Anda di halaman 1dari 8

I GEDE ARYA W.

P
711118299
TERMODINAMIKA

Jadi, ilmu ini menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan
perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika berhubungan erat
dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.

Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan:

 sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan. Contoh dari
sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.

 sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda
dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran
panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi
pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkanh sebagai sifat pembatasnya:

a. pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.

b. pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.

 sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan lingkungannya.
Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel. Samudra merupakan
contoh dari sistem terbuka.
Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Nomor
185.K/37.04/DJB/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan
Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral
dan Batubara.

 Halaman 89 nomer 7). Baterai paling sedikit memiliki ketentuan pada bagian g dimana,
apabila penghantar listrik sukar untuk dipasang pelindung secara sendiri-sendiri misalnya
bangku resistans (resistance branks), maka dibuatkan pagar pengaman gabungan yang
terbuat dari logam dan pagar tersebut dihubungkan dengan system pembumian dengan
baik sehingga kemungkinan bersentuhan dengan bagian yang bertegangan dapat dicegah.

 Halaman 98 nomer 3. Perkakas tangan bertenaga hidrolik atau pneumatic bagian c


dimana, perkakas pneumatic atau hidrolik dihubungkan ke suplai energi dengan benar
dengan dilengkapi klem pengunci sesuai dengan potensi energi yang dihubungkan, serta
dipasang tali pengikat pada selang tersebut untuk mencegah ayunan yang tidak terkendali.
Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Nomor
185.K/37.04/DJB/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan
Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral
dan Batubara.

 Halaman 109 nomer 3. Kompresor paling sedikit dengan ketentuan bagian c yaitu suhu
udara tekan dalam kompresor tidak boleh lebih tinggi dari 40 derajat celcius di bawah titik
nyala dari minyak pelumas yang dipakai. Temperatur yang akurat dipasang pada tempat
tersebut . Apabila suhu udara tekan melebihi dari 40 derajat celcius atau ada kerusakan pada
alat pendinginnya, maka kompresor tersebut dihentikan oleh petugas.

 Halaman 239 nomer 4 standar ventilasi paling sedikit dengan ketentuan bagian a.
temperature udara di dalam tambang bawah tanah dipertahankan antara 18 derajat celcius
sampai dengan 27 derajat celcius agar tetap terjaga dalam kondisi nyaman untuk bekerja
dengan kelembapan relative maksimum 85%. Jika temperature dan kelembapan relative
udara dalam tambang bawah tanah tidak terpenuhi, maka mendapat pengecualian dari
KaITa tau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan kewenangannya.
Pendekatan Termodinamis Untuk Ventilasi Tambang, Menurut Howald
L. Hartman “Mine Ventilation and Air Conditioning” (Hal. 167 – 174)

 Saat tambang atau penggalian bawah permukaan untuk tujuan lain masuk lebih dalam
dan terutama bila ventilasi alami terlibat — pendekatan termodinamika adalah tidak
hanya diinginkan tetapi mungkin menjadi penting. Hinsley (1950/51) berkembang
pendekatan termodinamika untuk ventilasi tambang, membandingkan ventilasi sistem
ke mesin panas. Perawatan ekstensif dari aplikasi termodinamika analisis ventilasi
tambang dapat ditemukan di McPherson (1993). Lain referensi yang berguna termasuk
Williams (1960a) dan Hall (1967, 1981). Hanya sebentar pengantar disajikan di sini.
Saat tambang atau penggalian bawah permukaan untuk tujuan lain masuk lebih dalam
dan terutama bila ventilasi alami terlibat — pendekatan termodinamika adalah tidak
hanya diinginkan tetapi mungkin menjadi penting. Hinsley (1950/51) berkembang
pendekatan termodinamika untuk ventilasi tambang, membandingkan ventilasi sistem
ke mesin panas.
Pendekatan Termodinamis Untuk Ventilasi Tambang, Menurut Howald
L. Hartman “Mine Ventilation and Air Conditioning” (Hal. 167 – 174)

 Pertimbangkan
  1 lbm (kg) udara, berapapun volumenya,
mengalir antara titik 1 dan 2. Asumsikan bahwa tidak
ada pekerjaan mekanis eksternal yang dilakukan di
udara (yaitu, energi kerja yang ditambahkan = 0), dan
tidak ada perpindahan panas yang terjadi melalui
dinding (yaitu, energi panas eksternal yang ditambahkan
atau panas yang hilang ke luar = 0). Saat udara mengalir
dari titik 1 ke titik 2, terjadi penurunan tekanan absolut
dari ke dan, pada gilirannya, terjadi peningkatan
volume spesifik dari . Diagram indikator (diagram )
untuk proses tersebut ditunjukkan pada Gambar 5.13,
garis dari 1 ke 2 mewakili jalur aliran.
Termodinamika Teknik Tambang, Menurut Malcolm J.
McPherson “Subsurface Ventilation Engineering” Bab 8

 Gambar
menunjukkan diagram PV dan Ts untuk poros
upcast. Saat udara naik ke poros, hasil
dekompresi dalam peningkatan volume
tertentu meskipun terjadi penurunan suhu. Itu
terakhir ditampilkan pada diagram Ts . Karena
udara yang kembali dari sebagian besar
fasilitas bawah tanah tetap pada suhu yang
cukup konstan (the 'roda gila termal' ), poros
terbuang jauh lebih rentan terhadap variasi
pertukaran panas daripada poros tertunduk. 
Terima Kasih
Viva Tambang!

Anda mungkin juga menyukai