Anda di halaman 1dari 68

Genetika Dasar

Genetik Manusia, Penurunan Sifat dan Kelainan Genetik

Penurunan Sifat (mendelism)


Analisis Kromosom dan Sitogenetika
PENGANTAR
GENETIKA
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang
diwariskan kepada anak cucu dan variasi yang mungkin timbul

didalamnya
• Genetika dapat berubah secara beransuransur( evolusi) atau
secara mendadak
• Asal kata dari Genos (Latin) = asal usul
DASAR ILMU
GENETIKA
Perkembangbiakan makhluk hidup ada 2 cara :

1. Aseksual
Perkembangan aseksual  Terdapat pada tumbuhan seperti stek,
cangkok. Pada Hewan seperti cacing, bintang laut dimana sifat
dari
induk dan anaknya sama
2. Secara seksual
Perkembangan seksual yaipewarisan sifat adalah
ini
1. Teori Mendel
2. Teori tentang pewarisan sifat perolehan
tu bertemunya ovum dengan spermatozoa Disini sifat antara anak
dan kedua orang tuanya tidak persis sama

Yang menjadi dasar dari teori


SUBSTANSI GENETIKA
Cant~er-e
Human cell

""'toc:hondt'I• ----: ..... ""--:


Nucleus

Es"idopla&rniic n!Jlicuh.-,--,;:.,
Golgi app;ra.tt:Js

11 membnane
DNA (double helht)

Adenine -=---+.1--•
Guanine -----+..,

~ cla CJlidt!!!lllS.-

eyccsi~ ---+
"Th:t'fnlne--~
Kromosom
Kromosom adalah struktur makromolekul berisi DNA di tempat informasi genetik
sel disimpan.
• Terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan
pusat
kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung gen

berjumlah dua buah (sepasang).
• Kromosom terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom terdiri dari DNA,
RNA (asam ribo nukleat) dan protein.
Kromosom homolog (2n) adalah kromosom yang terdapat berpasangan
dan
memiliki struktur dan komposisi yang sama. sel yang memiliki 2n
kromosom
Secara sistematis kromosom dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:

• Autosom (kromosom somatis), berjumlah 22 pasang (44 buah) dan


tidak berhubungan dengan penentuan jenis kelamin.
• Gonosom (kromosom seks), berjumlah sepasang (2 buah), yaitu X dan

X untuk wanita serta X dan Y untuk pria. Kromosom ini berhubungan


dengan penentuan jenis kelamin.
Pembelahan Sel Mitosis
• Mitosis terjadi pada sel somatis. Tiap sel mengandung 2
genom/diploid/2n, dan pembelahan menghasilkan 2 sel dengan sifat
genetik yang sama.
Meiosis
• Pembelahan meiosis berguna untuk
menghasilkan gamet atau sel-sel kelamin,
dikenal sebagai gametogenesis. Pada
pembelahan ini dihasilkan sel
mengandung 1 genom /haploid/n.
• Gametogenesis pada pria menghasilkan 4
spermatozoa dan pada wanita
menghasilkan 1 ovum disertai 2 atau 3
badan polar.
• Gametogenesis pada pria dinamakan
spermatogenesis sedangkan
gametogenesis pada wanita dinamakan
oogenesis.
Siklus hidup Seksual Manusia
Pewarisan Sifat pada Manusia

• Terdapat banyak sekali macam proses pewarisan sifat pada manusia,


diantaranya adalah pewarisan sifat autosomal dominan, autosomal
resesif, kesalahan metabolisme, kodominansi, gen letal, gen
komplementer, rangkaian kelamin, ekspresi gen oleh seks serta
kelainan jumlah kromosom
Pewarisan sifat autosomal dominan

• Pewarisan sifat autosomal dominan ditentukan oleh gen-gen yang


terdapat
di dalam DNA pada autosom(kromosom somatis),yaitu diantara pasangan

kromosom ke-1 sampai pasangan ke-22.
Pada pasangan kromosom, huruf pertama adalah genotip yang terdapat
• pada kromosom pertama dan huruf kedua adalah genotip yang terdapat
pada kromosom kedua.
Misalnya tertulis genotip Pp pada pasangan kromosom, maka pada
• kromosom pertama terdapat gen dominan P (huruf kapital) dan pada
kromosom kedua terdapat gen resesif p (huruf kecil).
Untuk genotip PP, pada kromosom pertama maupun kedua terdapat gen
dominan. Sedangkan untuk genotip pp, pada kromosom pertama maupun
• Pewarisan sifat jenis ini, diturunkan oleh genotip dominan (huruf kapital).
• Apabila genotip dominan ini ada, maka sifat tertentu yang diturunkan
akan
• muncul
Sebagai fenotipnya (sifat
contoh, jika adayang
satu tampak).
gen dominan P (huruf kapital) saja misalnya
genotip Pp, maka sifat yang diwariskan akan muncul, karena gen dominan
ini akan mendominasi dan menutup gen resesif p (huruf kecil).
• Jika pasangan berupa gen resesif semua misalnya pp, barulah sifat yang
dipengaruhi oleh gen resesif ini akan muncul. Tentu saja jika genotipnya
dominan semua misalnya PP, sifat yang diwariskan oleh gen dominan ini
akan muncul.
Contoh Pewarisan sifat Autosomal Dominan
1. Thalasemia (gen autosom dominan Th)
Huruf Th dianggap 1 huruf saja dalam
pembacaannya.
Penderita thalasemia mengalami
kekurangan dalam sintesis
hemoglobin
sehingga eritrosit mudah lisis.
• ThTh: Thalasemia mayor yang dapat
berakibat fatal
• Thth: Thalasemia minor yang masih
dapat bertahan
• thth: Normal
Contoh Pewarisan sifat Autosomal Dominan

2. Polidaktili dan sindaktili


• (gen autosom dominan P)
• PP: Polidaktili
• Pp : Polidaktili
• pp: Normal
Gambar A polidaktili, Gambar B Sindaktili
3. Lekuk pipit, lekuk dagu, ketebalan rambut tangan, lengan dan dada,
kemampuan membengkokkan ibu jari
4. Daun telinga bebas, pangkal rambut dahi runcing dan sebagainya
Pewarisan sifat autosomal resesif
• Pewarisan sifat autosomal resesif ditentukan oleh gen-gen yang terdapat
di
• dalam DNA pada autosom, yaitu diantara pasangan kromosom ke-1 sampai
pasangan ke 22.
Pewarisan sifat jenis ini, diturunkan oleh genotip resesif (huruf kecil).
• Apabila genotip dominan ada, maka sifat tertentu (fenotip) yang
diturunkan oleh gen resesif tidak muncul karena didominasi oleh gen
dominan.
• Sebagai contoh, jika gen resesif b (huruf kecil) berperan

• menampakkan
fenotip mata biru, sedangkan kita memiliki genotip Bb, maka mata kita
tidak akan berwarna biru.
Contoh Pewarisan sifat autosomal resesif

Mata biru, yang diwariskan oleh gen autosom resesif b.


–BB: tidak biru
–Bb: tidak biru
–bb: biru
KESALAHAN METABOLISME
BAWAAN
p).
• 1. Fenilketonuria
Dalam hal ini fenilalanin tidak dapatoleh
(diturunkan diubah
gen resesif
menjadi tirosin, yang dapat menyebabkan
keracunan otak dan organ lainnya.
•PP: normal •Pp: normal •pp: fenilketonuria
• 2. Albino (diturunkan oleh gen resesif a).
Dalam hal ini tirosin tidak dapat diubah menjadi
melanin yaitu pigmen atau zat warna kulit.
•AA: normal•Aa: normal•aa: albino
KODOMINANSI
Kodominansi adalah paduan antara dua jenis gen dominan. Dalam hal
ini, gen dominan ada 2 macam :

Contoh dari kodominansi adalah terjadinya fenotip golongan darah dan


fenotip anemia sel sabit(sickle cell anemia).
1. Golongan darah AB (diturunkan oleh gen dominan IA dan IB)
Gen dominan adalah I namun ada 2 jenis yaitu IA dan IB, sedangkan
gen resesif adalah i. Dengan demikian, terdapat banyak variasi genotip
yaitu:
• IA IB: golongan darah AB
• IA IA: golongan darah A
• IA i: golongan darah A
• IB IB: golongan darah B
• IB i: golongan darah B
• i i : golongan darah O
2. Anemia sel sabit/sickle cell anemia (diturunkan oleh gen dominan
HbA dan HbS)

• HbAHbA : normal
• HbAHbS : anemia sel sabit ringan
• HbSHbS : anemia sel sabit berat
GEN LETAL
Gen letal adalah gen yang menyebabkan kematian
pada orang yang memiliki genotip tersebut. Gen
letal
ada yang berasal dari gen dominan (gen dominan
letal) dan ada pula yang berasal dari gen resesif (gen
resesif letal).
Gen dominan letal Contoh dari gen dominan letal
adalah Brakhidaktili.
Brakhidaktili atau jari pendek (diturunkan oleh gen
dominan B)
•BB: letal
•Bb: Brakhidaktili
•bb : normal
Gen resesif letal
• Contoh dari gen resesif letal
adalah penyakit Ichtyosis
congenital

Ichtyosis Congenital yaitu
bayi
baru lahir dengan ciri
• berkulit
tebal, banyak luka, dan
• umumnya lahir mati.
• Penyakit ini diturunkan oleh
• gen resesif i.
II: normal
Ii: normal
RANGKAIAN
KELAMIN
• Rangkaian kelamin adalah penurunan sifat oleh gen yang terdapat pada
kromosom seks, baik diturunkan oleh gen dominan maupun gen resesif.
• Pengaruh gen dominan pada rangkaian kelamin
Gigi coklat akibat kekurangan email (diturunkan oleh gen dominan B) Gen
gigi coklat hanya terdapat pada kromosom X
PRIA XB Y : gigi coklat
Xb Y : Normal
WANITA XBXB : gigi coklat
XBXb: gigi coklat
XbXb : normal
• Pengaruh gen resesif pada rangkaian kelamin
Buta warna (diturunkan oleh gen resesif c)
Gen buta warna hanya terdapat pada kromosom X,
PRIA XC Y : Normal
Xc Y : Buta warna
WANITA XC XC :
normal
XC Xc : normal
Xc Xc :
butawarna
Kelainan pada kromosom

• Terjadi karena perubahan struktur dan jumlah kromosom


• Contoh : pada peristiwa gagal berpisah (non disjunction) kromosom
bisa saja hilang atau bertambah jumlahnya.
• kegagalan kromosom untuk berpisah pada waktu pembelahan
meiosis.
• Menyebabkan sel gamet (Sperma dan Ovum) memiliki
penambahan

atau pengurangan jumlah kromosom
–Tidak dapat menjadi individu baru
Jika gamet hasil gagal berpisah (non disjunction) berfertilisasi maka,
–Menjadi individu baru tapi dengan kelainan
(Sindrom)
Mutasi pada Struktur kromosom
• Delesi
Hilangnya sejumlah gen dari
kromosom homolog

• Inversi
Kerusakan segmen
kromosom.
Gen berputar 360
derajat.
Penempatan gen
menjadi
Duplikasi
• Terjadi ketika sebuah susunan
gen terulang pada kromosom.

Translokasi
• Melibatkan 2 kromosom
yang
bukan homolog.
• Bagian gen pada satu
kromosom di transfer ke
kromosom yang lain.
Perubahan Penggandaan (Aneusomi)

• Sel tubuh normal memiliki 2n kromosom


• –Nulisomik : 2n-2
• –Monosomik : 2n-1
• –Trisomik : 2n+1
• –Tetrasomik : 2n+2
• –Cat : perubahan penggandaan atau pengurangan jumlah kromosom
dapat menimbulkan penyakit kromosom.
• Sindrom Turner (22AA + XO) =
2n –1 = 45, wanita tapi
ovarium tidak tumbuh.

• Sindrom Klinefelter
(22AA+XXY) = 2n + 1 = 47, Pria
tapi testis tidak tumbuh
• Sindrom Down
(Mongolism) (45 A + XX
atau 45 A + XY) = 2n + 1
= 47
IMUNOLOGI
REPRODUKSI
Pengertian Dasar imunologi

Sistem Imun
•Sel & Molekul yang bertanggung jawab atas
imunitas.
Respons Imun
• Respons komponennya secara bersama & terkoordinasi.
• Respons Imun ada 2 macam:
• Respons Imun Non Spesifik / Bawaan (Innate
immunity).
• Respons Imun Spesifik / Didapat (Acquired).
Respons Imun Spesifik dibagi dalam 3 golongan:

Sistem imunitas Sistem imunitas


humoral seluler

Interaksi antar
respons imun seluler
dengan respons
imun humoral
Aspek imunologi ibu
Imunologi Spermatozoa mengandung berbagai macam
pada masa
pembuahan
antigen.

Setiap kali berhubungan, seorang wanita akan


menerima berjuta-juta sperma dan berbagai
macam protein plasma semen.

Antibodi antisperma terdapat di serum dan di


cairan traktus reproduksi,terutama dalam
bentuk Ig G.
Aspek imunologi ibu
Imunologi Apabila ada antibodi antisperma didalam
pada masa
pembuahan
serum wanita normal  wanita infertil
(Cont..)

Sperma motil akan teraglutinasi dalam


berbagai corak/tipe sperma tidak dapat lagi
melanjutkan perjalanan ke tuba falopii.
Respons imun ini terjadi apabila terdapat lesi
patologis akibat kuman-kuman penyakit.
Aspek imunologi ibu
Imunologi
pada masa Normalnya wanita toleran terhadap
pembuahan spermatozoa dan plasma sperma akibat
(Cont..) sifat-sifat imunosupresif plasma sperma
itu sendiri.

Dalam plasma sperma terdapat faktor


anti komplemen  menghambat aktivasi
sistem komplemen  proses imobilisasi
sperma oleh antibodi tidak terjadi.
Aspek imunologi ibu
Imunologi pada
Janin  pertemuan dua gamet yaitu dari ayah dan ibu  benda asing
masa kehamilan
bagi ibunya  secara imunologis penolakan plasenta dan janin oleh
sistem imunitas ibu

1. Mekanisme immune depression pada tubuh ibu  suatu


mekanisme tubuh yang menekan sistem imun
2. Mekanisme blocking factor  suatu faktor plasma yang
spesifik
Sehingga antigen paternal pada plasenta dan janin akan di blok 
kehamilan masih dapat berlangsung

Kehamilan  status toleransi imunologis


Regulasi Respons Imun
Ibu Janin
Blokade respons imun (adaptasi imunologi)
diperkirakan terjadi pada :
Fase Fase generasi
pengenalan (sentral)
(aferen)

Fase eferen
(efektor)
Blokade Aferen

• Tidak ada sensitisasi antigen pada trofoblas.


• Imunosupresi nonspesifik:
• Perubahan populasi sel imun.
• Faktor supresi (plasenta, serum, desidua).

Blokade sentral

• Blocking Antibody (anti fetal HLA, anti Fc reseptor, anti idiotropik).


• Fetal – spesific T – supressor cell.
• Peran T - helper 2 uterus.
Blokade eferen

• Tidak ada antigen target pada trofoblas.


• Blocking antibodies mask fetal antigens.
• Faktor supresi nonspesifik (plasenta, serum,
• desidua).
• Antibodi sitotoksik anti fetal diserap oleh plasenta.
Faktor supresor janin.
Imunoendokrinologi Implantasi Normal
• Setelah fertilisasi berakhir  awal pembelahan mitosis berhasil 
Konseptus yg terbungkus zona pelusida memerlukan waktu 6 hari
untuk melintasi tuba falopii  sampai ke uterus dalam bentuk
blastosis pra-implantasi.
1 14-15 19 22 25 29 32 35

Haid Ovulasi- Masuk HCG (+) >10 USG (+) >400 > 1800
Nidasi
terakhir Fertilisasi kav.uteri mIU/ml mIU/ml mIU/ml
• Implantasi blastosis diatur oleh interaksi rumit
antara peptida hormon steroid yang
menyelaraskan persiapan endometrium dengan
perkembangan embrio.
• Sebelum implantasi , zona pelusida harus
diluruhkan .
• Adanya sitokin faktor penghambat leukimia
 untuk
(leukimia inhibitory factor/LIF) uterus
perlekatan dan implantasi blastokis ke dalam
endometrium.
• Human chorionic gonadotropin / hCG disekresikan
oleh jaringan embrionik menjelang hari pertama
setelah implantasi  bertanggung jawab bagi
pengubahan korpus luteum siklus haid  korpus
luteum kehamilan
• Sekresi progesteron oleh korpus luteum
merupakan komponen utama untuk pemeliharaan
dan perkembangan desidua.
Progesteron Pertama dihasilkan oleh ovarium kemudian oleh plasenta.

Fungsi untuk ketahanan hidup konseptus

Memelihara endometrium kehamilan yg disebut desidua.

Plasenta Merupakan Organ Imunoendokrin

menghasilkan hormon steroid, protein  mengatur aktifitas


fisiologis kehamilan.

Sebagai; paru, ginjal, usus, hati bagi janin.

Jaringan kompleks yg berfungsi sebagai imunologis.


Trofoblas

Lapisan sinsitiotrofoblas multinuklear plasenta 


“bungkus“ bagi janin sawar thd mekanisme efektor
imun maternal.

Sebagai makrofag, trofoblas menampilkan reseptor LIF


dalam kadar tinggi berkemampuan : fagositosis,
sinsitialisasi, menampilkan;FcR,CD4 dan CD14.
Kehamilan Normal

Produksi sitokin Th2 bertukar dg sejumlah besar sitokin


Th1 yang mencetuskan IL-10

IL-10 dihasilkan secara lokal pada unit fetoplasenta


oleh trofoblas.

IL-10  mengatur tampilan antigen leukosit manusia


(HLA)-G dari sitotrofoblast pada sawar fetomaternal
sehingga melindungi janin dari penolakan
The Th1/Th2 balance

HLA-G/sHLA-G???
Fungsi HLA-G pada proses implantasi

1) Menempelkan blastosis ke endometrium


• HLA-G ditemukan terlibat pada proses cellular adhesion
(Ødum et al 1991)

2) Membantu invasi Trofoblas pada jaringan uterus dan arteri spiralis maternal
• HLA-G diekspresikan oleh sel trofoblas endovaskular dan mungkin sebagai
modulator dari proses angiogenesis
(Le Bouteiller et al)

3) Membantu interakdi Trofoblast dengan sel efektor imun maternal


• HLA-G berinteraksi dengan reseptor di sel imun
Fungsi HLA-G
• Beberapa studi in vitro  HLA-G menjaga
sel terhadap Natural Killer-mediated cell
lysis
HLA-G expression in the blastocyst
• Ekspresi HLA-G sudah dapat dideteksi pada
blastosis

IVF = in vitro fertilization (= ”reagensglasbefrugtning”)


’preimplantation human embryos’ (or blastocysts)
Summary
Human Leucocyte Antigen (HLA) system
Major Histocompatibility Complex (MHC)
in reproduction

Fertilization
Mating preferences seem to be Weak evidence for
influe nced b y MHC/HLA MHC/HLA-mediated
diversity Early embryo development and imp lantation
effects on
HLA-G e xpression associated with
spermatogenesis
cleavage
rate a nd impla nta tion success
Heterozygote advantage
Heterozygotes at the
MHC/ HLA loci may provide Maternal ge nome Pate rna l ge nome
a broader immune response

Balance between foetal/paternal and maternal in terests?


Some HLA-G/MHC polymorp hisms ma y work in fa vo ur o f
the foetus, o thers i n favo ur of mate rna l i nterests?

Foetal growth and


survival
Some evidence that HLA haplotypes
and HLA-G polymorp hism are
associated with birth weight, risk o f
abortion a nd immuneadaptation
Deficiency of MHC/HLA homozygote s in
isolated populations: freque ncy o f MHC
M hetero
hetero zygotes
zygotes in huma
in huma n popula
n popula tions
tions
highe hi
r
tha n e xpected
Imunitas Maternal

Imunisasi pasif pada janin dapat terjadi melalui


transfer antibodi atau sel imun dari ibu yang
imun kepada janin atau neonatus.

Imunitas Imunitas
maternal maternal
melalui melalui
plasenta kolostrum
• Antibodi dalam darah ibu  proteksi pasif terhadap
Imunitas fetus.
• Usia kehamilan 2 bulan  Ig G sudah masuk ke
maternal dalam janin
melalui • Ig G  antitoksik, antivirus dan antibakteri.
• Usia kehamilan 6 bulan  janin baru membuat
plasenta antibodi Ig M, kemudian disusul Ig A pada waktu
kehamilan aterm.
• ASI mengandung berbagai komponen sistem imun 
Imunitas enchancement growth factor untuk bakteri yang
maternal diperlukan dalam usus atau faktor yang justru dapat
menghambat tumbuhnya kuman tertentu (lisozim,
melalui laktoferin, interferon, makrofag, sel T, sel B,
kolostrum granulosit).
• Kadar antibodi lebih tinggi ditemukan dalam
kolostrum.
• Proteksi antibodi dalam kelenjar susu tergantung dari
Imunitas antigen dari lamina propria usus ibu dan gerakan sel
yang dirangsang antigen dari lamina propria usus ibu
maternal ke payudara.
melalui • Antibodi terhadap mikroorganisme yang menempati
kolostrum usus ibu dapat ditemukan dalam kolostrum  bayi
mendapat proteksi terhadap mikroorganisme yang
masuk ke saluran cerna.
ANTIBODI SPERMA –
ANTI
ANTISPERMANTIBODIE (ASA)
S
ANTIBODI ANTI SPERMA –
ANTISPERM
ANTIBODIES (ASA)
• ANTIBODI ANTISPERMA adalah antibodi yang melawan sperma,
terjadi ketika sistem imun salah mengganggap sperma sebagai
penyerang dan membunuh sperma.
• Antisperma antibodies (ASA) terbentuk untuk melawan protein
antigen setelah paparan protein ini pada sistem imun
• Antibodi antisperma dapat terjadi pada laki laki dan
perempuan
• Pada reproduksi pria saat terjadi trauma atau infeksi misal epididimis,
torsio testis, kanker prostat  terjadi kerusakan jaringan  proses
eksiravarasi sperma  sistem imun memproduksi Sperm Coating
Antigen (SCA).
• Antigen ini menyebabkan sperma menjadi imobile dan juga terjadi
aglutinasi sperma sehingga sperma tidak dapat bergerak untuk
membuahi ovum
ETIOLOGI ANTIBODI
ANTISPERMA
PEMERIKSAAN INFERTILITA PRIA
IMUNOLOGI S
1. Uji Aglutinasi Sperma
2. Uji Immobilisasi Sperma
3. Uji Sitoksisitas Sperma
4. Uji PenetrASI Getah Serviks
5. Uji sperm Coating
6. Antibodies
Enzyme Linked Immunosorbent Essay (ELISA)
TREATMEN
T
Infertilitas dilakukan IVF dengan ICSI
• Pemberian kortikosteroid
• Pemakaian Kondom
• Terapi Zinc berguna untuk mengatur imun : Zinc 250 mg 2x1
sehari selama 3 bulan

Anda mungkin juga menyukai