Anda di halaman 1dari 47

Kebijakan Pengembangan

Jabatan Fungsional
Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Oleh dr. Jefri Thomas AES, MKM

disampaikan pada Pembinaan dan Sosialisasi Jabatan


Fungsional di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
THE ROLE OF HEALTH WORKERS
termasuk Pejabat Fungsional Kesehatan
DURING COVID-19 PANDEMIC yang berada di garis terdepan dalam
penanganan wabah COVID-19
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
bertanggungjawab untuk memastikan
bahwa semua tindakan pencegahan dan
tindakan medis yang diperlukan diambil
dengan meminimalkan risiko keselamatan
dan kesehatan kerja
• Memberikan atau memperkuat
pencegahan dan pengendalian infeksi
yang akurat
dan informasi kesehatan masyarakat,
termasuk kepada orang-orang yang tidak
memiliki gejala atau risiko sehingga tidak
mempercepat penularan
JABATAN FUNGSIONAL
KESEHATAN
JABATAN ASN
UU 5/2014 JABATAN 3
PIMPINAN TINGGI

UTAMA
MADYA
PRATAMA
2
1 JABATAN FUNGSIONAL

JABATAN ADMINISTRASI (TUSI-PELAYANAN FUNGSIONAL)

(TUSI PELAYANAN PUBLIK & ADM-PEM) KEAHLIAN/KETRAMPILAN

ADMINSTRATOR
❖❖Utama ❖❖Penyelia
Eselon III Utama Penyelia
PENGAWAS ❖❖Madya ❖
Madya ❖Mahir
Mahir
Eselon IV ❖❖Muda
Muda ❖❖Terampil
PELAKSANA Terampil
Eselon V dan ❖❖Pertama
Pertama ❖❖Pemula
JF umum
Pemula
KEAHLIAN KETERAMPILAN
Kedudukan dan Tugas
Pejabat Fungsional
Pejabat Fungsional berkedudukan

• Eselon I dibawah dan bertanggung jawab


secara langsung kepada pejabat

• Eselon II pimpinan tinggi madya, pimpinan


tinggi pratama, pejabat administrator,

• Eselon III
atau pejabat pengawas yang memiliki ORIENTASI
keterkaitan dengan pelaksanaan
OUTPUT
• Eselon IV
tugas Pejabat Fungsional.

• Eselon V
Pejabat Fungsional memiliki tugas
memberikan pelayanan fungsional
yang berdasarkan keahlian dan
keterampilan
tertentu.
Menjaga akuntabilitas
pemangku jabatan fungsional
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020
tentang Perubahan atas Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Pejabat Fungsional
KEWAJIBAN

Melaksanakan tugas Mencatat dan


pokok menginventarisir
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL
Mengumpulkan bukti
MENGIKUTI
fisik hasil pelaksanaan
kegiatan KETENTUAN
LAINNYA ! Tugas lain
pelayanan/pekerjaan
yang
sehari-hari sebagai dasar
untuk pengumpulan diperintahka
angka kredit n oleh
atasan
JUMLAH PEJABAT FUNGSIONAL KESEHATAN DI INDONESIA

1 Administrator Kesehatan 1.806 16 Pembimbing Kesehatan Kerja 259

2 Apoteker 4.418 17 Penata Anestesi 33


18 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 4.759
3 Asisten Apoteker 12.187
19 Perawat 174.683
4 Asisten Penata Anestesi 24
20 Perawat Gigi 11.246
5 Bidan 80.055
21 Perekam Medis 3.671
6 Dokter 24.672
22 Pranata Laboratorium Kesehatan 13.419
7 Dokter Gigi 7.389 23 Psikolog Klinis 160
8 Dokter Pendidik Klinis 2.157 24 Radiografer 3.321
9 Entomolog Kesehatan 129 25 Refraksionis Optisien 392
26 Sanitarian 11.488
10 Epidemiolog Kesehatan 1.831
27 Teknisi Elektromedis 1.536
11 Fisikawan Medis 92
28 Teknisi Gigi 113
12 Fisioterapis 2.437
29 Teknisi Transfusi Darah 147
13 Nutrisionis 11.551
30 Terapis Wicara 95
14 Okupasi Terapis 136
Total tahun 2019 : 362.948 (per Desember 2019)
15 Ortotis Prostetis 33 TOTAL : 374.239 (per Juli 2020)
Sumber: SAPK BKN
Perkembangan Regulasi Jabfung Kesehatan
NO NAMA JABFUNG PERMENPAN SKB PERMENKES PERPRES SYARAT PENDIDIKAN
(JUKLAK) (JUKNIS) TUNJAB Saat ini Usulan Revisi
(Pengangkatan (Pengangkatan
Pertama) Pertama)
1 ADMINKES 42/2000 251/2001 19/2002 54/2007 DIV/S1 Kesehatan -

2 APOTEKER 07/2008 1113/2008 377/2009 54/2007 Apoteker -


3 ASST. APOTEKER 08/2008 1114/2008 376/2009 54/2007 SAA,D-III Farmasi D III Farmasi

4 BIDAN 36/2019 9/2010 D-III Kebidanan/


Profesi Kebidanan

5 DOKTER 139/2003 1738/2003 - 54/2007 Dokter -


6 DOKTER GIGI 141/2003 1740/2003 - 54/2007 Dokter Gigi -
7 DOKDIKNIS 17/2008 1201/2009 - 42/2009 DR.SPES -
8 ENTOMOLOG 18/2000 396/2001 1201/2004 54/2007 D-I/D-III/S1 D-III/D-IV/S1
Entomologi Kes/Kesling

9 EPIDEMIOLOG 17/2000 395/2001 1200/2004 54/2007 D-I/-/D-IV/S1 D-III/D-IV Kesehatan


S1 Jur/peminatan
Epidkes
10 FISIKAWAN MED 12/2008 1111/2008 262/2009 42/2009 S1 FISMED -
11 FISIOTERAPIS 04/2004 209/2004 640/2005 34/2008 D-III/D-IV FIS -
8
Perkembangan Regulasi Jabfung Kesehatan
NO NAMA JABFUNG PERMENPA SKB PERMENKES PERPRES SYARAT PENDIDIKAN
N (JUKLAK) (JUKNIS) TUNJAB Saat ini Usulan Revisi
(Pengangkatan (Pengangkatan
Pertama) Pertama)
12 NUTRISIONIS 23/2001 894/2001 1306/2001 54/2007 D-III/S1 GIZI -
13 OKUPASI TERAPI 123/2005 101/2006 991/2006 34/2008 D-III OKUP -
14 ORTOTIS PROSTETIK 122/2005 100//2006 993/2006 34/2008 D-III Ortotik Prostetik -
15 PENYULUH KESMAS 58/2000 1811/2000 66/2001 54/2007 D-III/S-1 DIII Kesehatan/
D-IV Promkes
16 PEREKAM MEDIS 30/2013 48/22/2014 47/2015 114/2016 D-III/S-1 RM -
17 PERAWAT 35/2019 - - 54/2007 D-III/Ners
18 TERAPIS GIGI DAN 37/2019 - - 54/2007 D-III/ DIV
MULUT Keperawatan Gigi/
Kesehatan Gigi/
Terapis Gigi dan Mulut
19 PRANATA LABKES 08/2006 611/2006 413/2007 54/2007 SLA-S1 DIII/DIV/S1
Teknologi
Laboratorium Medis
20 PSIKOLOG KLINIS 11/2008 1112/2008 613/2010 42/2009 S1 Psikologi Klinis -
21 RADIOGRAFER 29/2013 47/21/2014 52/2015 115/2016 D-III/DIV Rad -
22 REFRAKSIONIS 47/2005 1368/2005 994/2006 34/2008 D-III Refrak -
OPTISIEN
9
Perkembangan Regulasi Jabfung Kesehatan
SYARAT PENDIDIKAN
PERMENKES PERPRES Saat ini Usulan Revisi
NO NAMA JABFUNG PERMENPAN SKB (JUKLAK)
(JUKNIS) TUNJAB (Pengangkatan (Pengangkatan
Pertama) Pertama)

23 SANITARIAN 10/2006 18/2001 153/2006 54/2007 D1-S1 DII Kesling


DIV Kesling/ Sanitasi
Lingkungan
S1 Kesling/Sanitasi
Lingkungan/ Kesmas
peminatan Kesling

24 TEKNISI ELEKTROMEDIS 28/2013 46/23/2014 51/2015 113/2016 D-III/DIV TEM -


25 TEKNISI GIGI 06/2007 1148/2007 365/2008 34/2008 D-III TG -
26 TEKNISI TRANFUSI 05/2007 1147/2007 364/2008 34/2008 D-1 TD DIII Teknologi Bank
DARAH Darah
27 TERAPIS WICARA 48/2005 1367/2005 992/2006 34/2008 D-III TW -
28 PEMBIMBING KESJA 13/2013 50/18 -2013 62/2014 112/2016 D-IV-S1 Kesehatan -
(47/2013)
29 ASISTEN PENATA 10/2017 3/2018 21/2019 - DIII Keperawatan -
ANESTESI Anestesi/
Kepenataan
Anestesi

30 PENATA ANESTESI 11/2017 3/2018 22/2019 - D-IV Bidang Kepe- -


rawatan
Anestesiologi/
1010 Penata Anestesi
INSTANSI PEMBINA JABFUNG DI LINGKUNGAN
KEMENKES RI (PMK No.60 THN 2016) 1. Menyusun naskah
akademik dan matriks butir
kegiatan;
2. Mensosialisasikan
1. Menyusun & melaksanakan kebijakan jabfungkes;
teknis jabfungkes 3. Melakukan pembinaan;
2. Memonev pengembangan Puskat 4. memfasilitasi ukom;
jabfungkes; 5. Memutakhirkan data
3. Mengoordinasikan hasil
Mutu jabfungkes;
binwas jfk 6. Memonev Jabatan
Fungsional yang menjadi
binaannya;

Unit
Kemenkes
Unit
Pelatihan pembina

1. Usul formasi CASN;


1. Merencanakan kebutuhan pelatihan 2. Usul & Tetapkan ASN dalam Jabfungke
dan pengembangan program 3. Susun usul mutasi Jabfung
Unit
pelatihan Jabfungkes; kepegawaian kes;
2. Menyusun kurikulum dan modul 4. Susun usulan jenis dan jumlah
pelatihan jabfungkes kebutuhan jabfungkes
3. Mengevaluasi pasca pelatihan jfk 5. Sharing data
19 Tugas Instansi Pembina
(Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas PP 11 tahun 2017)
a menyusun pedoman formasi JF j menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di
bidang tugas JF;
b Menyusun Standar Kompetensi JF k melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis JF
c menyusun juklak dan juknis l mengembangkan sistem informasi JF
d menyusun standar kualitas hasil kerja dan m memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok
pedoman penilaian KHK
e menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya n memfasilitasi pembentukan organisasi profesi
ilmiah yg inovatif
f menyusun kurikulum pelatihan o memfasilitasi penyusunan & penetapan kode etik
profesi & kode perilaku
g menyelenggarakan pelatihan p melakukan akreditasi pelatihan fungsional
h membina penyelenggaraan pelatihan fungsional q melakukan panev penerapan JF di seluruh Instansi
pada lembaga pelatihan Pemerintah Pengguna; dan
i menyelenggarakan uji kompetensi r Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna
jabfung
s. Menyusun informasi faktor jabatan untuk evaluasi
jabatan
No
Unit Pembina Jabfung Kesehatan
Unit Pembina No Jabatan Fungsional
1 Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Sekretariat Jenderal 1 Administrator Kesehatan
2 Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat 2 Apoteker
Kesehatan 3 Asisten Apoteker
3 Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen Yankes 4 Dokter
5 Dokter Gigi
6 Dokter Pendidik Klinis
7 Fisioterapis
8 Okupasi Terapis
9 Ortotis Prostetis
10 Perawat
11 Perawat Gigi
12 Perekam Medis
13 Teknisi Gigi
14 Refraksionis Optisien
15 Terapis Wicara
16 Penata Anestesi
17 Asisten Penata Anestesi
4 Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Yankes 18 Bidan
19 Teknisi Transfusi Darah
5 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Ditjen Yankes 20 Fisikawan Medis
21 Pranata Labkes
22 Radiografer
23 Teknisi Elektromedis
Unit Pembina Jabfung Kesehatan
NO UNIT PEMBINA NO JABATAN FUNGSIONAL
6 Direktorat Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tular Vektor & Zoonotik, 22 Entomolog Kesehatan
Ditjen P2P

7 Direktorat Pencegahan & Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa & 23 Psikolog Klinis
NAPZA, Ditjen P2P

8 Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P 24 Epidemiolog Kesehatan

9 Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesmas 25 Sanitarian

10 Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Kesmas 26 Nutrisionis

11 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Ditjen Kesmas 27 Pembimbing Kesehatan Kerja

12 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Ditjen 28 Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Kesmas
Bagan Pengelolaan Jabatan Fungsional Kesehatan Panev
Pengembangan
Perencanaan Pengangkatan Puncak Karir Mutasi /
Pengembangan Promosi/
Promosi/
Kompetensi Kenaikan
KenaikanJenjang/
Jenjang/
Perpindahan
PerpindahanJabatan/
Jabatan/
Pengembangan
2 Penugasan Khusus
Kompetensi
Pendidikan (Tubel) dan /
Inpassing/ Pelatihan (bimtek, e-
Promosi/ Pengembangan Karir
Ukom learning, pelatihan jarak
Perpindahan jauh, magang) Uji
Jabatan Kompeten
PNS (JFU/JFT/JA) si Kualifikasi
Bekerja PAK  SKP
Penilaian
Satker Formasi Kinerja
Formasi
1

Pengangkatan
Latsar
Pertama
CPNS Tunjangan
Berhenti Alih
Satker Formasi
Sistem Informasi
PERENCANAAN
UU 5 Tahun 2014
PP 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS
PASAL 5
“Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan
jumlah dan jenis Jabatan PNS berdasarkan analisis
Jabatan dan analisis beban kerja.”
PERMENPAN 13 TAHUN 2019 TENTANG PENGUSULAN,
PASAL 58 PENETAPAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PNS
“Penetapan kebutuhan PNS dalam JF dihitung
berdasarkan beban kerja yang ditentukan dari
indikator kebutuhan JF”
PERMENPAN 1 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
ANALISIS JABATAN DAN ANALISIS BEBAN KERJA PASAL 2
“Instansi Pusat dan Instansi Daerah wajib melaksanakan
anjab dan abk sbg prasyarat utk menyusun peta jabatan,
uraian jabatan serta jumlah kebutuhan ASN”
PERMENKES NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG PENYUSUNAN
menimbang FORMASI JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
“Pengangkatan PNS ke dalam jabatan fungsional
harus disesuaikan dengan formasi kebutuhan
Usulan formasi disampaikan kpd
jabatan pada organisasi instansi Pemerintah” instansi pembina jf kesehatan dlm
SURAT EDARAN MENPAN TANGGAL 1 5OKTOBER 2018 rangka mendapatkan rekomendasi
sblm disampaikan kpd menpan
9 Tata Cara Penyusunan Formasi
1 2 Inventarisasi
nilai angka
3 Menentukan
PMK 43 tahun 2017
Inventarisasi kredit untuk Waktu
Penyelesaian
Tugas Pokok butir-butir Butir Kegiatan
kegiatan (WPK)

4 Menentukan
voume
5 Menghitung waktu
6 Menjumlahkan
seluruh waktu
penyelesaian
beban kerja penyelesaian
volume (Wpv) volume
pada tahun
masing-masing kegiatan
yang di
hitung kegiatan : dalam 1 (satu)
Wpv = Wpk x V tahun (∑Wpv)

7 8 PENENTUAN JUMLAH
9
Perhitungan Jumlah FORMASI
Formasi Jabatan ≥ 0,50 = 1 (satu) Formasi Menghitung Lowongan
Fungsional Untuk < 0,50 = tidak dapat ditetapkan Formasi dihitung untuk
Setiap Jenjang Jabatan Formasi untuk jenis dan jenjang jangka waktu 5 tahun:
LFJFK = TFJFK – (JFK +
Fungsional Kesehatan jabatan fungsional Kesehatan
JFKM – JFKN – JFKB)
PENGANGKATAN
Pengangkatan Dalam JFK

Keterampilan
Inpassing/ Penyesuaian Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya

Terampil
Pengangkatan Pertama Ahli Pertama

Pengangkatan Perpindahan Keterampilan


dari Jabatan Lain Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya, Ahli Utama
Pengangkatan dalam jabatan fungsional dan
Promosi kenaikan satu tingkat jenjang jabatan fungsional
dalan satu kategori jabatan
Pengembanga
n Karir Jabata
n Fungsional
Kesehatan
PENGEMBANGAN KARIER
JABATAN FUNGSIONAL

Kualifikasi < D III atau > D IV/S1


(rekrutmen,tubel atau ibel)

Pengembangan Kompetensi
dan

Formasi
Uji Kompetensi

Pemenuhan Angka
Kredit
SKP
Pengembangan Karier, Kompetensi,
Pola Karier, Promosi dan Mutasi
• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan kompetensi,
kinerja dan profesionalitas PNS.
• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yang merupakan bagian terintegrasi
dari Sistem Informasi ASN
• Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi

Pengembangan Karier Pengembangan Kompetensi Pola Karier Promosi dan Mutasi


• Kejelasan dan kepastian • Diklat, seminar, kursus, • Berdasarkan standar jabatan • Instansi menyusun
karier kepada PNS penataran sekolah/ pelatihan dan standar kompetensi perencanaan mutasi
• Berdasarkan kualifikasi, kader dan magang jabatan • Atas dasar kesesuaian antara
kompetensi, penilaian • Paling kurang 20 jam • Pola karier nasional dan kompetensi PNS dengan
kinerja, dan kebutuhan pelajaran dalam 1 tahun instansional persyaratan jabatan, klasifikasi
instansi pemerintah • Prinsip dasar: PNS memiliki • Berbentuk horizontal, vertikal jabatan dan pola karier
• Dilakukan melalui mutasi hak dan kesempatan yang dan diagonal • Paling cepat 2 tahun dan
dan/atau promosi sama didasarkan pada • Prinsip Dasar : untuk paling lama 5 tahun
penilaian kinerja dan menjamin keselarasan • Mutasi antar kab/kota dalam
penilaian kompetensi potensi PNS dengan provinsi oleh Mendagri dengan
• Diklat Pim (Madya, Pratama, penyelenggaraan tugasnya pertimbangan BKN
Administrator, Pengawas) • Mutasi prov/kab/kota ke pusat
• Diklat tingkat nasional dan antar instansi pusat oleh
BKN
• Mutasi Pusat ke Prov/Kab/
Kota oleh Kanreg BKN
Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja, meliputi :
a. SKP; dan
b. Perilaku Kerja

Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas


pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.

Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja


pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan
memperhatikan target, capaian hasil, dan manfaat yang dicapai, serta
perilaku PNS

Penilaian Kinerja PNS dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel,


partisipatif dan transparan

Penilaian Kinerja PNS dilakukan oleh atasan langsung dari PNS atau
pejabat yang ditentukan PyB.
PP 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil

- Pasal 11 ayat 1
Kinerja utama bagi PJF  akumulasi pelaksanaan butir-butir
kegiatan JF sesuai penjabaran sasaran unit/organiasai dan atau
kegiatan atasan langsung

- Pasal 19
SKP bagi pejabat fungsional disusun berdasarkan SKP atasan langsung
dan organisasi/unit kerja, salah satunya dengan memperhatikan butir-
butir kegiatan JF

-Pasal 20
SKP bagi pejabat fungsional disetujui atasan langsung dan dapat
diberikan dengan mempertimbangkan pendapat dari Tim Penilai AK

-Pasal 21
• PJF yang tidak dapat menyusun kinerja utama, harus dimutasikan
atau diberikan tugas ke instansi yang mempunyai kegiatan yang
sesuai jenjang fungsionalnya

• PJF diberikan tugas ke instansi lain apabila beban tugas JF tidak


memenuhi persyaratan AK pertahun yang wajib dikumpulkan
dilaksanakan sesuai Permenkes nomor 23 tahun 2019
Inpassing tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional
Kesehatan melalui Penyesuaian/Inpassing
Kenaikan dilaksanakan sesuai Permenkes 18 tahun 2017 tentang
Jenjang Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
6 JF Kesehatan

Ukom kenaikan jenjang selain 6 Ukom perpindahan jabatan, alih kategori,


JF dan promosi untuk 30 jenis JFK
dilaksanakan mulai
Juli tahun 2022

Ukom kenaikan jenjang utama bagi JF


Dokter, Dokter Pendidik Klinis, Dokter Gigi,
Perawat, Apoteker dan Bidan
Kompetensi
Pejabat Fung
sional Keseh
atan
Kompetensi dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN

Pasal 68 ayat (1) dan (2)


• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah.
• Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang
dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh
pegawai.
Pasal 69 ayat (1)
• Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja,
dan kebutuhan Instansi Pemerintah
Pasal 72 ayat (1)
• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi,
dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan,
kerja sama, kreativitas, dan pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada Instansi
Pemerintah, tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan
Kompetensi ASN yang dibutuhkan (UU No. 5/2014)

1. Kompetensi manajerial, 2. Kompetensi Teknis,


diukur dari tingkat diukur dari tingkat dan
pendidikan, pelatihan spesialisasi pendidikan,
struktural atau Sosio- pelatihan teknis fungsional,
Teknis
Manajerial
manajemen, dan dan pengalaman bekerja
pengalaman
Kultural
secara teknis.
kepemimpinan.

3. Kompetensi Sosial Kultural,


diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga memiliki wawasan
TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI
Proficiency Levels Competence
 Mengkreasikan mengembangkan, konsep, teori,
Level 5 kebijakan
5  Sebagai sumber rujukan utama (mentor)

 Mengevaluasi suatu proses pekerjaan


Level 4  Mengembangkan teknik metode kerja
4  Memberi arahan atau tanpa panduan
 Menerapkan dg analisis
Level 3 
3 Tdk memerlukan bimbingan
 Dapat membimbing orang lain
 memecahkan masalah teknis operasional.

2  Menerapkan sesuai pedoman


Level 2  Berdasar pedoman/panduan dan memerlukan bimbingan

1
 Tingkat memahami, mengerti substansi
Level 1
 pekerjaan sederhana dg pedoman/ panduan
 Bimbingan intensif
PENGEMBANGAN KOMPETENSI Pelatihan bagi Jabatan
Fungsional kesehatan
Upaya pemenuhan kebutuhan kompetensi PNS dengan • Pelatihan Fungsional setelah
standar kompetensi Jabatan dan Rencana Pengembangan pengangkatan pertama JF (Wajib
3 tahun setelah diangkat JF)
Karir
PP 11 TAHUN 2017 • Pelatihan Pengembangan Profesi
Pendidikan • Pelatihan Teknis sesuai standar
PNS memiliki hak dan
dan Pelatihan kompetensi JF
kesempatan untuk • Pelatihan/pengembangan
diikutsertakan dalam kompetensi bagi PJF yang tidak
pengembangan kompetensi lulus uji kompetensi JFK
• Dan lain lain

Pengembanga
Penatara
n
n Kompetensi Seminar Pelatihan Klasikal :
(UU 5/ 2014 ASN) Seminar, Workshop,
Kursus, penataran, Bimtek,
Sosialisasi

Pelatihan Non Klasikal :


Dilakukan paling Coaching, Mentoring, s-Learning,
sedikit 20 (dua puluh) Kursus
PJJ, Detasering, Pembelajaran
Alam Terbuka, Benchmarking,
jam pelajaran dalam 1 Pertukaran PNS-Swasta-BUMN-
BUMD, Belajar Mandiri, Komunikasi,
(satu) tahun beljar, Magang/ Praktik Kerja
PENGEMBANGAN KOMPETENSI

1.Diklat 2.Seminar

4.Penataran
3.Kursus 5.Praktik
Kerja
6.Pertukaran PNS
dan Swasta

INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN


KOMPETENSI & TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN
INSTANSI
UJI KOMPETENSI DALAM
PENGEMBANGAN KARIR JABFUNG

Promosi Alih
- Pengangkatan pada JF kategori
- Kenaikan jenjang
Pengangkatan
Perpindahan Pertama
dari jabatan
lain

Inpassing

Permenpan No 13 Tahun 2019

Mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi Manajerial dan Kompetensi
Sosialkultural sesuai dengan standar kompetensi yang telah disusun Instansi
Pembina
Tujuan Umum Pengaturan Penyelenggaraan Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Kesehatan

Penyelenggaaraan Uji Kompetensi Jabfungkes


yang Implementatif, Mampu Laksana dan
Berkualitas
Penyelenggaaraan Uji Kompetensi untuk 30 Jenis
Jabfungkes dan Berbagai Metode
Pengangkatan/Perpindahan Jabatan/Alih
Kategori/Alih Jenjang/Promosi

Pada juli 2022

Permenpan 13/2019
“Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang JF yang
telah ditetapkan dan semua peraturan pelaksanaannya, menyesuaikan dan mengikuti ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan”
“Surat Edaran Kepala Badan Nomor DM.0
3.01/V/0668/2020 pada tanggal 27 April 20
20

tentang
Pemberitahuan Pengaturan Terbaru dalam
Pengelolaan
Jabatan Fungsional Kesehatan”

Berisi
Bagi pejabat fungsional Perawat, Bidan dan
Sesuai PP 17/2020 Terapis Gigi dan Mulut jenjang Mahir yang
Ukom akan naik ke jenjang Penyelia wajib
pengangkatan melaksanakan kegiatan pengembangan
pertama dihapuskan profesi JF dengan angka kredit
baik kategori pengembangan profesi yang dipersyaratkan 4
keterampilan (empat) diberlakukan mulai periode kenaikan
maupun keahlian jenjang April 2021
Setiap PNS yang
diangkat menjadi
Pejabat Fungsional JF Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan Mulut
Perawat, Bidan dan kategori keterampilan dengan pendidikan di
Terapis Gigi dan bawah D-III (Diploma III) dapat melaksanakan
Mulut wajib dilantik tugas pada jenjang jabatan fungsional kategori
dan diambil keterampilan sesuai dengan jenjang jabatan
sumpah/janji yang saat ini sedang diduduki.

SKP diambil dari uraian kegiatan JF tersebut wajib memiliki ijazah sekurang-
tugas jabatan sesuai uraian kurangnya D-III (Diploma III) kesehatan sesuai
kegiatan PERMENPANRB 35, 36, dengan kualifikasi jabatan fungsional masing -
37/2019. Apabila awal tahun 2020 masing paling lama sesuai ketentuan peraturan
SKP sudah disusun dan ditetapkan perundang-undangan (Berdasarkan Undang
berdasar PERMENPAN lama maka Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun
dapat dibenarkan dan 2014 tentang Tenaga Kesehatan yaitu 17
diperhitungkan AK thn 2020 Oktober tahun 2020”
1. Angka Kredit Pemeliharaan
Pejabat fungsional Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan Mulut yang telah memenuhi syarat untuk
kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi tetapi belum tersedia lowongan jabatan maka setiap tahun
wajib memenuhi angka kredit tertentu sesuai Peraturan Perundang-undangan

2. Angka kredit bagi pejabat fungsional kesehatan yang bertugas di daerah


terpencil/rawan/berbahaya
Pejabat fungsional Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan Mulut yang bertugas di daerah
terpencil/rawan/berbahaya, dapat diberikan tambahan Angka Kredit paling banyak 25% (dua puluh lima
persen) dari Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan diakui sebagai
Pejabat fungsional
tugas pokok dalam PAK,
Perawat, Bidan dan
Terapis Gigi dan
3.Angka kredit bagi pejabat fungsional kesehatan yang ditugaskan sebagai pimpinan fasyankes
Mulut
Pejabat fungsional Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan Mulut yang ditugaskan sebagai pimpinan
fasyankes diberikan tambahan Angka Kredit 25% (dua puluh lima persen) dari Angka Kredit Kumulatif
untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan diakui sebagai tugas pokok dalam PAK

• PNS yang telah diangkat melalui pengangkatan pertama dari CPNS ke dalam JF
Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan Mulut paling lama 3 (tiga) tahun wajib mengikuti
dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional JF.

• Apabila belum mengikuti dan/atau tidak lulus pendidikan dan pelatihan fungsional
tersebut tidak diberikan kenaikan jenjang satu tingkat di atas.

• Sehubungan dengan hal tersebut mohon Saudara dapat mempersiapkan dan


memfasilitasi pelatihan JF ini.
SISTEM INFORMASI PENDUKUNG
PENGELOLAAN JABFUNGKES

E-FORMASI

SI-BANGJANGKRI

Fitur Live Chat Terbaru


di Website
Sibangjangkri

E-UKOM
TERIMA KASIH
Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. Hang Jebat III, Blok F.3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
BIODATA
Nama : dr.Jefri Thomas Alpha Edison, MKM

Tempat/Tgl Lahir : Pematang Siantar, 25 November 1976

Pendidikan : Magister Kebijakan dan Hukum Kesehatan


FKM UI
Profesi Dokter FK-UGM
Jabatan Saat ini : Ka Bid Pengembangan Jabatan Fungsional
Kesehatan
HP/WA : 085716546150
Email : jefrithomasa.esilalahi@yahoo.com
jefri.thomas76@gmail.com
melaksanakan pekerjaan teknis sederhana
1 dengan proses dan aturan yang jelas,
memerlukan pengawasan
langsung/bantuan dari orang lain.

penguasan pengetahuan dan keterampilan


2 yang tidak memerlukan pelatihan khusus

Level 1 memiliki pemahaman dasar tentang


Awareness/being developed prinsip-prinsip teori dan praktek, namun
Paham/Dalam Pengembangan 3 masih memerlukan pengawasan langsung
dan/atau bantuan pihak lain.

mengindikasikan kemampuan
4 bertanggungjawab atas pekerjaan sendiri
melakukan tugas teknis dengan alat,
1 prosedur dan metode kerja yang sudah
baku
pemahaman tentang prinsip-prinsip teori
2 dan praktek, dalam pelaksanaan tugas
tanpa bantuan dan/atau pengawasan
langsung.

Level 2 mengindikasikan penguasaan


Basic / Dasar 3 pengetahuan dan keterampilan yang
memerlukan pelatihan tingkat dasar.

mengindikasikan kemampuan untuk


4 bertanggungjawab atas pekerjaan sendiri
dan dapat diberi tangungjawab membantu
pekerjaan orang lain untuk tugas teknis
yang sederhana
melakukan tugas teknis yang lebih spesifik dengan
1 menganalisis informasi secara terbatas dan pilihan
metode untuk menyelesaikan permasalahan

pemahaman tentang prinsip-prinsip teori dan praktek


2 tanpa bantuan dan/atau pengawasan langsung,
dengan kecepatan yang tepat penyelesaian pekerjaan
yang lebih cepat

Level 3 3
mengindikasikan kepercayaan diri dan kemampuan
dan menunjukkan kelancaran dan ketangkasan
Intermediate/Menengah
dalam praktek pelaksanaan pekerjaan teknis

penguasan pengetahuan dan keterampilan yang


4 memerlukan pelatihan tingkat menengah

kemampuan bertanggungjawab atas pekerjaan


5 sendiri dan dapat diberi tangungjawab atas pekerjaan
kelompok/tim.
mengembangkan ilmu pengetahuan/iptek, konsep/teori dan
1 praktek mampu mendapat pengakuan ditingkat instansi

kemampuan menghasilkan perbaikan dan pembaharuan


2 teknis, metode kerja.

beradaptasi dengan berbagai situasi, peningkatan


3 kompleksitas dan resiko serta kemampuan memecahkan
permasalahan teknis yang timbul dalam pekerjaan.
Level 4
Advance/Mumpuni
kemampuan mengembangkan dan menerapkan
4 pendekatan mono disipliner/satu bidang keilmuan dan
kemampuan melakukan uji kompetensi serta memiliki
kemampuan pengajaran serta menjadi rujukan atau
mentor tingkat instansi.

penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang


5 memerlukan pelatihan lanjutan
kemampuan mengembangkan ilmu
1 pengetahuan/iptek, konsep/teori mampu
mendapat pengakuan nasional atau
internasional
kemampuan menghasilkan karya kreatif,
2 original dan teruji

menunjukkan inisiatif dan kemampuan


3 beradaptasi dengan situasi masalah khusus,
Level 5 dan dapat memimpin orang lain dalam
melakukan kegiatan teknis
Expert/Ahli
mampu mengkoordinasikan, memimpin dan
4 menilai orang lain, kemampuan melakukan uji
kompetensi, dan kemampuan menjadi
pembimbing/mentor.
5 kemampuan mengembangkan dan
menerapkan pendekatan inter, multi disipliner.
penguasaan pengetahuan dan keterampilan
6 yang menjadi rujukan atau mentor tingkat
nasional atau internasional.

Anda mungkin juga menyukai