Anda di halaman 1dari 29

KATETERISASI

URETHRA

DR. Harnold P Sihaloho, Sp.U


SMF Urologi
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
KATETERISASI
• Suatu prosedur bedah dengan cara
memasukkan suatu alat berongga yg panjang
ke dalam kandung kemih lewat urethra.
• Pada pria lbh sukar dan berisiko dibanding
wanita. Karena urethra pria lbh panjang dan
secara anatomis strukturnya berbeda.
Karenanya hrs dilakukan secara profesional
utk mencegah komplikasi.
KAPAN DILAKUKAN
KATETERISASI ?
• Indikasi :
1. Retensi urin akut
2. Retensi urin kronis
3. Mengukur/mencatat urin residu (sisa)
4. Memonitor dgn akurat produksi urin
5. Irigasi/pencucian kandung kemih
6. Instilasi obat-obatan → kemoterapi
7. Pemeriksaan : - urodinamik
- radiologi
8. Pengambilan sampel urin secara steril → kultur
KONTRA INDIKASI

• Ruptur urethra
• Infeksi akut urethra (urethritis)
• Hati-hati :
– Striktur urethra
– Pasca operasi • prostat
• urethra
• leher kandung kemih
– Prostesis penis
– Gangguan mental
JENIS – JENIS KATETER

1. Kateter Nellaton
2. Kateter Foley - 2 cabang
- 3 cabang (three ways)
3. Kateter logam
4. Kateter plastik
MATERIAL

1. Lateks/karet
- Coated (silikon)
- Uncoated
2. Polyvinyl chlorida
3. Silicon 100%
PENGGUNAAN
Jangka pendek
• Kateter plastik
- Relatif murah
- Diameter lbh lebar → baik utk drainase
- Kaku → menimbulkan rasa sakit
- Mudah ber”karang”
- Digunakan utk drainase sementara dan
kateterisasi intermitten.
• Kateter lateks
- 100% karet
- Lentur → lebih nyaman
- Menimbulkan iritasi thd mukosa urethra
potensi utk menimbulkan trauma
- Mudah berkarang
- Hipersensitif pd beberapa pasien (alergi)
Jangka panjang
- Kateter 100% silikon
- Kateter silicone – elastomer
- Kateter lateks dibalut hidrogel
Keuntungan :
- Kurang iritatif → lbh nyaman
- Lebih lambat terbentuknya karang
- Jarang menimbulkan alergi
- Tahan sampai 12 minggu
PANJANG KATETER

• Pediatrik : 30-31 cm
• Wanita : 26-30 cm
• Standard : 40-45 cm
DIAMETER
• 1 Fr (French) = 1 Charriere (Ch)
= 1 French Gauge
= 1/3 mm
• Kateter no.12 Fr → mampu
mengeluarkan cairan/urin 100 ltr/24 jam
• Rata-rata produksi urin 1,5-2 ltr/24jam
• Jadi, bila pemasangan kateter bertujuan
utk drenase urin cukup no.12 Fr-14 Fr.
UKURAN
KATETER
INDIKASI
12 Fr Urin jernih, tdk keruh, tdk
14 Fr mengandung debris/nanah atau
darah
16 Fr Urin jernih, sedikit keruh, hematuri
ringan, tdk ada bekuan darah
18 Fr ≥ Urin keruh, byk debris/nanah,
hematuri, ada bekuan darah ringan
18 Fr ≥ Hematuri, bekuan darah byk,
3 cabang perdarahan msh berlangsung,
irigasi.
BALON
• 5 ml ≤ :Kateter anak
• 10 ml : Standard
• 30 ml : Pasca TUR, Open prostatektomi
Biasanya ditambah traksi utk
menghalangi perdarahan pada
daerah prostat masuk ke
kandung kemih sehingga
bekuan darah dapat
menyumbat lubang kateter
ISI BALON
• Jangan memakai jarum suntik/naald
• Memakai spuit 20 ml
• Isi dengan aquadest steril
• Jangan diisi :
1. Udara → balon terapung sehingga pengosongan
urin tdk maksimal, kateter bisa tercabut sendiri
2. Air yg tdk steril → terjadi difusi ke kantong
kemih → sistitis
3. NaCl 0,9% → menimbulkan kristalisasi → balon
tdk bisa dikempeskan → kateter tdk bisa dicabut
4. Cairan antiseptik → balon pecah → iritasi
k.kemih.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Alat tenun steril, utk alas dan duk bolong
2. Kasa steril
3. Sepasang sarung tangan steril
4. Kateter (ukuran sesuai tujuan)
5. Lubrikan/jelly : KY Jelly, Xylocaine Jelly
6. Wadah utk menampung urin
7. Alkohol/desinfektan
8. Alat suntik : 5 ml utk jelly, 20 ml utk balon
9. Pinset
10. Urine bag
11. Apron plastik
TAHAPAN PROSEDUR
1. Jelaskan prosedur/tindakan yg akan
dilakukan kpd pasien agar pasien tdk takut,
relaks dan kooperatif.
2. Laksanakan prosedur di kamar pasien,
kamar tindakan khusus atau kamar yg
memiliki gorden/penyekat. Tujuannya utk
menjamin privasi pasien.
3. Bantu pasien dalam posisi supine dan
relaks utk memudahkan prosedur.
4. Cuci tangan dengan desinfektan/alkohol.
Tujuannyautk mengurangi resiko infeksi
silang.
5. Memakai apron plastik. Tujuannya
mencegah resiko infeksi silang
mikroorganisme mengenai pakaian kita.
6. Persiapkan alat-alat diatas troley/nampan
yg dilapisi alat tenun steril dan dekatkan ke
tempat tidur pasien.
7. Buka pakaian dalam pasien dan alasi
dengan alat tenun steril.
8. Cuci tangan sekali lagi.
9. Pakai sarung tangan steril.
10. Posisi kita di sebelah kiri pasien.
11. Lakukan pencucian genitalia/penis dan area
sekitarnya (skrotum,suprapubis,selangkangan
dan paha) dengan memakai
desinfektan(alkohol, betadine, savlon)
12. Tutup dengan duk bolong
13. Pegang penis di antara jempol dan telunjuk,
buka preputium dan bersihkan.
14. Isi spuit 5 ml dgn KY Jelly atau Xilocaine Jelly
dan masukkan ke dalam urethra. Tutup urethra
dgn telunjuk agar jelly tdk keluar. Bila memakai
Xilocaine Jelly, tunggu 3-5 mnt.
15. Masukkan kateter secara perlahan-lahan dgn
memakai pinset sampai mencapai percabangan
kateter.
16. Isi balon dengan memakai spuit 20 ml. Isi
balon sesuai kebutuhan/indikasi.
17. Sambungkan ke urine bag/tampung ke
wadah. Bila urin belum keluar, masase
suprapubis perlahan-lahan.
18. Bila ingin mengambil sampel urin, lakukan
sebelum pemasangan urine bag.
19. Bila pasien tdk sirkumsisi, reposisi kulup.
Kemudian balut glans penis dengan kasa
steril tambah betadine/salep antibiotik.
20. Fiksasi kateter ke paha atau dinding perut.
21. Pastikan drainase urin dalam keadaan
tertutup (closed drainage).
22. Ukur urin yg keluar dan perhatikan
warnanya.
KOMPLIKASI
1. False route. Biasanya disebabkan oleh jelly
yg kurang, tindakan kasar.
2. Ruptur urethra. Biasanya karena tindakan
kasar dan pengisian balon dilakukan
sebelum balon berada di rongga kandung
kemih.
3. Infeksi. Biasanya disebabkan tdk mematuhi
prosedur a dan antisepsis. Infeksi
nosokomial terbesar disebabkan
pamasangan kateter.
KESULITAN
1. Meatal stenosis
2. Striktur urethra
3. Batu pada urethra
4. Tumor
Dalam keadaan seperti ini perlu tindakan
tambahan antara lain dilatasi urethra dgn
memakai BOUGIE metal utk melebarkan
urethra atau mendorong batu ke kandung
kemih. Harus dilakukan oleh dokter/tenaga
medis yg berpengalaman.
BAKTERIURIA
• 20% pasien akan mengalami bakteriuria
asimtomatik dalam 5-7 hari.
• Bila drainase terbuka bakteriura terjadi
setelah 2-3 hari.
• Dengan drainase tertutup bakteriuria
simtomatik baru terjadi setelah 10-14
hari dengan catatan perawatan dr sejak
pemasangan kateter dilakukan secara
steril.
• Bila urin tdk keluar setelah
pemasangan kateter kemungkinannya
1. Kateter tidak masuk
2. Kateter masuk tetapi tertutup bekuan
darah/kotoran.
3. Kandung kemih memang kosong (Anuria)
oleh karena itu apabila menemukan
pasien dengan keluhan tdk bisa BAK hrs
dibedakan apakah pasien Anuria atau
retensi urin.
PERAWATAN PASIEN DI
RUANGAN
1. Hygiene tangan. Sebaiknya selalu memakai
sarung tangan utk membersihkan glans penis
atau memperbaiki kateter.
2. Kasa penutup glans penis hrs diganti setiap
hari.
3. Anjurkan pasien utk banyak minum. Minum dpt
mengurangi kolonisasi kuman di dalam k.kemih.
4. Bila tdk perlu drainase hrs dipertahankan dalam
keadaan tertutup (closed)
5. Hindari konstipasi karena dapat menghambat
pengeluaran urin lewat kateter.
HAL-HAL YG PERLU DICATAT

1. Tanggal pemasangan kateter.


2. Isi balon.
3. Produksi urin per satuan waktu.
4. Indikasi pemasangan kateter.
5. Kapan kateter akan dicabut.
PENCABUTAN KATETER
Alat yang digunakan :
1. Sarung tangan steril
2. Spuit utk mengempeskan balon
3. Alat tenun utk melapisi tempat tidur
4. Apron plastik
5. Kasa steril
6. Cairan desinfektan
7. Pinset
8. Wadah
KOMPLIKASI PENCABUTAN
KATETER
1. Kateter tidak bisa dicabut. Hal ini
disebabkan karena balon tdk bisa
dikempeskan, pembentukan karang
pada ujung kateter dan false route.
2. Perdarahan.
3. Infeksi.
4. Sering kencing dan sakit. Hal ini
disebabkan karena inflamasi mukosa.
5. Retensi urin.

Anda mungkin juga menyukai