tekanan Darah Normal Normal atau turun Menurun

Nadi Normal atau Cepat Cepat dan kecil


lebih cepat

18
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit :
kurang dari kebutuhan tubuh
 Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
 Gangguan integritas kulit
 Gangguan pemenuhan ADL
 IO sudah diobati dan stabil sebelum pemberian
ART: jika “Diare sudah diobati secara empiris
dan simptom sudah terkontrol"
Jangan menunda ART sampai pengobatan selesai

 Diare karena efek samping ART: “Rehidrasi.


Follow-up selama 2 minggu. Jika tidak ada
perbaikan, konsul atau rujuk."
 Terapi empiris jika ada darah dalam tinja:
 Kotrimoksasol 2-3 X 2 tablet 480 mg atau

Ciprofloksasin 2 X 500 mg
 + metronidasol 3 x 500 mg

 Jika ada perbaikan, teruskan pengobatan


selama dua minggu
 Jika tidak ada perbaikan, rujuk.
INTERVENSI
Observasi TTV, turgor kulit, membran mukosa dan
haluan urine
Timbang BB, kaji jumlah, konsistensi, warna feces
Lakukan perawatan kulit perianal setiap setelah selesai
BAB dengan air sabun hangat, lalu keringkan.
Berikan cairan seperti jus untuk mengganti kehilangan
cairan dan elektrolit.
Edukasi untuk menjaga kebersihan diri, menggunakan
salep untuk mencegah iritasi pada anus
Hindari makanan yang menyebabkan diare
( pedas, serat tinggi ), makan sayur mentah
Kolaborasi pemberian anti diare, antibiotik, terapi
cairan.
 Isilah air kendi tanah dengan air matang hangat,
tambahkan dengan beberapa biji cengkeh sebagai
antioksidan, lalu ditutup dan dijemur hingga
sore. Air kendi ini akan menjadi air mineral
alami, sejuk siap diminum.
 Dapat disebabkan oleh virus HIV
 Bisa disebabkan karena infeksi bakteri
atau virus
 Ukur suhu tubuh ODHA
 Kaji status hidrasi
 Kaji kemampuan ODHA dan keluarga dan apa
yang sudah dilakukan untuk mengatasi demam
 Anjurkan ODHA minum minimal 50cc/kgBB
perhari
 Tepid sponge dapat membantu menurunkan
demam
 Kolaborasi untuk pemberian antipiretik
 Rujuk ke RS bila : demam sudah lebih dari 2
hari, dehidrasi, ODHA semakin lemah tidak mau
minum, sesak, kejang
ToT HIV AIDS 3 April 2021

 Kandidiasis adalah infeksi oportunistik (IO)


yang sangat umum pada orang terinfeksi HIV.
 Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang
umum, yang disebut kandida, ditemukan di
tubuh kebanyakan orang.
ToT HIV AIDS 3 April 2021

 Pada mulut, penyakit ini disebut thrush.


 Bila infeksi menyebar lebih dalam pada
tenggorokan esofagitis.
 Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti
busa, atau bintik merah.
 Penyakit ini dapat menyebabkan sakit
tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang
nafsu makan.
 Kandidiasis juga dapat menyebabkan retak pada
ujung mulut, yang disebut sebagai kheilitis
angularis.
ToT HIV AIDS 3 April 2021
ToT HIV AIDS 3 April 2021
 TERAPI SISTEMIK, BUKAN TOPIKAL
 Pilihan Utama
 fluconazol 200 mg/hari selama 14 hari
 Kasus resisten sampai 400-800 mg/hari
 Perbaikan biasanya cepat (3-10 hari)
 Alternatif
 Ketoconazole (200-400 mg) atau itrakonazol
selama 14 hari
 Jangan bersamaan dengan RIFAMPISIN,
Ketokonazol hepatotoksik
 Itrakonazol mahal

Kandidiasis Esofagus bersamaan dengan kandidiasis oral pada 50-70% kasus


INTERVENSI

Lakukan oral hygiene 3 x per hari (sebelum


pemberian anti jamur topikal)
Kolaborasi pemberian anti jamur (nistatin,
klotrimasol)
Lakukan kumur dengan air garam (½
sendok teh dicampur 200 cc) setelah makan
/ diantara makan.
Observasi secara periodik
Larutan
NaCl Kom dan Pinset Kasa Steril

Bak
Instrumen
Setelah Perawatan 7-10
hari
PRURITIC PAPULAR ERUPTION
 Kaji keluhan kelainan kulit, apakah ada
hubungannya dengan pengobatan ART
 Kaji kelaianan kulit : herpes zoozter, PPE, kaposi
sarcoma
 Kaji kebersihan kuku dan kulit
 Kaji kondisi lesi
 Kaji pengetahuan ODHA ttg kebiasaannya
menggaruk, dan perawatan yang telah dilakukan
 Gangguan integritas kulit
 Gangguan rasa nyaman : nyeri/gatal
 Risiko penularan pada orang lain
 Gangguan gambaran diri
INTERVENSI
Lakukan perawatan kebersihan kulit
setiap hari
Lakukan perawatan luka secara
steril
Ubah posisi klien tiap 2-3 jam
Berikan bantalan air pada daerah
tonjolan tulang
Peningkatkan asupan nutrisi
(karbohidrat, protein)
Pertahankan linen tetap kering,
bersih dan tidak berkerut
Hindari penggunaan bedak, olesi area punggung
dan bokong dengan vaselin atau minyak kelapa
Kolaborasi pemberian analgetik,
antibiotik/antvirus
 Edukasi keluarga untuk mencuci tangan sebelum
dan sesudah merawat ODHA
 Edukasi cara pemberian obat salep dengan benar
 Anjurkan ODHA untuk tidak menggaruk kulit yang
gatal, tapi anjurkanlah untuk :
- Gunakan pakaian yang longgar terbuat dari bahan katun
- Balut ruam dengan kain basah
- Oleskan kulit dengan lotion calamin
- Bila sangat gatal, ajarkan ODHA untuk mengusap-usap
kulit yang gatal dengan kain lembut, bukan digaruk
dengan kuku atau benda lain
 Rasa nyeri dapat terjadi secara tiba-tiba atau terus
menerus dalam jangka lama
 Nyeri dapat disebabkan karena : adanya herpes
simplex, sakit kepala, nyeri abdomen karena
diare, ektremitas (neropati perifer)
 Kaji loka nyeri, dan karakteristik nyeri
 Kaji skala nyeri
 Kaji kondisi yang dapat memperberat nyeri
 Kemampuan ADL
 Kebiasaan ODHA dalam mengatasi nyeri selama
ini
 Ajarkan ODHA untuk melakukan teknik relaksasi dan distraksi
misalnya : teknik nafas dalam dan imagery
 Lakukan massage ringan dan lembut pada daerah nyeri (blokir
rangsangan nyeri)
 Monitor tanda-tanda vital
 Beri dukungan mental ODHA
 Motivasi keluarga untuk membantu ADL ODHA
 Kolaborasi pemberian analgetik
 Untuk neropati perifer : anjurkan ODHA menggunakan sepatu
yang tidak sempit dan senam kaki untuk memperlancar peredaran
darah
 Hampir semua ODHA akan mengalami kehilangan berat
badan yang disebabkan karena tidak terpenuhinya
kebutuhan nutrisi ODHA
 Penyebab : karena adanya candidiasis oris dan esofagus,
diare, batuk, penyakit keganasan, depresi, atau efek
samping dari ART
 “Wasting” : hilangnya massa otot >10% akibat
metabolisme meningkat dan kurangnya nutrient akibat
gangguan absorpsi dan digesti.
 Identifikasi faktor resiko
 Riwayat makan/asupan makanan
 Timbang BB (harian, jika dirawat)
 Anak: Identifikasi keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor BMI untuk menentukan
kesesuaian BB dengan TB pasien
 Kaji respon pasien terhadap terapi IO
dan pengelolaan gejala terkait IO
 Pengukuran antropometri
 Pemeriksaan lab
HIV
Wasting
Syndrome
Kebutuhan nutrisi bagi ODHA (WHO, 2003, 2004):
1. Energi
a. Asymptomatik: meningkatkan10%
b. Symptomatik: meningkatkan 20-30%
c. Kehilangan berat badan:50-100%
d. Wanita hamil: 200 kkal/hari
e. Wanita menyusui: 500 kkal/hari
2. Protein tidak ada peningkatan kebutuhan
3. Lemak tidak ada peningkatan kebutuhan
4. Mikronutrien  sesuai rekomendasi harian yang
diijinkan, asupan makanan harus mengandung cukup
vitamin & mineral esensial
 Diet seimbang dengan cukup kalori,
protein, lemak, vitamin, dan mineral
 Ajarkan teknik higienis dan
penanganan keamanan makanan
 Pengelolaan gejala yang
mengganggu intake makanan
 Ajrkan pasien untuk mengatasi
gejala gangguan nutrisi di rumah
 Berikan suplemen nutrisi sesuai
kebutuhan
 Ajarkan kandungan gizi dari sumber-
sumber makanan yang tersedia
(local food)
 Rujuk ke ahli gizi (jika ada)
 Kaji status nutrisi
 Kaji adanya anemia dan gangguan keseimbangan
cairan
 Tanyakan adakah kesulitan tidur
 Observasi masalah psikologis
 Observasi kemampuan ADL
 Gangguan pemenuhan ADL
 Gangguan pola tidur
 Cemas
 Kurangnya dukungan keluarga
 Edukasi ODHA untuk : tidur cukup, makan
makanan sehat, hindari kopi 4-6 jam sebelum
tidur
 Edukasi ODHA untuk tetap melakukan olahraga
ringan
 Edukasi ODHA untuk saving energi
 Ajarkan teknik relaksasi
 Rujuk ke RS bila ODHA tambah lemah
 Tidak percaya diri dan rendah diri
 Merasa terisolasi
 Cemas
 Depresi
 Risiko bunuh diri
 Kaji status mental ODHA
 Tanyakan apakah ODHA sudah membuka
statusnya kepada keluarga
 Kaji kesiapan ODHA untuk “open status”
 Kaji kebiasaan ODHA dalam menghadapi
masalah
 Observasi lingkungan dan orang terdekat ODHA
 Gunakan komunikasi terapeutik
 Motivasi ODHA untuk membuka statusnya
terhadap keluarga
 Ajarkan ODHA teknik relaksasi dan manajemen
stres
 Bantu keluarga untuk menciptakan lingkungan
yang terapeutik
 Libatkan keluarga dalam kelompok swabantu

• Anak HIV positif lebih sering mengalami penyakit


infeksi

• Setiap anak memiliki hak untuk hidup sehat, panjang


umur dan mengembangkan potensi diri terbaiknya
Risiko penularan HIV dari ibu ke anak selama kehamilan, saat
melahirkan dan waktu menyusui berkisar antara 20%–45%
dapat ditekan menjadi hanya sekitar 2%–5% dengan melakukan
progam intervensi PPIA
 Kehamilan adalah hak ODHA
 Konsultasikan dengan dokter, perawat, bidan
 Pertimbangkan kesehatan ODHA
Bila laki-laki positif & Bila wanita positif & laki-laki
perempuan negatif : negatif :
1.Proses cuci sperma dan dites 1. Lebih mudah
untuk menyakinkan tdk ada 2. Caranya dengan
virus menempel ejakulasi/onani dan air mani
2.Di Indonesia RS Dharmais dikumpulkan disemprotkan
3.Sperma disemprotkan ke dengan semprit ke vagina saat
vagina saat subur subur
4.Proses bayi tabung : mahal 3. Minta bantuan nakes
 Bila keduanya pasangan positif HIV :
1. Tetap gunakan kondom bila berhubungan
2. Tidak gunakan kondom saat pembuahan, minta
bantuan nakes untuk menentukan masa subur
Offered
Information
ANC Education HIV test

Client may opt-in(accept)


or opt-out(refuse)
Post-Test HIV
Counseling If client accepts
Test
HIV + HIV - Pre-Test
Counseling

ARV Primary Prevention

Proper care, support and follow up


 Bila sudah memenuhi syarat untuk minum ARV
(CD4 <350sel/mm³, dan hamil)

 Bila seseorang mengethaui HIV + sebelum hamil


dan belum mulai ART, kemudian hamil maka
sebaiknya terapi ditunda sampai kehamilan
berusia 14 minggu
terapinya : Zidovudin + Lamivudin+ Nevirapine
 Bila perempuan HIV+ belum memenuhi kriteria
ART? Tetap dipertimbangkan untuk minum ARV
untuk mencegah penularan ke bayi, dan setelah
persalinan dihentikan, untukmencegah resistensi
obat.
Pegobatannya :
1. Zidovudin dimulai pada usia kehamilan 28
mgg dilanjutkan selama persalinan
2. Alternatifl lain : zidovudin + lamivudin sejak
usia kehamilan 36 mgg, dilanjutkan sampai 1
mgg pasca nifas
3. Nevirafine dosis tunggal setelah melahirkan
 -Masih tetap dapat diberikan ART untuk
mengurangi viral load
- Pengobatan ART selama seminggu dapat segera
mengurangi viral load secara bermakna
- Rejimennya sama dengan ODHA hamil &
belum memenuhi kriteria ART
 Bila perempuan yang sudah memakai ART
menjadi hamil ?
Sebaiknya tetap diteruskan ART nya
Obat Efavirenz yang dapat menyebabkan
kecacatan janin diganti Nevirapine
 Pilihan persalinan normal maupun seksio sesarea
adalah pilihan ODHA, namun Nakes wajib
memberikan advokasi
 Bila baru diketahui HIV + segera sebelum
persalinan, intervensi baku adalah memberikan 1
pil nevirapine pada bumil
 Informed consent
 Kadar Viral load tidak terdeteksi
 Meminum ARV teratur sesuai prosedur
 Tetap pertahankan penerapan kewaspadaan
universal
 Untuk menurunkan risiko penularan karena bayi
melewati serviks dan terkena cairan vagina ibu,
dan kemungkinan drah/cairan tertelan bayi
 SC dapat mengurangi risiko penularan HIV dari
ibu ke bayi sampai 50-66%
 Setiap terapi pasti ada side effect
 Rejimen baku : berikan bayi monoterapi AZT
(Zidovudin) selama seminggu, resistensi thd AZT jarang
terjadi
 Pilihan lain : berikan nevirapine dalam 72 jam pertama
setelah lahir. Nevirapine dapat menyebabkan resistensi,
namun akan hilang setelah beberapa waktu (1 tahun)
 WHO : bayi dari ibu HIV + harus diberikan (profilaksis)
kotrimoksazol untuk mencegah IO
 Pedoman negara maja dilakukan 3 kali
pemeriksaan viral load :
1. pertama waktu lahir
2. setelah 1 bulan (6 minggu)
3. pada usia 3 bulan
 Untuk konfirmasi status HIV tes antibodi pada
usia 18 bulan
 Indonesia hanya dilakukan 2x test VL (2&3)
 Sama seperti perawatan nifas pada umumnya
 Anjurkan bulin untuk pap smear untuk
mendeteksi dini keganasan
 Anjuran nutrisi yang adekuat
 Anjuran ber KB
 Konsultasi ARV
 •>95% = < 3 dosis tdk diminum dlm periode 30
hari
 •80-95% = 3 -12 dosis tdk diminum dlm periode
30 hari
 •< 80% = >12 dosis tdk diminum dlm periode 30
hr
Gram / liter = % keenceran x 1000
konsentrat
Contoh buat larutan klorin (0,5 %) dari bubuk
60%
Hitung gram / liter = 0,5 % x 1000
60 %
Jadi klorin bubuk 8,3 gram/liter
Cc / liter = % keenceran x 1000
% konsentrat

Contoh buat larutan klorin (0,5 %) dari cair 12%


Hitung cc / liter = 0,5 % x 1000
12 %
Jadi klorin cair 41 cc /liter
 ¼ cangkir pemutih dicampur dengan 4 liter air
 Dapat digunakan untuk membersihkan lantai, bak
mandi, bak cuci, wastafel dll
Rendam Instrumen selama 10 menit
1. Segera lakukan :
a. Luka tusuk : cuci dengan sabun dan air
mengalir
b. Percikan mukosa hidung/kulit : bilas dan
guyur dengan air mengalir
c. Mata : irigasi air bersih, larutan Nacl
d. Luka tidak boleh dihisap dengan mulut
2. Melapor ke Pengendalian Infeksi Nasional/K3
dalam waktu 24 jam pertama, untuk mendapatkan
profilaksis

3.Pemberian Profilaksis pascapajanan didasarkan


atas derajat pajanan terhadap HIV (KP) dan status
HIV dari sumber pajanan (KS)
4. Profilaksis Pasca Pajanan hanya diberikan apabila
sumber pajanan dari klien HIV positif, dan hanya
efektif apabila diberikan <72 jam pascapajanan

5. Lakukan tes HIV 3 kali :


a. Segera
b. 3 bulan
c. 6 bulan
ToT HIV AIDS 3 April 2021

Anda mungkin juga menyukai