Hifema

Friska Juliarty Koedoeboen

112019105
DEPARTEMEN OFTALMOLGI RSUD TARAKAN
• HIFEMA

DEFINISI
1. akumulasi darah pada kamera
okuli anterior pada mata.
2. Hifema dapat terjadi akibat
trauma tumpul yang merobek
pembuluh darah iris atau
badan siliar
3. Mikrohifema
 Etiologi
1. trauma tumpul
2. pasca oprasi intraocular
3. ruptur
4. Hifema dapat terjadi secara spontan pada kondisi seperti rubeosis
iridis
5. Hifema juga berkaitan dengan penggunaan zat yang dapat
mempengaruhi platelet atau fungsi thrombin (seperti ethanol,aspirin,
warfarin).
6. Iris dan korpus siliar merupakan lokasi yang sering terjadi
perdarahan pada trauma tumpul.
 Epidemiologi
Insidensi dilaporkan sebanyak 17-24 kasus per 100.000 populasi. Puncak
insidensi adalah usia dibawah 20 tahun

rata-rata insidensi tahunan pada laki-laki dan perempuan adalah 20

dan 4 per 100.000 populasi.
Mayoritas pasien (80%) dengan hifema disebabkan oleh trauma.
Gambaran klinik
1. sakit
2. epifora
3. blefarospasme
4. penlihatan menurun
5. hifema apat mengisi selurh
bagian epan mata
6. kelainan trauma tumpul yg
tembus (Laserasi kelopak,
Ekimosis,
Proptosis,Enoftalmos,
Fraktura yang disertai
gangguan pada gerakan mata)
7. efek epitel
8. tekanan bola mata
9. funuskopi
 Klasifikasi
a. Stadium 1: darah memenuhi <
1/3 bilik mata depan
b. Stadium 2: darah memenuhi
1/3-1/2 bilik mata depan
c. Stadium 3: darah memenuhi ½
hingga hampir seluruh bilik mata
depan
d. Stadium 4: darah memenuhi
seluruh bilik mata depan, yang
dikenal dengan black ball atau 8-
ball hyphema.
 Tatalaksana
a. Menghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan ulang
b. Mengeluarkan darah dari bilik mata depan
c. Mengendalikan tekanan bola mata
d. Mencegah terjadinya imbibisi kornea
e. Mengobati uveitis bila terjadi akibat hifema
f. Menemukan sedini mungkin penyulit yang mungkin terjadi
 Meika mentosa
asetazolamid 20 mg/kg/hari
manitol dapat diberikan untuk tekanan
intraocular lebih dari 35 mmHg.
antifibrinolitik (asam traneksamat dan asam aminocaproat) secara
signifikan menurunkan kadar perdarahan sekunder setelah hifema
traumatik dan dapat memperlambat resorpsi bekuan darah

Tindakan pembedahan parasentese dilakukan bila terlihat

tanda-tanda imbibisi kornea, glaukoma, hifema penuh dan
berwarna hitam atau bila darah setelah 5 hari tidak
memperlihatkan tanda-tanda berkurang.
Parasentesis merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan darah
atau nanah dari bilik mata depan, dengan teknik sebagai berikut: dibuat
insisis kornea 2 mm dari limbus kearah kornea yang sejajar dengan
permukaan iris.
 Komplikasi
1. peningkatan tekanan intraokular
2. sinekia anterior perifer
3. atrofi iskus optik
4. imbibisi kornea
5. perarahan sekuner
 Prognosis
hifema bergantung pada jumlah darah di dalam bilik mata depan.
Hifema sekunder yang terjadi pada hari ke 5-7 sesudah trauma biasanya
lebih masif dibanding hifema primer dan dapat memberikan rasa sakit
sekali.
 Kesimpulan
Hifema adalah suatu keadaan di mana di dalam bilik mata depan
ditemukan darah. Hifema dapat terjadi akibat trauma tembus
ataupun trauma tumpul, dapat juga perdarahan terjadi spontan
akibat pembuluh darah iris ataupun badan siliar yang pecah. Klasifikasi
hifema berdasarkan jumlah darah dalam bilik mata depan.
Hifema ditatalaksana dengan tirah baring posisi 30°-60°, pemberian
agen antifibrinolitik, steroid, agen yang menurunkan tekanan
intraoular, dan parasentesis apabila terdapat indikasi seperti darah
tidak direabsorbsi setelah 5 hari, atau terjadi peningkatan tekanan
intraokular yang menetap.
Terima kasih