Terampil
Pengangkatan Pertama Ahli Pertama
KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL
Mengumpulkan bukti fisik hasil MENGIKUTI
pelaksanaan kegiatan KETENTUAN LAINNYA !
pelayanan/pekerjaan sehari-
hari sebagai dasar untuk
pengumpulan angka kredit Tugas lain yang
diperintahkan
oleh atasan
PP 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil
- Pasal 11 ayat 1
Kinerja utama bagi PJF akumulasi pelaksanaan butir-butir kegiatan JF sesuai
penjabaran sasaran unit/organiasai dan atau kegiatan atasan langsung
- Pasal 19
SKP bagi pejabat fungsional disusun berdasarkan SKP atasan langsung dan
organisasi/unit kerja, salah satunya dengan memperhatikan butir-butir
kegiatan JF
-Pasal 20
SKP bagi pejabat fungsional disetujui atasan langsung dan dapat diberikan
dengan mempertimbangkan pendapat dari Tim Penilaian AK
-Pasal 21
• PJF yang tidak dapat menyusun kinerja utama, harus dimutasikan atau
diberikan tugas ke instansi yang mempunyai kegiatan yang sesuai jenjang
fungsionalnya
• PJF diberikan tugas ke instansi lain apabila beban tugas JF tidak memenuhi
persyaratan AK pertahun yang wajib dikumpulkan
Bagan Pengelolaan Jabatan Fungsional Kesehatan Panev
Pengembangan
Perencanaan Pengangkatan Puncak Karir Mutasi /
Pengembangan Promosi/
Promosi/
Kompetensi Kenaikan
KenaikanJenjang/
Jenjang/
Perpindahan
PerpindahanJabatan/
Jabatan/
Penugasan Khusus
2 Pengembangan Kompetensi
Pendidikan (Tubel) dan /
Inpassing/ Pelatihan (bimtek, e-
Promosi/ learning, pelatihan jarak Pengembangan Karir
Ukom Perpindahan jauh, magang)
Jabatan Uji
Kompetensi Kualifikasi
PNS (JFU/JFT/JA) Bekerja PAK SKP
Penilaian
Satker Formasi Kinerja
Formasi
Pengangkatan
Latsar
Pertama
CPNS Tunjangan
Berhenti Alih
Satker Formasi
Sistem Informasi
Materi Pokok 2. Rencana Pengembangan Karier PENGEMBANGAN KARIER
Jabfung Perawat
JABATAN FUNGSIONAL
• Kualifikasi • Pengembangan
pendidikan Kompetensi dan Uji
sesuai persyaratan Kompetensii
yang dibutuhkan < 2.
Ko
i
D III atau > D IV/S1
as
(rekrutmen,tubel
mp
fik
atau ibel)
ete
li
ua
ns
i
1.K
4. i an
Ke i l a
bu e n
tuh . P r ja
an 3 ine
• Formasi K • Pemenuhan
Angka Kredit
• SKP
UU 5 Tahun 2014
Aspek Dalam
Pehitungan Formasi
Aspek pokok sebagai dasar perhitungan
kebutuhan Formasi. Besaran beban kerja
BEBAN diperoleh berdasarkan jumlah target kerja yang
KERJA / ditetapkan oleh satuan kerja untuk masing-
VOLUME masing jabatan fungsional kesehatan.
KERJA
Laboratorium
JF Dokter Spesialis
Administrasi JF Perawat
Pasien dengan JF
Menuju Poli Umum
Perekam Medis
batuk berdarah Pelayanan Poli dr.Sp
kesehatan JF Dokter
JF Perawat
JF Jabatan Fungsional
Radiografer
Kesehatan yang harus
tersedia :
Poli Rontgen
1. Perekam Medis
Poli farmasi 2. Dokter
JF Apoteker 3. Dokter Spesialis
Asisten Apoteker 4. Perawat
5. Pranata Laboratorium
Kesehatan
JF Dokter 6. Perekam Medis
PASIEN PULANG Poli Rawat Inap JF Perawat 7. Apoteker
8. Asisten Apoteker
CONTOH KEBUTUHAN JABFUNG DI POLI OBGYN
11
KASIR
2
ADMINISTRASII
PASIEN 1 SATPAM
12
REKAM
MEDIS
3 BIDAN
4 DOKTER OBGYN
13
Laundry/l
inen
14
CSSD
15
9 ASISTEN APOTEKES
SANITARIAN
5 DOKTER GIGI 6 7 8 10
AHLI GIZI PSIKOLOG APOTEKER PRANATALABKES
Contoh Tugas Pokok Bidan Penyelia
di Instalasi Rawat Inap
Dst....
Melaksanakan tugas
jaga/shift di Rumah Sakit
Melaksanakan
asuhan kebidanan pada pasien
kasus patologis kegaatdaruratan
kebidanan
BIDAN
Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan
pada pasien kasus patologis
kegaatdaruratan kebidanan
1 2 Inventarisasi
nilai angka
3 Menentukan
Inventarisasi Waktu
kredit untuk
Tugas Pokok Penyelesaian Butir
butir-butir Kegiatan (WPK)
kegiatan
4 Menentukan
voume beban
5 Menghitung waktu
6 Menjumlahkan
seluruh waktu
penyelesaian
kerja pada penyelesaian volume kegiatan
tahun yang di volume (Wpv) dalam 1 (satu)
hitung masing-masing tahun (∑Wpv)
kegiatan :
Wpv = Wpk x V
7 8 PENENTUAN JUMLAH
9
Perhitungan Jumlah FORMASI Menghitung Lowongan Formasi
Formasi ≥ 0,50 = 1 (satu) Formasi dihitung untuk jangka waktu 5
Jabatan Fungsional < 0,50 = tidak dapat ditetapkan tahun:
Untuk Formasi untuk jenis dan jenjang LFJFK = TFJFK – (JFK + JFKM – JFKN
jabatan fungsional Kesehatan – JFKB)
Setiap Jenjang Jabatan
Fungsional Kesehatan
1. INVENTARISASI TUGAS POKOK
PermenPAN JFK
2. MENGINVENTARISASI NILAI ANGKA KREDIT UNTUK MASING-MASING
BUTIR KEGIATAN
PermenPAN JFK
3. MENENTUKAN WAKTU PENYELESAIAN BUTIR KEGIATAN (WPK)
Keterangan:
Wpk : Waktu penyelesaian butir kegiatan dalam 1 tahun
Akb : Angka Kredit Butir Kegiatan masing- masing dalam 1 tahun
Kt : Konstanta PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 43
TAHUN 2017
TENTANG PENYUSUNAN FORMASI JABATAN
4. MENENTUKAN VOLUME/BEBAN KERJA PADA TAHUN YANG DIHITUNG
Wpv = Wpk x V
Keterangan:
Wpv : Waktu penyelesaian Volume kegiatan dalam 1 tahun
Wpk : Waktu penyelesaian butir kegiatan dalam 1 tahun
V : Volume masing-masing kegiatan dalam 1 (satu) tahun
7. PERHITUNGAN JUMLAH FORMASI JABATAN
FUNGSIONAL UNTUK SETIAP JENJANG JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
Formasi JF = ∑Wpv
1250 8. PENENTUAN JUMLAH FORMASI
≥ 0,50 = 1 (satu) Formasi
< 0,50 = tidak dapat ditetapkan formasi
DTPK = Formasi JF X 150%
untuk jenis dan jenjang jabatan
fungsional Kesehatan
Keterangan:
Formasi JF : Jumlah jabatan fungsional kesehatan yang diperlukan menurut jenis dan jenjang
∑Wpv : Jumlah waktu penyelesaian volume kefiatan dalam 1 tahun
1250 : Standar jam kerja efektif dalam 1 tahun
9. MENGHITUNG LOWONGAN FORMASI DIHITUNG UNTUK
JANGKA WAKTU 5 TAHUN
• LFJFK adalah Lowongan Formasi yang dihitung dalam jenjang jabatan tertentu yang dapat diisi dalam
satu tahun yang dihitung;
• TFJFK adalah Total Formasi yang dihitung menurut jenis dan jenjang jabatan tertentu yang diperlukan
pada tahun yang dihitung;
• JFK adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang ad pada saat tahun
yang dihitung;
• JFKM adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan masuk ke
jenjang dan jenis jabatan fungsional kesehatan pada saat tahun yang dihitung;
• JFKN adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan naik ke
jenjang jabatan berikutnya pada saat tahun yang dihitung;
• JFKB adalah jabatan fungsional kesehatan menurut jenis dan jenjang jabatan yang akan berhenti
(karena pindah, pension, dll) pada saat tahun yang dihitung.
Penilaian Kinerja, meliputi :
a. SKP; dan
b. Perilaku Kerja
Penilaian Kinerja PNS dilakukan oleh atasan langsung dari PNS atau pejabat
yang ditentukan PyB.
PENILAIAN KINERJA
Integrasi SKP dan AK
12 AK untuk
naik jenjang
dari AHLI
MADYA AHLI
UTAMA
6 AK untuk
naik jenjang
dari AHLI
MUDA AHLI
MADYA
4 AK untuk
naik jenjang
Paling tinggi 20% dari MAHIR
dari Angka Kredit PENYELIA
yang dipersyaratkan
u/ kenaikan pangkat
TARGET ANGKA KREDIT
KETERAMPILAN
ANGKA KREDIT
JENJANG
MINIMAL
1. Kompetensi
2. Kompetensi Teknis,
manajerial,
diukur dari tingkat dan
diukur dari
spesialisasi pendidikan, pelatihan
tingkat
teknis fungsional, dan
pendidikan,
pelatihan
Manajerial Teknis pengalaman bekerja secara
teknis.
struktural atau
manajemen, dan
pengalaman 3. Kompetensi Sosial Kultural,
kepemimpinan. Sosio- diukur dari pengalaman kerja
Pemerintahan
Kultural berkaitan dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga memiliki
wawasan kebangsaan.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1.Diklat 2.Seminar
4.Penatara
3.Kursus 5.Praktik n
Kerja 6.Pertukaran
PNS dan Swasta
LEVEL 1
LEVEL 2
• Basic (Dasar)
LEVEL 3
• Intermediate (Menengah)
LEVEL 4
• Advance (Mumpuni)
LEVEL 5
• Expert (Ahli)
36
UJI KOMPETENSI
Latar Belakang
JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT
UU ASN
Nomor 5 tahun 2014
Pengembangan karier
Pegawai Negeri Sipil
dilakukan berdasarkan PermenPAN
. no. 35/2019
PERMENKES 18/2017 kualifikasi, kompetensi,
(Perawat)
penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi
Pemerintah.
untuk meningkatkan
kompetensi dan
profesionalisme yang
akan naik jenjang jabatan
Rencana pengembangan karir individu Jabfung
s
Perawat
Tn. F adalah seorang pejabat fungsional Perawat jenjang Penyelia di RSUD Kab X yang memiliki kinerja yang
baik dan kompeten. Karena kebutuhan organisasi Tn F diusulkan oleh instansi untuk melaksanakan tugas
belajar untuk Ners di salah satu Universitas Negeri. Setelah 2 tahun Tn F menjalani tugas belajar dan lulus
dengan predikat cumlaude, Tn. F tidak bisa dialih kategorikan ke JF Perawat Ahli, hal ini dikarenakan tidak
adanya formasi untuk perawat kategori keahlian pada RSUD X tersebut. RSUD X tidak melakukan
pengusulan formasi, sehingga dianggap kebutuhan SDM sudah terpenuhi. Saat ini Tn F tetap menduduki
jenjang penyelia dan ingin tetap mengabdi pada RSUD X tersebut.
Diskusi Kasus:
• Berdasarkan UU 5 tahun 2014 dan PP 11 tahun 2017 ada 4 faktor dalam pengembangan karir seseorang.
Apabila diaplikasikan pada kasus Tn F bagaimana analisis kelompok Anda terhadap kasus Tn F yang tidak
dapat mengembangkan karirnya untuk menjadi perawat keahlian? Apa yang seharusnya dilakukan oleh
RSUD X? Jika Anda adalah pejabat fungsional di RSUD X, hal apa yang akan Anda lakukan?
• Apabila sudah terdapat formasi, aspek lain apa yang harus dipenuhi oleh Tn F agar dapat meduduki jf
perawat keahlian?
• Saat ini Tn F tetap menduduki jenjang penyelia, apa yang harus dilakukan Tn F agar tetap dapat
bertahan menjadi JF dan tidak diberhentikan dari pejabat fungsional? Jelaskan !
KASUS B
Ny. R adalah seorang pejabat fungsional perawat jenjang mahir di RSUD P. Beliau adalah seorang perawat
yang kompeten, sayangnya RSUD P menempatkan Ny. R di bagian administrasi Rumah Sakit, sehingga Ny. R
tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jenjang ke penyelia. Ny R memiliki nilai yang
memuaskan saat uji kompetensi untuk naik ke jenjang mahir, sebelumnya ia bekerja sebagai jf perawat di
bangsal. Sementara formasi perawat penyelia sudah penuh dan dari analisis beban kerja dan analisis jabatan,
kebutuhan perawat di RSUD P sudah tercukupi.
Diskusi Kasus:
• Berdasarkan UU 5 tahun 2014 dan PP 11 tahun 2017 ada 4 faktor dalam pengembangan karir seseorang.
Apabila diaplikasikan pada kasus Ny R bagaimana analisis kelompok Anda terhadap kasus Ny R yang tidak
dapat mengembangkan karirnya untuk menjadi perawat penyelia? Apa yang seharusnya dilakukan oleh
RSUD P? Jika Anda adalah Ny R, hal apa yang akan Anda lakukan?
• Apabila terdapat formasi, aspek lain apa yang harus dipenuhi oleh Ny R agar dapat meduduki jf perawat
penyelia?
• Bagaimana analisis kelompok Anda terhadap kasus Ny R berdasarkan PP 30 tahun 2019 tentang Penilaian
Kinerja PNS?
KUNCI JAWABAN
Jawaban Kasus A
• 4 faktor pengembangan karir seorang PNS: kebutuhan, kualifikasi,
kompetensi, serta penilaian kinerja. Tn F tidak dapat mengembangkan
karirnya untuk menjadi perawat keahlian karena tidak adanya formasi,
seharusnya RSUD tsb melakukan perhitungan formasi berdasarkan analisis
jabatan dan analisi beban kerja sesuai PMK 43 tahun 2017 tentang
Perhitungan Formasi jabatan fungsional kesehatan,
• Aspek penilaian kinerja
• Mengumpulkan angka kredit pemeliharaan
Jawaban Kasus B
• 4 faktor pengembangan karir seorang PNS: kebutuhan, kualifikasi, kompetensi,
serta penilaian kinerja. Ny. R tidak dapat mengembangkan karirnya untuk ke
jenjang penyelia karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit
• Uji kompetensi kenaikan jenjang
• BerdasarPP 30 tahun 2019 pasal 21 menyatakan “ PJF yang tidak dapat menyusun
kinerja utama, harus dimutasikan atau diberikan tugas ke instansi yang
mempunyai kegiatan yang sesuai jenjang fungsionalnya”