Blasius Sudarsono
Kappa Sigma Kappa Indonesia
19 April 2021
MENGAPA SAYA BERCERITA ?
• Kewajiban & Tanggung Jawab Moral saya sebagai pribadi
yang bekerja & menerima nafkah dari bidang
KEPUSTAKAWANAN.
• Tujuan bercerita: bagi generasi muda & siapa saja untuk
memahami, menghayati, & mengembangkan makna
KEPUSTAKAWANAAN.
• Cerita lengkap ada dalam buku: Cerita tentang Pustakawan
dan Kepustakawanan, Perpusnas, November, 2018, 207 hlm.
• Bukan buku ilmiah, sekedar buku cerita pengalaman yang oleh
Thomasina Borkman pada 1976 disebut EXPERIENTIAL KNOWLEDGE
atau (EK).
• Kata-kata bijak.
• Pengalaman adalah guru terbaik (ungkapan yang sering kita dengar)
• INFORMATION IS NOT KNOWLEDGE. The only source of knowledge is
experience (Albert Einstein)
EXPERENTIAL KNOWLEDGE
• Experiential Knowledge (EK) is truth learned from personal
experience with a phenomenon rather than truth acquired by
discursive reasoning, observation, or reflection on
information provided by others. (Thomasina Borkman, 1976)
• EK memang pengalaman pribadi tanpa maksud mengkajinya
secara ilmiah.
• EK diperoleh dari praktik seseorang. EK memang lebih dekat
dengan praktik keseharian kaum praktisi.
• Dua unsur EK yaitu
• 1) jenis pengetahuan sebagai inti EK
• 2) sikap pada pengetahuan yang diperoleh itu.
• Ada pribadi berpengalaman luas, namun tidak mau
memanfaatkan pengalaman tersebut menjadi pengetahuan
yang dapat dibagi pada pihak lain.
TAHAP BERBAGI “EK”
(Utschakowski, 2009)
The first step is the “I” level: You reflect upon your experience
by writing a story or telling someone about your experiences.
The second step is the “you” level: You tell someone about
your experiences, beliefs, conclusions… and he/she will react
on it (“I understand what you mean”, “I didn´t understand
this”…). Due to the reactions I´m invited to become more
explicit about my ideas, conclusions, descriptions…
The third step is the “We” level: We share our stories, we
recognise common experiences and we recognise differences
in experiences. Beneath common experiences we will
recognize experiences, beliefs, analysis we do not have
ourselves, but we can understand. All this is “We-knowledge”.
ke – an PUSTAKA per – an
PUSTAKAWAN
ke – an
KEPUSTAKAWANAN
ARTI & MAKNA
• ARTI Pendekatan Kebahasaan
• MAKNA Pendekatan Filosofis
• KEPUSTAKAWANAN SEBAGAI
• AKAR fungsi yang tidak tergantikan
• PUNCAK puncak pertumbuhan dari
pustakawan
• Kepustakawanan adalah yang menumbuhkan
sekaligus menjadi hasil (tujuan) kesempurnaan
pustakawan
PENDEKATAN BAHASA 1
• YUDISTIRA PUSTAKA
• ARJUNA PERPUSTAKAAN
• NAKULA PUSTAKAWAN
• SADEWA KEPUSTAKAWANAN
PENDEKATAN FILOSOFIS
• DRIYARKARA
• Filsafat sebagai ilmu
• Filsafat dalam arti lebih luas :
• usaha mencari jawab atas berbagai pertanyaan hidup, menanyakan
dan mempersoalkan segala sesuatu.
• Dikatakan pula bahwa filsafat adalah pernyataan/penjelmaan dari
sesuatu yang hidup di dalam hati setiap orang. Maka walaupun tidak
setiap orang dapat menjadi ahli filsafat, namun yang dibicarakan
atau dipersoalkan dalam filsafat itu memang berarti bagi kita semua.
• ADAPTASI UNTUK KEPUSTAKAWANAN
• Filsafat kepustakawanan adalah pernyataan/penjelmaan dari
sesuatu yang hidup di dalam hati setiap pustakawan. Maka
walaupun tidak setiap pustakawan dapat menjadi ahli
filsafat, namun yang dibicarakan atau dipersoalkan dalam
filsafat kepustakawanan itu memang berarti bagi semua
pustakawan.
MENGAPA BERFILSAFAT ?
PUSTAKA
PUSTAKA SEBAGAI PUSAT
a) berpikir,
b) menulis,
c) membaca,
d) wira usaha, &
e) etika.
PUSTAKAWAN IDEAL
Bright and Rich and Right
atau
Cerdas dan Kaya dan Benar.
LP
LK PEMA-
P KAI
OP
SINGKATAN & PENJELASAN
• P : Pustakawan
• LP : Lembaga Pendidikan Pustakawan
• OP : Organisasi Profesi Pustakawan
• LK : Lembaga Kerja Pustakawan (Perpustakaan)
• Dalam gambar segitiga sama sisi diatas jelas ada segitiga kecil: LP, OP,
dan LK mempunyai masing-masing satu titik singgung.
• Titik singgung tersebut melukiskan jalur komunikasi.
• Pustakawan tidak sekedar memiliki titik singgung namun justru
garis singgung dengan LP, OP, dan LK.
• Komunikasi antara Pustakawan dengan 3 lembaga tersebut harus
lebih intens.
• Komunikasi ini seyogyanya interaktif
PENGHARGAAN
• Jika Sudah Ada Kemauan & Kemampuan, Biasanya Masih
Belum “Lugas” Dalam Membicarakan PENGHARGAAN.
• Bahkan Ada Kesan Masih Segan Membicarakannya
Secara Terbuka (Mungkin Sembunyi-Sembunyi?)
• PENGHARGAAN dapat berupa PENGHARGAAN MATERI
maupun PENGHARGAAN NON MATERI
• Harus Dikaji dan Dirancang Penerapannya !!!
• Besaran Bisa Saja Berbeda Dari Satu Daerah Dengan
Daerah Lain.
• Dengan Rancangan Yang Benar dan Baik, BRR dapat
diwujudkan.
KODE ETIKA PROFESI
• upaya untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus
melalui ketentuan tertulis yang dipegang teguh oleh seluruh kelompok
itu (Bertens, 2002).
• Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang
memiliki cita-cita dan nilai bersama.
• Disatukan juga karena latar belakang pendidikan yang sama dan
bersama-sama memiliki keahlian yang tertutup bagi orang lain.
• Profesi menjadi suatu kelompok yang mempunyai kekuasaan
tersendiri mempunyai tanggung jawab khusus.
• ada bahaya profesi menutup diri bagi orang luar dan menjadi suatu
kelompok yang sukar ditembus kecurigaan jangan-jangan
mempermainkan klien
• Kode etik dapat mengimbangi segi negatif profesi
KODE ETIK PUSTAKAWAN
• organisasi profesi pustakawan menetapkan dan menegakkan
kode etik pustakawan (UU 43, Tahun 2007, Pasal 35, Huruf
b)
• masih jarang dibicarakan atau didiskusikan oleh kalangan
pustakawan Indonesia (meski IPI punya ASTA ETIKA, 2018)
• sosialisasi atas kode etika itu sendiri belum luas
• organisasi profesi pustakawan yang ada perlu bersama
bersepakat menyusun dan menegakkan Kode Etika
Pustakawan Indonesia
• 2 pendekatan etika: etika keutamaan dan etika kewajiban
• Akan menjadi manusia pustakawan seperti apakah aku ini?
KERANGKA DASAR KEPUSTAKAWANAN
INDONESIA
• EMPAT PILAR PENYANGGA
• 1) kepustakawanan adalah panggilan hidup,
• 2) kepustakawanan adalah semangat hidup,
• 3) kepustakawanan adalah karya pelayanan, dan
• 4) kepustakawanan adalah kegiatan profesional
• LIMA DAYA UTAMA
• 1) Kemampuan Berpikir
• 2) Kemampuan Menulis
• 3) Kemampuan Membaca
• 4) Kemampuan Wira Usaha
• 5) Menjunjung Tinggi Etika
• TIGA SASARAN ANTARA
• Menjadi Cerdas dan Kaya dan Benar (BRR)
• TUJUAN AKHIR
• Menjadi Manusia Paripurna, Bahagia, Berguna bagi sesama, dan
lingkungan hidupnya
JANJI PUSTAKAWAN MUDA INDONESIA
• Kami Pustakawan Muda Indonesia,
mengaku berprofesi sebagai Pustakawan Indonesia yang
adalah warga Bangsa dan Negara Indonesia .
• Kami Pustakawan Muda Indonesia,
sebagai profesional senantiasa berusaha memahami,
menghayati, dan mengembangkan Jati Diri Pustakawan
Indonesia, berkarya bagi Bangsa dan Negara Indonesia, untuk
mencapai cita-cita Bangsa dan Negara Indonesia.
• Kami Pustakawan Muda Indonesia,
mewaspadai, menolak, dan memberantas segala hal yang
merugikan bahkan dapat menghancurkan Bangsa dan Negara
Indonesia.
MENGINTIP MASA DEPAN (2018)
• Fenomena pertama.
• Digimodernism: How New Technologies Dismantle the
Postmodern and Reconfigure Our Culture (Alan Kirby,
2009). Hidup konvensional moderen pasca moderen
digimoderen.
• Fenomena kedua.
• Democracy, information, and libraries in a time of post-
truth discourse (Lor, 2018). Asumsi tradisional tentang
peran Perpustakaan, dalam informasi dan demokrasi,
ternyata sudah tidak berlaku atau harus direvisi.
• Fenomena ketiga.
• Curating the infosphere: Luciano Floridi's Philosophy of
Information as the foundation for Library and Information
Science (David Bawden dan Lyn Robinson, 2017).
ANTISIPASI PUSTAKAWAN