(Medebewind)
RIZKI BAYU ARDIANSYAH (201810110311355)
MOHAMMAD ACHSAN SOFIYULLOH (201810110311373)
ACHMAD YANI (201810110311367)
Pada Masa Orde Lama
Menurut UU Nomor 22 Tahun 1948
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1948 tentang pemerintahan
Daerah yang ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1948 memiliki tubuh
terdiri dari 47 pasal dan 2 pasal terakhir merupakan aturan peralihan.
Pada UU tersebut hanya digunakan dua asas penyelenggaraan pemerintahan daerah
yaitu :
a. Pemerintahan daerah yang berdasarkan hak otonom dan
b. Pemerintah daerah yang berdasrkan pada hak medebewind (tugas pembantuan)
Pada dasarnya, pemerintahan daerah berhak mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri. Pemerintah pusat akan menentukann kewajiban (pekerjaan) mana
saja yang dapat diserahkan kepada daerah. Pola penyerahan tersebut yang kemudian
membedakan apakah dikategorikan hak otonom atau tugas pemabantuan.
Pada Masa Orde Lama
1. Menurut UU Nomor 1 Tahun 1957 2. Menurut UU Nomor 18 Tahun 1965
Pada UU Nomor 1 Tahun 1957 ada beberapa pasal Pelaksanaan urusan-urusan pemeirntah pusat
yang mengatur tentang pembantuan (medebewind) atau pemerintah daerah setingkat lebih atas
yaitu pasal 32, 33 dan 34.
dapat dilakukan di daerah dengan sebaik-
Pada pasal 32 disebutkan bahwa : dalam peraturan baiknya apabila pemerintah daerah yang
pembentukan atau berdasarkan atas dengan bersangkutan diikutsertakan, maka selain
peraturan undang-undang lainnya kepada pemberian otonomi yang luas dan nyata
pemerintah daerah dapat ditugaskan pembantuan kepada daerah adalah selayaknya apabila
dalam hal menjalankan peraturan-peraturan
dipergunakan sebanyak mungkin tugas
tersebut. Sementara itu pada pasal 33
dikemukakan bahwa : dengan peraturan daerah
pembantuan (medebewind) yang
dapat itugaskan kepada pemerintah daerah tingkat dilaksanakan oleh daerah.
bawahan untuk memberi pembantuan dalam hal
menjalankan peraturan daerah, artinya selain
pemerintah pusat, suatu daerah dapat juga
menyerahkan kewajibannya kepada daerah di
bawahannya untuk menjalankan tugas
pembantuan.
Pada Masa Orde Baru
Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974
Dalam pasal 1 huruf d Undang-undang No. 5 Tahun 1974 dikemukakan bahwa yang
dimaksudd dengan Tugas Pembantuan adalah : Tugas untuk turut serta dalam
melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerha oleh
pemerintah atau pemerintah daerah tingkat atasnya dengan kewajiban
mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.
Selanjutnya pasal 12 ayat 1 sampai dengan ayat 3 menyebutkan bahwa dengan
peraturan prundang-undangan, pemerintah dapat menugaskan kepada pemeritah
daerah untuk melaksanakan urusan tugas pembantuan. Kemudian dengan peraturan
daerah pemerintah tingkat 1 dpat menugaskan kepada pemerintah tingkat II untuk
melaksanakan urusan tugas pemabantuan. Pemberian urusan tugas pembantuan yang
dimaksud dalam ayat-ayat tersebut disertai dengan pembiayaan.
Masa Reformasi hingga saat ini
1. Menurut UU Nomor 22 Tahun 1999 2. Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004
Menurut pasal 1 huruf (g) Undang-Undang Nomor Secara konstitusional,asas tugas pembantuan
22 Tahun 1999 disebutkan bahwa tugas merupakan salah satu asas dalam penyelenggaraan
pembantuan adalah : “penugasan dari pemerintah pemerintah daerah. Hal ini diatur secara jelas di
dalam pasal 18 A UUD 1945 Amandemen. Menurut
keapda daerah dan desa dan dari daerah ke desa
pasal 1 butir 9 UU Nomor 32 Tahun 2004 yang
untuk melaksanaan tugas tertentu yang disertai dimaksud dengan tugas pembantuan adalah :
pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau
daya manusia dengan kewajiban melaporkan desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota
pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten/kota
kepada yang menugaskan”. kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.