Tanaman Padi
Pemenuhan kebutuhan air tanaman harus dipertahankan selama proses pertumbuhan
hingga panen sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Pada sawah tadah hujan, kebutuhan air tersebut hanya dapat dipenuhi dengan air hujan
sehingga perlu dilakukan pengaturan jadwal tanam agar kebutuhan air tanaman terpenuhi
pada setiap tahap pertumbuhan tanaman.
Fase pertumbuhan tanaman padi sawah yang memerlukan drainase permukaan
(tanpa genangan air) adalah: awal tanam, fase anakan aktif (20 HST), (45 – 55 HST)
dan 10 hari menjelang panen.
● arateristik debet air di saluran sekunder untuk layanan air untuk beberapa petak
tersier.
● jadwal alokasi air pada tiap petak tersier dan kalender tanam pada tiap petak
tersier atau kelompok tani.
● rencana mulai pengolahan tanah, tanam dan permintaan air (usulan) dari
lembaga pengelolaan air ke dinas pengairan setempat.
● pemilihan sejumlah 10 orang petani mewakili wilayah hulu dan 10 petani untuk
wilayah hilir terutama yang melakukan budidaya padi sawah model PTT.
Lanjutan
● pada tiap-tiap petani kooperator tersebut dipasang satu silinder terbuka untuk
memantau penggenangan air dan penentuan waktu pemberian air. Perubahan
tinggi air dicatat setiap hari sejak tanam sampai panen.
● Koordinasi dengan lembaga pengelolaan air dari dinas pengairan untuk
menyesuaikan alokasi air pada tingkat tersier untuk memperluas teknologi hemat
air secara berkelanjutan.
Memahami Kebutuhan Air Aktual
Kebutuhan air aktual padi sawah merupakan air yang digunakan untuk
evapotranspirasi (ET).
ET (potensial)
P = perkolasi (mm/hari)
Kebutuhan air irigasi berbasis kedalaman air dengan satuan mm/hari dapat
dinyatakan dengan basis aliran air dalam satu saluran (debet air) yaitu : bahwa
10 mm/hari = 0,116 lt/dt/ha atau 1 mm/hari = 0,0116 lt/dt/ha.
Teknik Drainase Permukaan
Drainase permukaan yaitu membuang kelebihan air akibat curah hujan atau irigasi
yang berlebihan dengan tujuan agar tanaman lebih kuat (tidak rebah), kondisi
aerobik tanah terjaga dan mengatur pembentukan anakan
Drainase permukaan dapat dilakukan pada umur tanaman 30 – 40 hari setelah
tanam (sebelum tercapai anakan maksimal) selama 5 - 7 hari untuk menekan
munculnya anakan yang tidak produktif, sehingga tingkat produksi gabah per malai,
bobot individu gabah dan hasil meningkat. Teknik ini sesuai dilakukan terutama
pada lahan sawah dengan kondisi drainase buruk. Teknik ini dapat dilakukan pada
musim hujan maupun kemarau.