Anda di halaman 1dari 32

PROSEDUR

PEMERIKSAA
N MSCT SPN
Kasus Sinusitis pada RSUP Dr. Kariadi
Semarang
SLIDESMANIA
Presentation talking points.
⬤ We will talk about CT Scan first.

⬤ We will talk about Anatomy of Sinuses second.

⬤ After that we will talk about Sinusitis.

⬤ Last, we will talk about Theory VS RSDK

Examination Technique
SLIDESMANIA
Did you know?
CT SCAN and Sinusitis.

CT Scan SPN dapat menilai opasitas, penyebab, dan jenis


kelainan dari sinus. CT-Scan SPN baik dalam memperlihatkan
dekstruksi tulang.
CT Scan SPN merupakan gold standard diagnosis
sinusitis karena mampu menilai anatomi hidung dan sinus,
adanya penyakit dalam hidung dan sinus secara keseluruhan
dan perluasannya.
SLIDESMANIA
Hello! I’m...
Paramitha Rachma Salsabila
DIV Teknologi Radiologi Pencitraan
Poltekkes Kemenkes Semarang
SLIDESMANIA
We will take
01 about CT Scan
first.
SLIDESMANIA
CT (Computed Tomography) SCAN
CT Scan adalah suatu prosedur yang Gambar pada CT-Scan
digunakan untuk mendapatkan dapat terjadi sebagai hasil
gambaran dari berbagai sudut kecil dari dari berkas-berkas sinar-x
tulang tengkorak dan otak. CT Scan
yang mengalami
mulai dipergunakan sejak tahun 1970.
perlemahan setelah
menembus objek, ditangkap
detector, dan dilakukan
pengolahan dalam
SLIDESMANIA

computer.
We will talk
02 about
Anatomy of
Sinuses.
SLIDESMANIA
Sinus paranasalis dibagi menjadi
dua kelompok yaitu anterior dan
posterior. Sinus maksila, sinus
frontal dan sinus etmoid anterior
merupakan kelompok anterior.
Sedangkan sinus etmoid posterior
dan sinus sphenoid merupakan
kelompok posterior. (Ballenger,
2003).
SLIDESMANIA
Fungsi Sinus Paranasal
● Sebagai pengatur kondisi udara
● Sebagai pengatur suhu
● Membantu keseimbangan kepala
● Membantu resonansi suara
● Peredam perubahan tekanan udara
● Membantu produksi mukus untuk membersihkan
rongga hidung
SLIDESMANIA
We will talk
03 about
Sinusitis.
SLIDESMANIA
SINUSITIS
● Sinusitis merupakan inflamasi pada
mukosa sinus paranasal.
Penyebarannya dapat diawali dengan
infeksi virus, yang selanjutnya dapat
diikuti oleh infeksi bakteri.
SLIDESMANIA

Sinusitis dikatakan multisinusitis bila
mengenai beberapa sinus, dan
pansinusitis jika mengenai hampir semua
sinus
SLIDESMANIA
Gejala Umum Sinusitis
● Sakit kepala

● Demam

● Lesu

● Halitosis

● Hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan


mucus purulen yang seringkali turun ke tenggorokan
SLIDESMANIA
Gejala Khas Berdasarkan Letak Sinus
Sinus Maxillaris Sinus Ethmoidalis
Paisen umumnya Paisen umumnya
merasakan nyeri pada merasakan nyeri
daerah pipi dibelakang kedua bola
mata

Sinus Sphenoidalis
Sinus Frontalis Paisen umumnya
Pasien umumnya merasakan nyeri yang
merasakan nyeri pada dirasakan pada bagian
vertex, dan sering kali
dahi
SLIDESMANIA

pada rahang serta


telinga.

Berdasarkan penyebabnya, sinusitis dibagi menjadi tipe rinogenik
dan dentogen, tipe rinogenik merupakan segala sesuatu yang
dapat menyebabkan hidung tersumbat dan menyebabkan
sinusitis, sedangkan tipe dentogen penyebabnya adalah kelainan
gigi dan yang tersering adalah infeksi pada geraham atas
SLIDESMANIA

― Samuda, 2008
ILUSTRASI
KASUS
SLIDESMANIA
Seorang pasien datang ke RSDK dengan keluhan
hidung kanan kiri tersumbat, batuk, post nasal drip
pada tenggorokkan. Tidak ada mual muntah dan tidak
mengalami demam. Dokter pemeriksa mencurigai
pasien terkena RSK (Rhinosinusitis Kronis).
SLIDESMANIA
PROBLEM
SOLVING
Salah satu pemecahan masalah yang dapat
dilakukan adalah, dengan cara melakukan
pemeriksaan MSCT SPN Non Kontras untuk
menegakkan diagnosis.
SLIDESMANIA
We will talk

04 about
Examination
Techinque
SLIDESMANIA
Teknik Pemeriksaan
● Persiapan pasien : Semua benda metalik harus
disingkirkan dari daerah yang diperiksa, termasuk
anting, kalung, peniti, jarumpentul, dan jepit
rambut.
● Persiapan alat & bahan : Pesawat CT Scan dan
alat fiksasi kepala
SLIDESMANIA
Teknik Pemeriksaan
1. Pasien tidur terlentang dengan kepala dekat
gantry, diletakkan pada alat fiksasi kepala (posisi
head first)
2. Membuat topogram cranium lateral
SLIDESMANIA
3. Membuat Potongan Axial

Posisi Pasien :        pasien berbaring supine di atas


meja pemeriksaan. Kedua lengan di samping tubuh,
kaki lurus ke bawah dan kepala berada di
atas headrest (bantalan kepala). Posisi pasien diatur
senyaman mungkin.

Posisi Objek :         Mengatur mid sagital plane


kapala segaris tengah meja. Sebisa mungkin dasar
palatum diatur sejajar dengan bidang vertikal atau
sejajar gantry.
SLIDESMANIA

Batas Scanning : Superior sinus frontalis sampai


palatum
4. Membuat Potongan Coronal

Posisi Pasien :     pasien berbaring supine di atas


meja pemeriksaan Kedua lengan di samping tubuh,
kaki lurus ke bawah dan kepala berada di
atas headrest (bantalan kepala). Posisi pasien diatur
senyaman mungkin.

Posisi Objek :     Mengatur mid sagital plane kapala


segaris tengah meja. Sebisa mungkin dasar palatum
diatur sejajar dengan bidang vertikal atau sejajar
gantry.
SLIDESMANIA

Batas Scanning : Superior sinus frontalis sampai


palatum
Teknik Pemeriksaan
5. Pengolahan gambar :
- Dibuat irisan mulai dari rahang atas sampai
ke sinus frontalis dengan tebal irisan 5mm
- Dari 5mm direkonstruksi menjadi 1mm
SLIDESMANIA
SCAN PARAMETER
kV 110

Effective mAs/Quality ref. mAs 70

kV Rotation Time Effective mAs 0.5 s

● 110
Acquisition ● 70 64 x 0.6 mm● 0.5s

Slice collimation 0.6 mm


Acquisition Slice Collimation Slice Width
Slice width 5.0 mm
● 0.6 mm
● 64 x 0.6 mm ● 5.0 mm
Feed/Rotation 15.4 mm

Pitch/Factor 0.80

Increment 5.0 mm

Kernel Hr60

CTDIVol 11.0 mGy


SLIDESMANIA

Male : 0. 37mSv
Effective dose (mSv)
Female : 0.4mSv
Radiograf
Hasil Scanning SPN Klinis Rhinosinusitis Potongan Coronal
SLIDESMANIA
Radiograf
Hasil Scanning SPN Klinis Rhinosinusitis Potongan Axial
SLIDESMANIA
Hasil Pemeriksaan (Ekspertisi Dokter)
Klinis Kesan

● Klinis : Rhinosinusitis Kronis, ● Tak tampak kesuraman pada


Hidung Buntu sinus paranasal
● Deviasi septum nasi ke kiri
● Hipertrofi konka nasi inferior
kanan kiri
● Tak tampak variasi anatomi pada
sinus paranasal
● Tak tampak destruksi tulang
SLIDESMANIA
SIMPULAN
● Pemeriksaan CT scan sinus paranasal di RSUP Dr. Kariadi Semarang
terhadap dugaan rhinosinusitis kronik dan hidung buntu dapat dilakukan
dengan menggunakan potongan coronal dan potongan axial,
menggunakan pesawat Siemens 128.
● Jika dokter THT membutuhkan tambahan potongan gambaran, maka
diberikan potongan dengan ketebalan 1mm.
● Batas scanning pemeriksaan sinus paranasalis di RSUP Dr. Kariadi
semarang mulai dari superior sinus frontalis sampai palatum.
● Pada pemeriksaan sinus paranasalis di RSUP Dr. Kariadi Semarang
gantry tilt bernilai 0°.
SLIDESMANIA
SIMPULAN
● Terdapat beberapa teknik pemeriksaan dan scan parameter
yang berbeda antara teori dengan kejadian di lapangan.
Perbedaan tersebut terletak di posisi pasien pada saat
scanning potongan coronal, di teori dikatakan bahwa
posisi pasien prone supaya air fluid level (AFL) tampak
dengan baik. Namun, pada pemeriksaan MSCT SPN di
RSUP Dr. Kariadi, tidak dilakukan demikian. Posisi pasien
tetap supine, dengan tujuan untuk kenyamanan pasien,
terutama jika kondisi umum pasien tidak kooperatif.
SLIDESMANIA
SIMPULAN
● Lalu, perbedaan selanjutnya antara teori menurut
Bruening dan Flohr dengan di lapangan terjadi di
parameter scan, meliputi kV (120;110) & rotation
time (0.75s;0.5s). Namun, perbedaan tersebut
masih dalam batas wajar, yang mana nilai
perbedaannya tidak terlalu jauh.
SLIDESMANIA
Thank you!
For paying attention 
SLIDESMANIA

Anda mungkin juga menyukai