Anda di halaman 1dari 47

Pelatihan Jabatan Fungsional Perawat

Perencanaan Pengembangan Karier


Jabatan Fungsional Perawat

Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan


Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Pengembangan Karier, Kompetensi,
Pola Karier, Promosi dan Mutasi
• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan kompetensi,
kinerja dan profesionalitas PNS.
• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yang merupakan bagian terintegrasi dari Sistem
Informasi ASN
• Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi

Pengembangan Karier Pengembangan Kompetensi Pola Karier Promosi dan Mutasi


• Kejelasan dan kepastian • Diklat, seminar, kursus, • Berdasarkan standar jabatan dan • Instansi menyusun
karier kepada PNS penataran sekolah/ pelatihan standar kompetensi perencanaan mutasi
• Berdasarkan kualifikasi, kader dan magang jabatan • Atas dasar kesesuaian antara
kompetensi, penilaian • Paling kurang 20 jam • Pola karier nasional dan kompetensi PNS dengan
kinerja, dan kebutuhan pelajaran dalam 1 tahun instansional persyaratan jabatan, klasifikasi
instansi pemerintah • Prinsip dasar: PNS memiliki hak • Berbentuk horizontal, vertikal jabatan dan pola karier
• Dilakukan melalui mutasi dan kesempatan yang dan diagonal • Paling cepat 2 tahun dan
dan/atau promosi sama didasarkan pada • Prinsip Dasar : untuk paling lama 5 tahun
penilaian kinerja dan menjamin keselarasan • Mutasi antar kab/kota dalam
penilaian kompetensi potensi PNS dengan provinsi oleh Mendagri dengan
• Diklat Pim (Madya, Pratama, penyelenggaraan tugasnya pertimbangan BKN
Administrator, Pengawas) • Mutasi prov/kab/kota ke pusat
• Diklat tingkat nasional dan antar instansi pusat oleh BKN
• Mutasi Pusat ke Prov/Kab/
Kota oleh Kanreg BKN
Pengangkatan Dalam JFK
Keterampilan
Inpassing/ Penyesuaian Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya

Terampil
Pengangkatan Pertama Ahli Pertama

Pengangkatan Perpindahan Keterampilan


dari Jabatan Lain Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya, Ahli Utama
Pengangkatan dalam jabatan fungsional dan
Promosi kenaikan satu tingkat jenjang jabatan fungsional
dalan satu kategori jabatan
Kedudukan dan Tugas
Pejabat Fungsional

Pejabat Fungsional berkedudukan dibawah


• Eselon I dan bertanggung jawab secara langsung
kepada pejabat pimpinan tinggi madya,
• Eselon II pimpinan tinggi pratama, pejabat
administrator, atau pejabat pengawas yang
• Eselon III memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan ORIENTASI
tugas Pejabat Fungsional.
OUTPUT
• Eselon IV
• Eselon V
Pejabat Fungsional memiliki tugas
memberikan pelayanan fungsional yang
berdasarkan keahlian dan keterampilan
tertentu.
Menjaga akuntabilitas
pemangku jabatan fungsional
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020
tentang Perubahan atas Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Pejabat Fungsional
KEWAJIBAN
PEJABAT FUNGSIONAL KESEHATAN

Melaksanakan Mencatat dan


KEWAJIBAN

tugas pokok menginventarisir

KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL
Mengumpulkan bukti fisik hasil MENGIKUTI
pelaksanaan kegiatan KETENTUAN LAINNYA !
pelayanan/pekerjaan sehari-
hari sebagai dasar untuk
pengumpulan angka kredit Tugas lain yang
diperintahkan
oleh atasan
PP 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil

- Pasal 11 ayat 1
Kinerja utama bagi PJF  akumulasi pelaksanaan butir-butir kegiatan JF sesuai
penjabaran sasaran unit/organiasai dan atau kegiatan atasan langsung

- Pasal 19
SKP bagi pejabat fungsional disusun berdasarkan SKP atasan langsung dan
organisasi/unit kerja, salah satunya dengan memperhatikan butir-butir
kegiatan JF

-Pasal 20
SKP bagi pejabat fungsional disetujui atasan langsung dan dapat diberikan
dengan mempertimbangkan pendapat dari Tim Penilaian AK

-Pasal 21
• PJF yang tidak dapat menyusun kinerja utama, harus dimutasikan atau
diberikan tugas ke instansi yang mempunyai kegiatan yang sesuai jenjang
fungsionalnya

• PJF diberikan tugas ke instansi lain apabila beban tugas JF tidak memenuhi
persyaratan AK pertahun yang wajib dikumpulkan
Bagan Pengelolaan Jabatan Fungsional Kesehatan Panev
Pengembangan
Perencanaan Pengangkatan Puncak Karir Mutasi /
Pengembangan Promosi/
Promosi/
Kompetensi Kenaikan
KenaikanJenjang/
Jenjang/
Perpindahan
PerpindahanJabatan/
Jabatan/
Penugasan Khusus
2 Pengembangan Kompetensi
Pendidikan (Tubel) dan /
Inpassing/ Pelatihan (bimtek, e-
Promosi/ learning, pelatihan jarak Pengembangan Karir
Ukom Perpindahan jauh, magang)
Jabatan Uji
Kompetensi Kualifikasi
PNS (JFU/JFT/JA) Bekerja PAK  SKP
Penilaian
Satker Formasi Kinerja
Formasi

Pengangkatan
Latsar
Pertama

CPNS Tunjangan
Berhenti Alih
Satker Formasi
Sistem Informasi
Materi Pokok 2. Rencana Pengembangan Karier PENGEMBANGAN KARIER
Jabfung Perawat
JABATAN FUNGSIONAL
• Kualifikasi • Pengembangan
pendidikan Kompetensi dan Uji
sesuai persyaratan Kompetensii
yang dibutuhkan < 2.
Ko

i
D III atau > D IV/S1

as
(rekrutmen,tubel
mp

fik
atau ibel)
ete

li
ua
ns
i

1.K
4. i an
Ke i l a
bu e n
tuh . P r ja
an 3 ine
• Formasi K • Pemenuhan
Angka Kredit
• SKP
UU 5 Tahun 2014
Aspek Dalam
Pehitungan Formasi
Aspek pokok sebagai dasar perhitungan
kebutuhan Formasi. Besaran beban kerja
BEBAN diperoleh berdasarkan jumlah target kerja yang
KERJA / ditetapkan oleh satuan kerja untuk masing-
VOLUME masing jabatan fungsional kesehatan.
KERJA

WPK dilakukan melalui


pengamatan / wawancara dg
beberapa pegawai satker yg STANDAR WAKTU
PENYELESAIAN
berbeda namum memiliki tupoksi WAKTU
BUTIR KEGIATAN
serta produk (hasil kerja ) yang KERJA
homogen, serta menggunakan
besaran AK utk masing-masing
butir kegiatan sesuai PermenPAN
JFK masing-masing
Waktu kerja adalah waktu kerja efektif
yang digunakan untuk bekerja yang terdiri
dari Hari Kerja Efektif & Jam Kerja Efektif
PENYUSUNAN FORMASI
PRINSIP PENYUSUNAN FORMASI
Formasi pada satuan organisasi disusun berdasarkan analisis
kebutuhan jabatan dengan menghitung rasio keseimbangan anbtara
beban kerja dengan jumlah jabatan fungsional kesehatan yang
dibutuhkan

Formasi harus disusun berdasarkan peta jabatan di


masing-masing organisasi

Komposisi jumlah pejabat fungsional tidak berubah


selama beban kerja organisasi tidak berubah

Setiap perpindahan dalam posisi jabatan fungsional


kesehatan, baik karena adanya mutasi, promosi atau kenaikan
jenjang jabatan sesuai dengan formasi yang tersedia
ALUR PASIEN POLI
UMUM
JFPranata
Labkes

Laboratorium

JF Dokter Spesialis
Administrasi JF Perawat
Pasien dengan JF
Menuju Poli Umum
Perekam Medis
batuk berdarah Pelayanan Poli dr.Sp
kesehatan JF Dokter
JF Perawat

JF Jabatan Fungsional
Radiografer
Kesehatan yang harus
tersedia :
Poli Rontgen

1. Perekam Medis
Poli farmasi 2. Dokter
JF Apoteker 3. Dokter Spesialis
Asisten Apoteker 4. Perawat
5. Pranata Laboratorium
Kesehatan
JF Dokter 6. Perekam Medis
PASIEN PULANG Poli Rawat Inap JF Perawat 7. Apoteker
8. Asisten Apoteker
CONTOH KEBUTUHAN JABFUNG DI POLI OBGYN

11
KASIR
2
ADMINISTRASII
PASIEN 1 SATPAM
12
REKAM
MEDIS

3 BIDAN
4 DOKTER OBGYN
13
Laundry/l
inen

14

CSSD

15
9 ASISTEN APOTEKES
SANITARIAN

5 DOKTER GIGI 6 7 8 10
AHLI GIZI PSIKOLOG APOTEKER PRANATALABKES
Contoh Tugas Pokok Bidan Penyelia
di Instalasi Rawat Inap
Dst....

Melaksanakan tugas
jaga/shift di Rumah Sakit
Melaksanakan
asuhan kebidanan pada pasien
kasus patologis kegaatdaruratan
kebidanan

BIDAN
Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan
pada pasien kasus patologis
kegaatdaruratan kebidanan

Persiapan alat dan pasien pada


kasus patologis kegawatdaruratan Melaksanakan dokumentasi pada
asuhan kebidanan pada pasien
kasus patologis kegaatdaruratan
kebidanan
9 Tata Cara Penyusunan Formasi

1 2 Inventarisasi
nilai angka
3 Menentukan
Inventarisasi Waktu
kredit untuk
Tugas Pokok Penyelesaian Butir
butir-butir Kegiatan (WPK)
kegiatan

4 Menentukan
voume beban
5 Menghitung waktu
6 Menjumlahkan
seluruh waktu
penyelesaian
kerja pada penyelesaian volume kegiatan
tahun yang di volume (Wpv) dalam 1 (satu)
hitung masing-masing tahun (∑Wpv)
kegiatan :
Wpv = Wpk x V

7 8 PENENTUAN JUMLAH
9
Perhitungan Jumlah FORMASI Menghitung Lowongan Formasi
Formasi ≥ 0,50 = 1 (satu) Formasi dihitung untuk jangka waktu 5
Jabatan Fungsional < 0,50 = tidak dapat ditetapkan tahun:
Untuk Formasi untuk jenis dan jenjang LFJFK = TFJFK – (JFK + JFKM – JFKN
jabatan fungsional Kesehatan – JFKB)
Setiap Jenjang Jabatan
Fungsional Kesehatan
1. INVENTARISASI TUGAS POKOK
PermenPAN JFK
2. MENGINVENTARISASI NILAI ANGKA KREDIT UNTUK MASING-MASING
BUTIR KEGIATAN

PermenPAN JFK
3. MENENTUKAN WAKTU PENYELESAIAN BUTIR KEGIATAN (WPK)

Menentukan waktu penyelesaian butir Bagi jabatan fungsional kesehatan


kegiatan (Wpk) perawat, asisten penata anastesi,
penata anastesi, teknisi gigi dan
perawat gigi, penentuan waktu penyelesaian
Wpk = Akb butir kegiatan (Wpk) dengan menggunakan
Kt standar norma waktu yang telah ditetapkan
unit pembina dan organisasi profesinya.

Keterangan:
Wpk : Waktu penyelesaian butir kegiatan dalam 1 tahun
Akb : Angka Kredit Butir Kegiatan masing- masing dalam 1 tahun
Kt : Konstanta PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 43
TAHUN 2017
TENTANG PENYUSUNAN FORMASI JABATAN
4. MENENTUKAN VOLUME/BEBAN KERJA PADA TAHUN YANG DIHITUNG

Besaran volume/beban kerja ditentukan Cara Penentuan Volume :


berdasarkan 1. Rekapitulasi Dokumen
target yang ditetapkan oleh unit/satuan kerja 2. Estimasi
dalam 1
(satu) tahun yang harus diselesaikan oleh
masing-masing
jabatan fungsional kesehatan sesuai dengan
jenis dan Tidak diisi apabila butir
kegiatan tidak dilakukan
jenjang jabatannya.

Diisi berdasarkan banyaknya


kegiatan yang dilakukan
dalam satu tahun
5. MENGHITUNG WAKTU PENYELESAIAN
VOLUME MASING-MASING KEGIATAN (WPV)

6. MENJUMLAHKAN SELURUH WAKTU PENYELESAIAN


X
= VOLUME KEGIATAN DALAM 1 (SATU) TAHUN (∑WPV)

Wpv = Wpk x V
Keterangan:
Wpv : Waktu penyelesaian Volume kegiatan dalam 1 tahun
Wpk : Waktu penyelesaian butir kegiatan dalam 1 tahun
V : Volume masing-masing kegiatan dalam 1 (satu) tahun
7. PERHITUNGAN JUMLAH FORMASI JABATAN
FUNGSIONAL UNTUK SETIAP JENJANG JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

Untuk jabatan fungsional kesehatan


Epidemiologi, Entomolog, Penyuluh
Kesehatan masyarakat, Bidan dan
Sanitarian, pada satuan kerja yang berada di wilayah kategori
terpencil, terluar dan perbatasan kepulauan, dimana butir
kegiatannya dilakukan ke lapangan/masya
rakat, hasil penghitungan formasi yang
telah didapat, dikalikan kembali dengan 150%.

Formasi JF = ∑Wpv
1250 8. PENENTUAN JUMLAH FORMASI
≥ 0,50 = 1 (satu) Formasi
< 0,50 = tidak dapat ditetapkan formasi
DTPK = Formasi JF X 150%
untuk jenis dan jenjang jabatan
fungsional Kesehatan
Keterangan:
Formasi JF : Jumlah jabatan fungsional kesehatan yang diperlukan menurut jenis dan jenjang
∑Wpv : Jumlah waktu penyelesaian volume kefiatan dalam 1 tahun
1250 : Standar jam kerja efektif dalam 1 tahun
9. MENGHITUNG LOWONGAN FORMASI DIHITUNG UNTUK
JANGKA WAKTU 5 TAHUN

LFJFK = TFJFK – (JFK + JFKM – JFKN –


JFKB)
Keterangan :

• LFJFK adalah Lowongan Formasi yang dihitung dalam jenjang jabatan tertentu yang dapat diisi dalam
satu tahun yang dihitung;
• TFJFK adalah Total Formasi yang dihitung menurut jenis dan jenjang jabatan tertentu yang diperlukan
pada tahun yang dihitung;
• JFK adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang ad pada saat tahun
yang dihitung;
• JFKM adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan masuk ke
jenjang dan jenis jabatan fungsional kesehatan pada saat tahun yang dihitung;
• JFKN adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan naik ke
jenjang jabatan berikutnya pada saat tahun yang dihitung;
• JFKB adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan berhenti
(karena pindah, pension, dll) pada saat tahun yang dihitung.
Penilaian Kinerja, meliputi :
a. SKP; dan
b. Perilaku Kerja

Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS


yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.

Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada


tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan
target, capaian hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS

Penilaian Kinerja PNS dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel,


partisipatif dan transparan

Penilaian Kinerja PNS dilakukan oleh atasan langsung dari PNS atau pejabat
yang ditentukan PyB.
PENILAIAN KINERJA
Integrasi SKP dan AK

SKP merupakan TARGET


KERJA Pejabat Fungsional
berdasarkan penetapan
kinerja unit kerja yang
bersangkutan.

SKP untuk masing-masing


jenjang jabatan diambil
dari uraian kegiatan tugas
jabatan sebagai turunan SKP
merupakan Penilaian SKP Target Kerja dinilai
dari penetapan kinerja unit TARGET dan Kualitas AK nya oleh Tim PAK
kerja. ANGKA Hasil Kerja Penilai menjadi Untuk
KREDIT dan oleh Atasan CAPAIAN AK, kenaikan
disebut diusulkan untuk
KINERJA pangkat/jenj
CAPAIAN SKP ditetapkan dalam ang
TAMBAHAN PAK
ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PER TAHUN
TARGET DAN CAPAIAN ANGKA KREDIT ANGKA KREDIT
PER TAHUN KUMULATIF KENAIKAN
KATEGORI JENJANG PANGKAT
PEMELI PANGKAT
NORMA PANGKAT JENJANG
HARAAN PUNCAK

Ahli Utama IV/d – IV/e 50 - 25 200 -

Ahli Madya IV/a – IV/b – IV/e 37,5 30 20* 150 450


KEAHLIAN
Ahli Muda III/c – III/d 25 20 - 100 200

Ahli Pertama III/a – III/b 12,5 10 - 50 100

Penyelia III/c – III/d 25 - 10 100 -

Mahir III/a – III/b 12,5 10 - 50 100


KETERAM PILAN
Terampil II/b – II/c – II/d 5 4 - 20 60

Pemula II/a 3,75 3 - 15 15

* dalam hal Ahli Madya merupakan jenjang tertinggi


28
AK yang dipersyaratkan untuk kenaikan jenjang JF

12 AK untuk
naik jenjang
dari AHLI
MADYA AHLI
UTAMA
6 AK untuk
naik jenjang
dari AHLI
MUDA AHLI
MADYA
4 AK untuk
naik jenjang
Paling tinggi 20% dari MAHIR 
dari Angka Kredit PENYELIA
yang dipersyaratkan
u/ kenaikan pangkat
TARGET ANGKA KREDIT
KETERAMPILAN
ANGKA KREDIT
JENJANG
MINIMAL

Target Angka kredit bagi Perawat TERAMPIL 5


kategori keterampilan setiap tahun MAHIR 12,5
ditetapkan paling sedikit PENYELIA 25
Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud
tidak
KEAHLIAN berlaku bagi Perawat Penyelia dan
KETERAMPILAN
Perawat Ahli Utama yang memiliki pangkat
JENJANG
ANGKA KREDIT
MINIMAL
tertinggi dalam jenjang jabatanPERTAMA
yang 12,5
Target Angka kredit bagi perawat
didudukinya
kategori keahlian setiap tahun ditetapkan MUDA 25
paling sedikit MADYA 37,5
UTAMA 50
ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN
KEAHLIAN
KETERAMPILAN
TERAMPIL
PERTAMA = 10
TERAMPIL =
4 MUDA = 20
MAHIR = 10 PERAWAT
MADYA = 30
PENYELIA = 10
perawat kategori keterampilan dan keahlian yang telah UTAMA = 25
memenuhi syarat
untuk kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi
tetapi belum tersedia lowongan jabatan, setiap tahun
wajib memenuhi Angka Kredit yaitu:
Kompetensi ASN yang dibutuhkan (UU No. 5/2014 & UU 23/2014)

1. Kompetensi
2. Kompetensi Teknis,
manajerial,
diukur dari tingkat dan
diukur dari
spesialisasi pendidikan, pelatihan
tingkat
teknis fungsional, dan
pendidikan,
pelatihan
Manajerial Teknis pengalaman bekerja secara
teknis.
struktural atau
manajemen, dan
pengalaman 3. Kompetensi Sosial Kultural,
kepemimpinan. Sosio- diukur dari pengalaman kerja
Pemerintahan
Kultural berkaitan dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga memiliki
wawasan kebangsaan.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1.Diklat 2.Seminar

4.Penatara
3.Kursus 5.Praktik n
Kerja 6.Pertukaran
PNS dan Swasta

INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI


& TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI
TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI
Proficiency Levels Competence
 Mengkreasikan mengembangkan, konsep,
Level 5 teori, kebijakan
05 Sebagai sumber rujukan utama (mentor)
 Mengevaluasi suatu proses pekerjaan
04 Level 4
 Mengembangkan teknik metode kerja

 Memberi
Menerapkan dgarahan
analisis atau tanpa panduan
03 Level 3  Tdk memerlukan bimbingan
 Dapat membimbing orang lain
 memecahkan masalah teknis operasional.

02  Menerapkan sesuai pedoman


Level 2  Berdasar pedoman/panduan
 memerlukan bimbingan
01  Tingkat memahami, mengerti substansi
Level 1  pekerjaan sederhana dg pedoman/ panduan
 Bimbingan intensif
Pola Distribusi Required Competency Level (RCL)
Kompetensi Teknis
Jabatan Jenjang Jabatan RCL
JPT Utama 5-4 Dominan 5
Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya 5-4 Fity-fifty
Pratama 5 - 4 -3 Dominan 4
JA Administrator 4 -3 Dominan 3
Jabatan Administrasi
Pengawas 2 -3 Fifty-fifty
Pelaksana 2 -1 Dominan 1 atau 2
JF Utama 5- 4 Dominan 5
Jabatan Fungsional
Keahlian Madya 5-4 Dominan 4
Muda 4 -3 ffty-fifty
Pertama 3-2 -1 Dominan 2
JF Penyelia 4-3 fifty-fifty
Jabatan Fungsional
Keterampilan Mahir 4-3 Dominan 3
Terampil 3,2,1 Dominan 2
Pemula 2 -1 Dominan 1
LEVEL KOMPETENSI
REQUIRED COMPETENCY LEVEL (RCL)

LEVEL 1

• Awareness/Being Develop (Paham/Dalam Pengembangan)

LEVEL 2

• Basic (Dasar)

LEVEL 3

• Intermediate (Menengah)

LEVEL 4

• Advance (Mumpuni)

LEVEL 5

• Expert (Ahli)
36
UJI KOMPETENSI
Latar Belakang
JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT
UU ASN
Nomor 5 tahun 2014
Pengembangan karier
Pegawai Negeri Sipil
dilakukan berdasarkan PermenPAN
. no. 35/2019
PERMENKES 18/2017 kualifikasi, kompetensi,
(Perawat)
penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi
Pemerintah.

untuk meningkatkan
kompetensi dan
profesionalisme yang
akan naik jenjang jabatan
Rencana pengembangan karir individu Jabfung

s
Perawat

Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat Perawat


Kategori Keterampilan

Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat Perawat


Kategori Keahlian
REFERENSI

Undang-Undang Nomor 5 tentang Aparatur Sipil Peraturan menteri PAN-RB Nomor 1


1 Negara 5 tahun 2020 tentang Pedoman Analisis
Jabatan dan Analisis Beban Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017
2 tentang Manajemen PNS

Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020


6 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
3 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Tahun 2017 tentang Penyusunan Formasi
Jabatan Fungsional Kesehatan
Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS

4 Peraturan menteri PAN-RB Nomor 13 Tahun


2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan
Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri
Sipil
THANK YOU
Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
DISKUSI KELOMPOK
Panduan Diskusi Kelompok (2JP)
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 2 kelompok dan menjelaskan alur
pelaksanaan diskusi selama 5 menit
2. Setiap kelompok diberikan kasus yang harus diselesaikan berdasarkan teori
dan perundangan yang telah disampaikan
3. Kelompok melakukan diskusi. Lama diskusi 20 menit
4. Masing-masing kelompok presentasi hasil diskusi selama 10 menit
5. Fasilitator melakukan review hasil diskusi pada setiap kelompok masing-
masing 15 menit
KASUS A

Tn. F adalah seorang pejabat fungsional Perawat jenjang Penyelia di RSUD Kab X yang memiliki kinerja yang
baik dan kompeten. Karena kebutuhan organisasi Tn F diusulkan oleh instansi untuk melaksanakan tugas
belajar untuk Ners di salah satu Universitas Negeri. Setelah 2 tahun Tn F menjalani tugas belajar dan lulus
dengan predikat cumlaude, Tn. F tidak bisa dialih kategorikan ke JF Perawat Ahli, hal ini dikarenakan tidak
adanya formasi untuk perawat kategori keahlian pada RSUD X tersebut. RSUD X tidak melakukan
pengusulan formasi, sehingga dianggap kebutuhan SDM sudah terpenuhi. Saat ini Tn F tetap menduduki
jenjang penyelia dan ingin tetap mengabdi pada RSUD X tersebut.

Diskusi Kasus:
• Berdasarkan UU 5 tahun 2014 dan PP 11 tahun 2017 ada 4 faktor dalam pengembangan karir seseorang.
Apabila diaplikasikan pada kasus Tn F bagaimana analisis kelompok Anda terhadap kasus Tn F yang tidak
dapat mengembangkan karirnya untuk menjadi perawat keahlian? Apa yang seharusnya dilakukan oleh
RSUD X? Jika Anda adalah pejabat fungsional di RSUD X, hal apa yang akan Anda lakukan?
• Apabila sudah terdapat formasi, aspek lain apa yang harus dipenuhi oleh Tn F agar dapat meduduki jf
perawat keahlian?
• Saat ini Tn F tetap menduduki jenjang penyelia, apa yang harus dilakukan Tn F agar tetap dapat
bertahan menjadi JF dan tidak diberhentikan dari pejabat fungsional? Jelaskan !
KASUS B
Ny. R adalah seorang pejabat fungsional perawat jenjang mahir di RSUD P. Beliau adalah seorang perawat
yang kompeten, sayangnya RSUD P menempatkan Ny. R di bagian administrasi Rumah Sakit, sehingga Ny. R
tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jenjang ke penyelia. Ny R memiliki nilai yang
memuaskan saat uji kompetensi untuk naik ke jenjang mahir, sebelumnya ia bekerja sebagai jf perawat di
bangsal. Sementara formasi perawat penyelia sudah penuh dan dari analisis beban kerja dan analisis jabatan,
kebutuhan perawat di RSUD P sudah tercukupi.

Diskusi Kasus:
• Berdasarkan UU 5 tahun 2014 dan PP 11 tahun 2017 ada 4 faktor dalam pengembangan karir seseorang.
Apabila diaplikasikan pada kasus Ny R bagaimana analisis kelompok Anda terhadap kasus Ny R yang tidak
dapat mengembangkan karirnya untuk menjadi perawat penyelia? Apa yang seharusnya dilakukan oleh
RSUD P? Jika Anda adalah Ny R, hal apa yang akan Anda lakukan?
• Apabila terdapat formasi, aspek lain apa yang harus dipenuhi oleh Ny R agar dapat meduduki jf perawat
penyelia?
• Bagaimana analisis kelompok Anda terhadap kasus Ny R berdasarkan PP 30 tahun 2019 tentang Penilaian
Kinerja PNS?
KUNCI JAWABAN
Jawaban Kasus A
• 4 faktor pengembangan karir seorang PNS: kebutuhan, kualifikasi,
kompetensi, serta penilaian kinerja. Tn F tidak dapat mengembangkan
karirnya untuk menjadi perawat keahlian karena tidak adanya formasi,
seharusnya RSUD tsb melakukan perhitungan formasi berdasarkan analisis
jabatan dan analisi beban kerja sesuai PMK 43 tahun 2017 tentang
Perhitungan Formasi jabatan fungsional kesehatan,
• Aspek penilaian kinerja
• Mengumpulkan angka kredit pemeliharaan
Jawaban Kasus B
• 4 faktor pengembangan karir seorang PNS: kebutuhan, kualifikasi, kompetensi,
serta penilaian kinerja. Ny. R tidak dapat mengembangkan karirnya untuk ke
jenjang penyelia karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit
• Uji kompetensi kenaikan jenjang
• BerdasarPP 30 tahun 2019 pasal 21 menyatakan “ PJF yang tidak dapat menyusun
kinerja utama, harus dimutasikan atau diberikan tugas ke instansi yang
mempunyai kegiatan yang sesuai jenjang fungsionalnya”

Anda mungkin juga menyukai