Anda di halaman 1dari 27

KESELAMATAN

KESEHATAN KERJA RS
MUSTIAH YULISTIANI
RUJUKAN K-3 RS :
 Keputusan Menkes RI Nomor
432/Menkes/SK/IV/2007, tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K-3) di Rumah Sakit
 Keputusan Menkes RI Nomor

1087/Menkes/SK/VIII/2010, tentang Standar


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) di
Rumah sakit
Permenkes Terbaru :
 Permenkes No.24, Th.2016, Ttg. Persaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana RS
 Permenkes No.48, Th.2016, Ttg. Standar K-3

Perkantoran
 Permenkes No.56, Th.2016, Ttg.

Penyelenggaraan Pelayanan PAK (


 Permenkes No.66, Th.2016, Ttg. Keselamatan

Kesehatan Kerja (K-3) RS


Kondisi Terkait K-3 RS Saat ini
 Lulus akreditasi K-3 (MFK) dan Standar
 Lulus akreditasi K-3 (MFK), tetapi tdk Standar
 Belum Lulus akreditasi K-3 (MFK) dan Tidak

Standar
 Belum Tahu K-3 (MFK) dan Tidak Standar

 Keluhan staf RS : MFK paling berat (dokumen


sulit dibuat, biaya”fisik” sangat mahal.
APAKAH ITU K-3 ???
 Apa Tujuan mempelajari K-3 RS :
 Mempelajari jal-hal yang berhubungan dengan ;

 Kecelakaan akibat kerja ?

 Penyakit akibat kerja ?

JAWABAN : Agar pekerja dapat ;


 SELAMAT, dihindari terjadinya kecelakaan akibat

kerja
 SEHAT, dihindari terjadinya penyakit akibat kerja
 AMAN, dihindari terjadinya gangguan kriminal

 NYAMAN, dihindari terjadinya ketidaknyamanan


KESEHATAN dan KESELAMATAN
KERJA (K-3)
OCCUPATIONAL SAFETY and
HEALTH (OSH)
 Kecelakaan & Penyakit Akibat Kerja dapat terjadi di :
1. mana saja (dimensi ruang)
2. kapan saja (dimensi waktu)
Pada setiap aktifitas kerja, baik individual
maupun kelompok.

DEMENSI RUANG, dapat terjadi :


o Unit kerja Produksi

o Unit kerja laboratorium


o Unit kerja perpustakaan
o Unit kerja administrasi
o Unit kerja pergudangan

o Unit kerja bengkel


o Dapur, kantin, mushola, tempat parkir, garasi dll
Demensi Waktu :
 Siang atau malam hari
 Saat proses atau non proses kerja
 Jam kerja atau istirahat
 Saat sibuk atau senggang

Aplikasi keilmuan K-3 tidak hanya ditempat kerja


formal, melainkan : pada setiap kegiatan pribadi,
personal, juga memerlukan ilmu ini.
TUJUAN UTAMA (K-3) :
1. Memberikan wawasan dasar berpikir kritis
2. Pembentukan komitmen pribadi/pekerja
3. Kritis terhadap kondisi & situasi setempat
KECELAKAAN AKIBAT KERJA
 Suatu kejdian yang tidak terduga
dan tidak dikehendaki,
mengacaukan proses yang telah
diatur dari suatu aktifitas,
menimnulkan kerugian, baik
korban manuasia (luka-luka, cacat
tubuh, mati ? dan atau harta benda
(rusak, musnah), pada suatu
pekerjaan.
PENYAKIT AKIBAT KERJA
 Penyakit yang timbul setelah pekerja (pada
suatu pekerjaan)yang sebelum bekerja
terbukti sehat, setelah bekerja terdeteksi
mendapatkan suatu penyakit.

KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K-3) :


 Ilmu pengetahuan & pnerapannya dalam

usaha mencegah kemungkinan terjadinya


kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pengertian K-3 Praktis :
 Semua usaha untuk mewujudkan keselamatan dan
kesehatan dalam beraktifitas bagi setiap individu.
 Setiap keadaan pekerja harus selalu berpikir :
“SAFETY FIRST”.
 Teori penyebab kecelakaan yang paling banyak
dipakai :
a. Teori 3 Faktor, yaitu peralatan-lingkungan
kerja dan pekerja
b. Teori 2 Faktor, yaitu unsafe action dan
unsafe condtion.

Kedua teori tsb digunakan untuk Investigasi Insiden


dan Kecelakaan
Beberapa contoh penyebab
kecelakaan kerja :
 TEORI 3 FAKTOR :
a. Peralatan Kerja, seperti :
1. Alat kerja rusak, tetapi tetap dipakai.
2. Alat kerja dipakai tidak sesuai fungsinya.
3. Alat kerja tidak ergonomik
4. Bahan baku/ fasilitas tidak memenuhi
standar pemakaian.
b. Lingkungan Kerja, seperti :
1. Pencahayaan yang tidak sesuai kebutuhan kerja visual
2. Suhu & kelembaban udara ruang terlalu panas atau
dingin.
3. Suara bising oleh mesin yang melebihi nilai ambang
batas.
4. Getaran mekanis yang merusak fungsi organ tubuh.
c. Pekerja , seperti
1. Tetap bekerja meskipun dlm kondisi sakit.
2. Tidak mentaati peraturan dalam bekerja.
3. Tidak menguasai pekerjaannya.
4. Bergurau dalam bekerja

 TEORI 2 FAKTOR :
a. Unsafe Action, seperti; semua jenis perbuatan
aktifitas pekerja yang tidak memenuhi
standar keselamatan.
b. Unsafe Condition, seperti; semua jenis kondisi /
situasi peralatan, bahan baku, fasilitas dan
lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar
keselamatan.
Pada 2 jenis TEORI tsb penyebab kecelakaan dapat
kombisasi, dimana bersama-sama dapat menjadi
penyebabnya.
INVESTIGASI
Terjadinya kecelakaan kerja harus dilakukan
dengan cara :
1. Ketahui Penyebabnya, sehingga kecelakaan
serupa dapat dicegah.
2. Ketahui adanya penyimpangan dalam sistem
kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan.
3. Umumkan jenis-jenis BAHAYA ditempat kerja,
sebagai upaya pencegahan.
4. Tentukan FAKTA kecelakaan bagi
pertanggungjawaban resmi atas terjadinya
kecelakaan.
PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA
 Pra-Karya (sebelum bekerja awal)
 Berkala (periodik, terjadual)
 Khusus (pekerjaan resiko tinggi, terjadi kasus

/ gejala penuakit akibat kerja.

Meliputi GENERAL MEDICAL CHECK UP (GMC),


Atau Pemeriksaan PARSIAL/ SEBAGAIAN.
KERUGIAN AKIBAT
KECELAKAAN KERJA
1. Hilangnya waktu karyawan yang luka.
2. Hilangnya waktu karyawan lain yang terhenti
bekerja.
3. Hilangnya waktu bagi mandor, penyelia, atau
pimpinan lainnya.
4. Penggunaan waktu dari petugas pemberi
pertolongan pertama.
5. Rusaknya mesin, perkakas atau peralatan
lainnya.
6. Kerugian insidential akibat terganggunya
produksi.
7. Pelaksanaan sistem kesejahteraan dan
kemashalakatan bagi karyawan.
8. Kerugian akibat keharusan untuk
meneruskan pembayaran upah penuh bagi
karyawan yang dulu terluka, setelah mereka
kembali bekerja.
9. Hilangnya kesemapatanmemperoleh laba
dari produktifitas karyawan yang luka dan
akibat dari mesin yang menganggur.
10. Kerugian akan timbul akibat ketegangan
ataupun menurunan moral kerja.
11. Kerugian biaya umum per karyawan yang luka
4 JENIS FAKTOR RESIKO BAHAYA
 FAKTOR FISIKA : kebisingan, pencahayaan,
suhu & kelembaban udara, getaran mekanis
dan radiasi.
 FAKTOR BIOLOGI : mikro-organisme (virus,

jamur, bakteri & parasit), serangga, binatang


kecil dan besar.
 FAKTOR KIMIA : segala jenis zat kimia dalam

bentuk cair, padat & gas.


 FAKTOR ERGONOMIS : fisiologi, lingkungan

kerja, dan organisasional.


Urutan HIRARKI PENGENDALIAN
RESIKO BAHAYA
1. ELEMINASI ; memisahkan faktor-faktor bahayanya dari
tempat kerja dan pekerjanya.
2. SUBSTITUSI : mengganti faktor-faktor yang berbahaya
dengan yang tidak berbahaya.
3. PENGENDALIAN TEKNIS ; melakukan
rekayasaperlindungan terkait perangkat dan fasilitas yang
berbahaya, dengan perubahan teknis pada sistem.
4. PENGENDALIAN ADMINISTRATIF ; melakukan perbaikan
pada berbagai aspek terhadap penggunaan pekerja.
5. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) ; penggunaan
jenis APD yang sesuai, sebagai alternatif terakhir.
SUMBER BAHAYA DI LABORATORIUM

 Bahan kimia yang :

1. BERACUN dan bersifat toksis


2. KOROSIF (iritan)
3. MUDAH TERBAKAR
4. MUDAH MELEDAK
5. OKSIDATOR
PENCEGAHAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA
1. Substitusi
2. Isolasi
3. Ventilasi penyedotan
4. Ventilasi Umum
5. Alat pelindung diri
6. Pemeriksaan Kesehatan Pra Karya
7. Pemeriksan Kesehatan Berkala
8. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
9. Sosialisasi Prakarya
10. Pendidikan K-3
CARA PENINGKATAN K-3
1. Peraturan- 7. Riset Statistik
peraturan 8. Pendidikan
2. Standarisasi 9. Pelatihan
3. Pengawasan 10. Persuasif
4. Riset Teknis 11. Asuransi
5. Riset Medis 12. Berbagai Tindakan
6. Riset Psikologis
Pelayanan Kesehatan Kerja
(Permenakertrans RI No.3/1982)
 TUJUAN :
1. Memberikan Bantuan kepada pekerja dalam
penyesuaian diri, fisik, mental terutama dalam
penyesuaian pekerjaan dengan pekerja.
2. Melindungi pekerja terhadap setiap gangguan
kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau
lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental
(rohani), dan kemampuan fisik pekerja.
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi bagi pekerja yang menderita sakit.
12- TUGAS POKOK PELAYANAN
KESEHATAN KERJA :
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja,
berkala, dan khusus.
2. Pembinaan & Pengawasan atas penyesuaian
pekerjaan terhadap pekerja.
3. Pembinaan & Pengawasan pd Lingkungan
kerja.
4. Pembinaan & Pengawasan perlengkapan sanitair
5. Pembinaan & Pengawasan perlengkapan untuk
kesehatan pekerja.
6. Pencegahan & Pengobatan pada penyakit umum & penyakit
akibat kerja
7. Pertolongan pertama pada kecelakaan Kerja (P3K)
8. Pendidikan kesehatan untuk pekerja dan
latihan untuk petugas pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K).
9. Memberikan nasehat mengenai perencanaan
dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat
pelindung diri, dan gizi, serta penyelengga-
raan makanan di tempat kerja.
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan
atau penyakit akibat kerja.
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap pekerja
yang mempunyai kelainan tertentu dalam
kesehatannya.
12. Memberikan laporam berkala tentang
pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus.
PASAL 3 :
(Permenakertrans RI No.3/1982)

(1) Setiap tenaga kerja BERHAK mendapatkan


pelayanan kesehatan kerja

(2) Pengurus WAJIB memberikan pelayanan


kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai