JUNI 2020
PEMBIMBING
Dr. Sri wahyuni Djoko, Sp.A
Kolestasis adalah kegagalan aliran cairan empedu masuk
ke dalam duodenum dalam jumlah yang normal.
Secara klinis, kolestasis dapat didefinisikan sebagai
akumulasi zat-zat yang diekskresi ke dalam empedu
seperti bilirubin, asam empedu dan kolesterol di dalam
darah dan jaringan tubuh.
Kasus kolestasis yang dijumpai pada masyarakat jika dibandingkan
antara laki-laki dan perempuan, perbandingannya relatif sama.
Beberapa penelitian menunjukan perempuan memiliki peluang
yang lebih tinggi dibandingkan laki- laki, rasio atresia bilier pada
bayi perempuan dan bayi laki-laki adalah 2:1
Kejadian kolestasis meningkat pada bayi-bayi dengan
usia kehamilan kurang bulan dan bayi berat lahir
rendah, karena berhubungan dengan gangguan dari
fungsi hati.
Penyebab utama yang pernah dilaporkan adalah proses
imunologis, infeksi virus terutama , Reo virus tipe 3,
asam empedu yang toksik, kelainan genetik.
wajah dismorfik
hiperkolesterolemia
DIAGNOSIS
Anamnesis
Riwayat ikterus lebih dari 14 hari
hepatitis B
infeksi intrapartum
pemeriksaan laboratorium,
ultrasonografi
biopsi hati
kolangiografi intraoperatif
pemeriksaan tinja
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kausal
Terapi spesifik kolestasis sangat tergantung dari
penyebabnya.
Penatalaksanaan suportif
Medikamentosa
Asam ursodeoksikolat
Dosis yang diberikan adalah: 10–20 mg/kgBB/Hari.
Kolestramin
menghambat
Gangguan
ekspresi gen gangguan
pada protein Kolestasis
transporter aliran empedu
transporter
hepatobilier
Antibiotika empiris yang diberikan untuk penanganan ISK pada
pasien, akan menyebabkan perbaikan kolestasis yang terjadi.
OBAT ANTIMIKROBA PARENTERAL
DAN ORAL DALAM PENGOBATAN ISK
PENATALAKSANAAN
Bayi berusia <3 bulan dengan kemungkinan ISK
diberikan terapi antibiotika parenteral.
Untuk bayi dan anak usia >3 bulan dengan ISK atas,
diberikan antibiotika dengan pola resistensi rendah oral
selama 7–10 hari, seperti sefalosporin atau ko-
amoksiklav.
Bila tidak dapat menggunakan antibiotika oral, diberikan
antibiotika intravena seperti sefotaksim atau seftriakson
selama 2–4 hari diikuti antibiotika oral hingga total 10
hari.