Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN

RISIKO K3 DI LUAR
GEDUNG
Hotmaria Julia DS
LATAR BELAKANG

 K3 Merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem


ketenagakerjaan dan sumber daya manusia
 Data kecelakaaan di Indonesia atas populasi tenaga
kerja 7-8 juta ( 100.000 ) peristiwa kecelakaan kerja
dan menyebabkan kehilangan hari kerja setiap harinya
 UU RI no 36 tahun 2009 ttg kesehatan
 UU no 1. tahun 1970 ttg keselamatan kerja
PENGE
RTIAN
Undang-undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja Pasal 1, dalam Undang-undang ini
yang dimaksud dengan :
1. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak "pengurus"
2. "pengusaha" ialah : orang atau badan hukum yang menjalankan
sesuatu usaha milik sendiri, bukan miliknya ,di Indonesia mewakili
orang atau "direktur"
3. "pegawai pengawas"
4. "ahli keselamatan kerja"
 
TUJUAN

 Tujuan Umum : Manajemen risiko Ke adalah memelihara


keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja di luar
gedung
 Tujuan Khusus : Keselamatan kerja untuk;
- Mencegah dan mengurangi kecelakaan
- Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran
- Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan,
dll
Kegiatan manajemen risiko memiliki 6 tahapan ( AS/NZS 4360:2004)

Menetapkan kontek dan tujuan kegiatan yang akan dikelola resikonya:


 Identifkasi risiko
 Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
 Analisis risiko
(Probabilitas X Konsekuensi).
 Evaluasi risiko
 Pengendalian risiko
 Monitor dan Review.
A. TEORI PENYEBAB KECELAKAAN DAN
MANAJEMEN K3

Kecelakaan kerja biasanya timbul sebagai hasil


gabungan dari beberapa factor.
Ada tiga ( 3 ) Faktor utama yaitu :
1. Factor peralatan teknis,
2. Faktor Lingkungan dan
3. Factor pekerja itu sendiri
Teori tentang terjadinya kecelakaan kerja :
1. Teori kebetulan Murni
terjadi atas kehendak tuhan. Sehingga tidak ada pola yang
jelas dalam rangkaian peristiwa, hanya kebetulan saja.
2. Teori kecendrungan
Pada pekerja tertentu lebih sering tertimpa kecelakaan
karena sifat pribadinya yang cendrung mengalami kecelakaan.
3. Teori 3 faktor utama yang menyebabkan bahwa suatu
penyebab kecelakaan adalah peralatan, lingkungan dan
factor manusia pekerja
itu sendiri
4. Teori 2 faktor disebabkan oleh kondisi berbahaya dan
tindakan atau berbuatan yang berbahaya.
5. Faktor manusia: kesalahan manusia.
B. PERENCANAAN RESPON TERHADAP RISIKO

Merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari


resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang
ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan
untuk menanggapi resiko.

 Meminimalkan kerugian akibat kecelakaan dan sakit,

 Meningkatkan kesempatan/peluang.

 Meningkatkan produksi melalui suasana kerja yang aman,


sehat, dan nyaman,

 Memotong rantai kejadian kerugian akibat kegagalan.


MANFAAT

 mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit,

 memudahkan estimasi biaya,

 memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan

 memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko


dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata,

 memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk

 memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam


menyelesaikan masalah,

 meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat


keputusan,

 menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah,

 memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.


PENDEKATAN SISTEMATIS DAN LOGIKA UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN,
MENYEDIAKAN PEDOMAN

LANGKAH-LANGKAH AL:
1. identifikasi atau pengenalan bahaya kesehatan. (tergolong fisik, kimia,
biologi, ergonomik, dan psikolo

2. proses penilaian : evaluasi kualitatif dan kuantitatif terhadap ( tempat


dan pekerjaan tertentu dengan jenis resiko kesehatan yang sama.
Penilaian pajanan harus memenuhi tingkat akurasi yang adekuat dengan
tidak hanya mengukur konsentrasigi )

3. karakterisasi resiko yaitu mengevaluasi besaran (magnitude) resiko


kesehatan pada pekerja (perpaduan keparahan gangguan kesehatan
yang mungkin timbul termasuk daya toksisitas bila ada efek toksik,)
C. CARA PENGENDALIAN DAN MONITORING RISIKO DALAM K3

1. Eliminasi : Memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya,


2. Substansi : Pengganti Bahan kurang berbahaya atau mengurangi
energi sistem
3. Kontrol Teknik/Perancangan : menginstal sistem ventilasi , mesin
penjagaan, interlock, dll
4. Kontrol Administratif : Tanda- tanda keselamatan, daerah
berbahaya tanda, tanda luminescent, tanda untuk trotoar pejalan
kaki, peringatan sirene/lampu, alarm, prosedur keselamatan,
inspeksi peralatan, control akses, sistem yang aman, Penandaan ,
dan izin kerja dll.
5. Alat Pelindung diri ( APD ):.
D. PROSES MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA
Tahapan yang perlu dilakukan dalam menerapkan Manajemen Risiko K3
adalah :

 Menentukan Konteks dan Tujuan (Establish Goals and Context ) ,


organisasi/perusahaan dan lingkungan disekitarnya sesuai visi dan misi,
mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, kesempatan dan kendala yang
ada.

 Penilaian Risiko., identifikasi dan analisa area-area dan proses-proses


teknis yang memiliki risko untuk meningkatkan kemungkinan dalam
mencapai sasaran biaya, kinerja/performance dan waktu penyelesaian
kegiatan

 Identifikasi risiko (Identify risk), proses peninjauan area-area dan proses-


proses teknis yang memiliki risiko potensial yang akan dikelola. 

 Analisa risiko (Analyse risk)

 Evaluasi risiko ( Evaluate the risk)


Manajemen K3 di luar gedung merupakan suatu proses kegiatan yang
dimulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di luar gedung
dalam rangka mencegah, mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja serta terciptannya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif

Anda mungkin juga menyukai