0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan12 halaman
Jeni berusia 4 tahun sedang bermain dengan bonekanya dan berpura-pura bahwa salah satu bonekanya adalah ibunya. Ia menirukan percakapan ibunya yang terdengar marah ketika berbicara di telepon. Ibu Jeni menyadari bahwa anaknya menirukan percakapan mereka sebelumnya yang membuatnya introspeksi diri dan memperlihatkan kasih sayang lebih kepada anaknya.
Jeni berusia 4 tahun sedang bermain dengan bonekanya dan berpura-pura bahwa salah satu bonekanya adalah ibunya. Ia menirukan percakapan ibunya yang terdengar marah ketika berbicara di telepon. Ibu Jeni menyadari bahwa anaknya menirukan percakapan mereka sebelumnya yang membuatnya introspeksi diri dan memperlihatkan kasih sayang lebih kepada anaknya.
Jeni berusia 4 tahun sedang bermain dengan bonekanya dan berpura-pura bahwa salah satu bonekanya adalah ibunya. Ia menirukan percakapan ibunya yang terdengar marah ketika berbicara di telepon. Ibu Jeni menyadari bahwa anaknya menirukan percakapan mereka sebelumnya yang membuatnya introspeksi diri dan memperlihatkan kasih sayang lebih kepada anaknya.
SAHARIAH WAHYUNI AGUSTIA KASUS • Jeni usia 4 tahun sedang bermain dengan bonekanya. Ia berpura-pura bahwa salah satu bonekanya adalah ibunya yang sedang berbicara di telepon dan marah-marah karena sedang sibuk bekerja diganggu dengan telpon anaknya. Pada permainan tersebut ibu jeni marah dan meletakkan telpon serta memilih boneka yang lain, memukulnya dan menangis, sambil berkata “kamu jahat, ibu benci kamu.” Ibu Jeni mendengar percakapan anaknya dalam permainan tersebut dan menyadari bahwa ia mengatakan hal yang sama dengan Jeni ketika sedang berbicara di telepon. Analisis pada kasus tersebut sesuai dengan teori dan konsep Kemampuan berbicara dan komunikasi pada kasus anak jeni • Mengetahui lebih banyak kosakata • Berbicara dengan jelas 4 sampai dengan 5 kalimat • Mampu bercerita Keterampilan fisik dan motoric pada kasus anak jeni • Jeni bermain boneka dan memainkan peran sebagai ibu nya yang sedang menelepon dan meniru gaya bicara ibunya yang memarahi jeni karena sedang mengganggu ibu nya yang sedang menelepon Keterampilan sosial dan emosional pada kasus anak jeni • Berbicara mengenai hal yang tidak disukai oleh jeni ( jeni menirukan hal negative yang dibicarakan ibunya) • Jeni lebih senang bermain dengan boneka yang dianggap temannya karena dia tidak bisa bermain dengan ibunya. Next Keterampilan mental dan berfikir • Mengingat bagian cerita ( jeni mengingat apa yang dibicarakan ibu nya terhadap jeni ) • Mengenali waktu • Jeni Bermain peran sebagai ibu nya dengan boneka • Jeni terlihat kurang perhatian dan kasihsayang dari ibu nya Peran perawat dalam menghadapi kondisi sesuai dengan kasus • Disini peran perawat sangat penting untuk mendampingi orangtua dalam menentukan pola pengasuhan yang baik. Perawat perlu memperhatikan karakteristik keluarga dan tipe keluarga karena hal itu akan banyak mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian anticipatory guidance oleh perawat. Next Perawat mengatur rencana bertemu orangtua untuk mempercepat mempelajari dan memperbesar harga diri orangtua melaui bimbingan antisipasi Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini yaitu anak usia 4 tahun adalah: 1. Menyiapkan orangtua terhadap perilaku anak yang agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa yang mengejutkan 2. Menyiapkan orangtua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orangtua. 3. Kaji perasaan orangtua sehubungan dengan tingkah laku anak 4. Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama seperti menempatkan anak pada taman kanak-kanan untuk sebagian harinya. 5. Menyiapkan meningkatkan rasa ingin tahu seksual 6. Menekankan batas-batas yang realistis dari tingkah laku Next.. Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini yaitu anak usia 4 tahun 7. Mendiskusikan disiplin 8. Menyiapkan orang tua meningkatkan imajinasi usia 4 tahun yang memperturutkan kata hatinya “tinggi bicaranya” (bedakan dengan kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan imajinasi 9. Menyarankan pelajaran berenang 10. Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki biasanya lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orangtuanya. 11. Menyiapkan orangtua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan menganjurkan mereka jangan lupa untuk membangunkan anak dari mimpi yang menakutkan.
Pembahasan sesuai dengan kondisi kasus • Pada kasus dimana Jeni usia 4 tahun sedang bermain dengan bonekanya. Ia berpura-pura bahwa salah satu bonekanya adalah ibunya yang sedang berbicara di telepon dan marah-marah karena sedang sibuk bekerja diganggu dengan telpon anaknya. Jadi di sini Jeni melakukan salah satu permainan yaitu bermain boneka dan berimajinasi dengan memainkan peran. Pada kasus diatas anak ini berada di tahapan praoperasional dimana anak mulai memiliki kecakapan motorik, proses berpikir anak- anak mulai berkembang meskipun masih jauh dianggap dari logis. Proses berpikir menjadi internalisasi, tidak sistematis dan mengandalkan intuisi. Kosakata anak mulai diperluas dan mereka mulai berubah dari bayi dan balita menjadi orang kecil (Soetjiningsih, 2017). Next…Pembahasan sesuai dengan kondisi kasus • Dalam penelitian oleh Dr.Sarah Gerson dan timnya memantau aktivitas otak anak- anak berusia 4 tahun saat mereka bermain dengan boneka dan perangkat bermain lainnya. Di sini, mereka menemukan bagaimana permainan boneka meransang pikiran anak dengan mengaktifkan bagian otak yang mengembangkan empati dan keterampilan sosial, bahkan saat bermain sendiri. Diketahui, aktivitas otak ini mirip dengan saat anak berinteraksi dengan orang lain. • Ditemukan juga bahwa anak-anak menunjukkan lebih banyak aktivasi otak dalam permainan boneka dibandingkan saat mereka bermain dengan gawai. Ini konsisten terjadi baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Misalnya, saat bermain dengan bonekanya, anak mungkin membuat scenario sendiri tentang cara berinteraksi dengan seorang teman. Ini lantas memungkinkan mereka belajar lebih banyak tentang perspektif dan perasaan orang lain yang berbeda. “Tanpa dorongan atau instruksi, anak-anak secara alami bermain dengan boneka dengan cara yang memungkinkan mereka untuk mempraktikkan interaksi sosial dan meningkatkan empati serta pemahaman terhadap orang lain Next…Pembahasan sesuai dengan kondisi kasus • Pada permainan tersebut ibu jeni marah dan meletakkan telpon serta memilih boneka yang lain, memukulnya dan menangis, sambil berkata “kamu jahat, ibu benci kamu.” Mainan berfungsi untuk menggali imajinasi dan segala bentuk ide yang ada dalam pikiran anak serta menjadi medium untuk mengekspresikan perasaan. Ketika anak bermain boneka, terkadang sambil main, anak curhat pada bonekanya. Ini merupakan hal yang wajar dilakukan anak karena ketika bermain, ia berada di dunia tanpa tekanan. Dalam video yang ditayangkan PT Mattel ketika menggelar acara Barbie’s Day Out, seorang anak usia 5 tahun tampak sedang menceritakan pengalamannya di bully oleh teman-temannya di sekolah kepada bonekanya. Anak memilih melepaskan unek-uneknya kepada boneka bisa jadi karena ia sulit mengungkapkan peristiwa yang menurutnya berat untuk diceritakan. Melalui dunia permainan yang tak memberikan takanan, anak mampu mengungkapnya dengan leluasa. Dunia bermain merupakan dunia anak sehingga ia menganggapnya sebagai tempat paling menyenangkan, tak terkecuali untuk menceritakan sesuatu yang sukar diungkapkan secara langsung. Next…Pembahasan sesuai dengan kondisi kasus • Ibu Jeni mendengar percakapan anaknya dalam permainan tersebut dan menyadari bahwa ia mengatakan hal yang sama dengan Jeni ketika sedang berbicara di telepon. Dalam hal ini ibu Jeni perlu mengintrospeksi diri dan memperlihatkan kasih sayang kepada anak dengan berbicara lembut dengan kosa kata yang baik sehingga anak tidak akan meniru hal negatif dari orangtuanya serta perlunya orangtua mendampingi anaknya saat sedang bermain karena banyak orangtua yang merasa tugasnya selesai ketika sudah membelikan anak mainan. Anak-anak tak bisa dibiarkan bermain tanpa adanya pengawasan orangtuanya karena saat bermain, anak bisa melepaskan imajinasinya untuk itu pengawasan diperlukan agar anak tidak kehilangan konsep dirinya. Terima kasih