TABUNG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERDATA DAN HUKUM KESEHATAN BAYI TABUNG Bayi tabung merupakan sebuah keberhasilan dari kerjasama antara pakar kedokteran dan pakar farmasi, dimana mereka mengawinkan sperma dan ovum di luar rahim dalam sebuah tabung yang sudah dipersiapkan. Setelah terjadi pembuahan, barulah di tempatkan ke dalam rahim seorang wanita. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kedudukan anak hasil proses bayi tabung dalam tinjauan Hukum Perdata adalah, anak yang dilahirkan dari proses bayi tabung yang menggunakan sperma suami, maka anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut. Akibatnya memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya. Pengaturan hukum terkait dengan bayi tabung ini dapat kita temui dalam ditinjau dari prespektif Pasal 127 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Kedudukan yuridis Anak Yang Lahir Melalui Proses Bayi Tabung Bayi tabung secara khusus memang belum diatur dalam hukum positif Indonesia. Sementara hanya pengaturan mengenai kedudukan yuridis anak yang dilahirkan secara alamiah yang diatur dalam KUHPerdata dan UU Nomor 1 Tahun 1974. Perlindungan hukum terkait dengan bayi tabung sebatas mengatur ruang lingkup hubungan keluarga dan pergaulan di masyarakat. Yang termasuk dalam hubungan keluarga antara lain ialah kedudukan yuridis anak dan waris. Peraturan Perundang-Undangan Yang Mengatur Teknik Reproduksi Buatan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Keputusan Menteri Kesehatan No. Kesehatan Pasal 127 yang menyatakan bahwa “Upaya 72/Menkes/Per/II/1999/Tentang kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami-istri yang sah dengan ketentuan: Penyelenggaraan Teknologi Reproduksi Buatan yang berisikan • a. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami- istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim tentang: Ketentuan Umum, istri darimana ovum berasal. Perizinan, Pembinaan dan • b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang Pengawasan, Ketentuan Peralihan mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dan Ketentuan Penutup. • c. Pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. Ketentuan mengenai persyaratan kehamilan di luar cara alamiah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Perspektif Bayi Tabung Menurut Hukum Kesehatan Idonesia merupakan negara yang sedang berkembang, tetapi dalam penerapan ilmu dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, terbukti telah mampu mengembangkan program bayi tabung dengan sukses. engaturan hukum terkait dengan bayi tabung ini dapat kita temui dalam Pasal 127 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam UU No 23/1992 tentang Kesehatan pasal 16 ayat 1 tertulis bahwa kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri mendapat keturunan. Pada ayat dua ditegaskan upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat satu hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan beberapa ketentuan. Ketentuan tersebut yakni hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal; dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu; dan pada sarana kesehatan tertentu. Di ayat tiga, tertulis bahwa ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Penegasan sperma dalam proses bayi tabung harus berasal dari suami juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 61/2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Pada ayat 2 pun dikatakan Reproduksi dengan Bantuan atau Kehamilan di Luar Cara Alamiah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan dengan menggunakan hasil pembuahan sperma dan ovum yang berasal dari suami istri yang bersangkutan dan ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal. Pada pasal 40 ayat 1 disebutkan bahwa Reproduksi dengan Bantuan atau Kehamilan di Luar Cara Alamiah hanya dapat dilakukan pada pasangan suami istri yang terikat perkawinan yang sah dan mengalami ketidaksuburan atau infertilitas untuk memperoleh keturunan. TERIMAKASIH