Anda di halaman 1dari 6

LEMURU

Lemuru dan tembang merupakan ikan-ikan yang dalam bahasa Inggris


lebih dikenal dengan nama sardine. Salah satu jenis lemuru yang sangat
terkenal di Selat Bali adalah Sardinella longiceps.

Di daerah ini orang memberi nama yang berlainan untuk ukuran lemuru
yang berbeda: semenit untuk ukuran yang kecil berukuran 10-12,5 cm,
protolan 13-14,5 cm, lemuru 15-17,5 cm dan lemuru kucing 17,9-19 cm.
Pada saat menjelang pemijahan, badan ikan ini umumnya mengandung
banyak lemak, karena itu sejenis ini dalam literatur Inggris disebut juga
dengan nama “oil sardine”.

Lemuru biasanya hidup bergerombol. Badannya langsing dengan warna


biru kehijau-hijauan pada bagian punggung dan keperak-perakan pada
bagian bawahnya. Makanan utamanya adalah plankton. Untuk itu, ia
dilengkapi dengan tapis insang (gill rakers) untuk menapis atau
menyaring plankton makanannya.
Di daerah ini nama lemuru digunakan juga untuk jenis lain misalnya
untuk Sardinella sirm yang t ubuhnya mempunyai bintik-bintik yang
berderet memanjang dari kepala ke jurusan ekor.

Perikanan lemuru Sardinella sirm terutama terdapat di pantai utara


Jawa. Tegal dan Pekalongan merupakan tempat pendaratan
terbesar untuk jenis lemuru tersebut, sedangkan daerah operasi
nelayan lemuru tersebut, sedangkan daerah operasi nelayan lemuru
mulai dari utara Tegal dan Pekalongan, Karimun Jawa sampai Pulau
Bawean dan pulau-pulau Masalembo.
Di Selat Bali, lemuru dikenal sebagai ikan musiman karena
kehadirannya disana hanya pada musim tertentu saja. Setiap
tahun pada permulaan musim hujan yakni pada bulan
September-Oktober lemuru mulai muncul di daerah ini dengan
ukuran semenit. Lama kelamaan jumlahnya semakin banyak
dan mencapai puncaknya pada bulan Desember-Januari dan
ukurannya pun semakin besar. Ukuran lemuru kucing banyak
ditemukan pada akhir musim lemuru sekitar Februari-Maret.
Setelah ikan lemuru ini kemudian lenyap seakan-akan tanpa
meninggalkan bekas, dan baru akan muncul lagi pada musim
berikutnya.
Hilangya lemuru ini secara berkala di Selat Bali telah sejak lama
merupakan misteri yang belum tertangkap dengan tuntas. Berbagai
teori ruaya(migrasi) telah dikemukakan, salah satu yang tampaknya
makin mendapat dukungan ialah bahwa waktu diluar musim,
lemuru ini beruaya ke perairan yang tidak jauh tetapi hidup di
lapisan air lebih dalam hingga luput dari pengamatan atau
penangkapan. Tetapi faktor-faktor apa yang mendorongnya untuk
muncul kembali besar-besaran di Selat Bali atau untuk menghilang
kemudian, tampaknya merupakan pertanyaan yang masih belum
dapat terjawab dengan baik.
Kehadiran lemuru yang musiman ini menyebabkan kegiatan di
daerah ini juga ditentukan oleh musim. Pusat kegiatan
penangkapan lemuru di Selat Bali adalah di Muncar dekat
Banyuwangi (Jatim) dan dalam skala lebih kecil juga di desa Cupel
dan Pengambengan di pantai Bali.

Pada musim lemuru desa Muncar menjadi luar biasa sibuknya,


malam hari orang sibuk mengadakan penangkapan , sedang di darat
saing-malam orang ramai mengolah hasil tangkapan. Belakang ini
kegiatan penangkapan telah menunjukan gejala tangkap lebih
(Overfishing).
Nelayan pulau seribu di depan Jakarta juga menangkap lemuru ini
tetapinya produksinya tidak besar. Masih semarga dengan ikan
lemuru ini tetapi produksinya tidak besar. Masih semarga dengan
ikan lemuru ialah tembang(Sardinella fimbriata), yang sering pula di
tangkap di perairan-perairan pantai. Selain itu juga Sardinella
leigoaster dan Sardinella clupeoides. Kadang-kadang sardinella
leigoaster tertangkap bersama-sama sengan sardinella sirm,
sedangkan Sardinella clupeoides biasanya tertangkap dengan bagian
yang didirikan dalam goba(lagoon).

Anda mungkin juga menyukai